Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS

MENGENAL LINGKUNGAN BELAJAR OUT DOOR

Dosen Pengampu : Fitri Ayuningtias, S.Pd., MH

DISUSUN OLEH :

 Pasiha 17.1.11.3.4.020

 Marlina Anggreyni 17.1.11.3.4.014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji atas kehadirat Allah swt.Karena atas rahmat dan limpahannya kita

masih dapat diberikan kesehatan wal’afiat. Salawat serta salam kita haturkan kepada nabi

besar kita nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju

alam terang benderang. Atas kesempatan kali ini kami membuat makalah yang berjudul

“ Mengenal Lingkungan Belajar Out Door” dan dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah “Manajemen Kelas”. Kami

menyelesaikan makalah dengan kemampuan kami dan kami sadari makalah ini belum

tentu sempurna masih banyak kekurangannya baik dari segi penulisan maupun

penyusunan makalah.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat bermanfaat.Kami

ucapkan terima kasih atas perhartian dan kesempatan yang telah berikan kepada kami.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palu, 19 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Belajar Out Door 3

B. Prinsip Umum Penataan Area Bermain Out Door Pada Anak Usia Dini 4

C. Pentingnya Aktivitas Out Door Dalam Optimalkan Perkembangan Anak 5

D. Desain Lingkungan Berdasarkan Kebutuhan Anak 8

E. Strategi Belajar Out Door 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 18

B. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar

bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan

karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Pendidikan usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga,

perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan

menentukan kualitasnya di masa depan. Oleh karena itu, upaya-upaya

pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan melalui

bermain (learning through games). Hal ini karena bermain merupakan kegiatan

yang menyenangkan bagi anak melalui bermain anak memperoleh kesempatan

untuk bereksplorasi (exploration), menemukan (finding), mengekspresikan

(expression), perasaannya dan berkreasi (creation).

Lingkungan belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas merupakan

isu yang selalu mendapat perhatian khusus dalam penyelenggaraan pendidikan

TK, karena lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik mempengaruhi prilaku

manusia. Contohnya adalah pengaturan rumah. Rumah yang bersih dan rapi

memberikan gambaran tentang kebiasaan penghuninya yang hidup teratur dan

menjaga kebersihan. Bertitik tolak dari kesadaran bahwa anak belajar dari

interaksinya dengan lingkungan disekitarnya dan proses belajar berjalan secara


positif dan produktif maka pengaturan lingkungan belajar anak perlu mendapat

perhatian secara khusus. Keberhasilan pelaksanaan program untu pendidikan di

TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta

penggunaan alat permainan baik didalam kelas maupun didalam kelas.

Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah,

maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya, dan sumber belajar

pada umumnya harus rapi menarik dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga

dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian lingkungan belajar out door ?

2. Bagaimana pentingnya out door dalam perkembangan anak ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan belajar out door

2. Untuk mengetahui pentingmya out door dalam perkembangan anak


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Belajar Diluar (Outdoor)

Outdoor Suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilakukan di

alam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran,

kegiatannya belajar sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam

usaha membentuk kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan

membentuk karakter anak percaya diri.

Kegiatan permainan dan pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan

sebagai variasi metode/pendekatan yang digunakan dengan tujuan

memperkenalkan lingkungan, melatih psikomotorik dan mengembangkan

wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku anak usia dini.

Lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang

berada diluar lingkungan sekolahan, dalam artian lingkungan belajar ini

diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk

proses belajar mengajar, seperti misalnya : museum, masjid, monumen, lapangan,

tmpt wisata, dll.

Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak-anak

usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan

didapatkan oleh anak. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain

dari anak-anak karena berbagai faktor dan lebih memilih memberikan anak-anak
tontonan atau bermain komputer selain itu faktor lingkungan yang tidak aman

membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk bermain di luar.

Bermain outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat

membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada

di lingkungan bermain outdoor yang dikelilingi alam yang natural sehingga anak-

anak dapat mengobservasi benda-benda yang ada disekitarnya.

Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak

mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan

sendirinya secara natural, yaitu berseksplorasi dan mengobservasi dengan

tangannya sendiri. Anak dapat melihat tentang perubahan warna, memegang kulit

kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah

hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar

tentang dunianya. Memperhatikan pentingnya tata lingkungan outdoor untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak maka anda harus memberikan

perhatian serius dalam merancang dan menggunakan tempat bermain outdoor.

