Anda di halaman 1dari 5

A.

Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Islam


Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam pembangunan bangsa.
Selain itu, pendidikan juga memegang peran penting dalam pembentukan sumber daya
manusia. Dalam prosesnya, pendidikan melibatkan banyak lini. Mulai dari peserta
didik, pendidik, pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, lingkungan hingga elemen
masyarakat.
Masyarakat, dalam hal ini memegang peranan yang tak kalah penting dalam
pengembangan pendidikan. Oleh karenanya, keterlibatan aktif masyarakat dalam
dunia pendidikan sangat diperlukan guna memperlancar proses pendidikan anak.
Lingkungan, keluarga, hingga masyarakat memiliki pengaruh yang cukup signifikan
dalma proses perkembangan psikologi dan intelektual anak. Di mana anak-anak atau
peserta didik akan menyerap hal-hal yang mereka temukan di masyarakat.
Peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan, bisa dilakukan dalam bentuk
individu, kelompok, spontanitas, terorganisir, kontinyu, maupun sesaat. Pentingnya
masyarakat untuk terlibat aktif dalam dunia pendidikan, juga sebagai pihak yang
paling mengethhui permasalahan mereka, juga paling mengerti cara mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi. Sebab, sebagaimana kita ketahui, bahwa peserta
didik yang berada dalam proses pendidikan, nantinya juga akan kembali kepada
masyarakat guna membangun masyarakat. Sehingga, dalam hal ini masyarakat bisa
memberikan saran serta masukan terkait kebutuhaan mereka di masa mendatang untuk
dipersiapkan melalui dunia pendidikan.
Peran masyarakat dalam pendidikan tercantum dalam undang-undang nomor
20 Taahun 2003 Pasal 8 dan 9 yag menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan
serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program kerja
pendidikan serta berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. (Lutfiyah, 2013)
berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, peran masyarakat dalam dunia
pendidikan islam maupun pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan agama islam, dapat dijabarkan sbagai berikut :
1. Revitalisasi dan Reorientasi
Revitalisasi merupakan kegiatan menghidupkan atau menggiatkan
kembali. Dalam hal ini, peran masyarakat dalam dunia pendidikan islam
berarti berfungsi untuk menghidupkan kembali serta menggiatkan
semanngat pendidikan dalam tubuh masyarakat itu sendiri. Sebab, dalam
masyarakat, hidup dan matinya sebuah pendidikan ada di tangan
masyarakat itu sendiri. Ketika masyarakat mau menghidupkan dan
menggiatkan pendidikan islam di lingkungannya, maka secara otomatis
pendidikan yang berjalan dalam lingkup masyarakat tersebut akan
berkembang dengan baik.
Sedangkan reorientasi memiliki makna peninjauan kembali. Dalam
sudut pandang ini, masyarakat berperan sebagai peninjau. Apakah proses
pendidikan yang telah berjalan sudah sesuai denga napa yang dicita-
citakan, ataukan harus ada perubahan sistematika atau hal-hal lainnya yang
nantinya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Kedua hal ini di dalam pendidikan keislaman memiliki peranan yang
sangat strategis dalam memberikan dorongan terhadap pendidikan
keislaman.
Dari masyarakat yang terkecil, keluarga. Tanggung jawab orang tua
terhadap keberlangsungan pendidikan islam anak-anaknya dapat
memberikan dampak yang sangat nyata. Dari hal yang terkecil, seperti
memberikan contoh yang baik dalam menjadi manusia muslim di dalam
lingkup keluarga, akan mendorong anak-anak untuk berperilaku
sebagaimana mestinya. Pemberian contoh sedemikian itu, mampu
memberikan efektifitas pendidikan keislaman anak untuk menjadi pribadi
yang paripurna. Sebab, lingkup keluarga adalah lingkungan yang selalu
bersentuhan langsung dengan peserta didik.
Lebih luas lagi, pemberian contoh dalam lingkup keluarga dapat pula
berdampak terhadap keluarga yang lain atau masyarakat sekitar. Sehingga,
apabila masyarakat secara luas juga berperilaku demikian, efektifitas
pendidikan islam akan mengalami peningkatan yang luar biasa. Tujuan
yang telah dicanangkan pun akan tercapai dengan sempurna.
2. Penguatan Learning Society
Penguatan Learning Society bisa dilakukan di mana saja, di luar
sekolah. Dalam pendidikan islam, tempat yang sangat potensial untuk
penguatan learning society adalah dengn memfungsikan masjid, musholla,
langar atau lembaga non-formal lainnya. Sebagaimana kita ketahui
bersama, bahwa sejak berabad-abad lalu, masjid dan mushola menjadi
salah satu pusat pendidikan islam di masyarakat selain sebagai tempat
beribadah.
Secara umum, masjid maupun mushola memiliki jamaah dari anggota
masyarakat sekitarnya. Sehingga, dengan memfungsikan kembali keduanya
sebagai salah satu pusat pembelajaran islam, maka akan memberikan
dampak positif pula terhadap perkembangan pendidikan islam.
Sayangnya, era digital yang meng-hegemoni hampir di seluruh lapisan
masyarakat, mengubah tradisi baik yang harusnya tetap dilestarikan dan
terus dikembangkan. Mereka yang dulu berbondong-bondong ke masjid
atau mushola untuk mengaji ataupun tadarus Al-Qur’an, kini lebih banyak
memilih untuk duduk di rumah, menonton TV atau sekedar bermain hp.
Melihat kepada hal tersebut, maka pengembangan tempat tepat
potensial untuk meningkatkan pendidikan islam masyarakat bisa pula
merambah kedalam hal-hal serupa yang lebih banyak diminati. Misalkan
dengan mengadakan pengajian di mushola atau masjid yang juga disiarkan
secara langsung di TV ataupun media social lainnya.
Pengembangan seperti ini pulalah yang diharapkan mampu menguatkan
learning society dan bisa meningkatkan mutu pendidikan islam.
3. Berpartisipasi aktif dalam Komite Madrasah
Masyarakat juga bisa berperan aktif secara langsung dalam lembaga
pendidikan dengan turut serta menjadi komite sekolah/madrasah.
Pengambilan unsur masyarakat sebagai anggota omite madrasah/sekolah
yang juga telah diatur dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
merupakan upaya mengikut sertakan masyarakat salam peningatan mutu
pendidikan.
Dalam hal ini, masyarakat juga bisa memberikan evaluasi serta
memberikan solusi dan saran juga menyampaikan aspirasi masyarakat
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, yang di dalamnya juga
termasuk pendidikan islam.
4. Mendorong dan mendukung aktif dalam program pendidikan agama islam
di madrasah/sekolah
Peran masyarakat lainnya, bisa berupa dorongan dan dukungan
terhadap program yang sudah berjalan di dalam sebuah lembaga
pendidikan. Seperti kegiatan ekstrakulikuler maupun kegiatan lainnya.
Bentuk dukungan masyarakat bisa berupa apa saja. Baik pikiran, tenaga,
maupun juga finansial demi terselenggaranya program pendidikan yang
mampu memacu efektifitas pendidikan islam itu sendiri.
5. Mendirikan lembaga pendidikan agama yang berbasis mutu
Pada beberapa kasus di beberpa tempat, pendidikan berbasis
keagamaan masih dinomor duakan di bawah pendidikan umum. Masalah
seperti ini bisa menjadi perhatian para pengamat pendidikan islam.
Sehingga, masyarakat bisa berperan dengan mendirikan sebuah lembaga
pendidikan islam dengan menawarkan mutu dan kualitas yang bagus. Yang
nantinya bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi orang tua untuk
memasukkan anak-anaknya kedalam lembaga yang dibangun.
Lembaga yang dibangun langsung oleh masyarakat, memiliki kekuatan
tersendiri dan mampu berdiri dengan kuat beriringan dengan dukungan
serta bahu-membahu antar masyarakat.
B. Karakteristik Masyarakat Dalam Pendidikan Islam
Secara Bahasa, karakteristik adalah sifatkhas yang dimiliki oleh seseorang atau
sesuatu yang berkaitan dengan perwtakan dan latarbelakang. Masyarakat memiliki
karakteristik yang bermacam-macam. Hal tersebut berbanding lurus dengan
kemajemukan latar belakang masyarakat itu sendiri. Dalam dunia pendidikan islam,
secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, mereka yang melek
terhadap pendidikan islam dan mereka yang lebih condong kepada pendidikan umum
serta mengabaikan pendidikan islam.
Karakteristik masyarakat yang pertama biasanya merupakan masyarakat yang
terlhir atau hidup di kalangan masyaraat dengan latarbelakang agama yang bagus.
Dewasa ini, masyarakat yang sangat mendukung terhadap pendidikan islam banyak
berada di daerah pedesaan atau perkampungan ditengah perkotaan. Mereka yang
memiliki karakter melek pendidikan agama, cenderung akan mennyekolahkan anak-
anaknya di sekolah dengan mutu pendidikan agama yang bagus. Atau lebih memilih
memasukkan anak-anaknya ke pesantren untuk memberikan pendidikan keagamaan
yang mendalam kepada anak.
Masyarakat dengan karakter seperti ini, cenderung sangat mendukung dengan
program-program keagamaan. Baik secara langsung, maupun menyokong dengan
upaya semampunya.
Karakteristik yang kedua adalah masyarakat yang lebih cenderung kepada
dunia pendidikan umum. Mereka yang memilii karakteristik seperti ini, kebanyakan
hidup di daerah perkotaan. Di mana modernisasi sudah sangat berkembang dengan
pesat yang akhirnya membentuk karakter sedemikian. Masyarakat dengan tipe
karakter seperti ini, lebih cenderung hanya mengalir dengan pendidikan keagamaan
yang sudah ada, bahkan Sebagian kecil dari mereka acuh tak acuh dengan pendidikan
kegamaan anaknya. Asalkan anaknya mendapat pendidikan umum yang bagus,
sudahlah cukup bagi mereka.

Anda mungkin juga menyukai