Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP DASAR SENI RUPA DI SD

Dosen pembimbing

Sundhary.M.pd

Disusun oleh:

1. Linda Nurfitria Sari (201014286206195)

2. Zuli Nufiana (201014286206221)

3. Akhmad Akbar (201014286206177)

4. Silvi Nuraini (201014286206212)

5. Juni Lestari (201014286206193)

6. Wila Mardiana (201014286206218)

7. Misdayanti (201014286206198)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


MUARA BUNGO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan izin dan
kuasanya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “konsep Dasar Seni Rupa di SD”
ini dengan baik.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada demua
pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini berupa moril maupun materil sehingga
segala sesuatunya dapat berjala dengan lancar.

Segala daya dan upaya kami lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan
keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di
dalamnya. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar besarnya dan kritik serta saran
sangat kami harapkan dengan hati terbuka dan lapang dada untuk menyempurnakan langkah
penulis kedepan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca umumnya bagi semua
pihak. Dan mudah mudahan Allah SWT. Memberikan rahmat dan karunianya kepada kita umat
manusia.

Muara Bungo,6 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..

Daftar isi……………………………………………………………………………

Bab 1 pendahuluan…………………………………………………………………

A.Latar belakang……………………………………………………………

B.Rumusan masalah ………………………………………………………

C.Tujuan……………………………………………………………………

Bab 2 pembahasan…………………………………………………………………

A.Konsep Dasar Seeni Rupa di SD………………………………………..

Bab 3 penutup………………………………………………………………………

A.Kesimpulan………………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………………………

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka


kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermai inilah bentuk
ekspresi kreatif anak dapat ditumbuhkembangkan. Secara garis besar pendidikan seni rupa di SD
berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatifitas, kognisi serta mengembangkan
kemampuan berpikir. Bagi peserta didik yang berbakat, pendidikan kesenian juga dapat
membentuk keterampilan vokasional. Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan
pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan
membentuk kepribadian manusia seutuhnya. Untuk dapat melaksanakan pendidikan seni rupa di
SD sesuai peranannya, mahasiswa sebagai calon guru harus memahami materi, media, model,
metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran seni rupa di SD.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana konsep pendidikan seni rupa di SD?

2.Apa saja materi dan media seni rupa untuk siswa SD?

3.Bagaimana Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD?

4.Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD?

C.TUJUAN

1.Memahami konsep pendidikan seni rupa di SD

2.Mengetahui materi dan media seni rupa untuk siswa SD

3.Mengetahui Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD

4.Mengetahui Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD

1
BAB II

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD

A.KONSEP SENI

1.Pengetian Seni

Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang
kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan
keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di
eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari
sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu
kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian,
biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik
indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi,
termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat
yang dikenal sebagai estetika.

2.Sifat Seni Secara Umum

Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian
kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan
orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara
diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu
karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade,
sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan
Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar,
Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas
dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu

2
melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus
menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui
perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu.
Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah
hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan
pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua
pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah
dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu
melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika
membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang
menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah
seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika
terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang
bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang
tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa,
bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak
ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar
karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

B.KONSEP SENI RUPA

1.Pengetian Seni Rupa

Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan
perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta
prinsip-prinsip desain.

2 Seni rupa dapat berfungsi sebagai :

a.media ekspresi

b.media ekspresi

3
c.media komunikasi

d.media pengembangan bakat

e.media pendidikan

3.Aspek seni rupa :

a.Aspek grahita

b.Aspek Garapan

c.Aspek Tata

4.Jenis Karya Seni Rupa

a.Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta
ataupun trimatra.

b.Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa
ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

C.KONSEP PENDIDIKAN SENI

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan


pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan
sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian
dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran
berkelompok, dan daya cipta.

Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif
anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu.

4
selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan
mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan
dikembangkan.

Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan
mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan
kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain.
Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain
kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara
menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap
aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

D.KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD

Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan
dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah
pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah
Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga
beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar
menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan


pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan
kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan
kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan
mempromosikan gagasan multikultural.

5
a. Materi dan Media Seni Rupa

1. Menggambar / Melukis

Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan
skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara
memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya
mereka dari awal hingga akhir.

Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator, kertas
merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak, cat
poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit,
buah tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan teknik
pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.

2.Membentuk

Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan


mewujudkan.           Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah
bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Teknik
membentuk sangat beragam, diantaranya :

a.Membutsir

Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan
tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.

b.Memahat

Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.

c.Cor(menuang) Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan
yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.

6
3.Menempel

Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah benda agar
lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa kendi, lem, gunting,
pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan
menempelkan guntingan kertas, kain perca atau monte ke kendi yang telah digambari.

4.Mencetak

Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan
teknik tertentu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo kue, tinta bak serta lainya.
Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti kentang, wortel, ketela rambat,
bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan sebagainya. Teknik mencetak ada
bermacam-macam diantaranya adalah cetak timbul, cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.

5.Menggunting, melipat, menempel (3M)

Karya seni rupa ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu
bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat pembuatan karya ini berupa
kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat.
Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.

6.Dekorasi

Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk dekorasi dapat
menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan,
kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan dll.

Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah gunting, cutter, lem, pisau,
cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.

Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan
menyederhanakan.

7
7.Merakit dan Membangun

Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan
sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contoh: membuat kalender.

Bahan yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air. Alat-alat
yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas. Prosedur membangun bisa
dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi
pewarna atau garis-garis.

8.Menjiplak

Menjiplak yaitu kegiatan menempelkan sehelai kertas pada model cetakan kemudian
menggosoknya dengan krayon atau alat tulis lain. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam,
seperti koin, model topeng, atau berbagai objek yang dapat ditemui di sekitar. Bahan
penggosoknya dapat berupa pensil, pensil warna, atau krayon. Teknik pembuatannya yaitu
dengan cara menggosok-gosokkan krayon atau pensil di atas sehelai kertas yang diletakkan di
atas model sehingga membentuk jiplakan dari model tersebut.

9.Kolase

Kolase adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Bahan
yang digunakan biasanya adalah kertas , kain, atau bahan yang bertekstur. Teknik pembuatannya
yaitu dengan cara menempelkan berbagai potongan bahan-bahan tersebut pada kertas dan diatur
sedemikian rupa sesuai keinginan mereka.

10.Finger Painting (Lukisan Jari)

Yaitu seni melukis dengan menggunakan jari sebagai alat untuk melukis. Pada prinsipnya
proses finger painting adalah bebas, yang terpenting adalah bahwa lukisan tersebut dibuat
dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi sebenarnya karya ini juga bebas, beraliran abstrak,
realistis, naturalis,dan sebagainya. Bahan yang dipakai dapat berupa berbagai jenis cat, kertas,
atau berbagai bahan lukisan lain. Teknik pembuatannya adalah pada dasarnya menggunakan jari
untuk menggambar. Semua gambar digambar dengan jari-jari tangan.

8
11.Lukis Tempel/gambar tekstur

Yaitu karya seni berupa gambar yang dibuat dengan teknik menggambar dan menempel
baik dengan kertas maupun bahan lain pada gambar sehingga tercipta suatu pola gambar yang
indah dan lebih hidup. Alat dan bahan seperti pelepah batang pisang kering, dedaunan, kertas,
atau bahan lain yang bisa ditempel, gunting, lem, berbagai jenis kertas, pensil,dll.

Teknik Pembuatannya yaitu pertama-tama membuat gambar yang akan ditempeli.


Kemudian gunting bahan-bahan lain yang akan ditempel sesuai dengan pola gambar. Setelah itu
tempelkan pada gambar tadi sehingga terbentuk lukisan seperti semula.

12.Merangkai/memasang

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada
media tertentu. Contoh : membuat puzzle. Alat dan bahan yang digunakan yaitu karton tebal,
pensil, kertas HVS, pensil warna, penggaris, gunting, lem,dll. Teknik Pembuatannya dengan
membuat sebuah gambar pada kertas HVS, beri warna, kemudian tempelkan pada karton tebal.
Gambar garis potong pada gambar, kemudian potong-potong sesuai garis dan beri bingkai pada
gambar.

13.Menghias

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang, menempel dan
menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat topeng karton. Alat dan bahan
yang digunakan seperti karton tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat air, cat minyak, crayon,
pensil warna dsb ), kertas marmer, gunting, dll.

Teknik Pembuatannya yaitu dengan membuat media yang akan dihias misalnya topeng
dari karton, kemudian menghiasinya dengan berbagai warna yang menarik serta menempelkan
berbagai bahan lain sebagai hiasan pendukung.

9
14.Mencelup

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos dengan
menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan. Alat dan bahan bisa
berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang atau tali secukupnya, zat pewarna,
kompor, panci, air.

Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan dihias. Sebelum
dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air dingin kemudian diperas. Baru
setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu
dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.

15.Meronce

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada
benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan misalnya biji karet kering,
atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting dan pisau, jarum jahit, sedotan limun, dll.
Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menyusun gulungan kertas atau biji karet kering yang
telah di lubangi kedua ujungnya pada benang nilon dengan bantuan jarum.

16.Mencungkil

Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik mencungkil sehingga


menghasilkan karya seni yang menarik. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa plastisin,
kentang, ketela, atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau atau cutter, lidi, papan. Teknik
Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada bahan yang akan dicungkil kemudian cungkil
pada bagian yang perlu dibuang dengan pisau.

17.Menganyam

Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat anyaman kipas. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah bamboo, tali plastic, pisau dan gunting.

10
Teknik pembuatan :

1.Atur posisi 3 bambu, 1 bambu diletakkan membujur sebagai pita taruhan, 2 pita diletakkan
mendatar.

2.Tambahkan 1 pita lagi dan dianyam silang sampai pita habis.

3.Pita taruhan dilipat ke belakang dan disisipkan. Rapikan sisi-sisi kelebihan anyaman yang tidak
diperlukan dengan cara digunting.

4.Sisipkan gagang kipas dari bilah bambu dibagian samping.

5.Hasil anyaman disisipkan dan dijepit pada gagang lalu diikat dengan tali.

18.Membatik

Yaitu suatu kegiatan membuat karya seni dengan teknik membatik untuk menghasilkan
karya yang indah dilihat. Alat dan bahannya kain polos, pensil atau pensil warna, canting, kertas
gambar, lilin malam, pewarna naptol atau wantex, kaporit, air dan wajan kecil, kompor ember.

Teknik Pembuatan:

1.Buat rancangan gambar pada kertas gambar

2.Celupkan kain pada cairan pewarna yang dididihkan

3.Setelah warnanya jadi, keringkan kain

4.Gambar lukisan rancanganmu pada kain dengan pensil warna

5.Cairkan lilin dengan kompor

6.Pelilinan dengan canting

7.Kain yang sudah digambar dengan lilin dicelupkan ke cairan kaporit sehingga warna gelap
akan berubah menjadi warna kain asal

8.Buat larutan pewarna lalu celupkan kain kedalamnya.

11
9.Kain dimasukkan ke air mendidih untuk menghilangkan lilin malam lalu dibilas dengan air
bersih

10.Keringkan kain batik.

19.Memilin

Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik memilin sehingga menghasilkan
karya seni yang indah.

a.Membuat Relief

Alat dan bahan: plastisin, plastic, pensil dan kertas, serta penggaris dan papan. Teknik
Pembuatan:

1.Ambil plastisin dan ratakan di atas papan

2.Gambar pola pada selembar kertas

3.Gunting pola tersebut dan letakkan pola diatas salah satu plastisin serta potong plastisin sesuai
pola yang ada.

4.Tempelkan pola-pola tersebut diatas plastisin lain pada papan

20.Karya kerajinan

Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan berbagai teknik agar menghasilkan karya
tertentu. Seperti: Membuat Asbak

Alat dan bahan: tanah liat, pisau, sendok, alat sudip

Teknik Pembuatan: remas tanah liat dan bentuk sesuai keinginanmu, buanglah bagian
yang tidak perlu dengan cara mencungkil, haluskan hasilnya dengan menggunakan alat sudip.

12
b.Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD

Adapun metode-metode pembelajaran seni rupa di SD yaitu:

1.Strategi Penataan

Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari
yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.

2.Strategi penyampaian

Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran
untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.

3.Stategi pengelolaan

Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama


pembelajaran dilaksanakan.

Model pembelajaran seni rupa di SD, antara lain:

1. Model Terkait

Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena
menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau
ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu
keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat
dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot
materi masing-masing substansial materi yang terkait.

Keunggulan Model Terkait :

a.Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan

b.Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus

c.Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.

13
d.Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan
tertentu.

Kelemahan Model Terkait :

a.Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau
sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan
keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu
disiplin mata kajian.

b.Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-
gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih
menyeluruh dengan bidang studi lain.

2.Model Terjala

Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini


menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran
senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari)
dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).

Keunggulan:

a.Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif
yang tinggi.

b.Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema

c.Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif

Kelemahan: :

a.Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran

b.Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal

c.Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perncan

14
3.Model Terpadu

Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang


diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum
yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.

Keunggulan :

a.Mampu membangun motivasi siswa

b.Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran

c.Menghemat waktu

d.Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi

Kelemahan :

a.Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan


pendukung dalam system evaluasi pembelajaran

b.Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu

c.Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD

Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan


terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan
ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan
pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni
multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi
pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap


karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung
maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film.
Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian

15
seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau
kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang
memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni
sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan
minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang
seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut
melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga
melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.

Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif
dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni.
Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil,
sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada
kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang


lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang
pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk
menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program
ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

c.Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa

Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya
berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah yang digunakan
untuk mengukur tingkah laku anak selama pembelajaran.
untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.

Fungsi evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan memberikan dorongan


semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik.

16
Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu harus diperhitungkan akibat yang mungkin
terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang dihasilkan
adalah cermin perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran di kelas. Dari belum
mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari belum lengkap menjadi lebih lengkap.
Dari bentuk-bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari belum tepat memberi alasan,
kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun perkembangan
penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk mengolah ide.

Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian sama dengan vonis
hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan yang tak bisa ditawar. Terlebih
bagi para orang tua yang belum memahami hakekat nilai atau penilaian; akan mudah
berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak
mampu menggambar, atau menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah,
apabila guru juga berpandangan seperti itu.

Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah meilhat situasi dan
kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga [reinforcement]. apakah nilai akan
membuat anak menjadi merosot minatnya, bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.

Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu menggugah semangat
anak untuk terus berkarya. Namun, perlu diingat, bahwa tidak selamanya nilai tinggi yang
diberikan akan secara otomatis dapat memberi semangat anak untuk terus berkarya. Alih-alih,
justru memberi konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah mendapat nilai
bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.

Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :

1.Evaluasi Tes

Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian.

2.Evaluasi Non-tes

Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba gambar atau hasil
karya seni rupa yang lain.  Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kejiwaan, situasi anak

17
pada waktu berkarya [kadar minat, situasi di rumah yang terbawa di kelas, suasana kelas, dan
sebagainya] sebagai faktor indogen yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di samping itu,
faktor eksternal juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan guru, bahan/materi yang kurang
diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.

Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang biasanya
digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap memenuhi persyaratan,
lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan dengan memberi skor/nilai pada setiap
karya. Sedangkan teknik penilaian langsung, biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang
merupakan umpan balik dari hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf
atau angka.

Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan pertimbangan dengan


menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya. Penilaian ini, biasa disebut penilaian
pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul dalam mengevaluasi karya seni
adalah adanya sifat subyektif. Maka dengan menambahkan hasil pengamatan dengan perilaku
dalam proses berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat
peluang untuk menilai secara lebih objektif.

Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang mengacu pada hasil
karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk memperoleh hasil penilaian yang
lebih objektif.

          

18
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan


pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin.

Materi dan media seni rupa antara lain :

menggambar / melukis, membentuk, menempel, mencetak, menggunting, melipat, menempel


(3m), dekorasi, merakit dan membangun, menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis
tempel/gambar tekstur
merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik, me
milin, karya kerajinan.

Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan, strategi penyampaian, stategi
pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di SD antara lain model terkait,model terjala dan
model terpadu. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan
terpadu.

Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan


mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah
yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selamapembelajaran. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan
setelah pembelajaran.

19
B.Saran

Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu menyusun RPP Seni Rupa agar
pembelajaran Seni Rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disamping itu dalam
penyusunan RPP harus memperhatikan materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi
pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://arttangara.multiply.com/journal/item/5/EVALUASI_SENI_RUPA_ANAK_2

http://juliealmathea.wordpress.com/2011/04/09/pembelajaran-seni-rupa-sd/

http://sekilaskamushidupku.blogspot.com/2011/01/20-materi-pendidikakan-kesenian-di.html

http://pgsdikipmadiun.blogspot.com/2012/03/materi-seni-rupa.html

http://yuli-iluy.blogspot.com/2011/05/materimediametodemodelpendekatan-dan.html

21

Anda mungkin juga menyukai