Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RUTIN TELAAH KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU : Makharany Dalimunte,S.Pd.,M.P

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


SERTA KOMPONEN PEMBELAJARAN

Oleh :
Kelompok 1

NAMA : Chaterine Monalisa (419313103)


Elva Damayanti (4191131023)
Salma Syauqi (4192431003)
Louis Gustavo Siagian (4193131052)

KELAS : Kimia dik A 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan syarat wajib dalam penyelesaian
tugas mata kuliah telaah kurikulum.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada dosen
pengampu karena telah memberikan tugas ini untuk menambah wawasan kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta
saran ibu dosen pengampu untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang baik.

Medan, 24 Februari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 1
BAB II ISI 2
2.1 Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran 2
2.2 Komponen Kurikulum 7
BAB III PENUTUP 9
1.1. Kesimpulan 9
1.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

i
i
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah kurikulum bisa dipergunakan dalam dunia atletik curere yang berarti “berlari”.
Istilah ini erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti penghubung atau
seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Seseorang kurir harus
menempuh suatu perjalanan untuk mencapai tujuan, maka istilah kurikulum kemudian
diartikan orang sebagai suatu jarak yang harus ditempuh . Istilah tersebut di atas mengalami
perpindahan arti ke dunia pendidikan

Secara singkat menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan di sana dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengapa kurikulum sangat penting dalam sistem pendidikan
2. Apa saja aspek yang mendukung terbentuknya kurikulum
3. Bagaimana penerapan kurikulum di Indonesia
1.3. Tujuan
1. Mengetahui komponen dalam kurikulum
2. Mengetahui perubahan kurikulum di Indonesia
3. Mengetahui rancangan pembelajran dengan kurikulum yang ada
4. Menjelaskan komponen-komponen kurikulum.
5. Merumuskan deskripsi komponen-komponen kurikulum.
6. Menerangkan hubungan antar komponen.

1
BAB II ISI

2.1 Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran


Kurikulum merupakan sebuah rumusan mengenai program pendidikan dan
bahan ajar apa saja yang akan diberikan pengajar atau guru kepada peserta didik yang
telah dibuat dan sudah ditetapkan sebelumnya. Kurikulum itu sendiri isinya
disesuaikan dengan keadaan peserta didik pada saat itu karena dengan kemajuan
teknologi yang sangat pesat juga mempengaruhi cara berpikir dan cara belajar peserta
didik. Apabila seorang peserta didik ingin menyelesaikan pendidikan maka peserta
didik tersebut harus dapat menyelesaikan isi dari kurikulum yang sudah ditetapkan
karena kurikulum dapat diibaratkan bagai lintasan perlombaan, jika seorang pelari
ingin sampai di garis finish maka pelari tersebut harus melewati berbagai rintangan
agar tujuannya untuk mencapai garis finish dapat terwujud. Begitu pula peserta didik
untuk dapat menyelesaikan pendidikannya maka dia harus melewati berbagai
rintangan yang sudah di rancang dalam kurikulum, apabila kurikulum yang telah
ditetapkan tersebut dapat dilaluinya maka peserta didik tersebut dapat menyelesikan
misinya dan dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen
tertentu. Sebagai suatu sistem setiap komponen ini harus saling berkaitan satu sama
lain. (1). Tujuan. Komponen yang pertama ini berhubungan dengan hasil yang ingin
dicapai dari suatu pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan suatu bidang studi atau mata pelajaran
tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. (2).Isi atau materi. Isi atau materi ini tidak
hanya berhubungan dengan pengetahuan saja tetapi juga aktivitas dan kegiatan peserta
didik, yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. (3). Metode.
Sebelum menetapkan metode apa yang akan di tetapkan terlebih dahulu harus
membuat strategi pembelajaran, karena metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan agar tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasikan. (4).
Evaluasi. Evaluasi dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakan suatu kurikulum
perlu dipertahankan atau tidak dan sebagai alat ukur untuk melihat keberhasilan dari
tujuan yang ingin dicapai. Komponen yang terakhir ini dapat dilakukan dengan
kegiatan tes maupun non tes.

2
Landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, landasan, atau
prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan ada empat landasan utama dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) Landasan filosofis merupakan asumsi–asumsi
tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang
menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. (2)   Landasan Psikologis
merupakan asumsi–asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak
dalam mengembaangkan kurikulum yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana
perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. (3)
Landasan sosiologis merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan
antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum harus
disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat
tersebut. (4) Landasan ilmiah dan teknologi, merupakan asumsi – asumsi yang
bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan
yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: data empiris, data
eksperimen, cerita/legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat. Data empiris
dan data data eksperimen merupakan data yang dianggap paling terpercaya
dibandingkan legenda dan pertimbangan legenda dan pertimbangan akal sehat.
Namun demikian, akal sehat dan cerita yang hidup di masyarakat tetap menjadi bahan
yang harus diperhatikan. Bahkan hard data sendiri digunakan setelah melakui
pertimbangan sehat. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan dalam
dua kategori, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya
digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di mana pun. Di samping
itu, prinsip ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh
kurikulum sebagai totalitas dari komponen-komponen yang membangunnya. Prinsip
umum pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinuitas,
praktis atau efisien, dan efektivitas. Prinsip khusus hanya berlaku di tempat dan
situasi tertentu. Juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan komponen-komponen kurikulum itu sendiri.
Menurut sukmadinata (2000:1), pengembangan kurikulum bisa berarti
penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Ada berbagai
macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum,

