Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SENI RUPA DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan seni rupa AUD
Dosen pengampu : Ibu Rista Erika, M. Pd.

Oleh :
Nurhalimah Azzahra W. S.
Sri Devi Febrianti
Siti Nurhasanah

Prodi :
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
STIT AL-AZAMI CIANJUR
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Seni rupa dan pendidikan anak usia dini” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Rista Erika, M. Pd. yaitu tugas mata kuliah Pendidikan seni rupa AUD. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mengatahui ilmu
pendidikan. bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Akhirnya, tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai
dari usaha yang kecil. Semoga makalah ini bermanfaat. Kami harapkan kritik serta
saran dari pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini demi kesempurnaan dimasa mendatang.

Cianjur, 12 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan Masalah............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. PENTINGNYA SENI RUPA BAGI ANAK USIA DINI...........................3

B. VARIASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA................................4

C. BERPERAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA..................................7

D. TEKNIK SENI RUPA BERDASARKAN MEDIA ATAU BAHAN

YANG DIGUNAKAN.........................................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni rupa merupakan salah satu dari beberapa cabang seni yang
menurut Sofyan Salam (2001:1) Menyatakan bahwa keindahannya
diwujudkan melalui media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang.
Sofyan Salam menambahkan ruang lingkup seni rupa meliputi “seni
gambar/lukis, seni cetak/desain grafis, seni patung, seni kerajinan/desain
produk, seni bangunan/desain lingkungan”.
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan
khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi
anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa.
Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja
profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk
memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang
seni dalam kerja profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan
bidang keahliannya secara professional.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman belajar
mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman
persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut
pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek
kompetensi, yaitu: keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak
kompetensi keterampilan lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi
untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak
mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil karya dan
proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar, 1990: 10).
Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja,

1
namun melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati,
menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas berolah seni.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pembelajaran seni rupa pada anak usia dini diperlukan?
2. Apakah peranan seni rupa bagi anak usia dini?
3. Apa saja yang termasuk teknik seni rupa berdasarkan media/ bahan
yang digunakan?
4. Apa saja yang termasuk teknik seni rupa ?
5. Apa saja langkah pembuatan dalam seni rupa ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pembelajaran seni rupa pada anak usia dini
diperlukan.
2. Untuk mengetahui peranan seni rupa bagi anak usia dini.
3. Untuk mengetahui Pentingnya kecerdasan majemuk dalam kegiatan
pengembangan untuk anak usia dini.
4. Untuk mengetahui teknik seni rupa.
5. Untuk mengetahui langkah pembuatan dalam seni rupa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA SENI RUPA BAGI ANAK USIA DINI
Menurut para ahli kwalitas emosional sangatlah penting bagi suatu
keberhasilan. Kemampuan mengenali perasaannya sendiri, sewaktu
perasaan atau emosi itu muncul dan ia mampu mengenali emosinya sendiri
apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka dan mampu
untuk mengambil keputusan.
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seorang untuk
mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya
dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar.
Menurut Evelyn Pitcher (1982) Mengatakan kemampuan membina
hubungan bersosialisasi, sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi
orang lain. Dengan seni rupa akan membantu anak-anak untuk mengerti
orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial
perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan kemampuan
ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Anak merupakan
pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain
untuk memanusiakan dirinya.
Pengajaran seni rupa menyajikan obyek-obyek dari pengalaman
internal dan eksternal bagi anak. Dari pengalaman-pengalaman tersebut
anak dapat memotivasi dirinya, pengalaman eksternal didapatkan oleh
peranan dari luar, sedangkan pengalaman internal ingin menggambar
dengan baik.
Penguasaan guru tentang wawasan tugas perkembangan seni rupa juga
sangat membantu dalam membuat perencanaan program kegiatan belajar
bagi anak agar tiap anak dapat menjalani hidup dalam masa kanak-kanak dn
menyiapkan diri untuk menjadi orang dewasa yang berguna bagi pribadi dan
anggota masyarakat. Berbagai hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk

3
mengembangkan anak agar dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri
sebagai berikut:
1. Membantu masing-masing anak dapat merasa aman dan bahagia
dalam lingkungan baru di sekolah.
2. Membimbing dan mendorong anak untuk mengembangkan bakat dan
aspek-aspek kepribadiannya yang mengacu pada bermacam-macam
peran seseorang dalam masyarakat.
3. Membantu mengembangkan motorik halus dan kasar melalui
perencanaan, pembimbingan dan penyediaan sarana penunjang yang
memadai.
4. Membantu mengembangkan kemampuan dalam kaidah pemahaman
lingkungan fisik dan mengendalikannya dengan cara membangkitkan
rasa ingin tahu, berpikir, menalar, mengumpulkan dan menggunakan
informasi tentang lingkungan fisik yang diperoleh.
5. Tiap kesempatan perlu dimanfaatkan oleh guru untuk membantu
perkembangan penggunaan bahasa dan pemahaman bicara anak atau
orang lain.
6. Membantu anak untuk merasakan pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan yang baik bagi diri mereka.
Melalui perencanaan pengembangan bagi guru akan mampu
menggerakkan anak agar menumbuhkan berpikir, menalar, mampu menarik
kesimpulan dan membuat generalisasi.
B. VARIASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA
Dari berbagai kegiatan berkarya seni rupa dalam pembelajaran anak
usia dini bisa dilakukan pada saat anak: menggambar, melukis, mencetak,
menjiplak kolase, tanah liat dan finger painting.
1. Menggambar
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia
mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan
kata lain gambar merupakan salah satu bentuk bahasa. Ada 3 tahap

4
perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan
cara anak menggambar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tahap mencoret sembarangan ( 2 – 3 tahun)
Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas
motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-
goresan tidak menentu seperti benang kusut.
b. Tahap mencoret terkendali ( 2 – 3 tahun )
Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan
antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka
berubahlah goresan menjadi garis panjang kemudian lingkaran -
lingkaran.
c. Tahap ketiga ( 3,5 – 4 tahun)
Pada tahap ini pergelangan tangan anak sudah lebih luwes.
Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil
goresannyapun sudah lebih teratur. Media yang digunakan untuk
menggambar yaitu : kapur arang, pensil, tinta, pensil warna,
krayon, dll.
Tujuan menggambar bagi anak:
a. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengespresikan
diri.
b. Mengembangkan daya kreativitas.
c. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
d. Mengembangkan citra anak.
Menggambar adalah media yang paling ekspresif. Yang dengan
langsung dapat mengekspresikan gagasan dari dalam diri seorang
anak. Kapanpun pensil dan kertas tersedia secara otomatis anak – anak
akan menggambar. Anak yang kreatif dan suka mengekspresikan
gagasan dari dalam dirinya akan menghabiskan waktu berjam-jam
sepulang sekolah untuk menggambar di rumah.
2. Melukis

5
Kegiatan melukis juga merupakan kegiatan yang menyenangkan
untuk anak- anak usia lima tahun. Menyapukan sebuah kuas besar
yang penuh cat di atas sehelai kertas sangat menggairahkan dan
menyenangkan, kemudian seiring dengan kesenanga sensual mereka
anak – anak dapat mengendalikan diri terhadap bahan – bahan seni
mereka.
3. Tnahliat
Tidak kalah dengan kegiatan yang lain, kegiatan dengan
menggunakan tanah liat sangat disukai anak- anak. Dengan
menggunakan tanah liat anak bisa membuat berbagai macam bentuk.
Anak – anak tidak pernah bosan dengan bahan yang basah, lengket
dan bisa dibentuk sesuai dengan keinginan mereka. Mereka suka
menyentuh tanah liat untuk merasakan sensualitasnya.
4. Mencetak
Kadang –kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya
sendiri, entah bagaimana, dengan cara apa. Seorang anak berusia lima
tahun dalam pelajaran mencetak akan menepukkan spons atau alat
yang lain secara berulang-ulang di atas kertas sesuai keinginan dirinya
sendiri. Anak- anak menjadi senang karenanya, sebab bisa bebas
menegeksoresikan keinginannya.
5. Menjiplak
Kegiatan menjiplak sangat disukai anak – anak karena sangat
mudah dan hasilnya bagus menyerupai apa yang dijiplak. Anak- -
anak biasanya suka menjiplak dengan menggunakan koin, biasanya
koin merupakan favorit mereka. Dengan menggunakan kertas dan
krayon mereka akan mendapatkan hasil yang bagus.
6. Kolase
Dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan
berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang datar. Namun kolase
bisa dikembangkan dengan cara anak jangan dibatasi dalam
mengembangkan kreasinya. Anak diberi kebebasan dalam memilih

6
dan kemudian mengatur potongan bentuk – bentuk dari kertas, kain,
bahan – bahan bertekstur, dan lain lain, meletakkan dan melekatkan
pada tempat yang ia suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka
akan membuaat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran,
bentuk, irama dan keseimbangan.
7. Pinger Painting
Finger Painting adalah melukis dengan jari menggunakan
beberapa warna dan hasilnya merupakan suatu bentuk gambar.
a. Melukis dengan jari sebaiknya dilakukan anak dengan berdiri
agar anak lebih leluasa melakukan gerakan-gerakan tangan dan
jari, baik dengan tangan kiri maupun tangan kanan.
b. Agar anak merasa lebih bebas tidak takut kotor melakukan
Finger Painting maka sebelum kegiatan anak mengenakan
celemek lebih dulu.
C. BERPERAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA
Bagi pendidikan seni rupa, peranan sekolah adalah memberikan
fasilitas berbentuk prasarana, sarana, bahan dan bimbingan untuk tempat
berlatih berkarya dan mengukur kemampuan,, anak dilatih menghadapi
tantangan dalam mengolah bahan, menyesuaikan pendapat dan pemahaman
mengenai berkarya seni melalui diskusi dengan guru dan temannya,
termasuk mengukur kemampuan dan bakatnya melalui ujian atau mengikuti
perlombaan.

Selain dari peranan guru dan sekolah haruslah ada upaya – upaya
untuk meningkatkan pembelajaran seni rupa pada Anak Usia Dini yaitu:
1. Dengan memperkenalkan tentang seni rupa pada anak sejak dini.
2. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada anak bahwa seni rupa
itu menyenangkan.
3. Memberitahu kepada anak bahwa melalui kegiatan seni rupa mereka
dapat menyalurkan ekspresi serta pengalamnnya

7
Dengan uraian di atas mungkin seni rupa dapat menjadi bagian
sesuatu yang berharga yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai bagian
dari Pendidikan Anak Usia Dini pada umumnya.
D. TEKNIK SENI RUPA BERDASARKAN MEDIA ATAU BAHAN
YANG DIGUNAKAN
1. Mewarnai teknik kering
Kelebihan pastel terletak pada keunikan yang ditimbulkan,
kemampuannya untuk dicampur dengan pewarna lain, sehingga hasil
akhir objek yang digambar lebih hidup dan menimbulkan efek
improvisasi pewarnaan yang dinamis. Peralatan yang digunakan
berupa pastel yang berkualitas baik (pastel yang lunak dan efek
warnanya pekat). Teknik menggambar dengan pastel dapat dilakukan
dengan cara dipilin memutar atau dengan jalan menarik garis secara
berulang-ulang. Pencampuran warnanya dilakukan dengan menimpa
warna terdahulu dengan warna baru secara berulang-ulang sehingga
efek warna yang diinginkan tercapai.
Cara mewarnai objek gambar dengan pastel/ crayon ( oil pastel ):
a. Siapkan kertas gambar berukururan A4.
b. Warnai objek dengan warna yang dikehendaki
c. Pilih warna sesuai objek, agar hasil sesuai yang diharapkan
Tetapi untuk anak usia dini, biar mereka mengeksplor
kemampuan sesuai dengan daya imajinasinya. Jangan takut dengan
degradasi warna yang di ingin dicoba, karena warna degradasi akan
mempercantik hasil pewarnaan.
2. Teknik lipat
Teknik lipat adalah metode yang caranya melipat kertas gambar
yang telah diberi cat air terlebih dahulu. Langkah-langkah pembuatan
gambar  :
a. Siapkan kertas gambar berukuran A3.
b. Kedua, buka kemasan cat air terlebih dahulu jika cat air baru.
Kemudian buka cat air yang berbentuk pasta dengan tutupnya.

