Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD


(Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa)

Metode Pengembangan Seni kriya Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : 1. Dr. Malpaleni Satriana, M.Pd.


2. Adharina Dian Pertiwi, M.Pd.
Disusun Oleh :

Rina Pujiati Pertiwi 2105126040

Siti Nur Hazizah 2105126042

Eka Ambar Setya Putri 2105126041

Danya Oxsi Pebrianti 2105126045

Shofiyyah Nur Fadhillah 2105126048

Rizka Adelia 2105126066

KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Pembelajaran Seni Rupa di PAUD (Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa)”
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode
Pengembangan Seni Kriya Anak Usia Dini. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi
bagi pembaca agar mengetahui masalah-masalah anak dari sejak dini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka untuk kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Samarinda, 26 agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa........................................................................................2
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................................................................3
B. Saran...............................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................4
LAMPIRAN...............................................................................................................................................5
REVIEW JURNAL...................................................................................................................................6

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini adalah wahana bermain sambil belajar yang penuh keceriaan dan
kebebasan. Dengan demikian memungkinkan anak untuk berekspresi dan mengembangkan
bakat, minat dan kreatifitasnya. Sekaligus juga mendapatkan pengetahuan keterampilan serta
pengembangan sikap perilaku anak dalam suasana yang menyenengkan (Agustina, dkk, 2013).
Dalam Standar PAUD bidang pengembangan seni tidak dicantumkan, tetapi seni berperan
sebagai wahana pembelajaran berbagai bidang pengembangan PAUD. Seperti yang tercantum
dalam Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran PAUD pengembangan Fisik yaitu
motorik halus seperti pada usia 4 -<5 tahun diantaranya : membuat garis vertical, horizontal,
lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran, menjiplak bentuk, mengoordinasikan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulative untuk
menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri
dengan berkarya seni menggunakan berbagai media. Dapat disimpulkan bahwa setiap
pengembangan motorik halus dibutuhkan media pembelajaran seni rupa. Model pembelajaran
dengan menggunakan media seni rupa bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan
sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai hasil
karya yang kreatif.
Seni adalah sebuah proses penyaluran diri melalui ekpresi dan kreativitas. Seni bagi anak
usia dini merupakan media untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa?
2. Aspek Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa?
3. Bagaimana Pelaksanaan Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa Di PAUD?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa
2. Mengetahui Aspek Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Pembelajaran
Seni Rupa
3. Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa Di PAUD

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Seni Rupa Anak Usia Dini


Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pada pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk partisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serat psikologis peserta didik.
Pentingnya seni dalam pendidikan telah diakui selama berabad-abad, dimulai dari
filsuf klasik seperti Plato, Pythagoras, atau Aristoteles (J.L. Siesling, 2015). Seni adalah
sebuah proses penyaluran diri melalui ekpresi dan kreativitas. Seni bagi anak usia dini
merupakan media untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya (Direktorat
PAUD Kemdikbud, 2020). Saat ini, para ilmuwan dan pendidik sepakat bahwa seni harus
dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum sejak tahap awal perkembangan anak.
Seni adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tetapi hingga saat
ini eeksistensi pendidikan seni kerap kali dipertanyakan, termajinalkan karena system,
mitos dan kesalahpahaman penyelenggaraannya dalam lingkungan sekolah (Soetedja,
2007:413). Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia
melalui seni.

Yang perlu disadari oleh guru PAUD bahwa seni untuk anak-anak berbeda dengan
seni untuk orang dewasa karena karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini
penting diperhatikan khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya
hasil kreasi anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa.
Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni
untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan
anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja profesional difungsikan untuk
meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional. Selaras dengan
pernyataan Tabrani (2014:6) bahwa „seni digunakan sebagai wahana untuk belajar,
namun seni juga memiliki banyak unsur “bermain”. Disebut pendidikan melalui seni,

2
sebab tujuannya adalah mengusahakan pendidikan anak seutuhnya dengan seni sebagai
wahana, jadi bukan bertujuan menghasilkan seniman cilik‟. Dunia anak adalah dunia
bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas
berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan
mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara
menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang
setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan
terhadap seni. Kompetensi yang diharapkan dari pendidikan seni anak usia dini menurut
Depdiknas (2001: 8) adalah:

1) Mampu memadukan unsur etika, logika dan estetika, meliputi:


pengetahuan, pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan
berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran;
2) Memiliki kepekaan indera, perasaan estetis dan artistic melalui
pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan berkreasi secara lintas bidang
dalam mendukung kecerdasan emosional, intelektual, moral, spiritual dan
adversitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak;
3) Mampu berkreasi dalam bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran dalam
mengembangkan kemampuan perseptual, pemahaman, apresiasi,
kreativitas, dalam berproduksi;
4) Memiliki keterampilan dasar dan mampu berkreasi berdasarkan inspirasi
yang bersumber pada alam dan lingkungan sekitar anak dalam mengolah
medium seni;
5) Mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain serta keragaman
seni budaya setempat dan nusantara;
6) Mampu mempergelarkan, menyajikan karya seni dan atau merancang,
memamerkannya di kelas dan atau di lingkungan sekolah

B. Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa

Sementara dalam Standar PAUD bidang pengembangan seni tidak dicantumkan,


tetapi seni berperan sebagai wahana pembelajaran berbagai bidang pengembangan

3
PAUD. Seperti yang tercantum dalam Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran
PAUD (2010:11-16) pengembangan Fisik yaitu motorik halus seperti pada usia 4 - <5
tahun diantaranya : membuat garis vertical, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring
kiri/kanan, dan lingkaran, menjiplak bentuk, mengoordinasikan mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulative untuk menghasilkan
suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri dengan
berkarya seni menggunakan berbagai media. Dapat disimpulkan bahwa setiap
pengembangan motorik halus dibutuhkan media pembelajaran seni rupa. Model
pembelajaran dengan menggunakan media seni rupa bertujuan agar anak dapat dan
mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan
dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif. Kompetensi dasar yang diharapkan dari
penggunaan media seni rupa adalah mampu mengekspresikan diri dengan dengan
menggunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melalui kegiatan eksplorasi dan
mengembangkan kemampuan motorik halus.

Seni rupa adalah cabang dari seni untuk menghasilkan karya seni dengan ekspresi
dan kualitas yang bisa dilihat oleh indera penglihatan dan diraba oleh indera peraba.
Pembelajaran seni rupa yang diberikan kepada anak usia dini di Taman Kanak-kanak
penting untuk mengembangkan potensi anak berupa bakat, kreativitas, dan minat serta
kepekaan estetis. Potensi-potensi tersebut perlu dikembangkan secara optimal untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Pembelajaran seni
ruipa bagi anak usia dini di Taman Kanak-kank penting sebagai media ekspresi,
eksplorasi, dan mengembangkan keterampilan/ psikomotorik. Kegiatan ekspresi sangat
dibutuhkan oleh anak untuk menyalurkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya dalam
bentuk berkarya seni rupa. Demikian pula eksplorasi sebagai sarana untuk
mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak sangat penting untuk menujang
pertumbuhannya secara optimal secara fisik dan mental. Hal itu sejalan dengan
pandangan Novakovik, “Seni rupa dianggap penting dalam upaya mengembangkan
potensi kreatif anak usia-dini, Hal ini tercermin pada hasil penelitian tentang
pengembangan kemampuan keruangan (visual spatial intelligence), imajinasi, persepsi
estetik, dan kemampuan ekspresif“ (Novakovik, 2015: 153).

4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

5
DAFTAR PUSTAKA

6
LAMPIRAN

7
REVIEW JURNAL

Anda mungkin juga menyukai