3
diantaranya Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran, Pendekatan yang
berorientasi pada tujuan, dan Pendekatan dengan Organisasi Bahan. Model
pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu cara dalam menunjukan
hubungan antara komponen-komponen utama kurikulum. Komponen utama
kurikulum yang dimaksudkan adalah tujuan, isi, proses dan evaluasi. Model
pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zails diantaranya Model adaministratif,
Model dari bawah (Grass-Roots), Model demonstrasi, Model system beauchamp,
Model terbalik Hilda taba, Model hubungan interpersonal dari Rogers, Model action
research yang sistematis, Model teknologis. Sedangkan model pengembangan yang
lain yaitu ada ,model pengembangan menurut Roger yang masih sangan sederhana
yang digunakan dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, dan ada pula
model pengembangan menurut Ralph Tyler yang telah banyak mendasari alam
pengembangan kurikulum masa sekarang.
Evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara
keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas maupun yang
bersifat mikro dalam bentuk pembelajaran. Tujuan evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan dengan indikator kinerja yang akan dievaluasikan yang
merupakan efektivitas program. Selain itu juga sebagai perbaikan program,
pertanggung jawaban kepada berbagai pihak dan penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan. Berbagai konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini
dapat digolongkan menjadi empat model diantaranya measurement, congruence,
illumination, dan educational system evaluation. Fungsi dari evaluasi kurikulum yaitu
ada evaluasi formatif untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang
dikerjakan dan ada juga evaluasi sumatif merupakan evaluasi terhadap hasil
kurikulum. Prosedur evaluasi kurikulum yaitu : Kajian terhadap evaluan,
Mengembangkan proposal, Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa
evaluasi , Revisi proposal, Requitmen personalia, Penggunaan persyaratan
administrasi, Pengorganisasian pelaksanaan, Analisis data, Penulisan pelaporan,
Pembahasan laporan dengan pemakai jasa, Penulisan laporan akhir.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen
sistem pembelajaran. Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat dipahami dengan
menganalisis aktivitas komponen pendidikan, peserta didik, bahan ajar, media, alat,
prosedur dan proses belajar. Landasan konsep pembelajaran yaitu: (1) filsafat,

4
melibatkan upaya hakiki dalam membentuk dan menyempurnakan kepribadian, (2)
psikologi, untuk membentuk perilaku dalam proses belajar, (3) sosiologi, untuk
belajar bersosialisasi dan membangun masyarakat, (4) komunikasi, untuk membantu
peserta didik membaca pesan atau informasi pembelajaran, (5) teknologi, untuk
menjadikan pembelajaran lebih akomodatif dan menyenangkan sehingga kualitas
pembelajaran meningkat. Kegiatan pembelajara meliputi: (1) kegiatan awal,
melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakuakn pretest, (2)
kegiatan inti, dilakukan guru dalam memberikan pengalaman belajar melalui berbagai
strategi dan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi yang akan disampaikan, (3)
kegiatan akhir, menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan tugas atau
pekerjaan rumah. Dalam proses pembelajaran terdapat unsur-unsur yang akan
menghasilkan hasil belajar. Melalui hasil belajar inilah maka pembelajaran bisa
berkelanjtan, sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi.
Belajar menurut Gange (1984) adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebgai akibat dari pengalaman. Terdapat tiga unsur pokok dalam
belajar, yaitu : (1) Proses. Terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (2) Perubahan Perilaku. Sebagai hasil
belajar yang ingin dicapai ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran
atau rumusan kompetensi yang ingin dicapai dengan segala indikatornya. (3)
pengalaman. Belajar adalah mengalami dalam arti belajar terjadi karena individu
berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik
untuk membelajarkan siswa yang sedang belajar. Menurut Mudhofir (1987:30) ada
empat pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa
menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Kedua, pola
(guru+alat bantu) dengan siswa. Ketiga, pola (guru) + (media) dengan siswa. Dan
keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan
media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.
Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran
pengertiannya berbeda. Pengajaran hanyak ada didalam konteks guru-murid di kelas
formal, sedangkan pembelajaran tidak hanya ada di dalam konteks guru-murid di
kelas formal, tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh
guru secara fisik. Di dalam pembelajaran akan terdapat komponen- komponen sebagai
berikut : (1) Tujuan, merupakan tujuan dalam upaya mencapai tujuan lain yang lebih

5
tinggi tingkatanny, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. (2)
Bahan. Isi kurikulum dapat dibagi menjadi logika, etika, dan estetika berupa muatan
nilai seni. (3) Strategi Pembelajaran, dipengaruhi oleh tujuan, materi, siswa, fasilitas,
waktu, dan guru. (3) Media Pembelajaran, yaitu alat dan bahan yang dapat digunakan
untuk kepentingan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. (5)
Evaluasi Pembelajaran, merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai
suatu objek tidak hanya dirasakan kepada hasil pengukuran dapat pula didasarkan
kepada hasil pengamatan yang pada akhirnya mengkasilkan keputusan nilai tentang
suatu objek yang dinilai.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminandan penetapan
kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan
siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, evaluasi harus dilakukan
secara terus-menerus,dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses,
evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai intrumen penilaian. Guru banyak
yang beranggapan bahwa evaluasi identik dengan melaksanakan tes Padahal tidak
demikian tes hanya sebagai salah satu instrumen untuk melaksanakan evaluasi. Bagi
siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi
berprestasi. Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh
mana kemajuan yang telah mereka capai. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan
evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa
meningkatkan keberhasilannya. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar
siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan
dalam membentuk materil-matetil pembelajaran termasuk buku-buku, film-film, pita
kaset dan program media komputer, dan kurikulum. Model pembelajaran berdasarkan
teori (1) Model Interaksi yang didasari oleh Gestalt. (2) Model Memrosesan Informasi
yang berdasarkan pada Teori Belajar Kognitif (Piaget). (3) Model Personal yang
bertitik tolak dari teori Humanistik. (4) Model Modifikasi Tingkah Laku yang bertitik
tolak dari teori belajar behavioristik. (5) Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)

6
yaitu keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. (6)
Melakukan penilaian secara objektif. Menurut pasal 2 Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 32 UUD
1945, kriteria pemilihan strategi dan model pembelajaran hendaknya didasarkan pada
tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan yang ingin dicapai, peran guru dan siswa
yang diharapkan mencapai tujuan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran atau
bidang studi, dan kondisi lingkungan belajar.

2.2 Komponen Kurikulum


Komponen pengembangan kurikulum terdiri dari 4 komponen, yaitu :

1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional, ditetapkan
dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses
pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya
dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya.

Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan perwujudan domain-domain anak didik


diupayakan melalui suatu proses pendidikan, yang kalau dibuat secara berurutan
tujuan pendidikan sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan Nasional

b) Tujuan Institusional

c) Tujuan Kurikuler

d) Tujuan instruksional
2. Komponen Struktur Program dan Materi
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.

b) Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.

7
c) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

d) Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman  yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan.

Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi :

 Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.

 Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.

 Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.

3. Komponen Strategi

Komponen ini tentunya sangatlah penting dalam suatu proses pengajaran atau pendidikan.
Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah diharapkan terjadinya perubahan dalam
tingkah laku anak. Komponen ini juga mempunyai keterkaitan erat dengan suasana belajar
kreativitas dalam belajar baik di dalam kelas maupun individual (di luar kelas) merupakan
suatu langkah yang tepat.

Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi atau metode mengajar.
Aussbeland Robinson dalam Sukmadinata membaginya atas strategi Reception
Learning- Discovery Learningdan Rote Learning – Meaning full learning.

4. Komponen Evaluasi

Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka
diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan
semua komponen lainnya, maka dengan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui
tingkat keberhasilan dari semua komponen. Evaluasi merupakan proses yang sangat penting
dalam kegiatan pendidikan formal. Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya. Yang
paling penting di antaranya adalah:
a. Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah
ditentukan.

8
b. Menilai efektivitas kurikulum.

c. Menentukan faktor biaya, waktu, dan tingkat keberhasilan kurikulum.

BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu. Pembelajaran adalah setiap perubahan
perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Kurikulum dan pengajaran adalah dua hal yang tidak di pisah dalam dunia
Pendidikan. kurikulum merupakan pijakan utama dalam melakukan proses belajar
mengajar sedangkan pengajaran merupakan alat untuk menyampaikan dari konten
yang ada dalam kurikulum tersebut.
kurikulum sebagai sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
berterkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Setiap komponen-komponen pula memiliki
peranannya agar menciptakan kurikulum yang lebih baik. Kurikulum yang terbentuk
dari komponen-komponen tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen kurikulum
tersebut terdiri dari: komponen tujuan, komponen materi, komponen metode, dan
komponen evaluasi. Pada dasarnya semua komponen sangat berfungsi, juga bertujuan
agar pendidikan menjadi optimal. Hal ini mengacu pada Undang-Undang No. 20
Tahun 2003, Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional.

1.2. Saran
Penerapan kurikulum yang sudah dilaksanakan sebaiknya tidak menghambat
potensi siswa dengan aturan-aturan yang dibuat didalam kurikulum dan tidak
membuat para pendidik terbatasi dengan aturan yang ditetapkan di dalam kurikulum,
dan kurikulum sendiri harusnya bisa menjadi kebebasan dalam pendidikan di
Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA
Syaodih, Nana sukmadinata. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:
Ruhimat, Toto. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : PT. RAJAGRAFIND O
PERSADA.

10

Anda mungkin juga menyukai