B. Prinsip Umum Penataan Area Bermain Outdoor Pada Anak Usia Dini

1. Memenuhi Aturan Keamanan

2. Melindungi dan Meningkatan Karakteristik Alamiah Anak

3. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus Didasarkan pada Kebutuhan Anak

4. Secara Estetis Harus Menyenangkan


C. Pentingnya Aktivitas Outdoor Dalam Optimalkan Perkembangan Anak

a. Perkembangan Kognitif

1. Membuat keputusan (memilih sebuah aktivitas outdoor).

2. Merencanakan dan memiliki banyak ide (bermain games, membangun balok,

melakukan permainan tukang kayu, membuat karya seni, menanam pohon).

3. Memecahkan masalah (membuat terowongan di bukit pasir, dapat bermain

dari satu alat permainan ke alat permainan lainnya).

4. Menggali pengalaman melalui berbagai peran, seperti menjadi sopir

ambulans, mengecat pagar dengan air, mencuci boneka atau menghidangkan

makanan.

5. Dapat bekerja sama (bermain pasir bersama dengan menambahkan sedikit air,

berkejar-kejaran hingga menjadi basah).

b. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa sendiri juga terkait dengan perkembangan kognitif,

yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan

kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektual belum berkembang dan

masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya sangat sederhana. Semakin

bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan,

maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke

bahasa yang kompleks.


Perkembangannya itu dipengaruhi oleh :

1. Umur anak

2. Kondisi lingkungan

3. Kecerdasan anak

4. Status sosial ekonomi keluarga

5. Kondisi fisik

c. Perkembangan Sosial dan Emosional

1. Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu merawat taman,

berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya.

2. Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama teman dalam

menggunakan peralatan yang ada di arena bermain, berbagi alat-alat seni,

bermain kelompok.

3. Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni.

mengembangkan permainan baru.

4. Mempertinggi rasa percaya diri (mampu belajar untuk menggunakan motorik

halus dan motorik kasar).

5. Menambah kemandirian, seperti mendaki sendiri atau turun dengan

menggunakan tali tanpa bantuan.

6. Menunjukkan prestasi yang dibanggakan, seperti memperlihatkan kekuatan

fisik, membawa hewan peliharaan, membawa tumbuhan yang ditanam dari

bibit.
d. Perkembangan Psikomotorik

1. Mengembangkan motorik kasar (mendaki, bergelayutan, melompat, loncat

tali dan berlari-lari).

2. Mengembangkan motorik halus (bermain dengan air dan pasir, menggambar,

melukis, mengumpulkan benda-benda kecil).

3. Menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan (menangkap,

melempar, pekerjaan tukang kayu, menghias sisi jalan dengan kapur).

4. Mengatur keseimbangan (mendaki, berayun, meluncur, menggunakan balok

untuk berlatih keseimbangan, menggunakan alat pelontar, melompat-lompat,

berjalan di atas permukaan yang berbeda).

5. Menambah kesadaran akan ruang dan tempat (berayun, mendaki, menurun,

masuk, keluar, di atas dan di bawah).

6. Menunjukkan ketekunan dan ketahanan, bermain pada area mendaki,

menancapkan ujung kuku pada pohon.

e. Perkembangan Moral dan Agama

1. Anak diajak untuk melihat gambar dan bercerita tentang gambar yang

dilihatnya dengan bimbingan guru, misalkan untuk melatih anak hidup tertib

dengan bimbingan guru (misalkan untuk melatih anak hidup tertib dan teratur

dalam makan dan minum, bangun tidur, bermain dan lain-lain, anak bisa

diajak komunikasi melalui gambar yang ditunjukkan).


2. Membacakan pertanyaan sederhana dan mendorong anak menjawab

berdasarkan gambar yang dilihatnya, misalkan gambar seseorang yang sedang

beribadah, berjabat tangan, dan lain-lain.

