Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pengembangan Teori dinamika belajar

Dosen pengampu :
Dr. Hj. Mualimah Radhiana, m. Pd

Kelompok 4
DI SUSUN OLEH :
1. Sebrina hendri zahir (1800888203008)
2. Riyanda trihardi (1800888203025)
3. Suci Wulandari (1800888203028)

Pendidikan bahasa inggris


Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas batanghari
2019/2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran..............................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Teori Dinamika Belajar..........................................................................................2
B. Penerapan Dinamika Belajar..................................................................................2
1. Pembelajaran......................................................................................................2
2. BEBAS (Belajar berbasis aneka sumber)...........................................................2
3. Pengelolaan berbasis sekolah.............................................................................3
4. Pola pendidikan altenartif...................................................................................3
5. Konsep dan kontribusi Teknologi Pendidikan....................................................5
PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia berkembang begitu pesat. Segala sesuatu yang semula
tidak bisa dikerjakan, tiba-tiba bisa dikerjakan oleh orang lain yang bisa
mengerjakan hal tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan
oleh era yang berubah sangat cepat ini, maka kita harus sadar bahwa
pendidikan itu sangat penting. Banyak negara yang mengakui bahwa
persoalan pendidikan merupakan persoalan yang sangat sulit. Namun
semuanya menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas
negara yang sangat penting. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah
mewujudkan proses demokratisasi belajar yaitu pembelajaran yang
mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai dengan
karakteristik yang dimiliki serta didukung oleh lingkungan belajar yang
bebas dan kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran akan dapat menciptakan sikap dan persepsi yang positif
terhadap belajar. Penerapan ini juga tidak terlepas dari adanya faktor teori
dan dinamika belajar yang diterapkan sebagai acuan serta pedoman dalam
pembelajaran.
Dari uraian di atas, maka dipandang perlu bagi seorang pendidik
untuk memahami tentang teori dan dinamika belajar dalam pembelajaran.
Agar dapat berjalan optimal seperti yang diharapkan karena pendidikan
merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Mengkaji penerapan dinamika belajar
2. Apa tujuan dari dinamika belajar?
3. Apa yang dimaksud dengan belajar?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menerapkan dinamika belajar
2. Untuk memotivasi pembaca ketika menerapkan dinamika belajar

1
PEMBAHASAN
A. Teori Dinamika Belajar
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan,
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai
terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi
antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini
dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit)
terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu, kelompok tersebut
bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat
berubah. Jadi, dinamika belajar adalah suatu pola dalam belajar yang terus
berkembang dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang mengalami
proses berkelanjutan atau bisa juga dikatakan sebagai susunan belajar.

B. Penerapan Dinamika Belajar


1. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang
berfokus pada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar
perserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Istilah ini
merupakan paradigma baru yang menekankan pada prinsip keragaman
peserta didik atau pembelajaran (leaner), dan menggantikan istilah
“pengajaran” atau “mengajar” yang menekankan prinsip keragaman.
Konsep pembelajaran ini merupakan inti dari lapis pengalaman belajar,
yaitu tempat peserta didik membangun diri sendiri berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan
lingkungannya

2. BEBAS (Belajar berbasis aneka sumber)


“Bebas” adalah sistem belajar dan pembelajaran. Sistem belajar-
pembelajaran kebanyaknya masih sangat memusat pada peran guru
(teacher-centered learning). Tanpa guru, tidak terjadi belajar. Beberapa
konsep baru cara belajar, seperti CBSA (cara belajar siswa aktif) dan

2
belajar keterampilan proses, telah diperkenalkan dan dilaksanakan.
Namun Reformasi paradigma dengan “bebas” memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk memilih dan menentukan sendiri
sumber yang digunakannya untuk belajar. Tugas utama guru dan dosen
serta setiap tenaga kependidikan adalah menumbuhkembangkan sikap
(termasuk sikap ilmiah) dan membangkitkan motivasi belajar dengan
memberikan keteladanan.

3. Pengelolaan berbasis sekolah


Pengelolaan berbasis sekolah pada dasarnya adalah perubahan
pada (sistem pengelolaan) dan merupakan konsekuensi langsung dari
peruabahan paradigma pengalaman belajar pada pembelajaran dan
“Bebas”. Tujuan pengelolaan berbasis sekolah adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan efesiensi dalam penggunaan sumber.
b. Meningkatkan efektivitas sekolah melalui perbaikan mutu belajar-
pembelajaran
c. Lebih responsif terhadap kebutuhan dan kondisi kostumer.
d. Menambah kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti pendidikan
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat, termaksuk keluarga,
untuk berpatisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan.

Meskipun sekolah diberikan otonomu dalam menyelenggarakan


pendidikan, sekolah tidak oleh berbuat semaunya sendiri. Ada bebrapa
rambu-rambu konseptual maupun ilegal yang haru di ikuti. Salah satu
rambu-rambu konseptual tersebut adalah visi, misi, dan tujuan
pendidikan yang ditetap pemerintah daerah bersama DPRD

4. Pola pendidikan altenartif


Pengertian “pola altenartif” meliputi sejumlah besar cara
pemberdayaan pserta didik dilakukan berbeda dengan cara yang
konvensional. Meskipun caranya berbeda, semua pola pendidika
alternatif mempunyai kesamaan berikut.

