Anda di halaman 1dari 6

PERAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Mhd Martua Raja


Rh5880471@gmail.com
Universitas Islam Negri Syekh Ali Hasan Ahmad Addari

Abstrak:
Penidikan merupakan tanggung jawab bersama mulai dari Pemerintah,Orangtua, dan
Masyarkat. Masyarakat sangat berperan pening dalam pendidikan anak. Oleh karena itu,
masarakat hendaknya ikut berparti sipasi dalam kegiatan pendidikan anak baik langsung atau
tidak langsung. Pelaksanaan pendidikan itu sendiri tentu akan berdampak pad masyarakat itu
sendiri, dengan begitu terdapat Korelasi Positifyang bersifat timbal-balik antara masyarakat
dan ppendidikan itu sendiri. Semakin baik pendidikan diselenggarakan makan maka akan
semakin berkualitas pada masyarakatnya, sebaliknya , semakin baik dn berkualitas
masyarakatnya, maka semakin baik pula kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, pendidikan
kemasyarakatan harus mendapat perhatian yang serius dalam sistem penyelenggaraan
pendidikan islammya. Hasil dari penelitian ini didpat kan bahwa peran masyarakat dalam
pendidikan islam dapat meningkatkan menajemen yan berkualitas dan unggul.

Kata Kunci: Peran Masyarakat dan Pendidikan Islam

PENDAHULUAN
Hakekt pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat indonesia. Landasan pembangunan nasional indonesia adalah
pancasila dengan berusaha mewujutkan tujuan nasional yaitu menciptakan masysrakat adil
makmur. Pendidkan merupakan kunci pembangunan suatu bangsa.

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keluarga, sekolah dan msyarakat.
Pendidikan berupaya mendidik manusia untuk mempunyai ilmu pengetahuan dan
keterampilandisertai dengan iman dan takwa kwpada Allah SWT , sehingga dia akan
memamfaatkan ilmu pengetahuan daan keterampilan yang dimilikinya itu unyuk kebaikan
masyarakat, lingkungan dan bangsanya. Tuntutan pengembangan sumber daya pada manusia
semakin meningkat, maka layanan pada pendidikan harusla mampu mengikuti dan
mengimbangi perkembangan tersebut. Selain keluarga dan lembaga pendidikan, masyarakat
memiliki peran penting terhadap pendidikan.

Masyarakat merupakan istilah yang sangat lazim di gunakan untuk menyebut suatu-
kesatuan manusia yang berasal dari bahasa arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta,
berpartisiasi, yang kemudian mengaami perubahan dalam bahasa indoneia menjadi
masyarakat. Masyarakat adalah suatu kestuan manusia yang saling berinteraksi menurut
sistwm suatu adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan saling terikat oleh suatu rasa dan
identitaws yang sama dalam dirinya.

Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mudai dari
yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi. Kualitas suatu masyarakat
ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin bak pendidikan anggotannya,
semakin baik pula kualitas masyakatnya keseluruhan. Masyarakat merupakan lembaga
pendidikan yang ketiga setelah setelah pendidikan di dalam keluarga dan lingkungan
pendidikan sekolah.

Masayarakat sangat berperan penting dalam pendidikan anak. O;eh karena itu
masyarakat harusla ikut serta berparti sipasi dalam kegiatan pendidkan anak baik langsung
atau tidak langsung. Karena lingkungan dalam keluarga, dan sekolah serta masyarakat
sanngat memiliki keterkaitan. Partisipasi dapat diartikan ebagai keterlibatan mental/pkiran
dan emosional/perasan seseorang didalam situasi kelompok yng menorong untuk
memberikan sumbangan sumbangan kepada kelompok dalam usaha dalam mencapai tujuan
serta tuut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Saat ini partisipasi
masyarakat masih sangat terbatas seperti ikut serta sebagai anggota masyarakat pada tahap
implemtasi program pembangunan terutama pada pendidikan. Karena sering dipahami
sebagai bentuk mobilitasuntuk berbagai kepentingan pemerintah. Perwujutan partisipasi o;eh
masyarakatdapat juga dilakukan sebagai individu atau kelompok, spontanitas atau
terorganisir, dilakukan secara kontinnya atau sesat. Pembangunan yang tidak melibatkan
partisipasi masyarakat dalam prlaksanaannya sering kali dianggap tidak menyentuh
kebutuhan masyarakat, karena masyarakat aadalah pihak yang paling mengetahui yang
menjadi permasalahan mereka serta mengerti bagai mana cara mengatasi permasalahan
mereka. Peran masyarakat dalam penddikan tercantum dalam undang-undang no 20 tahun
2003 pasal 8 dan 9 yang menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi prokram kerja pendidikan serta
berkewajiban memberikan dukungan sumberdaya dalam penyelenggaraan pendidikan.