3. Memperagakan sesuatu yang diajarkan di hadapan anak, kemudian anak

diajak langsung menirukannya. Sementara itu terkait dengan sifat pemahaman

anak usia dini terhadap nilai-nilai keagamaan (dan moral) pada saat proses

belajar

D. Desain Lingkungan Berdasarkan pada Kebutuhan Anak Secara Estetis dan

Menyenangkan

1. Spesifikasi Lingkungan Belajar Outdoor

a. Lokasi

Sebelum mendirikan sebuah bangunan PAUD, yayasan pendiri harus

berkonsultasi kepada tokoh masyarakat mengenai lokasi yang strategis untuk

didirikan lembaga PAUD. Karena tokoh masyarakat jauh lebih mengetahui

tentang kawasan tempatnya bermukim daripada pihak lain. Hal ini dimaksudkan

agar pendirian lembaga PAUD benar-benar berada di pusat kawasan atau area

perkampungan sehingga semua anak-anak di kawasan tersebut dapat mengakses

lembaga PAUD secara lebih mudah. Tetapi jika pihak yayasan pendiri PAUD

sudah mempunyai lokasi yang disediakan khusus, maka tidak perlu lagi konsultasi

dengan tokoh masyarakat melainkan meminta persetujuan dan dukungan,

terutama tetangga yang paling dekat dengan lokasi.


Pada prinsipnya, lokasi pendirian PAUD adalah area yang paling strategis

sekaligus paling kondusif sehingga proses pembelajaran dapat pembelajaran dapat

berjalan dengan nyaman, tenang, dan mencerdaskan. Selain itu jalur transportasi

yang memadai, sehingga semua orang tua yang mempunyai anak usia dini

dikawasan tersebut dapat mengakses lembaga PAUD dengan mudah dan aman.

b. Ukuran

Sangat penting setiap pembangunan atau pendirian PAUD memperhatikan

luas tanah dan bentuk gedung guna membuat anak menjadi nyaman dan betah

untuk sekolah.

c. Luas Tanah

Seperti halnya yang terdapat dalam standar pendidikan anak usia dini,

suatu pendirian bangunan ada beberapa standar mengenai sarana prasarana,

diantaranya:

Aman, nyaman, terang, memenuhi criteria kesehatan bagi anak dan sesuai

tingkat perkembangan anak.

Luas lahan minimal 300 meter2 (ruang guru, ruang kepala TK, UKS,

kamar mandi/ WC untuk guru dan anak).

Ruang anak dengan rasio 3 m2 per anak. Memiliki fasilitas permainan baik

didalam maupun diluar ruangan.

Pada prinsipnya terdapat rasionalisasi perbandingan antara luas tanah, luas

bangunan, dan daya tamping anak didik yang akan direkrut. Luas tanah berkaitan

dengan penyediaan lahan bermain di area terbuka, beserta kelengkapan sarana


prasarana, sedangkan luas bangunan berkaitan dengan kapasitas jumlah anak didik

yang akan ditampung. Jika merujuk pada teori-teori ilmu pertanahan (agrarian),

luas bangunan dalam sebidang tanah maksimal ¾ dari luas tanah dan ¼ tanah

tersebut digunakan untuk membangun sebuah taman.

Sedangkan dalam konteks PAUD, keberadaan ruang terbuka merupakan

suatu keniscayaan. Sebab, ruang terbuka akan menjadi ajang kreativitas tanpa

batas untuk anak-anak. Oleh karena itu, keberadaannya sangat dibutuhkan. Tetepi

hal ini justru sangat jarang sekali bisa dijumpai perkotaan. Justru kebanyakan

PAUD yang ada diperkotaan menggunakan seluruh tanah untuk membangun

sebuah gedung dan menempatkan srea bermain di dalam ruangan. Sehingga

alternatif berkarya wisata pun selalu diagendakan guna memenuhi kebutuhan anak

untuk bermain di ruang terbuka dan mengenal dunia luar selain di ruang kelas.

d. Pagar

Pagar pembatas area outdoor dengan tempat umum di luar lembaga

diperlukan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong ke dalam

situasi berbahaya. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk

mencegah anak dapat keluar dengan cara merangkak di bawah. Mekanisme

penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang

tidak ditutup. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak, agar anak terjaga rasa

aman bermain di luar kelas harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya pagar pengaman (tingginya minimum 4 kaki),

2. Jarak area bermain,


3. Alat-alat yang dipergunakan hendaknya sesuai dengan usia tahap usia anak,

4. Alat bermain sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian

yang tajam, runcing, dan mudah rusak,

5. Alat-alat hendaknya kuat dan tidak mudah lepas bagian-bagiannya,

6. Tempat bermain harus bebas dari aliran listrik yang membahayakan, dan

7. Pengawasan dari guru yang memadai.

e. Permukaan

Keseimbangan Area, Dapat diwujudkan dengan menciptakan beberapa

area sebagai berikut :

1. Area tubuh,

2. Area terbuka untuk sinar matahari,

3. Area melompat,

4. Area memanjat dan bergantungan,

5. Area mendaki,

6. Area untuk menanam/bunga-bungaan, dan

7. Area bermain pasir.

8. Jalan Kecil/Trotoar

f. Atap atau naungan

Kebanyakan yang sering dilihat bentuk bangunan PAUD itu cenderung

hampir sama dengan bentuk bangunan lain, seperti rumah, toko, dsb. Cuma yang

membedakan adalah warna cet dan gambar-gambar yang terpampang di tembok-

tembok sekolah saja.


Bentuk gedung PAUD sebenarnya tidak harus kotak. Tetapi bisa berupa

ruang lingkaran, elips, segitiga, dan lain sebagainya. Misalnya: kelas A1

berbentuk elips, kelas A2 berbentuk geometri, kelas B1 berbentuk pesawat, dan

kelas B2 berbentuk alam terbuka, dan lain sebagainya.

Jika gedung PAUD seperti ini berhasil diwujudkan maka PAUD yang

demikian akan menjadi “surga para pembelajar sejati”, yakni anak usia dini.

Nuansa yang berbeda-beda tersebut membuat anak senantiasa betah dan tidak

pernah merasa bosan di sekolah.

Demikian pula dengan fasilitas bermain anak yang lainnya, seperti kolam

renang. Desain kolam renang juga tidak boleh terlalu sederhana, yaitu kotak, bujur

sangkar, dan lingkaran. Sebaiknya desain kolam renang untuk anak dibuat dengan

bentuk unik, seperti geometri, elips, tak beraturan, dan sebagainya.

1. Desain dan Setting Area dan Lingkungn Belajar diluar Kelas (outdoor)

Jenis permainan dan Perlengkapan aktivitas diluar sekolah

a) Area Bermain Bebas

b) Area Memanjat

c) Area Transportasi

d) Area Pertukangan

e) Area Kebun
E. Strategi Belajar Outdoor

1. Pengelolaan Lingkungan Belajar Door Di Lembaga PAUD

Pada saat ini pendekatan model sentra menjadi tren dalam

menyelenggarakan PAUD, berikut akan dibahas alasan penggunaan sentra dalam

PAUD, yang meliputi :

1. Nilai bermain

Seperti telah kita ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan pada anak

usia dini adalah ”bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”. Bermain

adalah pekerjaan anak-anak dan anak-anak selalu ingin bermain. Dalam bermain

anak-anak mengembangkan sesuatu yang berbeda dan membedakan pendekatan

yang terbaik. Dalam bermain anak-anak menggunakan bahasa untuk melancarkan

kegiatan, menjelajah dan menyaring bahasa mereka ketika mereka bicara dan

mendengarkan anak-anak lainnya.

2. Pusat Minat atau Pusat kegiatan (Sentra)

Salah satu pendekatan yang membantu kreativitas dalam penggunaan

peralatan adalah dengan menyediakan salah satu bagian dari kegiatan, minat dan

lingkungan dengan mengidentifikasi kegiatan dan peralatan untuk setiap

kelompok anak di kelas.

Dalam ruang kelas untuk anak usia dini, lingkungan didesain untuk

pengembangan total secara alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas menyediakan

kesempatan pada anak-anak untuk berpartisipasi secara individual dalam tim dan

kelompok kecil.
3. Sentra adalah pembelajaran terpadu

Sentra adalah pembelajaran terpaduyang terbaik. Sentra dapat

membantu anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara

bersamaan. Dalam satu kegiatan belajar, anak- anak dapat mengembangkan aspek

bahasa, kognitif fisik motorik, sosial emosionalnya dalam satu kesempatan.

Penataan ruangan di lembaga PAUD yang dibahas dalam kegiatan belajar

ini, ditujukan untuk pendidik (guru dan pengasuh) yang menginginkan kelasnya

menjadi tempat yang menarik atau memadai sebagai tempat bermain dan belajar.

Selain itu, dengan membaca kegiatan belajar ini, diharapkan para pendidik untuk

lembaga PAUD tertarik mencoba menyusun ruangan sentra yang sesuai dengan

kebutuhan, minat dan kondisi lingkungan di lembaga PAUD di manapun berada

dan memberi kesempatan kepada pendidik untuk menata dan mendesain ruangan

kelasnya dengan cara yang kreatif sehingga proses pengembangan kemampuan

anak dapat lebih optimal.

Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak-anak

usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan

didapatkan oleh anak. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain

dari anak-anak karena berbagai faktor dan lebih memilih memberikan anak-anak

tontonan atau bermain komputer selain itu faktor lingkungan yang tidak aman

membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk bermain di luar.

Bermain outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat

membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada di


lingkungan bermain outdoor yang dikelilingi alam yang natural sehingga anak-

anak dapat mengobservasi benda- benda yang ada di sekitarnya.

Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak

mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan

sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan

tangannya sendiri. Anak dapat melihat tentang perubahan warna, memegang kulit

kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah

hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar

tentang dunianya. Memperhatikan pentingnya tata lingkungan outdoor untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak maka anda harus memberikan

perhatian serius dalam merancang dan menggunakan tempat bermain outdoor.

Prinsip penataan area bermain outdoor pada anak usia dini adalah :

1. Memenuhi aturan keamanan

2. Harus sesuai dengan karakteristik alamiah anak

3. Harus didasarkan pada kebutuhan anak dan

4. Secara estetis harus menyenangkan

Spesifikasi alat permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup

fleksibel untuk memenuhi kebutuhan dan prasyarat minimal serta

memasukkan faktor lokasi, ukuran pagar, tanah lapang, permukaan dan

naungan. Dalam merancang tempat bermain outdoor cara yang baik untuk

memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi pengalaman yang akan

anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang dapat menjadi
masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat permainan,

aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang

membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi

tukang kayu.

Kunci sukses dalam menggunakan area outdoor adalah amar, jauh

dari kebisingan lalu lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan

idenya dengan aktivitas yang dilakukannya. Salah satu faktor keselamatan

dan keamanan adalah penyesuaian perlengkapan dan peralatan berkenaan

dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan sering terjadi apabila perlengkapan

dan peralatan tidak cocok dengan kemampuan dan ukuran fisik anak. Alasan

mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan di area

bermain adalah :

1. Kecenderungan berfokus hanya pada satu aspek situasi;

2. Kesulitan menilai ukuran;

3. Anak kurang perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan dari area bermain outdoor, pada kegiatan

program dapat menambahkan atau menyertakan staf pengajar dan peneliti

untuk mendukung hal tersebut dengan melakukan penelitian di area tersebut.

Pelaksanaan outdoor antara lain:

(a) menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning,

(b) pendekatan kelas


dilakukan dengan menggunakan aturan serta tata tertib,

(c) pengelolaan prilaku untuk anak yang tidak disiplin di Strategi Belajar

Outdoor dilakukan dengan memberikan teguran, peringatan, serta ancaman,

(d) guru memberikan kebebasan kepada anak saat bermain di area Alat

Permainan Edukatif, tetapi guru juga bertindak mengawasi serta

mengarahkan anak ketika terjadi penyimpangan prilaku anak.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Outdoor Suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilakukan di alam

terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatannya belajar

sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk

kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan membentuk karakter anak

percaya diri.

B. Saran

Kepala TK lebih mempersiapkan guru-guru yang ditempatkan di outdoor dengan

meningkatkan kemampuan pengelolaan Strategi Belajar Outdoor yang lebih baik,

guru dalam melakukan pengelolaan Strategi Belajar Outdoor hendaknya lebih

meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, dan meningkatkan manajemen waktu

secara efektif dan efisien, guru kelas diharapkan untuk selalu melakukan kerjasama

dan komunikasi dengan guru Strategi Belajar Outdoor dalam memantau

perkembangan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Samal, Sharon E., Dino dkk., Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta:

Kencana, 2011).

Mariyana, Rita, dkk. (2010). Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Slavin Robert.E (2009). Psikologi Pendidikan, edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga

Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok

Bermain. Jakarta : Depdiknas

Dockett, Sue dan Marilyn Fleer. (2002). Play and Pedagogy in Early Childhood, Fried

Robert L.[2005], The Game of School [Why We All Play It, How It Hurts Kids,

and What It Will Take to Change It] Jossey Bass, San Farncisco. CA

Ibrahim, R & Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Jene kemp & Clare Walter [2004], Brain Games [permainan yang merangsang otak],

Karisma Publishing Group, Jakarta

Pepen Supendi Dkk [2007], 50 Permainan fun game, menyenangkan di indoor dan

outdoor, Penerbit Penebar Swadaya Jakarta


D. Prinsip Penataan Area Bermain Outdoor Pada Anak Usia Dini

1. Memenuhi Aturan Keamanan

Keamanan merupakan hal utama yang harus di perhatikan oleh pihak sekolah. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan yang dapat terjadi kapan saja, dan dimana

saja, mengingat usia anak yang masih belum matang secara fisik dan mental dalam

merencanakan dan mempergunakan tubuhnya. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan

dalam menganalisis tempat bermain untuk kemanan, yaitu:

a. Apakah daerah tersebut terbentang ( tidak ada penghalang) sehingga guru dan

sukarelawan bisa mengawasi setiap saat?

b. Apakah ada daerah dimana anak-anak bisa sendiri dan berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan yang tidak rebut?

c. Apakah ada tanah yang lembut diatas tempat ayunan, tempat memanjat dan

perosostan?

d. Apakah batasan-batasan tempat bermain jelas?

e. Apakah tersedia peralatan yang cukup agar anak-anak tidak perlu menunggu dalam

antrian panjang untuk bermain?

f. Apakah semua lubang air, kabel listrik, dan peralatan berbahaya lainnya tidak

tertutupi atau setidaknya tidak dapat di akses oleh anak-anak?

g. Apakah terdapat pancuran air atau sebuah kamar mandi ?


h. Apakah tersedia peralatan P3K (pertolongan pertama pada korban)?

2. Melindungi dan Meningkatan Karakteristik Alamiah Anak

Pada umumnya anak-anak secara alamiah sangat menyukai aktifitas di luar ruangan. Bagi

anak situasi dan kondisi apapun dapat menajdi kegiatan yang menarik hal ini harus dijaga

dan menajdi bentuk pelayanan guru terhadap anak. melalui aktivitas outdoor para guru di

harapkan memahami kebutuhan tersebut dan mempasilitasinya tanpa banyak melakukan

intervensi. Kebutuhan anak untuk bebas bergerak, mandiri, dan mengatur dirinya sendiri

mendapatkan kesempatan untuk di kembangkan dalam arena outdoor ini. Guru hanya

berperan untuk mengawasi dan melindungi anak dari resiko bahaya yang mungkin timbul

akibat dari kebebasan anak yang belum di imbangai dengan kematangan intelektual.

3. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus Didasarkan pada Kebutuhan Anak

Sebagian besar professional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain dapat

meningkatkan berbagai aspek perkembangan (yakni fisik, kognitif, soaial dan emosi)

sekalipun penekanan di tempatkan pada berbagai aspek perkembangan akan berpariasi

tergantung pada focus dan prioritas program yang di berlakukan. Frost dan Worthman

(1996) merangkum bagaimana masing-masing aspek perkembangan di tingkatkan

melalui bermain dan mengurutkan tiep-tipe materi yang cocok untuk masing-masing hasil

di akhir perkembangan. Review pada penilitian Frost meninjukkan bahwa tempat

bermain tradisional dengan perlengkapan yang tetap ( misalnya ayunan dan papan luncur

) bukanlah tempat yang baik bagi anak untuk bermain-main di tinjau dari pendirian

perkembangan ( dan juga untuk alas an kemanan ). Anak kecil memerlukan baik itu
perangkat yang tetap dan kompleks maupun materi sederhana dan mudah di pindahkan

yang dapat di manipulasi oleh anak-anak (misalnya pasir, air, kayu dan ban ). 2

karakteristik desain tempat bermain di asosiasikan dengan tingkatan bermain yang tinggi

adalah: materi-materi fleksibel (misalnya, materi yang dapat di manipulasi, di ubah, dan

dikombinasikan oleh anak) dan materi yang memberikan beragam pengalaman. Tempat

bermain harus juga memenuhi kebutuhan anak-anak yang berkelainan.

4. Secara Estetis Harus Menyenangkan

Ruang outdoor harus menarik bagi semua indra. Talbot dan Frost (1996) mengajukan

beberapan kualitas desain (misalnya sensulitas, kecemelangan, cara penenmpatan) harus

di pertimbangkan dalam mendesain tempat bermain yang menstimulus rasa takjub dan

kepekaan indra anak. hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk beraktivitas,

juga meningkatkan kepekaan perasa anak dalam menyerap estetika (keindahan).

Anda mungkin juga menyukai