3
a. Pendekatannya yang lebih bersifat individual.
b. Membrikan perhatian lebih besar kepada peserta didik/keluarga dan
para pendidik.
c. Dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kondidisi lingkungan.
d. Manusia dilahirkan dengan keadaan berberbeda.
e. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan
mengembangkan diri
f. Manusia berkambang sesuai dengan potensi genetika dan lingkungan
yang memangaruhinya.
g. Manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah
dan membentuk kepribadiannya

Hakikat pendidikan altenartif adalah memberikan kemungkinan


pendidikan yang seusai dengan perbedaan kemampuan dan kondisi
manusia yang bersangkutan. Adapun bentuk pendidikan alternatif dalah
sebagai berikut.

a. Pendidikan dirumah (home schooling) yang diselenggarakan oleh


orang tua/ keluarga.
b. Pendidikan ditempat ibadah, termasuk pendidikan pesantren.
c. Pendidikan bagi peserta didik yang bermasalah (mereka yang
menjadi korban kemiskinan, kriminalitas, perikaian, dan lain-lain)
seperti pendidikan bagi nak jalanan.
d. Pendidikan terprogram yang direkayasa melalui berbagai bentuk
sarana, seperti teks program, pembelajaran berbasis komputer
(computer based instruction) dan lain-lain.
e. Pendidikan berbasis masyarakat (community-based education),
termasuk berbagai macam kursus dan kegiatan belajar tidak
terstruktur.
f. Pendidikan terbuka yang memberikan kesempatan kepada siapa saja,
untuk belajar apa saja yang diperlukan, kapan saja, dan dimana saja.

4
g. Pendidikan jejaring yang menekankan terjadinya interaksi beragam
dengan semua pihak yang dapat memberikan kontribusi dalam
pembentukan kompetensi yang diiginkan oleh masing-masing
peserta didik. Berbagai bentuk pendidikan alternatif ini merupakan
unsur imperatif dalam masyarakat madani dan karena itu perlu terus
dikembangkan dan dibina dengan dukungan kebijakan dan
pendanaan.
5. Konsep dan kontribusi Teknologi Pendidikan
Teknologi merupakan suatu bidang yang tak dapat dipisahkan
dengan ilmu pengetahuan, seperti teknologi pertanian, teknologi
kesehatan, teknologi komunikasi, dan tentunya juga teknologi
pendidikan, merupakan proses manghasilkan nilai tambah, sebagai
produk atau peranti untuk dapat digunakan dalam aneka keperluan, dan
sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan
untuk tujuan tertentu.
Teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan berpegangan pada
serangkaian postulat, yaitu sebagai berikut.
a. Lingkungan kita senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang
direkayasa, ada yang dapat diperkirakan, namun sebagian besar tidak
dapat kita ketahui sebelumnya.
b. Jumalah penduduk semakin bertambah meskipun dengan persentase
yang mengecil. Mereka semua perlu belajar dan proses belajar itu
berlangsung seumur hidup. Dimana saja, dan dari siapa saja.
c. Sumbr-sumber tradisoinal semakin terbatas. Oleh karena itu , harus
dimanfaat kan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin. Kecuali itu
harus pula dicipatakan seumber baru dan didayagunakan sumber
yang masih belum terpakai (idle).
d. Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal
mungkin, selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.

5
e. Masyarakat berbudaya teknologi, yaitu bahwa teknologi merupakan
bagian yang tertanam (imbedded) dan tumbuh dalam setiap
masyarakat, dengan kadar yang berbeda

Berdasarkan postulat itu, kita ketahui bahwa ada serangkaian


gejala belajar yang belum tergarap secara baik. Gejala itu adalah sebagai
berikut.

a. Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan


belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus
maupun yang dapat diperolehsecara mandiri.
b. Adanya berbagai sumber, baik telah tersedia maupun yang dapat
direkayasa, tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar
c. Perlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk
menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat
belajar setiap orang.
d. Perlu adanya pengelolahan atas kegiatan khusus dalam
mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar tersebut secara
efektif, efesien dan selaras

6
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perubahan paradigma ini (dari pembudayaan ke pemberdayaan peserta


didik) memengaruhi semua aspek pendidikan lain,bahkan memicu tumbuhnya
serangkaian paradigma lain. Perubahan paradigma ini memunculkan konsep-
konsep baru. Empat konsep baru yang terpenting adalah pembelajaran, belajar
berbasis aneka sumber (resource-based leaning), pengelolaan bebasis sekolah
(school-based management), dan pola pembelajaran atau pendidikan
alternatif

B. Saran
Dalam akhir penulisan makalah ini, penyusun menyarankan agar
belajar dan pembelajaran perlu diketahui oleh siswa dan guru agar proses
pembelajaran dapat berhasil

7
DAFTAR PUSTAKA
Thobroni. 2015. BELAJAR & PEMBELAJARN. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Ermanto Deni. Diakses 2 Maret 2017. Belajar dan Pembelajaran.


http://den311.blogspot.co.id/2012/07/belajar-dan-pembelajaran.html.

Anda mungkin juga menyukai