Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seni Rupa Anak
usia Dini Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Semester VI Lokal C
Dosen Pengampu: Dini Kausari, S.Pd.I., M.Pd.I.

Oleh: Kelompok 7
Istiqomah Hasanah N.I.M.2020.155.577
Hesti Nofiyati N.I.M: 2020.155.583

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta
salam selalu tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. beserta keluarga-Nya,
sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umat-Nya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, demi perbaikan makalah ini untuk
yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah
pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis.

Muara Bulian, Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
2
BAB I...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
A.LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
C.TUJUAN.......................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2
A.Seni Rupa Bagi Anak Usia Dini.......................................................................................2
B.Konsep Dasar Mencetak.................................................................................................3
C.Bahan dan alat dalam karya mencetak...........................................................................6
D.Praktik dan gagasan........................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................. 10
PENUTUP............................................................................................................................ 10
a. Kesimpulan................................................................................................................ 10
b. Saran......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan usia yang sangat penting bagi
perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak usia dini adalah sosok
individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya.Salah satu aspek perkembangan yang ada
pada anak yang sedang berkembang salah satunya adalah aspek seni yaitu
kreativitas. Kreativitas anak harus diberikan stimulasi dari mulai usia dini, sehingga
anak akan mampu berpikir kreatif, karena dengan kreativitas anak akan melihat
masalah dari berbagai sudut pandang, mampu menghasilkan karya yang berbeda
dari yang suda ada sebelumnya.Kreativitas mulai berkembang dengan kemampuan
individu untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Dari segi pendidikan, kreativitas dalam diri anak memang dapat di tingkatkan,
Melalui berbagai stimulasi kegiatan yang dilakukan oleh anak. Salah satu kegiatan
yang dapat mengembangkan kreativitas anak adalah dengan teknik mencetak.
Mencetak adalah salah satu karya seni.Mencetak bagi anak usia dini merupakan
kegiatan berlatih karya seni rupa dengan menerapkan cara-cara mencetak/mencap
sesuai tingkat kemampuan anak.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu seni rupa bagi anak usia dini ?
2.Jelaskan apa saja konsep mencetak bagi anak usia dini ?
3. Jelaskan bahan dan alat apa saja yang digunakan dalam karya seni mencetak ?
4.Buatlah praktek dan gagasan mencetak bagi anak usia dini ?
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu seni rupa bagi anak usia dini
2. Untuk mengetahui apa saja konsep mencetak bagi anak usia dini
3. Untuk mengetahui bahan dan alat apa saja yang digunakan dalam karya seni
mencetak
4. Untuk mengetahui cara membuat praktek dan gagasan mencetak bagi anak usia
dini

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Seni Rupa Bagi Anak Usia Dini
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang
memberikan kesenangan batin (rohani),baik bagi yang berkarya seni maupun bagi
yang menikmatinya.Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang
dilakukan anak anak, karena permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani
yang dapat membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya
sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik.Hurlock (1978)
menyatakan bahwa kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan
pribadi yang sangat besar, penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap
perkembangan kepribadiannya.Sebagai contoh, tidak ada yang memberi anak rasa
puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk
rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang terbalik dan ditutup selimut, atau
gambar seekor anjing.Oleh karena itu Utami Munandar (1987:46-47) menyatakan
pula bahwa pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan penting
dikembangkan.Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan
menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan, dan
melatih imajinasi.
Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal
yang sangat penting bagi seorang guru, terutama guru Paud, karena proses
kegiatan mencetak bagi anak merupakan kegiatan bermain dan berkreasi.
Permainan yang pertama dilakukan anak adalah menghasilkan kembali sesuatu
yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari.Media yang digunakan biasanya
tanah, balok-balok kayu kecil, lumpur, tanah liat, cat, kertas, lem, dan sebagainya.
Ketika seorang ayah sedang menulis, si anak akan menirunya dengan
mengambil kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu
bagi anak tidak bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan.Jadi bukan
makna dari goresan itu yang berarti bagi anak, tetapi kepuasan yang lebih
diutamakan.Buktinya anak akan semakin senang dan semakin rajin menggores.Hal
itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah awal bagi anak dalam melakukan
gerak motoriknya, gerak kordinasi antara tangan dan mata. Ini akan merupakan
langkah yang penting dalam kehidupan selanjutnya walaupun dilakukan secara

2
santai sambil bermain-main.Ketika anak diajari mencetak, mereka akan
melakukannya sambil bermain.
Oleh karena itu, guru sebagai pendidik sebaiknya menguasa tentang konsep
dan teknik mencetak, mampu mengembangkan gagasan anak, dan memilih media
dan material yang sesuai untuk anak, terutama anak usia dini.Menurut Sobandi
(2008), bahwa guru sebagai ujung tombak untuk perlu membuat suatu terobosan
dalam proses pembelajaran pendidikan seni rupa agar siswa lebih aktif, kreatif dan
inovatif sehingga tingkat apresiasinya terhadap pendidikan seni meningkat. Guru
dalam gilirannya perlu melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran
pendidikan seni yang sampai saat ini hanya mementingkan aspek penguasaan
disiplin ilmu dengan mengabaikan aspek siswa dan perkembangan budaya.
B.Konsep Dasar Mencetak
Mencetak atau seni grafis dalam pembelajaran seni menurut Sumanto adalah
kegiatan berkarya seni rupa dua dimensi yang dimaksud untuk menghasilkan atau
memperbanyak karya seni dengan menggunakan bantuan alat/ acuan cetak
tertentu.1Disisi lain menurut Suratno ia menegaskan bahwa kegiatan mencetak pada
anak merupakan kesenangan dan penyaluran bakat kreatif pada anak 2.Menurut
Nani mencetak atau seni grafis atau grafika adalah seni rupa yang cetakkannya di
kerjakan menggunakan tangan. Sudono Anggani memaparkan mencetak
merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan yang
di sebut klise.3 Sebenarnya kegiatan mencetak ini tidak asing bagi anak-
anak.Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau dinding dengan menjejakkan
alas sepatu atau tangannya ke atas trotoaran dinding tersebut. Kadang-kadang
mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir pantai hingga terdapat bekas
jejakjejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga dilakukan dengan membuat goresan
dari tongkat ke atas pasir laut, atau tanah. Tanpa disadari kegiatan tersebuat
merupakan kegiatan mendesain yang dilakukan berulang-ulang yang merupakan
kegiatan mencetak (Soegiarty, 2007).
Seni grafis atau seni mencetak dibagi atas dua kelompok (Soegiarty, 1989):
a. Seni grafis/mencetak murni.Yang lebih dipentingkan dalam hal ini adalah
ekspresi pembuatnya yang terungkap dalam karya-karyanya.

1
Sumanto, Perkembangan Kreativitas (Jakarta : Depdiknas, 2005), h. 23.
2
Suratno, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas, 2005), h. 38.
3
Masganti dkk, Pengembangan kreativitas…, h. 175.

3
b. Seni grafis/mencetak terapan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan adalah
fungsi terapannya, seperti poster, majalah, surat kabar, perangko, buku, dan
sebagainya.

1.Teknik mencetak
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mencetak,
berdasarkan proses pembuatnnya, Sumanto menjelaskan beberapa teknik, yaitu :
a. Cetak tinggi adalah teknik mencetak dengan menggunakan alat cetak yang
permukaannya tinggi atau berbentuk relief, ketika diatas acuan (alat mencetak)
diberi tinta atau cat kemudian dicapkan pada bahan yang dipakai mencetak
(misalnya kertas gambar) makan akan dihasilkan bentuk cap yang sama dengan
bentuk acuannya.
b. Cetak datar adalah teknik mencetak dengan menggunakan alat cetak yang
permukaannya rata / datar, artinya tidak membentuk gambar timbul, tidak berulang
dan tidak membentuk goresan alur rendah.
c. Cetak rendah adalah teknik mencetak menggunakan alat cetak yang
permukaannya rendah, yaitu berupa alur rendah / dalam bekas torehan alat yang
digunakan. Selanjutnya pada acuan yang rendah tersebut diberi cat / tinta dan
kemudian dicapkan kebahan yang dipakai mencetak maka akan pindahlah cat/tinta
tersebut dan akan menghasilkan bentuk cetakan tertentu.
d. Cetak sablon adalah teknik mencetak dengan menggunakan acuan cetak
yang berlubang-lubang atau membentuk melalui lubang-lubang acuan kebahan yang
dipakai mencetak. Cetak stenlis adalah salah satu contoh cetak sablon.
Berdasarkan keempat teknik mencetak tersebut, sebenarnya semua teknik
bisa dilakukan kepada anak usia dini, namun adanya kerumitan yang akan dialami
oleh anak maka tidak semua teknik dapat dilakukan. Adapun teknik yang dapat
digunakan di PAUD adalah teknik cetak tinggi, mengapa demikian, teknik cetak
tinggi merupakan salah satu teknik dengan cara kerja dimana bagian yang tinggi
pada acuan cetak alan memberikan bekas baik berupa gambar maupun tulisan
setelah di beri tinta cetak yang kemudian di capkan pada kertas atai bidang datar
lainnya. lebih mudahnya teknik ini adalah anak di beri suatu alat sebagai media
untuk mencetaknya, kemudian menyelupkan sebagian alat acuan tadi kedalam tinta
yang telah di beri warna setelah itu tempelkan atau capkan ke atas kertas atau
bidang datar yang telah di sediakan, sehingga terlihatlah bentuk yang di inginkan

4
dari hasil media cetaknya tersebut.
Kegiatan dan media dalam mencetak untuk AUD yang dapat dikerjakan /
digunakan diantaranya:
1.Cetak Pemampang
Kegiatan mencetak penampang merupakan kegiatan yang sangat digemari
anak usia dini, selain kegiatan ini dilakukan dengan bermain tetapi anak juga dapat
menggunakan kemampuannya untuk mencetak dengan menggunakan media yang
telah disediakaan. Evan (Rahayu Mugi, 2018) menyatakan bahwa Mencetak atau
seni grafis adalah merupakan kegiatan karya seni yang dilakukan dengan cara
mengecap alat atau media yang telah diberikan tinta pada media. Sedangkan
penampang menurut KBBI sendiri artinya yaitu permukaan yang bidangnya datar
atau rata atau barang yang diiris sama tengah (Pusat Bahasa, 2002). Dengan
demikian kegiatan mencetak penampang dianggap mampu untuk meningkatkan
kreativitas anak usia dini. lving). Kegiatan mencetak penampang merupakan salah
satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian istiyani (2015) yang menyatakan bahwa kegiatan
mencetak penampang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas. Mencetak ini
dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak dari bahan alam yang
berbentuk penampang. Digunakan penampang yang masih segar sesuai ukuran
yang diinginkan, kemudian dipotong dengan  rata agar diperoleh penampang yang
baik. Pelepah yang digunakan bisa dari pelepah pisang, talas, papaya dan
sejenisnya. Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak
dari bahan alam yang berbentuk penampang
2.Daun-Daunan
Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak dari
bahan alam yang berbentuk dedaunan.Digunakan dau yang masih segar sesuai
ukuran yang diinginkan ataupun daun yang sudah kering,kemudian dipotong
dengan  rata sesuai keinginan.Daun yang digunakan bisa dari daun kering, daun
coklat,papaya dan sejenisnya. Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat
atau acuan cetak dari bahan alam yang berbentuk daun
3.Umbi-umbian
Mencetak ini dikerjakan dengan  menggunakan alat atau acuan cetak dari
bahan alam yang berbentuk umbi-umbian.
4.Finger painting

5
Finger Painting merupakan salah satu kegiatan seni dimana anak dapat
menggambar dengan cara menggoreskan pewarna secara langsung dengan jari
tangan sebagai kuasnya, disini anak dapat menggambar bebas dengan semua jari
tangan, telapak tangan bahkan sampai ke pergelangan tangan.Melalui kegiatan
Finger Painting selain anak dapat melatih motorik halusnya, anak juga dapat
berkeksperimen dengan mencampurkan berbagai warna untuk menghasilkan warna-
warna lainnya, sebaiknya dalam kegiatan Finger Painting menggunakan tiga warna
dasar merah, kuning dan biru, sehingga untuk menghasilkan warna hijau anak bisa
mencampurkan warna hijau dan kuning, untuk menghasilkan warna ungu bisa
mencampurkan warna merah dan biru, untuk menghasilkan warna jingga bisa
mencampurkan warna merah dan kuning, dan lain sebagainya.Selain melatih
motorik halus yaitu koordinasi antara mata dan tangan, melalui Finger Painting bisa
melatih perkembangan Bahasa anak seperti anak menceritakan hasil lukisannya .
5.Membatik
Membatik ialah proses memberi corak dan motif pada kain, dengan bahan lilin
atau malam sebagai penghalang, dan untuk pewarnaanya menggunakan pewarna
alam. Dari segi proses pembuatannya, batik terdiri dai beberapa macam jenis,
diantaranya batik tulis, batik cap, dan batik jumputan.
Di Paud juga dikenalkan cara membatik. Tapi tekhnik cara maupun alatnya tidak
sama dengan membatik umumnya. Sangat sederhana sesuai umur anak usia dini
sekitar 4-5 tahun. Walaupun pembuatan yang sederhana, tetapi anak mampu
memahami apa arti membatik dan senang serta semangat untuk mencoba
membatik.
C.Bahan dan alat dalam karya mencetak
Berdasarkan pemaparan di atas tentang media dalam kegiatan mencetak
untuk anak usia dini yang dapat digunakan di antaranya pelepah pisang, buah-
buahan dan ubi-ubian, yang itu semua bisa di dapatkan dengan mudah karena
berada di sekeliling kita yang termasuk kedalam bahan alam. Terdapat banyak
bahan alam yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan mencetak yang
bisa kita dapatkan dari bahan alam yang ada di sekitar kita tergantung bagaimana
kita mengkreasikannya saja. Bahan alam yang digunakanpun tidak hanya mudah di
dapatkan tetapi bernilai ekonomis dan dan bersifat inovatif dalam penggunaan alat
atau acuan dalam suatu kegiatan yang akan di lakukan di sekolah.

6
Sudjana menyatakan bahwa Bahan alam yaitu bahan yang diperoleh dari alam yang
dapat digunakan untuk membuat suatu produk atau karya. Bahan alam dapat
dimanfaatkan sebagai media dalam belajar.4Manfaat bahan alam yaitu anak usia dini
dapat mengekplorasi dan meningkatkan seluruh aspek kemampuan di dalam
dirinya.Bahan alam yang digunakan yaitu pelepah pisang, buah-buahan, sayuran
dan daun-daunan5. kertas putih dengan pola yang sudah dibuat, crayon, air,
wantek (warna sesuai keinginan), nampan
D.Praktik dan gagasan
Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-Umbian Bahan dan alat yang
diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian,
pisau, cutter, silet, alat pewarna, spon/busa, kapas , koran bekas. Proses
pengerjaanya:
1. Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau
buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah
daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat
dijadikan sebagai acuan cetak.
2. Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah
potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan
potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
3. Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan
acuan cetaknya. Apabila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cainran, cukup
disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu
dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi jika acuan cetaknya tidak mengeluarkan
cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air. Pewarna
serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya:
kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung
cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata
maka terjadilah warna siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon
atau pada kapas.
Proses pencetakan daun-daunan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidka terlalu lebar.
2. Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang.Usahakan agar
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2011), h.11.
5
Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran, h. 38.

7
keadaan pewarna pada alas merata keadaanya, serta tidak terlalu encer
3.Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas bewarna.
4. Selanjutnya permukaan daun yang sudah bewarna tadi tempelkan pada kertas
yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gososklah permukaan daun itu dengan hati-
hati. Agar aman dan leluasa dalam menggososk, simpanlah kertas di atas
permukaan daun tersebut. Apabila mencetakannya sempurna, bentuk daun serta
warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas.
2.Finger Painting
1. Siapkan bahan-bahan berikut sebelum mulai proses pembuatannya:
 ½ cangkir Tepung Kanji (Maizena)
3 sdm Gula
½ sdt Garam
2 cangkir Air Dingin
Pewarna Makanan (macam-macam warna)
Glitter
2. Masak di dalam Wajan Anti Lengket
Proses pembuatan cat yang aman untuk finger painting bisa dilakukan dengan
menggunakan wajan anti lengket. Wajan ini diletakkan di atas api kecil agar bahan-
bahan di dalamnya tidak hangus. Sesudah itu, masukkan semua adonan ke dalam
wajan. Masak semua bahan ini selama 10-15 menit.
3. Aduk Adonan Sampai Mengental
Ketika memasak adonan cat finger painting, aduk semua adonan secara perlahan
sampai teksturnya mengental.Cat akan mengental pada tahap-tahap akhir. Pada
tahapan ini sebaiknya guru tidak menambahkan bahan-bahan lainnya. Ketika
teksturnya sudah kental, matikan api dan biarkan catnya sampai dingin.
4. Tempatkan Adonan ke dalam Wadah Kecil
Apabila adonan catnya sudah dingin, saatnya untuk memindahkan cat tersebut ke
dalam wadah-wadah kecil. Gunakan cup es krim untuk menempatkan cat. Pisahkan
adonan menjadi 4-5 wadah agar warna cat yang dihasilkan semakin banyak.
5. Tambahkan Pewarna
Untuk membuat adonan menjadi cat yang cocok untuk mendukung kegiatan finger
painting, tambahkan pewarna pakaian atau makanan pada setiap wadah cup es
krim. Setelah menambahkan pewarna, aduk dengan sendok sampai pewarnanya

8
tercampur ke seluruh bagian adonan.
6. Campur dengan Glitter
Langkah yang satu ini hanya berlaku untuk anak-anak yang memang memahami
bahwa cat finger painting tidak untuk dimakan atau dimasukkan ke mulut. Jika anak
sudah memahami hal ini, tambahkan glitter ke dalam adonan cat untuk membuat
tampilannya jadi semakin menarik.
7. Persiapkan Tempat untuk Membuat Finger Painting
Bila catnya sudah siap,guru perlu menyiapkan bahan-bahan lainnya untuk
mendukung kegiatan ini. Sediakan kertas karton tebal sebagai media melukis anak,
siapkan wadah berisi air bersih untuk anak mencuci tangan ketika hendak berganti
warna cat.
8. Dampingi Anak Membuat Finger Painting
Mintalah anak untuk menempelkan telapak tangan atau jarinya ke dalam cat, lalu
pandu ia untuk membuat gambar yang sesuai dengan keinginannya.Sebelum
berganti ke warna lain, arahkan anak untuk membilas tangannya terlebih dahulu
pada air bersih yang tersedia. 
3. Membatik
Anak mewarnai dahulu pola yang sudah dibuat dengan crayon diatas
kertas.Sediakan air campuran wantek di dalam nampan. Setelah anak selesai
mewarnai, kertas tersebut dicelupkan ke dalam air campuran wantek.
Usahakan jangan mencelupkan terlalu lama, supaya tidak membuat robek
kertas. Setelah itu angkat dan keringkan kertas. Maka hasil mewarnai anak
akan terlihat lebih terang dan menyala.

BAB III

9
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan
yang memberikan kesenangan batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni
maupun bagi yang menikmatinya. Para pendidik harus memperhatikan
kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena permainan merupakan
kegiatan jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar
perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional,
kreativitas, estetika, sosial dan fisik. Sebagai contoh, tidak ada yang memberi
anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri,
apakah itu berbentuk rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang terbalik dan
ditutup selimut, atau gambar seekor anjing. Mengekspresikan diri melalui
teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk
memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan, dan melatih imajinasi.
Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal
yang sangat penting bagi seorang guru, terutama guru Taman Kanak-kanak,
karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan kegiatan bermain
dan berkreasi.Ketika seorang ayah sedang menulis, si anak akan menirunya
dengan mengambil kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun
goresan-goresan itu bagi anak tidak bermakna, tetapi nampak anak
mendapat kepuasan. Jadi bukan makna dari goresan itu yang berarti bagi
anak, tetapi kepuasan yang lebih diutamakan .

b. Saran
Saran untuk guru, dapat meningkatkan kreativitas anak dengan banyak
cara yang dapat dilakukan, diantaranya melalui kegiatan-kegiatan
meningkatkan kreativitas anak dalam perkembangan seni anak usia dini
maupun perkembangan-perkembangan lainnya.kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah kami yang jauh dari
kata sempurna.Semoga dengan adanya makalah ini para pendidik ataupun
lembaga dapat melihat dan dapat memahami setiap perkembangan anak
salah satunya melalui seni mencetak anak usia dini, untuk perkembangan
seni anak lebih baik lagi

10
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. London: MacGraw Hill. Inc.
Mattil, Edward L. 1965. Meaning in Craft. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood
Cliffs
Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia.
Soegiarty, Tity. 1989. Pengetahuan Dasar Mencetak Sederhana. Jurusan
Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Tabrani, Permadi. 2001. Memahami Cara Berpikir dan Bahasa Rupa Anak, dalam
Wacana Seni Rupa Vol. 2, 1, Maret 2001. Bandung: STISI
Agustiningsih Tiwuk, (2018). Efektivitas Kegiatan Mencetak dengan Berbagai Media
dalam Meningkatkan Kemampuan Dasar Seni Anak pada Kelompok B di TK Yos
Sudarso.
JURNAL PENDIDIKAN: Riset & Konseptual E-ISSN: 2598-2877 http://journal.
unublitar.ac.id/ pendidikan/index.php/Riset_Konseptual P-ISSN: 2598-5175 Vol. 2
No. 4, Oktober 2018
Kamaril, Cut. (2002). Pendidikan Seni Rupa/ Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Martini Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanakkanak. Jakarta: Grasindo. Nurani, Yuliani. (2009).
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
152-Article%20Text-244-1-10-20221005.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai