Anda di halaman 1dari 20

BOOK REPORT

“KONSEP DASAR STRATEGI, PENDEKATAN, METODE


PEMBELAJARAN SECARA UMUM”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar


Dosen Pengampu :
Dr. H. Akil, M.Pd.

Oleh :

Agung Aryadi Putra 2010631110156


Nurul Azkiya 2010631110179
Zahratus Sa’adah 2010631110195

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kita panjatkan kepada kehadirat Illahi Robbi bahwa atas izin dan ridho-
Nya kita dapat menyelesaikan tugas Strategi Belajar Mengajar. Dan berterima kasih
kepada Dosen yang sudah memberi tugas Book Report tentang Strategi Belajar Mengajar.
semoga laporan buku ini dapat bermanfaat dan menjadi berguna bagi yang membacanya
dan memberikan wawasan pengetahuan yang lebih baik lagi.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada penulis.
Isi book report ini membahas tentang rangkuman dari buku Strategi Belajar
Mengajar karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain yang kami kemas
secara singkat dan mudah dipahami oleh pembaca.
Namun demikian di samping rasa kegembiraan tersebut terselip rasa kekhawatiran
tentang penyelesaian tugas penulisan tersebut tertutama menyangkut segi kekurangan-
kekurangannya. Oleh karena di sadari bahwa tulisan tersebut masih mengandung berbagai
kelemahan maka amat diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberi saran dan
pendapatnya bagi penyempurnaan tulisan tersebut untuk masa yang akan datang.

Karawang, 18 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................2


DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................4
A. Latar Belakang dan Alasan Pengambilan Buku ................................................................4
B. Tujuan Penulisan Laporan Buku ......................................................................................4
C. Pengenalan Buku ..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................6
A. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................6
B. BAB II KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR .................................................7
C. BAB III HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR .................... 10
1. Tujuan ........................................................................................................................ 12
2. Bahan Pelajaran .......................................................................................................... 13
3. Kegiatan Belajar Mengajar ......................................................................................... 13
4. Metode ....................................................................................................................... 14
5. Alat ............................................................................................................................. 14
6. Sumber Pelajaran ........................................................................................................ 15
7. Evaluasi ...................................................................................................................... 15
D. BAB IV, BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR ................. 16
1. Pendekatan Individual ................................................................................................ 16
2. Pendekatan Kelompok ................................................................................................ 16
3. Pendekatan Bervariasi ................................................................................................ 17
4. Pendekatan Edukatif ................................................................................................... 17
5. Pendekatan Keagamaan .............................................................................................. 18
6. Pendeatan Kebermaksnaan ......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

Gambaran Isi Buku dan Bab


1. Judul buku : Strategi Belajar Mengajar
2. Jumlah Bab : 10 BAB
3. Jumlah Halaman : 226
4. Pengarang Buku : Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag dan Drs. Aswan
Zain
5. Tahun Terbit : 2010
6. Penerbit : Rineka Cipta

A. Latar Belakang dan Alasan Pengambilan Buku


Dewasa ini perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi semakin pesat dan
canggih, tak terkecuali dalam hal Belajar dan Mengajar. Banyak metode baru dengan
menggunakan atau dibantu dengan media-media penunjang untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Bagi seorang Guru / Pendidik tentunya harus menguasai
berbagai Strategi Belajar Mengajar dan Metode yang bisa diaplikasikan dalam Kegiatan
Belajar Mengajar di dalam kelas.
Alasan kami memilih buku ini yang berjudul Strategi Belajar Mengajar ini karena
buku ini cukup kumplit dan mudah dipahami oleh pembaca terutama kalangan
mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan sebagai calon guru. Dan sebagai calon
guru, kami rasa buku ini pantas untuk dijadikan referensi dan pedoman.
B. Tujuan Penulisan Laporan Buku
Setelah memahami dan mengkaji isi buku ini, ada beberapa harapan menjadi
tujuan menulis laporan buku ini yaitu :
1. Lebih memiliki pemahaman yang lebih luas tentang Strategi Belajar Mengajar yang
baik.

4
2. Menambah wawasan tentang bagaimana menerapkan Strategi Belajar Mengajar
dan Metode-metode KBM agar tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Memberikan suatu tulisan yang menjadi bahan perbandingan untuk pembelajaran
di dalam kelas.
C. Pengenalan Buku
Buku Strategi Belajar Mengajar ditulis oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag
dan Drs. Aswan Zain diterbitkan oleh RINEKA CIPTA pada tahun 2010.. Buku ini
terdiri atas 226 halaman dan 10 bab. Buku ini membahas tentang berbagai aspek dan
materi perihal Strategi Belajar Mengajar, dari Konsep SBM s/d Pengelolaan Kelas.
Tugas ini sifatnya Berkelompok sehingga pada saat ini penulis mendapat
kesempatan untuk mengupas isi buku ini dimulai dari bab I sampai III, yakni:
Bab I Pendahuluan
Bab II Konsep Strategi Belajar Mengajar
Bab III Hakikat, Ciri, dan Komponen Belajar Mengajar
Bab IV Berbagai Pendekatan dalam Belajar Mengajar
Semoga laporan buku yang yang sederhana ini dapat bermanfaat, umumnya bagi
para pembaca dan khususnya pribadi penulis.