8
c. Pilih warna yang berlawanan (warna yang terang dan warna
gelap).
d. Lipat kertas gambar terlebih dahulu sebelum digunakan, tepat
pada posisi tengah kertas gambar.
e. Kemudian, keluarkan warna yang diinginkan dan tekan sampai
tinta warna keluar.
f. Letakkan cat warna disekitar posisi tengah lipatan kertas.
g. Setelah cukup, lipat kertas dan tekan cat warna ke berbagai arah
yang diinginkan.
h. Jangan terlalu lama melipat dan menekan kertas gambar, karena
dapat merusak hasilnya,akibat dari cat warna yang cepat kering.
i. Lakukan berulang-ulang sesuai dengan keinginan.
3. Teknik finger painting abstrak
Menurut Wtarsono ( 2009), Finger Painting adalah melukis
dengan jari, untuk melatih pengembangan imajinasi, memperhalus
kemampuan motorik halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni
rupa. Goresan jari- jemari yang menghasilkan sebuah karya lukisan
abstrak yang penuh warna. Bahan dan alat            :
a. Pewarna, bisa menggunakan cat air atau pewarna (teres)
b. Air
c. Lem fox
d. Kuas untuk mencampur warna
e. Tempat pewarna
f. Kertas HVS/ Kertas gambar
Langkah-langkah menggambar dengan teknik fingerpainting :
a. Siapkan kertas gambar, adonan warna dan alas kerja
b. Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung
sehingga menghasilkan jejak jari tangan dengan bebas sampai
membentuk kesan goresan jari di bidang gambar.
c. Agar hasil goresan lebih baik buatlah variasi goresan tebal tipis,
panjang pendek serta kombinasi warna.

9
4. Teknik tiup
Metode tiup merupakan salah satu cara penggunaan cat air
dengan cara meniup agar supaya memperoleh bentuk yang diinginkan.
Metode ini sedikit memerlukan tenaga, karena harus meniup cat warna
untuk menghasilkan bentuk. Langkah-langkah menggambar dengan
metode tiup :
a. Siapkan kertas A3, cat warna, palet, air dan sedotan.
b. Keluarkan cat dari pasta dan letakkan di palet.
c. Pilih warna-warna yang menarik.
d. Setelah di rasa cukup, campur cat dengan air secukupnya.
e. Aduk hingga tercampur semua.
f. Ambil sedotan untuk mengambil cat yang telah dicampur air di
palet untuk diteteskan di kertas gambar.
g. Setelah diteteskan, kemudian langsung tiup tetesan warna.
h. Jangan terlalu lama karena cat akan cepat kering.
i. Lakukan berulang-ulang hingga sesuai keinginan.
5. Montase
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah
komposisi gambar-gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur
beberapa sumber (Depdiknas 2001). Karya montase dihasilkan dari
mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar
yang sudah jadi lainnya. Langkah-langkah membuat montase:
a. Gambar buah dari majalah kemudian dipotong yang hanya
diambil Gambar buahnya saja.
b. kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini
merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.
7. Teknik goresan krayon
Teknik goresan dengan menggunakkan krayon ini teknik yang
sangat mudah untuk anak usia dini untuk mengenal kan campuran
warna-warna yang berbagai macam warnanya sehingga anak sangat

10
suka karena tidak ada batasan dalam menggores sehingga anak dapat
leluasa dalam menggunakan kroyon. Alat dan bahan:
a. Kertas gambar A4.
b. Krayon.
c. Penggaris kecil atau bahan yang bisa untuk menggores
Cara pembuatannya:
a. Gunakan buku gambar ukuran A4.
b. Lalu gunakan krayon dengan berbagai macam warna sesuka hati
anda.
c. Goreskan krayon hingga menutupi warna putih pada buku
gambar.
d. Setelah penuh, gambar pemandangan atau pegunungan sesuka
hati dengan menggoreskan sisi dari penggaris lalu akan tampak
gambar yang anda inginkan.
e.  Teknik gambar ini akan muncul sesuai dengan keinginan anda.
8. Teknik tetes
Teknik tetes adalah teknik dengan cara meneteskan cat air
dengan leluasa sehingga terbentuk seperti lingkaran yang ada diatas
kertas gambar. Bahan dan alat:
a. Kertas gambar.
b. Cat air.
c. Air.
d. Palet dan kuas.
Langkah membuatnya :
a. Siapkan cat air warna primer seperti, merah, kuning, biru.
b. Lalu tuangkan cat air kedalam palet campuri dengan sedikir air
lalu aduk hingga rata.
c. Kuas yang sudah ada cat air, tetes kan cat air dari jarah 30 cm
dari buku gambar sehingga dapat membentuk lingkaran-
lingkaran seperti gambar diatas.
9. Teknik mencetak bayangan

11
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan
alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara
sederhana atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak
biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang
dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi seseorang
dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat
gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas
keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Alat dan Bahan :
a. Kertas gambar
b. Pewarna (Cat warna atau pewarna makanan)
c. Siapkan yang akan dicetak (disini menggunakan daun papaya dan
daun lemtoro)
d. Sisir
e. Sikat gigi
Langkah-Langkah Membuat :
a. Siapkan kertas gambar
b. Siapkan Pewarna cat warna (agak cair)
c. Letakkan Daun pepaya diatas kertas gambar
d. Celupkan sikat gigi pada cat warna
e. Cara mencetak dengan sisir yang disikat sikat gigi dengan
pewarna.
f. Setelah cat kering, daun dapat diangkat.
10. Teknik mencetak dengan pelepah pisang
Teknik mencetak adalah Memindahkan gambar keatas kertas
atau bahan lainnya dengan menggunakan acuan cetak yang terbuat
dari berbagai jenis bahan (mencetak dengan bahan alam).
Alat dan Bahan :
a. Pelepah daun pisang
b. Cat air / Pewarna makanan
c. Pisau / Cutter (Gunakan dengan bantuan orang dewasa)

12
d. Kuas (untuk mengolesi alat cetak)
Langkah-Langkah Membuat :
a. Siapkan pelepah daun pisang
b. Potong serong pelepah daun pisang menggunakan pisau sesuai
keinginan (ingin bentuk kecil atau besar)
c. Siapkan pewarna yang sudah di cairkan (agar tidak menggumpal
saat di cetak)
d. Siapkan kertas gambar
e. Ambil pelepah pisang kemudian diolesi dengan pewarna yang
diinginkan
f. Setelah selesai, letakkan pada kertas dengan sedikit di tekan
perlahan
g. Bentuk sesuai keinginan
h. Angkat perlahan alat cetaknya
i. Biarkan kering
j. Hasil cetakan telah selesai
11. Teknik membentuk
Membentuk dengan plastisin adalah hal yang sangat disukai
anak karena plastisin sangat lentur dan mudah dibentuk beaneka
ragam. Dengan tema” BUAH-BUAHAN”anak akan lebih suka dan
mudah mengasah perkembangan konitif pada anak usia dini.

Alat/bahan:
a. Plastisin warna-warni.
b. Pisau kater.
c. Clemek.
d. Serta tentukan tema apa yang ingin di buat.
Cara pembuatannya:
a. Pasang lah terlebih dahulu clemek, karena ini berguna agar pakaian
yang kita gunakan tidak kotor terkena plastisin yang akan
digunakan.

13
b. Pilihlah warna apa yang digunakan untuk mengkreasikan karya
kita tersebut, kemudian potong jika dianggap terlalu besar.
c. Setelah dipotong, letakkan plastisin ditelapak tangan serta bulat-
bulatkan plastisisn tersebut agar lentur.
d. Setelah lentur buat lah bentuk yang diinginkan sesuai dengan tema
apa yang kita gunakan.
12. Teknik ciprat
Teknik ciprat ini bertujuan agar warna primer yang saling
bertumpuan akan berubah seperti jika warna merah bertemu dengan
warna kuning anak menjadi warna hijau sehingga anak akan lebih
tertarik dalam perubahan warna tersebut.
Alat dan bahan            :
a. Kertas A4
b. Cat air warna primer.
c. Kuas
d. Palet
Cara membuatnya       :
a. Siapkan cat air dengan warna primer seperti merah, kuning,
biru.
b. Lalu masukkan cat air ke dalam palet dan siapkan air
secukupnya untuk mencampur cat air dengan air.
c. Lalu gunakan kuas dan lalu ciprat kan ke dalam kertas gambar,
sehingga ada percampuran antara merah dengan biru akan
menjadi ungu.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karya- karya tadi merupakan karya yang dapat diajarkan kepada anak
usia dini. Dengan contoh karya- karya diatas diharapkan sebagai guru kita
mampu untuk mengajarkan anak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
menciptakan sebuah karya. Selain itu kita sebagai guru juga dapat
mengembangkan seni yang dimiliki oleh anak sejak usia dini, sehingga
pertumbuhan anak dapat berjalan sesuai dan seimbang.
Variasi seni rupa dalam perkembangan anak usia dini seperti
menggambar, melukis, menjiplak, mencetak, kolase, tanah liat, maupun
finger painting hal ini memberikan perhatian praktis pada seetiap segi
tanggung jawab seorang guru. Seperti bagaimana mengenalkan setiap materi
pelajaran, bagaimana persiapan terbaik dan ruang kelas bisa disusun
sedemikian rupa, dapat mensupport daya eksplorasi anak.
Guru dapat memberikan pertanyaan guna merangsang ekspresi
personal dan penuh arti. Peranan orang tua sangatlah penting untuk
membantu anak – anak berkreasi seni di rumah Perkembangan seni pada
anak usia dini dimulai dari hal yang sederhana, misalnya gerakan – gerakan
lebar yang menyapu sampai desain yang sederhana baru kemudian mereka
beralih dari satau aktifitas otot motor dasar ke rancanganm dan ke
penggambaran, di sini peran guru dibutuhkan. Sebagai guru diharapkan
tidak menetapkan standar apapun mengenai karya figuratif dan non
foguratif. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak terlalu tertekan yang dapat
,enghambat perkembangan actual mereka.
Tujuan pendidikan seni rupa di sekolah yaitu melanjutkan dan
mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan seni rupa
yang telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah, sehingga hal ini perlu
diperhatikan oleh guru dengan memberikan kesempatan yang leluasa kepada
anak dalam mencipta karya seni rupa sebagai pernyataan ekspresinya

15
B. Saran
Suatu hal tidak luput dari kelemahan, apabila memiliki kelebihan pasti
juga memiliki kelemahan. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-
rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik
dan saran yang konstruktif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nani Susilowati Dra. 2009 tentang Memahami Pendidikan Anak Usia Dini, FISIP
USU.

Danwel Goleman. 1995. Emotional Intelligence ( EQ)

Stenberg Soloveri. 1997.

17

Anda mungkin juga menyukai