Disusun oleh,
Kelas : IV G
Kelompok 6
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
jualah kami dapat membuat tugas makalah ini sebagai mana mestinya. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada pengajar yang telah memberikan ilmunya kepada kami
dengan ikhlas semoga dengan tugas ini dapat berguna bagi kita semua dalam proses belajar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Walaupun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk
mengusahakan tugas makalah ini menjadi yang terbaik, mungkin ada pendapat lain yang
berbeda dari apa yang kami sampaikan atau yang kami buat. Kami semua sangat menghargai
itu, karena perbedaan pendapat merupakan sebuah rahmat dan segala kritik yang sifatnya
membangun akan kami terima sebagai masukan untuk kebaikan kami bersama.
Penulis
11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1
D. Metode Penulisan.....................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A.PENDEKATAN PEMBELAJARAN SENI...............................................................2
1. Memilih Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran................................................2
2. Pendekatan Umum Dari Aspek Manejerial...........................................................2
3. Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis............................................................3
4. Pendekatan dalam segi proses belajar....................................................................4
B. METODE PEMBELAJARAN SENI.........................................................................6
1. Pengertian Metode Pembelajaran..........................................................................6
2. Tujuan Penggunaan Metode..................................................................................7
C. Model Pembelajaran Seni di Sekolah Dasar...............................................................7
Konsep Model Pembelajaran Terpadu.......................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan, metode dan model pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses
pembelajaran seni disekolah. Karakteristik mata pelajaran seni yang unik dan berbeda dari
pembelajaran materi pelajaran pada umumnya menuntut perencanaan yang matang. Perlu
disadari bahwa hasil belajar dalam pembelajaran seni pada umumnya tidak serta merta
tampak pada saat itu juga. Tujuan penyelenggaraan pendidikan seni disekolah umum
mengisyratkan bahwa pembelajaran salama siswa meninggalkan tempat pendidikannya.
Untuk itulah perencanaan, pendekatan model dan metode pembelajaran dalam
penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting. Tanpa pemahaman terhadap berbagai
persoalan tersebut diatas, maka pembelajaran seni akan terjebak dalam kegiatan latihan
penguasaan keterampilan semata.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
1. Kepustakaan
2. Internet
11
11
BAB II
PEMBAHASAN
11
b. Pendekatan Permisif
Jenis pendekatan ini menekankan pada segi kebebasan penuh terhadap anak didik. Kebebasan.
Kebebasan adalah hak setiap orang. Belajar itu sendiri berlangsung dalam diri masing-masing,
tak dapat di paksakan. Hasil belajar dianggap akan optimal jika sesuai dengan minat dan
keinginan peserta didik. Oleh sebab itu, menurut pandangan ini jangan ada pengarahan-
pengarahan atau petunjuk-petunjuk.
Pendekatan permisif digunakan sewaktu-waktu untuk memberi kesempatan peserta didik
menciptakan bentukatau mencoba bahan baku. Misalnya, pembelajaran kerajinan membatik
teknik ikat celup untuk siswa kelas Sekolah Dasar; setiap siswa dibolehkan menciptakan
sendiri bentuk-bentuk baru. Contoh lainnya, dalam kegiatan menggambar eksperesi
(menggambar bebas), mengharap tari kreasi baru dan sebagainya. Namun sesungguhnya
pendekatan permisif penuh jarang dilakukan, karena ada saja keharusan mentaati aturan kerja
atau ada saat-saat siswa perlu petunjuk instruktur.
c. Pendekatan demokratis
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan
pendapat. Berbeda dengan pendekatan permisif, gagasan pendekatan demokratis tidak
menghendaki kebebasan penuh, sebab kebebasan seseorang harus juga memperhatikan orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendekatan demokratis lebih cocok digunakan sebagai kebijakan umum, terutama jika
mengingat bahwa peserta didik adalah manusia dewasa yang sudah memiliki kesadaran diri
dan kesadaran sebagai warga negara. Setiap warga negara atau peserta didik dapat
mengajukan gagasannya dalam rangkamemperbaiki mutu hasil karya. Mereka akan senang
belajar dalam suasana kondusif-demokratis. Pesan guru dalam hal ini sebagai fasilitator dan
dinamisator.
3. Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis
Proses pembelajaran merupakan peristiwa yang kompleks yang melibatkan perasaan, perilaku
dan interaksi sosial. Pendekatan umum dari aspek psiologis dikenal: pendekatan iklim sosio
emosional, pendekatan pengubahan tingkah laku dan pendekatan proses kelompok.
a. Pendekat Iklim Sosio Emosional
Model pendekatan ini mengutamakan penyidiaan iklim belajar yang kondusif, penerimaan
peserta didik sebagaimana adanya, serta menghargai perbedaan induvidual.
Guru dalam memaikan peran dan tugasnya harus pandai menempatkan diri sebagai teman
siswa. Guru memang perlu terlibat merasakan pengalaman dan perasaan anak-anak dalam
11
proses berkarya ayau pembelajaran sehingga anak-anak tidak merasa takut dan segan
melaikan merasa senang dan bersahabat dengan guru.
b. Pendekatan pengubahan tingkah laku
Menekankan pada pemikiran bahwa tingkah laku dapat di ubah melalui cara-cara tertentu.
c. Pendekatan proses kelompok
Menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif). Kelompok yang bekerja sama
secara erat akan menghasilkan njilai lebih.