5
BAB II

PEMBAHASAN

(LAPORAN ISI BUKU DARI BAB I-IV tentang STRATEGI BELAJAR


MENGAJAR Yaitu Menjelaskan tentang Konsep Dasar Strategi, Pendekatan,
Metode Pembelajaran Secara Umum)
A. BAB I PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan
anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga
aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu
aspek intelektual, psikologis,dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasi
sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat
bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar
hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,
tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena
usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan
meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsip
pengelelolaan kelas adalah upaya lain yang tidak diabaikan begitu saja. Pendekatan
terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas.

6
Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar
mengajar. Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru via kata-
kata atau kalimat. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit
dan rumit dapat terjadi dengan bantuan alat bantu. Kesulitan anak didik memahami
konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan alat bantu
diakui dapat melahirkan umpan balik yang baik dari anak didik.
Dengan Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimilki anak didik, akan ditentukan oleh
kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti ttujuan
pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan
standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat
dipergunakan dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan guru
menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode.
Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan peserta didik. Dengan
bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran. Karena
bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah
dengan sadar untuk mencapai tujuan.

B. BAB II KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


a) Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis haluan untuk


bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku


dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.

7
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi
hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik
penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting
yang dapat dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajarr mengajar
agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana


diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Di sini terlihat apa yang
dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas
dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret,
sehingga mudah dipahami oleh anak didik.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan,
konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus,
akan memperngaruhi hasilnya. Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan
pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian unutk memotivikasi
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan
mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan
teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut
untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengombinasikan

8
beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan
kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih berfokus kepada
peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. Ada
pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat anak didik dalam jumlah yang terbatas,
atau cocok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk itu guru membutuhkan variasi
dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiata belajar mengajar yang berlangsung
tidak membosankan.

Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru


mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui
keberhasilanya, setelah dilakukan evaluasi.

Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang
tidak bisa dipisahkan dengan startegi dasar yang lain.

b) Klasifikasi Belajar Mengajar

Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan


startegi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut:

1. Konsep dasar strategi belajar mengajar,

2. sasaran kegiatan belajar,

3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem,

4. Hakikat proses belajar,

5. Entering behavior siswa,

6. Pola-pola belajar siswa,

7. Memilih sistem belajar mengajar,

8. Pengorganisasian kelompok belajar,

9. Pengelolaan atau implementasi proses belajar mengajar.

9
C. BAB III HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.
Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan
anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi
edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen
pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan
kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu
saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan
menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan
menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar
mengajar yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka
masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan
pengajaran.
Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, belajar, mengajar mempunyai hakikat, ciri,
dan komponen. Ketiga aspek ini perlu betul guru ketahui dan pahami guna menunjang
tugas di medan pengabdian. Ketiga aspek ini diuraikan pada pembahasan berikut:
a) Hakikat Belajar Mengajar

Dalam kegiatan belajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan
pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak
didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat
tercapai jika anak didik berusaha sacara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik
di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik
anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak
didik tidak merasakan perubahan pada dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi di dalam seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas
belajar.

10
Kegiatan belajar mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak
didik. Berbeda dengan belajar. Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran guru.
Menagjar pasti banyak kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan individu anak
didik. Bila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang diajar. Hal ini perlu sekali
guru sadari agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu,
belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu di dalam konsep
pengajaran.

Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar adalah dwi tunggal dalam
perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan anak didik. Peranan guru sebagai
pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam belajar
ada anak didik yang cepat mencerna bahan yang diberikan oleh guru, dan ada pula anak
didik yang lamban mencerna bahan yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe belajar anak
didik ini menghendaki agar guru mengatur strategi pengajarannya yang sesuai dengan
gaya-gaya belajar anak didik.

Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar
adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.

b). Ciri-ciri Belajar Mengajar

Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar yidak terlepas dari ciri-
ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut:

1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud kegiatan belajar mengajar itu sadar akan
tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. Anak didik mempunyai
tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.

2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam
melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.

3. Kegiatan belajarr mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yangg khusus.
Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mancapai
tujuan.

11
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan
syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam
hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, aktif.

5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam


peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghiduokan dan memberikan
motivasi, agar terjadi proses iteraksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator
dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang
dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.

6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar
mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang yang diatur sedemikian rupa
menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

7. Ada batas waktu. Untuk mancapai tujuan pembelajar tertentu dalam sistem berkelas
(kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan,
setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus dicapai.

8. Evaluasi. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa
diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru
lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

c) Komponen-komponen Belajar Mengajar


Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar megandung sejumlah
komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat
dan sumber, serta evaluasi.

Berikut penjelasnnya:

1. Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingi dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal
yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.

12
Tujuan dalam pendidikan dan pengejaran adalah suatu cita-cita yang bernilai
normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yangg harus
ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik
bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Akhirnya, guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin
memprogramkan pengajaran.

2. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu,
guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran
ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan
pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang
oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran
pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang
guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran
pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua
anak didik.

3. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan
menentukan sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlihat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam innstruksi itu anak didiklah
yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasillitator.
Inilah sistem pengajaran dengan pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA

13
menghendaki aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut
kegiatan fisik dan mental. Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual, tetapi juga
dalam kelompok sosial.

Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar yang bagaimaa pun, juga ditentukan
dari baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan dan akan berpengaruh
terhadap tujuan yang akan diapai.

4. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menncapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai
satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991: 72)

5. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran,
alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan (Dr. Ahmad D. Marimba,
1989:51).

Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang
dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya.
Sedangkan alat bantu pengajarah adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur,
gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan
pengajaran menjadi alat material dan nonmaterial.

Alat material termasuk alat bantu audiovisual di dalamnya. Penggunaan alat bantu
audiovisual dalam proses belajar mengajar sangat didukung oleh Dwyer, salah satu aliran
Realisme. Aliran Realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai
jika digunakan bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas.

14
6. Sumber Pelajaran

Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi
untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab
pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapat hal-hal baru (perubahan).

7. Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam


buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown,
dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or determining the value of something. Jadi,
menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.

Tujuan Evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan. L.
Pasaribu dan Simanjutak menegaskan bahwa:

a. Tujuan umum dari evaluasi adalah:


1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
b. Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1) Merangsang kegiatan siswa.
2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan
bakat siswa yang bersangkutan.
4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan
orang tua dan lembaga pendidikan.
5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.

15
D. BAB IV, BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaks yang
bertujuan. Guru dan anak didik lah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu
disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai
edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru berusaha menjadi pembimbing
yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah
yang harmonis antara dua guru dengan anak didik.

1. Pendekatan Individual

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepetingan


pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan
metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga
guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual
terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak akan lebih mudah
dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat
pendekatan kelompok diperlukan.

2. Pendekatan Kelompok

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhka-kembangkan rasa


sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan
sosial di kelas.

Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan
dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka
yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai
kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam
rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak
didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.

16
3. Pendekatan Bervariasi

Ketika guru dihadapkan pada permasalahan anak didik yng bermasalah, maka
guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah
yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak
didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai
motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang.
Sementara sebagian besar anak elajar, satu atau dua anak tidak ikut belajar.

Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. Bila terjadi
perubahan suasana kelas, sulit untuk menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adanya
gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya perjalanan kurang menjadi
efektif.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permaasalahan yang dihadapi oleh
setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknikpemecahan untuk
setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru
gunakan untuk kepentingan pengajaran.

4. Pendekatan Edukatif

Guru yang hanya mengajar di kelas, belum dapat menjamin terbentuknya


kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian jjuga halnya dengan guru yang
mengambil jarak dengan anak didik. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik
disebabkan komunikasi hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk melakukan
pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah.

Guru yang jarang bergaul dengan anak didik dan tidak mau tahu dengan masalah
yang dirasakan anak didik, membuat anak didik apatis dan tertutup atas apa yang

17
dirasakannya. Sikap guru yang demikian kurang dibenarkan dalam pendidikan, karena
menyebabkan anak didik menjadi orang yang tertutup.

5. Pendekatan Keagamaan

Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran
itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mata pelajaran umum dan mata pelajaran
agama. Berbagai pendekatan dalam pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk kedua
jenis mata pelajaran ini. Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajarann yang dicapai. Dalam praktiknya tidak hanya
digunakan satu, tetapi juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.

Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan


pendekatan agama. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi
menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prisip-prinsip mengajar seperti prinsip
korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua
mata pelajaran umum.

6. Pendeatan Kebermaksnaan

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,


pendapat, dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Bahasa inggris adalah bahasa asing
pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan dengan bangsa-bangsa lain.

BAB III

18
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada akhirnya menjadi seorang guru merupakan profesi yang sangat berat namum
pekerjaan yang sangat mulia. Seorang guru bukan hanya harus memahami materi yang
akan disampaikan pada kegiatan belajar mengajar, namun seorang guru juga harus
mampu menguasai aspek-aspek yang menunjang dalam kegiatan belajar mengajar
tersebut.
Pada buku yang telah penulis laporkan, amat sangat banyak materi, teori mengenai
pendekatan, metode, sistem penilaian, hingga pengelolaan kelas yang baik dan agar
mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Buku ini sangat cocok untuk dipelajari bagi
kalian yang akan atau yang sedang menempuh pendidikan menjadi seorang Guru yang
kompeten dan profesional tentunya.
Pada saat melaporkan isi dari buku ini, penulis tidak menemukan kekurangan,
karena buku ini sangat detail dalam membahas materi bab per bab sehingga enak untuk
dibaca dan mudah untuk dipahami. Buku ini sangat cocok untuk dijadikan pedoman, dan
sumber referensi yang lengkap untuk menunjang dan menambah wawasan anda bagi yang
sedang menempuh pendidikan keguruan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fathurohman, P., & Sutikno, M. S. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Mujid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Solihatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai