Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN SENI RUPA

DOSEN PENGAMPU: YETI BUR KALENGGO, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN SENI RUPA

OLEH:

NAMA: SITTI RAHMAWATI


NIM: 201961037

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “Pendidikan Seni Rupa di
Sekolah Dasar”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman mata kuliah Pendidikan


Seni Rupa yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman
yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi
tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Seni Rupa ini. Saya menyadari
bahwa saya tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Saya menggucapkan terimakasih kepada Ibu Yeti Bur Kalenggo, S.Pd.,
M.Pd sebagai Dosen Pengampu kami di mata kuliah Pendidikan Seni Rupa, teman-teman dan
orang tua kami yang sudah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya akan dengan senang hati menerima saran maupun kritik
yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata saya mohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini,
semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................3
A. Latar belakang ...........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................3
C. Tujuan .......................................................................................................................3
D. Manfaat .....................................................................................................................3
BAB II PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD ..............................................................4
A. KONSEP SENI ..........................................................................................................4
1. Pengertian seni .......................................................................................................4
2. Sifat seni secara umum ..........................................................................................4
B. KONSEP SENI RUPA ...............................................................................................5
1. Pengertian seni rupa ...............................................................................................5
2. Fungsi seni rupa .....................................................................................................5
3. Aspek seni rupa ......................................................................................................5
4. Jenis karya seni rupa ..............................................................................................5
C. KONSEP PENDIDIKAN SENI .................................................................................6
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD .........................................................6
1. Materi pendidikan seni rupa di SD ........................................................................7
2. Metode, model dan pendekatan .............................................................................12
3. Evaluasi Pembelajaran ...........................................................................................15
BAB III PENUTUP .............................................................................................................17
A. Kesimpulan ...............................................................................................................17
B. Saran .........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka
kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermai inilah
bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuhkembangkan. Secara garis besar pendidikan seni
rupa di SD berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatifitas, kognisi serta
mengembangkan kemampuan berpikir. Bagi peserta didik yang berbakat, pendidikan
kesenian juga dapat membentuk keterampilan vokasional.

Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang


dapat mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia
seutuhnya. Untuk dapat melaksanakan pendidikan seni rupa di SD sesuai peranannya,
mahasiswa sebagai calon guru harus memahami materi, media, model, metode, pendekatan
dan evaluasi pembelajaran seni rupa di SD.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep pendidikan seni rupa di SD?
2. Apa saja materi dan media seni rupa untuk siswa SD?
3. Bagaimana Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD?
4. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD?
C. TUJUAN
1. Memahami konsep pendidikan seni rupa di SD
2. Mengetahui materi dan media seni rupa untuk siswa SD
3. Mengetahui Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
4. Mengetahui Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD
5. Untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Seni Rupa
D. MANFAAT
Mengacu pada masalah dan tujuannya, makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan seni rupa di SD
2. Bagi penulis, makalah ini sebagai masukan agar diterapkan dalam proses mengajar
seni rupa di SD kelak
BAB II
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
A. KONSEP SENI
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata
"sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya
memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni,
namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang
lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah
mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang
seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang
mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang
menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan
cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini
dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal.
Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada
menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat
menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat
individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya.
Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama,
Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-
lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum
pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni
memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan
emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan
kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan
seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu.
Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan
tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa
seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau
keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu
perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang
telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun
mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan
estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk
berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat
penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap
amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika
kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak
mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa,
bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-
bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang
melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.
B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan
dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen
serta prinsip-prinsip desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. Media ekspresi
b. Media ekspresi
c. Media komunikasi
d. Media pengembangan bakat
e. Media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a. Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c. Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa
dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni
rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta
C. KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi
kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak
dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni
dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak
memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang
perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya
produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif
ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan
estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa
keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan
cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni
merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan
kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan
deduktif secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media
bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain.
Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi
seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak
akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan
keinginan terhadap seni.
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan
dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan
istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti
dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya
menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak,
menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk
menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi
kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak
dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan
keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan
kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri,
mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan
multikultural.
a. Materi dan Media Seni Rupa
1. Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari
mulai pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar,
menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan
menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana
seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator,
kertas merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air,
cat minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-
tumbuhan seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya
dapat dilakukan dengan teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
2. Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan
mewujudkan.           Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk
adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan
sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
a.Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-
remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
b. Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
c.Cor(menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan
yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.
3. Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah benda
agar lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa kendi,
lem, gunting, pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan lain. Teknik
Pembuatannya yaitu dengan menempelkan guntingan kertas, kain perca atau monte ke
kendi yang telah digambari.
4. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah
dengan teknik tertentu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo kue, tinta
bak serta lainya. Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti
kentang, wortel, ketela rambat, bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan
sebagainya. Teknik mencetak ada bermacam-macam diantaranya adalah cetak timbul,
cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.
5. Menggunting, melipat, menempel (3M)
Karya seni rupa ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi
suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat pembuatan
karya ini berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang digunakan yaitu
gunting dan lem atau perekat. Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.
6. Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk
dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-
tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan
dll.
Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah gunting, cutter,
lem, pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.
Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
menstilir dan menyederhanakan.
7. Merakit dan Membangun
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk
dijadikan sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contoh: membuat kalender.
Bahan yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air.
Alat-alat yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas. Prosedur
membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada
bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
8. Menjiplak
Menjiplak yaitu kegiatan menempelkan sehelai kertas pada model cetakan
kemudian menggosoknya dengan krayon atau alat tulis lain. Bahan yang digunakan bisa
bermacam-macam, seperti koin, model topeng, atau berbagai objek yang dapat ditemui
di sekitar. Bahan penggosoknya dapat berupa pensil, pensil warna, atau krayon. Teknik
pembuatannya yaitu dengan cara menggosok-gosokkan krayon atau pensil di atas
sehelai kertas yang diletakkan di atas model sehingga membentuk jiplakan dari model
tersebut.
9. Kolase
Kolase adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur.
Bahan yang digunakan biasanya adalah kertas , kain, atau bahan yang bertekstur.
Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menempelkan berbagai potongan bahan-bahan
tersebut pada kertas dan diatur sedemikian rupa sesuai keinginan mereka.
10. Finger Painting (Lukisan Jari)
Yaitu seni melukis dengan menggunakan jari sebagai alat untuk melukis. Pada
prinsipnya proses fingerpainting adalah bebas, yang terpenting adalah bahwa lukisan
tersebut dibuat dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi sebenarnya karya ini juga
bebas, beraliran abstrak, realistis, naturalis,dan sebagainya. Bahan yang dipakai dapat
berupa berbagai jenis cat, kertas, atau berbagai bahan lukisan lain. Teknik
pembuatannya adalah pada dasarnya menggunakan jari untuk menggambar. Semua
gambar digambar dengan jari-jari tangan.
11. Lukis Tempel/gambar tekstur
Yaitu karya seni berupa gambar yang dibuat dengan teknik menggambar dan
menempel baik dengan kertas maupun bahan lain pada gambar sehingga tercipta suatu
pola gambar yang indah dan lebih hidup. Alat dan bahan seperti pelepah batang pisang
kering, dedaunan, kertas, atau bahan lain yang bisa ditempel, gunting, lem, berbagai
jenis kertas, pensil,dll.
Teknik Pembuatannya yaitu pertama-tama membuat gambar yang akan ditempeli.
Kemudian gunting bahan-bahan lain yang akan ditempel sesuai dengan pola gambar.
Setelah itu tempelkan pada gambar tadi sehingga terbentuk lukisan seperti semula.
12. Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan
pada media tertentu. Contoh : membuat puzzle. Alat dan bahan yang digunakan yaitu
karton tebal, pensil, kertas HVS, pensil warna, penggaris, gunting, lem,dll. Teknik
Pembuatannya dengan membuat sebuah gambar pada kertas HVS, beri warna,
kemudian tempelkan pada karton tebal. Gambar garis potong pada gambar, kemudian
potong-potong sesuai garis dan beri bingkai pada gambar.
13. Menghias

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang, menempel
dan menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat topeng karton. Alat
dan bahan yang digunakan seperti karton tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat air, cat
minyak, crayon, pensil warna dsb ), kertas marmer, gunting, dll.

Teknik Pembuatannya yaitu dengan membuat media yang akan dihias misalnya
topeng dari karton, kemudian menghiasinya dengan berbagai warna yang menarik serta
menempelkan berbagai bahan lain sebagai hiasan pendukung.

14. Mencelup
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos
dengan menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan. Alat dan
bahan bisa berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang atau tali
secukupnya, zat pewarna, kompor, panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan dihias.
Sebelum dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air dingin
kemudian diperas. Baru setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna yang telah
dididihkan bersama air. Setelah itu dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih buka
kembali ikatan-ikatan tadi.
15. Meronce
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan
pada benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan misalnya biji
karet kering, atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting dan pisau, jarum
jahit, sedotan limun, dll. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menyusun gulungan
kertas atau biji karet kering yang telah di lubangi kedua ujungnya pada benang nilon
dengan bantuan jarum.
16. Mencungkil
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik mencungkil sehingga
menghasilkan karya seni yang menarik. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa
plastisin, kentang, ketela, atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau atau cutter, lidi,
papan. Teknik Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada bahan yang akan
dicungkil kemudian cungkil pada bagian yang perlu dibuang dengan pisau.
17. Menganyam
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat
anyaman kipas. Alat dan bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah
bamboo, tali plastic, pisau dan gunting. Teknik pembuatan :
a. Atur posisi 3 bambu, 1 bambu diletakkan membujur sebagai pita taruhan, 2 pita
diletakkan mendatar.
b. Tambahkan 1 pita lagi dan dianyam silang sampai pita habis.
c. Pita taruhan dilipat ke belakang dan disisipkan. Rapikan sisi-sisi kelebihan
anyaman yang tidak diperlukan dengan cara digunting.
d. Sisipkan gagang kipas dari bilah bambu dibagian samping.
e. Hasil anyaman disisipkan dan dijepit pada gagang lalu diikat dengan tali.
18. Membatik
Yaitu suatu kegiatan membuat karya seni dengan teknik membatik untuk
menghasilkan karya yang indah dilihat. Alat dan bahannya kain polos, pensil atau
pensil warna, canting, kertas gambar, lilin malam, pewarna naptol atau wantex,
kaporit, air dan wajan kecil, kompor ember. Teknik Pembuatan:
a. Buat rancangan gambar pada kertas gambar
b. Celupkan kain pada cairan pewarna yang dididihkan
c. Setelah warnanya jadi, keringkan kain
d. Gambar lukisan rancanganmu pada kain dengan pensil warna
e. Cairkan lilin dengan kompor
f. Pelilinan dengan canting
g. Kain yang sudah digambar dengan lilin dicelupkan ke cairan kaporit sehingga
warna gelap akan berubah menjadi warna kain asal
h. Buat larutan pewarna lalu celupkan kain kedalamnya.
i. Kain dimasukkan ke air mendidih untuk menghilangkan lilin malam lalu dibilas
dengan air bersih
j. Keringkan kain batik.
19. Memilin
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik memilin sehingga
menghasilkan karya seni yang indah.
a. Membuat Relief
Alat dan bahan: plastisin, plastic, pensil dan kertas, serta penggaris dan
papan. Teknik Pembuatan:
1. Ambil plastisin dan ratakan di atas papan
2. Gambar pola pada selembar kertas
3. Gunting pola tersebut dan letakkan pola diatas salah satu plastisin serta potong
plastisin sesuai pola yang ada.
4. Tempelkan pola-pola tersebut diatasplastisin lain pada papan
20. Karya kerajinan
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan berbagai teknik agar menghasilkan
karya tertentu. Seperti: Membuat Asbak
Alat dan bahan: tanah liat, pisau, sendok, alat sudip
Teknik Pembuatan: remas tanah liat dan bentuk sesuai keinginanmu, buanglah
bagian yang tidak perlu dengan cara mencungkil, haluskan hasilnya dengan
menggunakan alat sudip.
b. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Adapun metode-metode pembelajaran seni rupa di SD yaitu:
1. Strategi Penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi
pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu
pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama
pembelajaran dilaksanakan.
Model pembelajaran seni rupa di SD, antara lain:
1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena
menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok
bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran
SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT
terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan
dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a) Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b) Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-
menerus
c) Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d) Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu
ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
a) Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan
tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap
terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara
eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.
b) Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan
gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan
hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.
2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini
menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada
pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang
studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipadll).
Keunggulan:
a) Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn
komprehensif yang tinggi.
b) Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c) Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan: :
a) Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b) Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c) Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar
perncan
3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang
diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam
kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a) Mampu membangun motivasi siswa
b) Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c) Menghemat waktu
d) Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a) Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan
pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b) Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran
terpadu
c) Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.
Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan
terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai
dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah
melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni
pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara
terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.
Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi
terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik
secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari,
teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan
berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam
bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang
memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran
seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai
dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-
guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang
seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi
sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan
kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara
integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian
seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada
hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif
dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang
pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk
menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program
ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c.Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa
Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya
berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah yang
digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selama pembelajaran. untuk memperoleh
data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
Fungsi evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan memberikan
dorongan semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik.
Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu harus diperhitungkan akibat yang
mungkin terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang
dihasilkan adalah cermin perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran di kelas.
Dari belum mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari belum lengkap
menjadi lebih lengkap. Dari bentuk-bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari
belum tepat memberi alasan, kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang
dibuat. Begitupun perkembangan penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif
untuk mengolah ide.
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian sama dengan
vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan yang tak bisa ditawar.
Terlebih bagi para orang tua yang belum memahami hakekat nilai atau penilaian; akan
mudah berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru adalah searti dengan : anak saya tidak
berbakat, tidak mampu menggambar, atau menggambar hanya untuk anak yang berbakat.
Akan lebih parah, apabila guru juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah meilhat
situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga [reinforcement]. apakah
nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya, bahkan membenci kegiatan oleh seni
rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu menggugah semangat
anak untuk terus berkarya. Namun, perlu diingat, bahwa tidak selamanya nilai tinggi yang
diberikan akan secara otomatis dapat memberi semangat anak untuk terus berkarya. Alih-
alih, justru memberi konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah
mendapat nilai bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian.
2. Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba gambar atau
hasil karya seni rupa yang lain.  Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kejiwaan,
situasi anak pada waktu berkarya [kadar minat, situasi di rumah yang terbawa di kelas,
suasana kelas, dan sebagainya] sebagai faktor indogen yang mempengaruhi keinginan
berkarya. Di samping itu, faktor eksternal juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan
guru, bahan/materi yang kurang diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang biasanya
digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap memenuhi
persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan dengan memberi
skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian langsung, biasanya berkaitan
dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan balik dari hasil pelajaran yang telah
diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan pertimbangan
dengan menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya. Penilaian ini, biasa disebut
penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul dalam
mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif. Maka dengan menambahkan hasil
pengamatan dengan perilaku dalam proses berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat
dan tipologi anak, akan didapat peluang untuk menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang mengacu
pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk memperoleh hasil
penilaian yang lebih objektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-
anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan
aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya
sedini mungkin.

Materi dan media seni rupa antara lain: menggambar/melukis, membentuk, menempel,
mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun,
menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur
merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik,
memilin, karya kerajinan.

Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan, strategi


penyampaian, stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di SD antara lain model
terkait,model terjala dan model terpadu. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik
dengan pendekatan terpisah dan terpadu.

Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan


mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah
langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selamapembelajaran. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk memperoleh data berupa tingkatan
kemampuan setelah pembelajaran.
B.     Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu menyusun RPP Seni Rupa agar
pembelajaran Seni Rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disamping itu dalam
penyusunan RPP harus memperhatikan materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi
pembelajaran.
Materi dan media seni rupa antara lain: menggambar/melukis, membentuk, menempel,
mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun,
menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur
merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik,
memilin, karya kerajinan.
DAFTAR PUSTAKA

http://ufiksafikhudin.blogspot.com/2013/04/makalah-pendidikan-seni-rupa-di-sd.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai