Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN SENI di SD
MODUL 10, 11 dan 12

KELOMPOK 4:

1. ANALISA HUTRIA (856256542)


2. SYAIFULLAH (856259405)
3. VIO OKTARINI (856256836)
4. WIFDA MESLA (856255107)
5. YULIA FRANSISKA (856256109)
6. YUDHI SETIAWAN (856256123)

UPBJJ PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 10 ................................................................................................................................. 3
Apresiasi Seni Rupa Anak

KB 1 Manfaat Belajar Seni Bagi Anak Usia SD.......……......................................................... 3

KB 2 Karakteristik Seni Rupa Anak……………...................................................................…4

KB 3 Periodisasi Gambar Anak……………………………………………………………...…6

MODUL 11 ..................................................................................................................................6

Konsep Pendidikan Seni


KB 1 Konsep Pendidikan Seni di Sekolah Dasar........................................................................6

KB 2 Fungsi Pendidikan Seni.......................................................................................................7


KB 3 Ruang Lingkup Pendidikan Seni…....................................................................................8
MODUL 12.....................................................................................................................................9
Pembelajaran Seni Terpadu
KB 1 Dasar- dasar Pembelajaran Terpadu.................................................................................9
KB 2 Prinsip Pembelajaran Seni……. ……………………………………………………......13
KB 3 Merancang Pembelajaran Seni Terpadu…………………………………………….....15

BAB III
PENUTUP ...................................................................................................................................19

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..20
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah
kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Seni di SD pada modul 10,11 dan 12. Makalah yang
kami susun ini membahas tentang Apresiasi seni rupa anak, Konsep pendidikan seni dan
Pembelajaran seni terpadu
Makalah ini dibuat untuk memberikan ringkasan terkait pembahasan apresiasi seni rupa
anak, konsep pendidikan seni dan pembelajaran seni terpadu. Kami sadar betul dalam
penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, yakninya Bapak Tutor Mata
Kuliah Pendidikan Seni di SD , Genta Nafri Wenda, S.Pd, M.pd. Gr. Serta teman- teman satu
kelompok yang telah bekerjasama dengan baik dalam penyelesaian makalah ini.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa
kritik dan saran yang membangun agar di kemudian hari kami sanggup membuat makalah yang
lebih maksimal. Terakhir, kami berharap semoga makalah ini bisa memberi manfaat yang
banyak bagi pembaca. Atas perhatian dan waktunya, kami ucapkan terimakasih
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan seni sebagai mata pelajaran di sekolah dasar (SD) diberikan dengan
tujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan diri dengan berbagai
cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Pengajaran seni juga
bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap
keragaman budaya local dan global sebagai pembengtukan sikap menghargai, toleran,
demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Jenis
seni dalam pembelajaran di SD terdapat empat macam, yakni seni tari, seni music, seni rupa
dan seni drama. Pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan
kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, keampuan cipta, rasa dan karsa
anak diolah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang
diterapkan diatas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai keterampilan berpikir. Hal
tersebut meliputi keterampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Pendidikan seni rupa sebenarnya
merupakan istilah yang relative baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya
digunakan istilah menggambar.
Namun pada kenyataannya saat ini, pemahaman pelaksana pendidikan terhadap
konsep pendidikan seni masih tidak merata, oleh sebagian guru dan orang tua siswa masih
menganggap bahwa pendidikan seni atau kertakes adalah : (1) pelajaran bagi calon seniman,
(2) pelajaran tambahan sebagai pemanis kurikulum, dan (3) pelajaran selingan setelah penat
materi pelajaran yang lain yang dianggap lebih bermanfaat bagi siswa dan kehidupannya.
Sekarang, pendidikan seni dimasukkan ke dalam rangkaian kurikulum pendidikan di
Indonesia bukan karena tujuan praktis mendidik sebagai calon seniman. Melainkan lebih
dari itu, pendidikan seni kedudukannya sejajar dengan mata pelajaran yang lain. Jika
pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak, maka pendidikan seni sebagai komponen
atau bagian dari pendidikan umum itu juga bertujuan mendewasakan anak.
Kelihatannya, banyak pelaksana pendidikan khususnya guru yang belum
menyadari bahwa pelajaran kertakes merupakan salah satu mata pelajaran untuk membina
kemampuan berpikir secara komprehensif dengan merasakan gejala alam melalui

1
pengamatan suatu objek. Pengamatan dapat digunakan untuk mengembangkan rasa toleransi
social, rasa keindahan, rasa keagamaan untuk memahami alam. Oleh karena itu, makalah ini
akan menyajikan pentingnya membina anak menjadi subjek secara menyeluruhyang berisi
pembinaan cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, pada makalah ini juga akan mengangkat strategi
pembelajaran seni dan gambaran tentang konsep pendidikan seni.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana apresiasi seni rupa anak ?
2. Bagaimana konsep pendidikan seni?
3. Bagaimana pembelajaran seni terpadu di SD ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana apresiasi seni rupa anak.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan seni
3. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran seni terpadu di SD

D. MANFAAT PENULISAN
1. Dapat mengetahui bagaimana apresiasi seni rupa anak
2. Dapat mengetahui cara bagaimana konsep pendidikan seni
3. Dapat mengetahui bagaimana pembelajaran seni terpadu di SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 10
APRESIASI SENI RUPA ANAK

KB 1. MANFAAT BELAJAR SENI BAGI ANAK USIA SD


Manfaat belajar seni rupa antara lain :
1. Seni rupa sebagai bahasa visual
Berseni merupakan kebutuhan anak dalam :
- Mengutarakan pendapat
- Berkhayal-berimajinasi
- Bermain
- Belajar
- Memahami bentuk yang ada di sekitar anak
- Merasakan kegembiraan,kesedihan dan rasa keagamaan
2. Seni memnbantu pertumbuhan mental
Pada usia 7 dan 8 tahun merupakan usia perkembangan penalaran anak yaitu perasaan
dan pikiran mulai berkembang memisah. Perkembangan usia ini sedikit banyak
mempengaruhi pola berkarya seni rupa
3. Seni rupa membantu belajar bidang yang lain
Hakikat belajar seni rupa yang mengutamakan beraktivitas mencipta, menuangkan ide,
imajinasi sebagai pembinaan cipta. Mengamatai merasakan dan mengapresiasi objek fisik
maupun gerak adalah pembinaan rasa. Sedangkan berkarya dengan baik, tepat bentuk,
keterampilan mencipta adalah pembinaan karsa.
4. Seni sebagai media bermain
Ditinjau dari proses berkarya, cara cipta seni anak berbeda dengan orang dewasa.
Berkaraya seni rupa sebenarnya merupakan prilaku biasa seperti berbicara, bermain dan
berkhayal. Karya seni rupa difungsikan sebagai ungkapan perasaan, keinginan maupun
pandangannya terhadap dunia sekelilingnya.

3
KB 2. KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK
1. Istilah Menggambar dan Melukis
Melukis bagi anak merupakan kegiatan berimajinasi yang dituangkan pada bidang datar,
tetapi menggambar bagi anak hampir sama dengan melukis sebab agak sulit dibedakan
antara menggambar dan melukis pada karya seni rupa anak.
Namun bagi orang dewasa menggambar adalah merekain bentuk benda alam atau yang
lain ke bidang datar dan dinyatakan sesuai dengan apa adanya sedangkan melukis
mengekspresikan objek yang kemudian diolah pikiran estetisnya kemudian diungkapkan
pada bidang datar.
2. Tema karya seni rupa anak
Tema-tema yang sering dijadikan dorongan berkarya bagi anak adalah :
a. Lingkungan yang paling menarik dilihat dari mata pandang anak, hiasan penutup
meja, bunga ditaman, peralatan memasak yang ada didapur atau pot-pot tanaman
yang disaingi oleh ibu.
b. Keikutsertaan dalam peristiwa : menyanyi bersama di panggung gembira, bekerja
bakti dikampungku, ikut tamasya
c. Kejadian yang menimpa anak : sedih,senang,berkenalan dengan teman atau
kemarahan dengan keluarga dan temanku
d. Keinginan anak seperti : meminta berkunjung ke rumah saudara, alat mainan
kesenangan (bola,sepeda dan lain-lain)
e. Pikiran masa depan (cita-cita) ingin menjadi seorang dokter, arsitek,polisi,tentara atau
ilmuwan, serta keinginan naik pesawat terbang.
f. Apa yang pernah dilihat dalam peristiwa sekejap : melihat film di televisi, kejadian
upacara adat, melihat tabrakan
g. Imajinasi akan peristiwa yang imajiner,tabrakan pesawat, serangan para pahlawan.
h. Cerita kepahlawanan atau wiracarita (heroic)

Tema-tema yang muncul dari anak sebenarnya sangat bergantung dari faktor yang
mempengaruhi diantaranya :
a. Tingkat kemampua berpikir atau kecerdasannya

4
b. Sesuai dengan kemampuan gerakan otot yang sedang mengalami pertumbuhan
kuantitatif
c. Sesuai dengan perkembangan usia, mental dan pengetahuannya
d. Media yang dia inginkan
e. hasratnya
3. Ciri umum lukisan anak
a. Gaya lukisan anak bermacam-macam sesuai dengan motivasi (minat) atau dorongan
berkarya.
- Gaya wiracarita (heroisme) yaitu lukisan yang menggambarkan cerita
kepahlawanan, kepatriotan.
- Gaya dekoratif ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk konturistik (berupa
garis) dan jika warna yang dipilih berupa blok warna sedikit nuansa. Nuansa atau
gradasi adalah teknik mengurai warna dari gelap ke terang atau memanfaatan
tingkatan warna dari kuning-kuning ke hijauan-biru kekuningan menuju biru dan
seterusnya berjalan berputar dalam deretan warna.
- Gaya komik merupakan gaya lukisan anak dengan memanfaatkan cerita lebih
dahulu, oleh karenanya gaya ini mirip dengan cerita bergambar (cergam).
- Gaya potret merupakan gambar wajh seseorang baik tokoh idola maupun tokoh
yang sering bergaul dalam kehidupan sehari hari.
b. Komposisi karya seni rupa anak-anak dapat berupa :
1. Posisi tumpang tindih (juxtra position)
2. Bertumpu pada garis dasar (folding over)
3. Rebahan (rabatement) adalah penggambaran objek secara rebahan atau tiduran
4. Stereo type adalah susunan elemen bentuk yang diulang-ulang.
5. X-ray atau Transparent
c. Type gambar anak diantaranya adalah :
1. Haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan
rasa dari pada pikirannya.
2. Non-haptic mengandalkan rasa atau hadir dari dorongan rasa, maka tipe non
haptic cenderung mendapat pengaruh dari intellectual motivation.
3. Willing type merujuk makna tipe seseorang yang mengharapkan akan sesuatu.

5
KB 3. PERIODISASI GAMBAR ANAK
1. Masa coreng moreng : usia 1-4 tahun
a. Judul gambar yang berubah-ubah
b. Mulai mengidentifikasi objek dengan judul yang mantap
2. Masa prabagan : usia 4-7 tahun
Masa ini anak sudah mulainmengenal dirinya baik jenis kelamin maupun eksistensi
dirinya dalam hubungan keluarga maupun masyarakat sosialnya.
3. Masa Bagan : usia 7-9 tahun
Masa ini ditandai dengan kematangan berpikir general, oleh sebagian anak laki-laki
menggambar dijadikan sarana bermain dan bercerita tentang kepahlawanan.
4. Masa realisme awal : usia 9-11 tahun
Perkembangan mental anak pada periode ini adalah kemampuan pengindraan : bentuk
yang detail mampu diungkap terutama hal-hal yang berada di lingkungan sekitar.
5. Masa realisme semu : usia 11-14 tahun
Seiring dengan perkembangan biologi anak usia 11-15 tahun sudah membedakan dengan
jelas kedudukan dirinya dan fungsi masing-masing organ tubuh.

MODUL 11
KONSEP PENDIDIKAN SENI

KB 1. KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR


A. Seni Membantu pengembangan daya pikir, rasa dan karsa
Karya seni mempunyai arti fisik karena karya ciptaan itu merupakan ungkapan ide,
kemampuan rasa, maupun kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karya seni mempunyai arti simbolis karena dalam proses berkarya (berproduksi) anak
menggerakkan seluruh indera rasa,pikir dan karsa
1. Seni membantu pelatihan pengembangan daya pikir
2. Seni membantu pelatihan pengembangan kepekaan rasa
3. Pelatihan produksi seni membangkitkan karsa anak
B. Seni membantu belajar memahami materi pelajaran lain

6
Salah satu fungsi pendidikan adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan
(mengembangkan kedisiplinan,keteraturan dan berfikir sisteatis) dan otak kiri
(mengembnagkan kemampuan kreasi yang unstructured) seperti ekspresi,kreasi,imajinasi
yang tidak membutuhkan sistematika kerja agar terjadi perpaduan gerak yang dinamis.
Kelompok mata pelajaran berbasis berpikir sistematis adalah matematika, IPA, sedang
kelompok mata pelajaran berbasis kemampuan kreasi unstructured berpikir seperti
kesenian, agama dan IPS
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata seni dapat membantu pengembangan
daya pikir anak, mengembangkan kepekaan anak, dapat membantu memahami materi
pelajaran lain dan melalui kegiatan produksi karya seni mampu membangkitkan karsa
anak.
KB 2. FUNGSI PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni dapat berfungsi diantaranya adalah :
1. Seni sebagai media ekspresi
Seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui
kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan
sehingga berujud tarian demikian pula seni memberi kesempatan mengungkapkan
yang dirsakan, gagasan dan pikiran anak melalui rangkaian nada dan suara atau
mewujudkannya dalam bentuk gambar.
2. Seni sebagai media komunikasi
Sebagai media komunikasi dapat dilihat pada anak menginformasikan
gagasan,perasaan dan pikirannya lewat medium suara,gerak dan bentuk yang dapat
melengkapi ungkapan bahasa verbal
3. Seni sebagai media pembinaan kreativitas
Seni memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang sesuai naluri dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri melalui tiga
medium yakni gerak yang dilatihkan melalui pembelajaran tari, suara yang dilatihkan
melalui pembelajaran musik dan kreatifitas mencipta bentuk sebagai inbond activity
melalui pembelajaran seni rupa.
4. Seni sebagai model pelatihan pengembangan hobi atau bakat

7
KB 3. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SENI
Pengetahuan seni berupa :
1. Pengetahuan Seni
Pengetahuan organis adalah pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan
dan saling berkaitan dengan pengetahuan lain.
Pengetahuan linier anorganik adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur
: oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang
berbeda.
2. Apresiasi
Dalam berapresiasi seni terdapat beberapa tahap yakni surprise-empatik-estetik-feeling of
content-etis-simpatik.
3. Pengalaman Kreatif
Pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika sedang berproduksi
seni. Pengalaman seni atau sering pula disebut pengalaman kreatif sebenarnya
pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari berprilaku seni.

KB 4. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI DI SD


A. Model Pembelajaran Seni
1. Pendekatan belajar seni
Pendekatan belajar seni bersifat lebih luwes (fleksibel) tidak kaku, kapan seorang
guru akan melakukan perubahan pendekatan, tidak dapat diduga. Dalam hal ini
sewaktu-waktu guru dapat melakukan perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi. Situasi yang dimaksudkan adalah keadaan siswa ketika diajar
mendapatkan kesulitan, maka guru dapat mengubah gaya dan pendekatan belajar
siswa. Didalam pembelajaran seni ada namanya pendekatan deskriptif dimana guru
menjelaskan bermacam-macam binatang dan karakteristik gerakan dengan
menggunakan contoh-contoh gerakan binatang tersebut didalam kelas.Kemudian
ada juga namanya pendekatan partisipatif dimana guru melakukan kegiatan
membuat syair puisi terlebih dahulu dan kemudian syair tersebut diisi dengan nada
irama sehingga menjadi sebuah nyanyian.
2. Model Pembelajaran seni

8
a. Kelas-kelas awal
Kelas-kelas awal adalah kelompok kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas
2, secara psikologis pada tingkatan ini kondisi pikiran dan perasaan masih
menyatu artinya ketika seorang anak diberi tugas oleh guru untuk mengamati
suatu obyek,pengetahuan anak belum dapat membedakan termasuk golongan
berpikir atau logika rasional atau perasaan.
b. Kelas Menengah
Kelas ini berada pada usia kelas 3-4. Kondisi anak sudah mulai stabil
dibanding dengan kelas awal tadi, siswa telah memperoleh banyak
pengetahuan tentang MTK, Bahasa maupun IPA yang dapat membuat
pemisahan antara kegiatan berfikir dan merasakan.
c. Kelas Akhir
Pada kelas ini terjadi perbedaan yang menyolok atas perkembangan siswa
perempuan dengan laki-laki. Pada kelas akhir ini siswa telah mampu
memisahkan alam pikiran dengan perasaan yang jelas sehingga tugas
berkesenian pun hendaknya mulai dijuruskan. Dua jenis tingkatan yang
berbeda tersebut dipengaruhi oleh kemampuan pengamatan visual maupun
cerapan suara tinggi, sehingga dalam pembelajaran seni lebih diarahkan kepada
medium bentuk seperti : menggambar,melukis,menari,berkarya kerajinan atau
menciptakan benda-benda pakai yang lain. Sedangkan siswa yang kemampuan
auditifnya kuat lebih baik dilatih kemampuan rasa pendengarannya.

MODUL 12
PEMBELAJARAN SENI TERPADU

KB 1. DASAR-DASAR PEMBELAJARAN TERPADU


1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu adalah konsep yang merujuk pada pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
siswa, sehingga siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui

9
pengalaman secara langsung dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari pembelajaran terpadu:
a) Pembelajaran berpusat pada siswa, di mana siswa merupakan subjek belajar dan guru
merupakan fasilitator
b) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
c) Batasan antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas
d) Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh
e) Pembelajaran bersifat luwes, dengan guru dapat menghubungkan suatu bahan ajar
dengan mata pelajaran lain ataupun kehidupan dan lingkungan sehari-hari
f) Pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan bakat siswa

Pembelajaran terpadu melibatkan berbagai model, seperti model keterpaduan (integrated),


model nested, dan model shared. Model ini mencoba menggabungkan berbagai mata pelajaran
dan mencakup berbagai aspek dari pembelajaran, seperti mengembangkan keterampilan
sosial, meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, dan menerapkan konsep belajar
sambil melakukan.
2. Prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip Pembelajaran Terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai disiplin atau mata pelajaran dalam satu kesatuan pembelajaran. Dalam konteks
pembelajaran seni terpadu di mata kuliah pendidikan seni SD, terdapat beberapa prinsip yang
menjadi dasar dalam implementasi pembelajaran terpadu, antara lain:

a) Interkoneksi antara berbagai disiplin seni: Prinsip ini menekankan pentingnya


menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai disiplin seni, seperti seni rupa, musik,
tari, dan drama, dalam proses pembelajaran. Dengan mengaitkan berbagai disiplin seni,
siswa dapat memahami hubungan dan interaksi antara berbagai bentuk seni.
b) Integrasi seni dalam kurikulum dan kehidupan sehari-hari siswa: Prinsip ini mengarahkan
pembelajaran seni terpadu untuk tidak hanya terbatas pada mata pelajaran pendidikan
seni, tetapi juga mengintegrasikan seni dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa.

10
Dengan demikian, siswa dapat melihat dan mengalami seni sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan mereka.
c) Pemanfaatan berbagai media seni dalam pembelajaran: Prinsip ini menekankan
penggunaan berbagai media seni, seperti lukisan, musik, tarian, teater, dan lain-lain,
dalam proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan berbagai media seni, siswa dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang seni dan mengaplikasikannya
dalam karya-karya seni yang mereka ciptakan.
Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang
holistik, kreatif, dan bermakna bagi siswa. Dengan mengintegrasikan berbagai disiplin seni
dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa, pembelajaran seni terpadu dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan mendalam.

3. Model Pembelajaran Terpadu


Berikut adalah penjelasan masing-masing dari kesepuluh model pembelajaran terpadu
menurut Robin Fogarty (1991):
a. Model Fragmen (Fragmented Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara memecah-mecah konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah-pisah
b. Model Terhubung (Connected Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan mengaitkan konsep-konsep yang saling berkaitan dari berbagai mata
pelajaran
c. Model Tersarang (Nested Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menyusun konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu hierarki atau susunan bertingkat
d. Model Terurut (Sequenced Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menyusun konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
urutan tertentu

11
e. Model Terbagi (Shared Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara membagi konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran menjadi
bagian-bagian yang terpisah-pisah dan diberikan kepada siswa secara bergantian
f. Model Jaring Laba-Laba (Webbed Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menghubungkan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu jaring-jaring atau peta pikiran
g. Model Pasang Benang (Threaded Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara mengaitkan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu benang cerita atau alur cerita
h. Model Integrasi (Integrated Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menggabungkan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
menjadi satu kesatuan yang utuh
i. Model Terbenam (Immersed Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menyelamkan siswa dalam suatu lingkungan atau situasi yang
memungkinkan mereka untuk mengalami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
secara langsung
j. Model Jaringan (Networked Model):
Model ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema
tertentu dengan cara menghubungkan siswa dengan sumber daya dan ahli dari
berbagai disiplin ilmu melalui jaringan komunikasi dan teknologi
Dari kesepuluh model tersebut, terdapat tiga model yang cocok diterapkan di sekolah dasar,
yaitu model jaring laba-laba (webbing), model keterhubungan (connected), dan model
keterpaduan (integrated)

12
KB 2. PRINSIP PEMBELAJARAN SENI
1. Arah Pembelajaran Pendidikan Seni
Jiwa kurikulum seni memiliki cakupan yang meliputi tiga kelompok, yaitu kurikulum
akademis, kurikulum praktis, dan kurikulum humanistik. Berikut adalah penjelasan masing-
masing kelompok:
a) Kurikulum Akademis: Kurikulum ini mengutamakan isi pendidikan dan diambil dari
disiplin-disiplin ilmu. Tujuan dari kurikulum ini adalah memberikan pengetahuan
yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses "penelitian".
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum ini adalah metode
ekspositori dan inkuiri
b) Kurikulum Praktis: Kurikulum ini mengutamakan penerapan praktis dari konsep-
konsep yang dipelajari. Tujuan dari kurikulum ini adalah mengembangkan
keterampilan praktis dan mengapplikkan pemahaman yang dipelajari. Metode yang
digunakan dalam kurikulum ini adalah metode pembelajaran yang berorientasi pada
praktek dan aktifitas siswa
c) Kurikulum Humanistik: Kurikulum ini mengutamakan pengembangan kepribadian,
pembelajaran, dan aktualisasi-diri. Tujuan dari kurikulum ini adalah membentuk
perkembangan kepribadian, pembelajaran, dan aktualisasi-diri. Kurikulum
humanistik bertujuan mengembangkan bidang-bidang: kognitif, afektif, sosial,
moral, dan perkembangan ego. Metode yang digunakan dalam kurikulum ini adalah
metode yang berorientasi pada pengalaman langsung dan mengembangkan
keterampilan sosial siswa
2. Substansi Pendidikan Seni
Substansi pendidikan seni meliputi berbagai aspek, seperti fungsi pendidikan seni, proses
pembelajaran seni, kurikulum pendidikan seni, dan manfaat pendidikan seni bagi peserta
didik. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing aspek:
a) Fungsi pendidikan seni: Seni memiliki peran penting dalam penyampaian pesan
religi/ agama kepada manusia, sebagai media pendidikan, dan sebagai sarana
pengembangan kreativitas siswa
b) Proses pembelajaran seni: Proses pembelajaran seni dapat dilakukan melalui
pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu, dan multikultural sebagai upaya

13
peningkatan kreativitas siswa. Proses pembelajaran seni juga dapat dilakukan melalui
pembelajaran yang berorientasi pada praktek dan aktifitas siswa
c) Kurikulum pendidikan seni: Kurikulum pendidikan seni meliputi rupa, musik, tari,
dan drama (seni teater). Kurikulum pendidikan seni dapat diintegrasikan dengan
pendidikan karakter dan berdasarkan pada pentahapan kompetensi. Kurikulum
pendidikan seni juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
d) Manfaat pendidikan seni bagi peserta didik: Manfaat pendidikan seni bagi peserta
didik meliputi pengembangan kreativitas, pengembangan kepribadian,
pengembangan keterampilan praktis, dan pengalaman langsung
3. Pendekatan Partisipatif Produksi Seni
Pendekatan partisipatif produksi seni adalah salah satu model pembelajaran seni di mana
siswa harus aktif berkarya atau berproduksi seni. Model ini bertujuan untuk
mengembangkan kreativitas siswa dan membina kepribadian manusia kreatif melalui
pembelajaran praktek atau berkarya seni
4. Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian
Terdapat 3 bentuk keterpaduan dalam pembelajaran seni, yaitu:
Berikut adalah penjelasan mengenai tiga bentuk pembelajaran terpadu seni yang disebutkan
dalam beberapa sumber:
a. Keterpaduan Kurikulum:
Keterpaduan kurikulum adalah bentuk pembelajaran terpadu seni yang mengintegrasikan
berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema tertentu. Kurikulum pendidikan seni
meliputi berbagai aspek, seperti rupa, musik, tari, dan drama (seni teater), dan dapat
diintegrasikan dengan pendidikan karakter serta disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa
b. Keterpaduan Pembelajaran:
Keterpaduan pembelajaran adalah bentuk pembelajaran terpadu seni yang melibatkan
siswa dalam proses belajar dengan mencakup berbagai aspek, seperti menghadapi
tantangan dalam kehidupan nyata, mengembangkan keterampilan sosial, dan menerapkan
konsep belajar sambil melakukan. Metode yang digunakan dalam keterpaduan
pembelajaran adalah metode pembelajaran yang berorientasi pada praktek dan aktifitas
siswa

14
c. Keterpaduan Kelas:
Keterpaduan kelas adalah bentuk pembelajaran terpadu seni yang melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model yang mencakup berbagai aspek, seperti model
keterpaduan, nested, dan shared. Model keterpaduan mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran dalam suatu topik atau tema tertentu dengan menggunakan pendekatan
antarmata pelajaran. Model nested mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam suatu
topik atau tema tertentu dengan cara menyusun konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu hierarki atau susunan bertingkat. Model shared mengintegrasikan
berbagai mata pelajaran dalam suatu topik atau tema tertentu dengan cara membagi
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran menjadi bagian-bagian yang terpisah-pisah
dan diberikan kepada siswa secara bergantian

KB 3. MERANCANG PEMBELAJARAN SENI TERPADU


1. Rancangan Pembelajaran Terpadu
Berikut adalah contoh rancangan pembelajaran seni terpadu yang lebih rinci untuk
mengajarkan siswa melakukan kerajinan seni secara terpadu:
 Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan kerajinan seni mereka.
2. Siswa dapat mengidentifikasi dan menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni.
3. Siswa dapat menggunakan berbagai teknik dan sumber daya untuk menciptakan kerajinan
seni yang unik dan menarik.
 Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan:
Guru menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran kepada siswa.
 Pengenalan topik dan tujuan pembelajaran.
 Penjelasan tentang kerajinan seni dan bagaimana mereka akan
mengembangkannya secara terpadu.
2. Kegiatan Inti:
Siswa melakukan tugas kerja kecil untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam
mengidentifikasi dan menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni

15
 Melatih mengidentifikasi elemen-elemen dasar seni, seperti bentuk, warna, dan
tekstur.
 Melatih menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni, seperti ketegangan,
harmoni, dan keteraturan.
 Melatih menggunakan berbagai teknik, seperti pemotongan, penghalusan, dan
pengikatan, untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik
3. Kegiatan Kreatif:
Siswa melakukan aktivitas kreatif, seperti melukis, menulis, atau membuat kerajinan seni,
untuk mengembangkan keterampilan dan sikap kreatif mereka
 Melatih mengembangkan ide-ide untuk kerajinan seni yang unik dan menarik.
 Melatih menerapkan teknik-teknik yang telah dipelajari untuk menciptakan
kerajinan seni yang unik dan menarik
 Melatih mengkritik dan memberikan umpan balik satu sama lain untuk
meningkatkan kemampuan dan sikap kreatif mereka
4. Tugas:
Siswa dibutkan untuk mengerjakan tugas melakukan kerajinan seni yang unik dan
menarik, menggunakan prinsip-prinsip penciptaan karya seni yang telah dipelajari
 Melatih mengembangkan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan
menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni yang telah dipelajari.
 Melatih mengkritik dan memberikan umpan balik satu sama lain untuk
meningkatkan kemampuan dan sikap kreatif mereka
5. Penutup:
Guru menjelaskan kesimpulan dari kegiatan dan memberikan umpan balik tentang
kemampuan siswa dalam mengembangkan kerajinan seni secara terpadu
 Pengenalan hasil tugas dan memberikan umpan balik tentang kemampuan siswa
dalam mengembangkan kerajinan seni secara terpadu.
 Penutupnya dengan ucapan terima kasih dan ucapan bahagia untuk siswa dalam
belajar melakukan kerajinan seni secara terpadu
2. Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni
a) Keterpaduan Murni

16
Keterpaduan murni dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan
kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan kerajinan
seni yang unik dan menarik
b) Ketepaduan Topik
Ketepaduan topik dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan
kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan kerajinan
seni yang unik dan menarik
c) Keterpaduan Konsep
Keterpaduan konsep dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan
kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan kerajinan
seni yang unik dan menarik
d) Keterpaduan Kelas Dalam Satu Mata Pelajaran
Keterpaduan kelas dalam satu mata pelajaran dalam pembelajaran seni melibatkan
mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan
menarik dengan menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat
menjelaskan proses pembuatan kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai
teknik untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik
e) Korelasi Mata Pelajaran
Korelasi mata pelajaran dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan
kemampuan siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan
menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses
pembuatan kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan
kerajinan seni yang unik dan menarik
f) Keterpaduan Tugas Kerja

17
Keterpaduan tugas dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan
kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan kerajinan
seni yang unik dan menarik

g) Keterpaduan Misi atau Tujuan


Keterpaduan misi atau tujuan dalam pembelajaran seni melibatkan mengembangkan
kemampuan siswa untuk menciptakan kerajinan seni yang unik dan menarik dengan
menerapkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Siswa dapat menjelaskan proses
pembuatan kerajinan seni mereka dan menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan
kerajinan seni yang unik dan menarik

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Seni rupa anak mempunyai karakterisitik yang berbeda dengan orang dewasa;
anak melukis merupakan kebutuhan kedua setelah makan dan minum. Melukis
sama dengan menggambar karena proses berkarya anak belum stabil. Sedangkan
tema lukisan anak bermacam-macam, mulai dari tema lingkungan sekitar anak,
tema peristiwa yang pernah dialami, kejadian yang menimpa anak, pikiran masa
depan, film, cerita kepahlawanan.
2. Pendidikan seni dapat berfungsi diantaranya sebagai media ekspresi, sebagai
media komunikasi, dan sebagai media pembinaan kreativitas. Serta sebagai media
pengembangan hobi dan bakat. Seni melatih anak mengungkapkan isi hati dan
pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan
ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berwujud tarian, demikian
pula seni memberi kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan dan
pikiran anak mewujudkannya dalam bentuk gambar atau nyanyian.
3. Ada beberapa keterpaduan yang dapat dilakukan guru ketika menyajikan
pembelajaran terpadu pendidikan seni yaitu: keterpaduan murni, keterpaduan
topic, keterpaduan konsep, keterpaduan kelas dalam satu mata pelajaran,
keterpaduan mata pelajaran, keterpaduan tugas kerja, serta keterpaduan misi dan
tujuan.

A. Saran
Setelah membahas modul 10,11,12 pembelajaran seni di SD diharapkan kita sebagai
guru maupun sebagai orang tua murid tidak lagi memandang sebelah mata pada
pelajaran kesenian di SD, karena pendidikan seni memiliki banyak manfaat bagi proses
perkembangan anak usia SD. Guru dan orang tua harus mendukung anak secara penuh
terhadap bakat anak dibidang kesenian karena seni juga dapat menentukan masa depan
anak.

19
DAFTAR PUSTAKA

Pramadhi, hajar, dkk. 2021. Pendidikan Seni di SD. Tangerang : Universitas Terbuka

20

Anda mungkin juga menyukai