11
1. Stimulasi Klasikal Rutin
Stimulasi ini yang paling memungkinkan ditetapkan dalam penyusunan rencana pembelajaran
semester atau catur wulan. Hal ini disebabkan semua anak dalam satu kelas akan menghayati
keadaan, kejadian, atau peristiwa yang sama (yang dijadikan stimulasi). Kejadian atau
peristiwanya dapat diramalkan, karena datangnya rutin.
Stimulasi ini dapat menggali kejadian-kejadian atau keadaan yang akan atau telah dialami
oleh anak-anak dalam satu kelas yang terjadi secara insidental (sewaktu-waktu, yang tidak
diduga sebelumnya, tidak berencana jauh sebelumnya). Misalnya, perkenalan dengan ibu guru
baru, perpisahan dengan Bapak Kepala Sekolah, kawan baru kami, kelas kami juara
kebersihan dan keindahan kelas, dan lain-lain, merupakan serangkaian contoh peristiwa yang
dialami secara klasikal (seluruh anak dalam satu kelas) namun kejadiannya insidental. Dari
kejadian inilah menjadi titik tolak kita dalam merangsang daya cipta anak yang dilakukan pada
pengantar (introduksi) proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya dapat berupa cerita, nyanyian,
tarian, atau bentuk lain yang dapat menjadi pembangkit inspirasi berkarya seni rupa.
11
tersebut secara perorangan. Guru berusaha menggali pengalaman pribadinya dan minatnya,
sehingga anak itu bisa terinspirasi, walaupun individual/perorangan sifatnya.
2) Pendekatan Analisis
Menurut Orwatiningsih (1996: 11) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pendekatan ini berkaitan dengan pembimbingan bahan penikmatan kerajinan/seni. Yaitu :
a) Pendekatan analisis induktif
b) Pendekatan interaktif
c) Pendekatan deduktif
3) Pendekatan empatik
Pendekatan ini mengajak siswa untuk menghayati hal atau peristiwa berupa benda seni
atau peristiwa kesenian lainnya untuk ikut haru dan merasa dirinya masuk dan ikut serta
(felling into) pada karya yang di lihatnya.
11
2. Tujuan Penggunaan Metode
Tujuan metode pembelajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang
efektif untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran seni dapat menggunakan metode-metode yang telah dibahas seperti metode :
ceramah, demontrasi, multimedia, slides, pameran, belajar partisipasi, diskusi, tugas atau
resitasi, training, kerja kelompok, kerja kreatitif, metode global, metode meniru atau
mencontoh, metode kritik seni, dsb.
11
Model pembelajaran terpadu ini menekankan pada hubungan antara dua atau lebih
mata pelajaran melalui tema atau topik ( fogiarty, dalam Kamaril 1999:6.17 )
pelaksanaan pembelajaran model terjala dapat dilaksanakan secara terpadu, dengan
memadukan seluruh atau sebagian dari bidang study yang ada dalam satu . model
pembelajaran terjala terpadu antara bidang seni ( seni rupa dengan seni musik atau
seni rupa dengan seni tari, atau seni musik dengan seni tari ) , sehingga dapat
memunculkan dua model keterpaduan, ialah :
a. Model pembelajaran kesenian terpadu berdasarkan sebgian bidang seni .
b. Model pembeljaran kesenian terpadu berdasarkan seluruh bidang seni. Selain itu
pemilihan tema harus di sesuaiakan dengan mempertimbangkan usia, jenjang
sekolah, serta kegiatan atau kejadian yang menarik bagi siswa. Pendekatan
pembelajaran yang di dukung atau di awali dari tema ini dikenal dengan sebutan
pendekatan tematik.
3. Model pembelajaran penuh ( integreted )
a. Model pembajaran terpadu seni sebagai pangkal pembelajaran
Keterpaduan dapat tejadi antar bidang seni, tetapi dapat juga terjadi dengan bidang
study lain di luar bidang study seni, seperti keterpaduan terjadi antara bidang study
seni dengan bidang study IPA,Matematia,IPS,Bahasa,Agama dan yang lain nya .
b. Model pembelajaran terpadu seni sebagai pendukung pembelajaran .
Apabila pendidikan seni berfungsi sebagai pendukung, maka konsep-konsep
esensial mata pelajaran lain yang akan di sampaikan , di dukung oleh bidang study
seni. Atau dengan kata lain,konsep-konsep bidang seni mendukung konsep-konsep
bidang study yang lain.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memilih suatu pendekatan dalam pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan
pendidikan seni, karakteristik siswa jenis dan karakteristik bahan ajar., serta lingkungan
belajar.
1. Tiga pendekatan seni :
- Pendekatan otoritatif
- Pendekatan permisif
- Pendekatan demokratis
2. Pendekatan seni dalam proses belajar
- Pendektan CBSA
- Pendekatan keterampilan prooses
- Pendektan inspiratif
3. Empat jenis stimulasi
- Stimulasi klasikal
- Stimulasi individual
- Stimulasi klasikal insidental
- Stimulasi individual
4. Pendkatan analisis :
- Pendektan Analisis induktif
- Pendekatan Analisis interaktif
- Pendekatan anasisis deduktif
5. Medote pembelajaran terpadu :
- Model pembelajaran terkait
- Model pembelajaran terpadu dalam rumpun pendidikan seni (terjala)
- Model pemebelajaran terpadu penuh (integreted)
11
B. Saran
1. Diharapkan guru dapat melakukan pendekatan dalam pembelajaran seni di sekolah
dasar
2. Diharapkan guru dapat menggunakan model yang sesuai dengan pembelajaran seni di
sekolah dasar
3. Diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan
metode pembelajaran seni yang terpadu.
11
DAFTAR PUSTAKA
11