A. Masyarakat dalam perspektif pendidikan islam

Masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang kecil atau besar, terikat


pada sutu adat istiadat, kebiasaan atau hukum, dan hidup dalam kebersamaan. Demikian
salah satu contoh dari beberepa macam defenisinya. Adabanyak kata kertulis dalam Al-
qur’an yang menunjukkan kepada masyarakat. Antara lain: qawm, immah.asu’ub, dan qabail.
Selain itu Al-qur’an juga memperkenalkan kepada masyarakat dengan sifat-sifat tertentu,
seperti Al-mala’, Al-mustakbirun, Al-mustadh’afun, dan lain-lain.

Manusia adalah “makhluk sosial”. Ayat kedua dari wahyu pertama yang diterima
nabi muhammad Saw, dapat dipahami sebagai salah satu ayat yang menjeaskan hal tersebut.
Da;am Qs. Al-alq ayat 2 bukan saja diartikan sebagai “menciptakan manusia dari segumpal
darah” atau “sesusuatu yang mendepet didingding rahim”, tetapi dapat juga dipahami sebagai
“diciptakan dingding dalam keadaan selalu bergantung kepada pihak lain atau tidak dapat
hidup sendiri, “Ayat Al-qur’an yang lainpada konteks ini yaitu suah Al-hujrat ayat 13.

Pada ayat tersebut dengat tegas menyebutkan bahwa manusiaAllah ciptakan dengan
dua jenis yaitu laki-laki dengan perempuan, terdiri dari banyak suku dan bangsa, supaya
saling mengenal. Sesungguhnya dapat dikatakan sebagai mana didalam Al-qur’an, manusia
secara fitrah merupakan mahuk sosial yang hidup dalam masyarakat merupakan kepastian
bagi mereka. Kemudian, didalam Al-qur’an juga ditemukan beberapa bagian yang
mempunyai kesamaan makna dengan masyarakat.

Ali nurdin dalam bukunya menyebutkan ada 12 tern yang menunjukkan pada
masyarakat, uaitu: Qaum, Ummah, Sya’b, Qabilah, Firqah, Thaifah, Hizb, Fauj, suatu
ungkapan diawali dengan Ahl, Alu, An-nas, dan Asbath. Istilah diatas menunjukkan bahwa
sesungguhnya masyarakat mendapatkan perhatian husus didalam Al-qur’an. Oleh karena itu,
setiap individu sebagai anggota masyarakat tentu harus berupaya untuk mewujutkan
kesejahtraan masyarakat dengan sebaik baiknya dan tertib dalam ridha ilahi serta tetap
menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial, sangat diperlukan pendidikan sehingga
interaksi antara sesama pada suatu kelompok masyarakat dapat terjalin secara harmonis.

B. Peran Masyarakat dalam Perspektif Pendidikan Islam

Berdasarkan tantangn yang akan dihadapi didalam masyarakat terutama peran


pendidikan gama islam dan peran undang-undang Sisdiknas nomor 20 tauhun 2003,
makabentuk peran serta masyarakat dalam rangka ikut serta meningkatkan pembelajaran
pendidikan agama islam yaitu:

1.Revitalisasi serta reorientasi dalam pendidikan keiskaman terutama ada keluarga dan
anggota keluarga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari individu-individu
masyarakat, sertamemiliki peranan dalam masyarakat yang strategis dalam memberikan
dorongn terhadap pendidikan agama dalam pendidikan agama islam. Tanggung jawab
kedua adalah orangtua sangatlah penting keberlangsungan pendidikan terutama dalam
bidang pendidikan keagamaan terhadap seluruh anggota keluarga dan akan memberikan
dampak yang sangat nyata dalam perang meningkatkan peran pendidikan agama dengan
memberikan contoh atau usaha yang baik terutama berprilaku baik dalam keluarga, akan
menjadi lebih efektif pada proses tercapainya tujuan pendidikan keislaman itu untuk
menjadi pribadi yang paripurna. Peranan pada keluaraga yang berperan sebagai pendidikan
pertama dan utama, adalah peranan yang sangat nyata bagi anggota masyarakat untuk
mengembalikan fungsinya sebagai “madrosatul ula”. Fungsi-fungsi di dalam setiap anggota
keluarga tersebut haruslah mendapat kembali penguatan, bail itu sebagai ayah, sebagai ibu,
maupun sebagai anak, yang merupakan suatu bagian limhkungan terkecil di masyarakat.

2.Penguatan Learning society Salah satu tempat yang potensial pada penguatan learning
society yaitu memfungsikan mesjid, musholla, atau sanggar dan lembaga-lembaga non
formal lainny. Setiap RW memiliki medsjid atau musholla, yang secara umum mempunyai
jama’ah masing-masing (yang terdiri dari anggota masyarakat). Pada konteks ini tempat
ibadah seperti mesjid juga telah berfunsi sebagai tempat pembelajaran masyarakat
digunakan untuk dapat meningkatkan pengetahuan keislaman. Pusat-pusat pembelajaran
didalam masyarakat masalah agama telah berlangsung dimesjid sejak berabat-abat yang lalu
sampai dengan sekarang. Namun pada era teknologi informasi ini meng-hegemony hampir
diseluruh lapisan kehidupan di dunia, maka tradisi blajar membaca Al-qur’an dimesjid,
musholla dan langgar pada waktu itu berkurang. Jutaan orang masyarakat muslim dulu bisa
belajar keagamaan setelah selesai sholat magrib sampai sholat isya. Sekarang sudah beralih
kedepan TV, menonton film, sinetron atau jalan-jalan ke mall. Selain itu untuk
meminimalisir distorsi pemahaman agama pada masyarakat, dapat dipelopori dan dimulai
dari gerakan acara YV dan serta internet sehat dll.

3.Berpartisipai dalam komite madrasah/sekolah adalah salah satu dari sarana untuk ikut serta
berperan untuk meningkatkan suatu kualitas pendidikan agama. Sebagai mana yang diatu
didalam pasal 56 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa masyarakat juga ikut berperan
aktif dalam peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan yang meliputi yaitu
perencanaan, pengawasan dan evaluasi terhadap program pendidikan. Termasuk yang
didalammya bidang pendidikan agama (maujud, 2017).

4.Mendorong dan mendukung dalam semua program pendidikan agama di madrasah/sekolah;


Peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama juga dapat dilakukan
dengan cara mendorong dan mendukung di semua kebijakan yang dilakukan
sekolah/madrasah yang terkait dalam peningkatan suatu mutu pendidikan agama, baik
melalui prokram kegiatan kulikuler, misalnya, dengan adanya jam tambahan khusus untuk
jam pelajaran agama ( membaca Al-qur’an setiap harinya sebelum memulai pembelajaran
dikelas, seperti di Al-azhar, di MAN, di Mts dan islamic fullday school, atau dari beberapa
sekolah umum lainnya, dan juga membiasakan dengan berbusana mulim di sekolah umum
juga tentunya dapat mendukung di dalam program-program ekstra, seperti pengamalan
ibadah, praktikum dhuha, bimbingan baca Al-qur’an, dll.

5.Mendirikan lembaga pendidikan agama yang berbasis mutu suatu lembaga pendidikan
keagamaan secara umum masih tetap dianggap lembaga pemdidikan nomor dua jika
dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Masalah ini juga yang menjadi
perhatian para pengamat pendidikan islam, maka wujud nyata peran serta dalam masyarakat
sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan keagamaan yaitu mendirikan
serta mengembangkan lembaga-lembaga keagamaan yang bersifat nonforman berbasis mutu
keislaman.

KESIMPULAN
Secara garis besar peningkatan “peran serta” masyarakat didalam pemberdayaan dan
peningkatan pendidikan keagamaan dapat disusun sebagai berikut;

Pertama; peningkatan dan peran serta terhadap masyarakat didalam proses pemberdayaan
menagemen pendidikan yakni peningkatan dalam pengenbangan menagemen lebih
acountabel, dari dalam segi pendanaan maupun didalam organisasi yang ada dalam
pendidikan itu sendiri. Melalui peningkatan ini, sumber keuangan masyarakat harus dapat
dipertanggung jawabkan atau dikelola secara ebih evisien untuk pemberdayaan pendidikan
dan peningkatan kualitas pendidikanterutama pendidikan islam ; begitu juga dari dalam sisi
organisasi, sehingga pastinya menjadi lebih visable dan durable didalam menjadikan
perubahan dan tantangan zaman.
Kedua; peningkatan dan peran masyarakat didalam pengembangan menagemen organisasi
pendidikan yang berkualitas serta berkeunggulan, yang terdapat pada saatnya akan
menjadikan menjaikan madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan islam lainnya menjadi
“centers of exellente” yang menghasilkan pendidik dengan berbagai paradikma keilmuan
“komprehensif”, yakni pengetahuan secara umum dan pengetahuan keagamaan, serta imtaq.

Ketiga; peningkatan peran dimasyarakat di dalam mengatur pengelolaan sumber belajar yang
lain yang terdapat pada kelompok masyarakat, sehingga dengan system pendidikan keislaman
tidak terpisah, sehingga menjadi bagian integral dari dalam masyarakat muslim secara
keseluruhan. Melalui pengembangan in, madrasa atau perguruan lainnya dapat terjadi “core”
dari “learning society”, masyarakat belajar, yang gilirannya menbuat anak didik keluaran
lembaga pendidikan islam yang lebih berkualitas, capable, fungsional dan integrated dengan
masyarakat. Penghayatan dan pengamalan keagamaan ummat islam dalam masa dua atau tiga
dekade terahir ini sangat jauh lebih maju, semarak dan mantap untuk dibandingkan dengan
masa sebelumnya atau imasa orde lama. Beberapapun masih ada kekurangan dan hambatan
lainnya, program pendidikan agama telah memberikan hasil dan dampak positif bagi
peningkatan suatu kualitas keimanan dan ketaqwaan generasi muda dan ummat islam
indonesia. Kesadaran masyarakat agar untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan sedini
mungkin kepada anak-anak didik kita makin tumbuh dan merata. Hal tersebut dapat dilihat
dari semakin maraknya kegiatan “pendidikan agama”, melalui media massa, munculnya
pengajian-pengajian, majlis ta’lim, madrasah diniyah, pesantren kilat, taman pendidikan Al-
qur’an, dll

DAFTAR PUSTAKA

Dewita, Zainal, s., dan H, U. N. (2013). Peran Serta Masyarakat Desa Semuntai
Dalam Pelaksanaan Program Comunity Development. Jurnal Hutan
Lestari

Djaelani, S. (2013). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan


Masyarakat. Jurnal Ilmiah.

Hartono. (2012). Peran Penting Masyarakat Dalam Partisipasi Peningkatan


Mutu Pendidikan Agama Islam Di Madrasah.

Hasan, M. (2010). Tujuan Penciptaan Manusia Dan Fungsi Lembaga-lembaga


Pendidikan. Jurnal Hunafa.

Heningtyas, M. A., Sjamsuddin, S., dan Hadi, M. (2014). Peran Pemerintah dan
Masyarakat Dalam Upaya Pengembangan Pendidikan Nonformal (Studi
Kasus: Eksitendi “ Kampung Inggris” Kabupaten Kediri). Jurnal
Administrasi Publik (JAP).
Ibro, A. (2013). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Tembuni
Distrik Tembuni Kabupaten Teluk Bintuni. GOVERNANCE.

Koentjoroningrat, (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.


Laoli, R. F,. Naria, E,. Dan Marsaulina, I. (2013). Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengadaan Sarana Air Bersih Di Desa Lasara Idanoi
Kecamatan Gido Kabupaaten Nias. Jurnal Lingkungan Dan
Keselamatan Kerja.

Lutfiyah, M. (2013). Peran Masyarakat Dalam Memajukan Pendidikan Di


Madrasah Ibtidaiyah Selopajang 02 Desa Selopajang Timur Kecamatan
Blado Kabupaten Batang. Universitas Negri Semarang.

Maridi. (2012). Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai


Kaduang Wonogiri Indonesia. Prosiding Seminar Biologi.

Maujud, F. (2017). Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan Madrasah (Study Kasusu Di Madrasah Ibtidaiyah Islahul
Muta’allim Pagutan kota Mataram). Palapa: Jurnal Studi Keislaman Dan
Ilmu Pendidikan.

Rahim, H. A. (2013). Peran Tokoh Masyarakat Dalam Membentuk Prilaku


Memilih Pada Pilkada Kota Ternate Tahun 2010.

Siswanto. (2013). Partsipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Islam (Peran


Komite Sekolah/Madrasah). INSANIA.

Sulistyorini. (2011). Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan Sekolah


Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran.

Umar. (2016). Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Agama Islam DiMadrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01. Batur
Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. (IAIN)
Sialatiga.

Utami, N.,dan Kurniawati, W. (2013). Study Bentuk Peran Serta Masyarakat


Dalam Revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang. Jurnal Ruang.

Wihendra, I. B. A. Wairocana, I. G. N., dan Dahann, C. D. (2012). Peran Serta


Masyarakat Daerah Bantaran Sungai Bandung Dalam Penanganan Dan
Pengelolaan Sampah di Wilayah Kota Denpasar. Kerta Wicara

Anda mungkin juga menyukai