Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN SENI RUPA DI SD

Dosen pengampu : Dr. Hj. Ike Hananik M.Pd

Mata kuliah : Media Dan Teknologi Pembelajaran

Disusun oleh,

Kelas : IV G

Kelompok 6

1. Muhammad Amin A1E 311 704


2. Ike Nurjihan H.U A1E 311 723
3. Anita Sari A1E 311 714
4. Anita Putri A1E 311 729
5. Gt Adha Nortami A1E 311 732
6. Ahmad Subaili A1E 311 734
7. Nurliani Saputri A1E 311 740
8. Rif’a Hariati A1E 311 754

POGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
jualah kami dapat membuat tugas makalah ini sebagai mana mestinya. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada pengajar yang telah memberikan ilmunya kepada kami
dengan ikhlas semoga dengan tugas ini dapat berguna bagi kita semua dalam proses belajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Walaupun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk
mengusahakan tugas makalah ini menjadi yang terbaik, mungkin ada pendapat lain yang
berbeda dari apa yang kami sampaikan atau yang kami buat. Kami semua sangat menghargai
itu, karena perbedaan pendapat merupakan sebuah rahmat dan segala kritik yang sifatnya
membangun akan kami terima sebagai masukan untuk kebaikan kami bersama.

Banjarmasin, Februari 2013

Penulis

11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1
D. Metode Penulisan.....................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A.PENDEKATAN PEMBELAJARAN SENI...............................................................2
1. Memilih Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran................................................2
2. Pendekatan Umum Dari Aspek Manejerial...........................................................2
3. Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis............................................................3
4. Pendekatan dalam segi proses belajar....................................................................4
B. METODE PEMBELAJARAN SENI.........................................................................6
1. Pengertian Metode Pembelajaran..........................................................................6
2. Tujuan Penggunaan Metode..................................................................................7
C. Model Pembelajaran Seni di Sekolah Dasar...............................................................7
Konsep Model Pembelajaran Terpadu.......................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan, metode dan model pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses
pembelajaran seni disekolah. Karakteristik mata pelajaran seni yang unik dan berbeda dari
pembelajaran materi pelajaran pada umumnya menuntut perencanaan yang matang. Perlu
disadari bahwa hasil belajar dalam pembelajaran seni pada umumnya tidak serta merta
tampak pada saat itu juga. Tujuan penyelenggaraan pendidikan seni disekolah umum
mengisyratkan bahwa pembelajaran salama siswa meninggalkan tempat pendidikannya.
Untuk itulah perencanaan, pendekatan model dan metode pembelajaran dalam
penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting. Tanpa pemahaman terhadap berbagai
persoalan tersebut diatas, maka pembelajaran seni akan terjebak dalam kegiatan latihan
penguasaan keterampilan semata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud pendekatan seni ?


2. Apa saja jenis-jenis pendektan seni di SD ?
3. Model pembelajaran seni apa saja yang di gunakan di SD ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pendekatan seni.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan seni di SD.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran seni yang di gunakan di SD.

D. Metode Penulisan

1. Kepustakaan
2. Internet

11
11
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN SENI

1. Memilih Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran


Memilih suatu pendekatan dalam pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan
pendidikan seni, karakteristik siswa, jenis dan karakteristik bahan ajar, serta lingkungan
belajar.
Misi pendidikan seni yang utama adalah mengembangkan kepekaan rasa, dengan tujuan agar
terbentuk manusia yang memiliki kepribadian seimbang secara jasmani rohani, mental-
spiritual, dan intelektual-emosional. Pelaksaan pendidikan seni pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah harus bermuatan edukatif dan membangun kreativitas. Jika kita menggunakan
pendidikan seni sebagai sarana pendidikan, maka pendekatannya pun harus sesuai dengan
tujuan penciptaaan seni, meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan pendidikan.
Pendidikan seni dapat mencakup pendidikan kognisi, apresiasi, dan berkreasi. Kegiatan
kognisi dan apresiasi memberikan bekal kepada anak untuk mengenal dan memahami
pengetahuan kesenian. Kegiatan kreasi dalam pelaksaannya memberikan kebebasaan
berekspresi dan memberikan saluran emosi serta memiliki peran dalam mengembangkan
mental-spiritual anak-anak. Pemilihan pendekatan perlu memperhitungkan tujuan belajar,
sifat hasil karya yang akan dibuat atau dipelajari.

2. Pendekatan Umum Dari Aspek Manejerial


a. Pendekatan Otoritatif
Pendekatan ini menekankan pada disiplin dan penegakan kewibawaan. Cara ini penting untuk
melatih dan membina aspek kedisiplinan, ketelitian, prosedur/teknik pembuatan
ataupengarapan karya tertentu. Ada kegiatan-kegiatan belajar dan aturan kerjayang harus
diikuti untuk mencapai sasaran tertentu. Pembelajaran tidak bisa berlaku dan seenaknya.
Dalam pelaksaannya, pendekatan otoritatif dapat digabungkan dengan pendekatan kopetensi,
misalnya untuk pebelajar menghasilkan sejumlah karya (rupa, musik atau tari) dengan
kualitas minimal tertentu dalam jangka waktu tertentu.

11
b. Pendekatan Permisif

Jenis pendekatan ini menekankan pada segi kebebasan penuh terhadap anak didik. Kebebasan.
Kebebasan adalah hak setiap orang. Belajar itu sendiri berlangsung dalam diri masing-masing,
tak dapat di paksakan. Hasil belajar dianggap akan optimal jika sesuai dengan minat dan
keinginan peserta didik. Oleh sebab itu, menurut pandangan ini jangan ada pengarahan-
pengarahan atau petunjuk-petunjuk.
Pendekatan permisif digunakan sewaktu-waktu untuk memberi kesempatan peserta didik
menciptakan bentukatau mencoba bahan baku. Misalnya, pembelajaran kerajinan membatik
teknik ikat celup untuk siswa kelas Sekolah Dasar; setiap siswa dibolehkan menciptakan
sendiri bentuk-bentuk baru. Contoh lainnya, dalam kegiatan menggambar eksperesi
(menggambar bebas), mengharap tari kreasi baru dan sebagainya. Namun sesungguhnya
pendekatan permisif penuh jarang dilakukan, karena ada saja keharusan mentaati aturan kerja
atau ada saat-saat siswa perlu petunjuk instruktur.

c. Pendekatan demokratis
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan
pendapat. Berbeda dengan pendekatan permisif, gagasan pendekatan demokratis tidak
menghendaki kebebasan penuh, sebab kebebasan seseorang harus juga memperhatikan orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendekatan demokratis lebih cocok digunakan sebagai kebijakan umum, terutama jika
mengingat bahwa peserta didik adalah manusia dewasa yang sudah memiliki kesadaran diri
dan kesadaran sebagai warga negara. Setiap warga negara atau peserta didik dapat
mengajukan gagasannya dalam rangkamemperbaiki mutu hasil karya. Mereka akan senang
belajar dalam suasana kondusif-demokratis. Pesan guru dalam hal ini sebagai fasilitator dan
dinamisator.
3. Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis
Proses pembelajaran merupakan peristiwa yang kompleks yang melibatkan perasaan, perilaku
dan interaksi sosial. Pendekatan umum dari aspek psiologis dikenal: pendekatan iklim sosio
emosional, pendekatan pengubahan tingkah laku dan pendekatan proses kelompok.
a. Pendekat Iklim Sosio Emosional
Model pendekatan ini mengutamakan penyidiaan iklim belajar yang kondusif, penerimaan
peserta didik sebagaimana adanya, serta menghargai perbedaan induvidual.
Guru dalam memaikan peran dan tugasnya harus pandai menempatkan diri sebagai teman
siswa. Guru memang perlu terlibat merasakan pengalaman dan perasaan anak-anak dalam

11
proses berkarya ayau pembelajaran sehingga anak-anak tidak merasa takut dan segan
melaikan merasa senang dan bersahabat dengan guru.
b. Pendekatan pengubahan tingkah laku
Menekankan pada pemikiran bahwa tingkah laku dapat di ubah melalui cara-cara tertentu.
c. Pendekatan proses kelompok
Menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif). Kelompok yang bekerja sama
secara erat akan menghasilkan njilai lebih.

4. Pendekatan dalam segi proses belajar


a. Pendekatan CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif)

di dasarkan pada prinsip-prinsip :

 Peserta didik membutuhkan settting belajar yang cocok


 Motivasi belajar yang terarah kepada tujuan dapat meningkatkan efektivitas belajar
 Belajar didukung oleh reinforcement
 Insight (pemahaman) diperoleh melalui discovery (penemuan oleh diri sendiri)
 Pesrta ddik membutuhkan kesempatan untuk mempraktekkan dan meriview apa yang
dipelajarinya.

b. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses menekankan pembentukan keterampilan memperoleh


pengetahuan dan mengkomunikasikannya. Keterampilan meliputi makna yang luas, meliputi
segi fisik/perbuatan, psikis/mental dalam bentuk oleh fikir dan sikap-termasuk kreativitas-
serta sosial budaya (pendayaan lingkungan), yang difungsikan untuk mencapai hasil tertentu.
Guru dapat memberi stimulasi untuk pencapaian model-model inovatif. Pendekatan
yang sering dipakai biasanya pendekatan inspiratif, pendekatan analisis hasil karya da
pendekatan empatik.
1) Pendektan Inspiratif
Karya seni merupakan curahan emosi yang di beri bentuk yang indah dan kreatif. Karya ini
lahir dari keharuan, dari hati nurani yang paling dalam. Bagi dunia anak, jenis pendektan
inspiratif ini di harap dapat mengubah keharuan anak untuk mencurahkan ekspresinya ke
dalam bentuk karya seni.

11
1. Stimulasi Klasikal Rutin
Stimulasi ini yang paling memungkinkan ditetapkan dalam penyusunan rencana pembelajaran
semester atau catur wulan. Hal ini disebabkan semua anak dalam satu kelas akan menghayati
keadaan, kejadian, atau peristiwa yang sama (yang dijadikan stimulasi). Kejadian atau
peristiwanya dapat diramalkan, karena datangnya rutin.

2. Stimulasi Individual Rutin


Stimulasi individual rutin adalah pengalaman atau peristiwa yang dialami anak secara
perorangan. Pengalaman atau peristiwa itu datang secara rutin. Misalnya hari ulang tahun
yang dirayakan keluarga dan mengesankan bagi siswa. Cerita ibu menjelang tidur, jika sudah
menjadi kebiasaan ibu bercerita pada anak sebelum tidur. Judul lain seperti pergi ke sekolah,
pulang sekolah, kegiatan sore hari, liburan sekolah di kampung halaman, bermain di pantai,
membantu ibu di rumah, dan sebagainya, merupakan contoh stimulasi individual rutin. Setiap
siswa akan mengalami peristiwa tersebut, tetapi memiliki kesan dan pengalaman yang
berbeda.

3. Stimulasi Klasikal Insidental

Stimulasi ini dapat menggali kejadian-kejadian atau keadaan yang akan atau telah dialami
oleh anak-anak dalam satu kelas yang terjadi secara insidental (sewaktu-waktu, yang tidak
diduga sebelumnya, tidak berencana jauh sebelumnya). Misalnya, perkenalan dengan ibu guru
baru, perpisahan dengan Bapak Kepala Sekolah, kawan baru kami, kelas kami juara
kebersihan dan keindahan kelas, dan lain-lain, merupakan serangkaian contoh peristiwa yang
dialami secara klasikal (seluruh anak dalam satu kelas) namun kejadiannya insidental. Dari
kejadian inilah menjadi titik tolak kita dalam merangsang daya cipta anak yang dilakukan pada
pengantar (introduksi) proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya dapat berupa cerita, nyanyian,
tarian, atau bentuk lain yang dapat menjadi pembangkit inspirasi berkarya seni rupa.

4. Stimulasi Individual Insidental


Stimulasi ini berguna untuk menggugah pengalaman perorangan yang bersifat sewaktu-waktu
(insidental). Seorang anak pada suatu saat mengalami peristiwa yang tidak terduga dan peristiwa
itu tentu saja tidak dialami oleh orang lain. Misalnya: mendapat hadiah lomba lukis, aku sakit
gigi, ayahku wafat, adik kecilku lahir, dan sebagainya. Stimulasi jenis ini biasanya dilakukan pada
kasus perorangan yang mengalami hambatan ketika diberikan stimulasi klasikal. Yang mengalami
hambatan seperti ini sebagai gejala inspirasi yang distimulasi oleh guru ke semua anak (klasikal)
tidak dapat berkembang dalam imajinasi anak tertentu. Sehingga guru perlu mendekati anak

11
tersebut secara perorangan. Guru berusaha menggali pengalaman pribadinya dan minatnya,
sehingga anak itu bisa terinspirasi, walaupun individual/perorangan sifatnya.
2) Pendekatan Analisis
Menurut Orwatiningsih (1996: 11) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pendekatan ini berkaitan dengan pembimbingan bahan penikmatan kerajinan/seni. Yaitu :
a) Pendekatan analisis induktif
b) Pendekatan interaktif
c) Pendekatan deduktif

3) Pendekatan empatik
Pendekatan ini mengajak siswa untuk menghayati hal atau peristiwa berupa benda seni
atau peristiwa kesenian lainnya untuk ikut haru dan merasa dirinya masuk dan ikut serta
(felling into) pada karya yang di lihatnya.

c. Pendekatan di pandang dari Aspek Sasaran (Tujuan Akhir)


Tujuan akhir dari pembelajaran harus tercermin dari kompetensi lulusan. Setiap bahan ajar
yang dipilih saerta metode dan media yang di gunakan harus di arahkan kepada pembentukan
kompetensi siswa.
Dalam bidang seni,pendekatan menjadi bahan pembahsan dan di sepakati sebagai acuan bagi
penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia.

B. METODE PEMBELAJARAN SENI

1. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode pengajaran membicarakan bagaimana membelajarkan siswa sesuai dengan harapan-
harapan dan mewujudkan perubahan positif. Metode merupakan kegitan menata da mengelola
pelaksanaan pembelajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa,
guru, dan sumber belajar. Pola ini dapat berupa pengalihan langsung pengetahuan atau prose-
proses yang berkaitan dengan pembelajaran.
Pada kegiatan awal, proses pembelajaran diasumsikan nihil. Melalui informasi, latihan dan
keterampilan diharapkan terjadi perubahan peserta didik salam segala aspek potensi yang
dimilikinya. Unyuk itu perlu dilakukan teknik san strategi pembelajaran yang tepat guna
dalam tujuan yang diharapkan. Dengan demikian tidak ada satu metode yang baik kecuali
digunakan sesuai denagan situasi dan kondusi yang kondusif.

11
2. Tujuan Penggunaan Metode
Tujuan metode pembelajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang
efektif untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran seni dapat menggunakan metode-metode yang telah dibahas seperti metode :
ceramah, demontrasi, multimedia, slides, pameran, belajar partisipasi, diskusi, tugas atau
resitasi, training, kerja kelompok, kerja kreatitif, metode global, metode meniru atau
mencontoh, metode kritik seni, dsb.

C. Model Pembelajaran Seni di Sekolah Dasar

Pembelajaran terpadu dimaksudkan untuk menciptakan pembelajaran bermakna bagi siswa.


Bermakna artinya berguna bagi siswa baik untuk masa sekarang atau dimasa yang akan
datang.

Konsep Model Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu merupakan suatu penyelenggaraan dari pendidikan terpadu. Dalam
pembelajaran terpadu digunakan tema atau topik tertentu sebagai pusat minat siswa. Pusat
minat ini merupakan pengikat keterpaduan untuk membentuk suatu konsep yang bermakna
dan relevan dengan topik yang ditentukan (Bredkamp, dalam Kamaril, 1999:1.43)
Pusat minat, tema adalah sebagai inti kajian dalam menentukan topik-topik materi
pembelajaran. Dalam menentukan topik kajian sebaiknya guru mengajak siswa untuk mencari
topik dari konsep esensial maupun masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Model pembelajaran terkait
Model pembelajran terkait merupakan model pembelajaran terpadu yang paling
sederhana dan dapat dilaksanakan dalam dua model :
a. Model pembelajaran kesenia terpadu berdasarkan sebgian matra substansial.
b. Model pembeljaran kesenian terpadu berdasarkan seluruh matra substansial seni.
Yang di maksud dengan model pembelajaran seni terkait ini adalah upaya untuk memadukan
berbagai materi atau sub materi yang terdapat dalam satu jenis pendidikan seni.sebagai contoh
pembelajaran apresiasi tari di lakukan bersamaan dengan pembelajaran kreasi tari tradisi.
2. Model pembelajaran terpadu dalam rumpun pendidikan seni ( terjala )

11
Model pembelajaran terpadu ini menekankan pada hubungan antara dua atau lebih
mata pelajaran melalui tema atau topik ( fogiarty, dalam Kamaril 1999:6.17 )
pelaksanaan pembelajaran model terjala dapat dilaksanakan secara terpadu, dengan
memadukan seluruh atau sebagian dari bidang study yang ada dalam satu . model
pembelajaran terjala terpadu antara bidang seni ( seni rupa dengan seni musik atau
seni rupa dengan seni tari, atau seni musik dengan seni tari ) , sehingga dapat
memunculkan dua model keterpaduan, ialah :
a. Model pembelajaran kesenian terpadu berdasarkan sebgian bidang seni .
b. Model pembeljaran kesenian terpadu berdasarkan seluruh bidang seni. Selain itu
pemilihan tema harus di sesuaiakan dengan mempertimbangkan usia, jenjang
sekolah, serta kegiatan atau kejadian yang menarik bagi siswa. Pendekatan
pembelajaran yang di dukung atau di awali dari tema ini dikenal dengan sebutan
pendekatan tematik.
3. Model pembelajaran penuh ( integreted )
a. Model pembajaran terpadu seni sebagai pangkal pembelajaran
Keterpaduan dapat tejadi antar bidang seni, tetapi dapat juga terjadi dengan bidang
study lain di luar bidang study seni, seperti keterpaduan terjadi antara bidang study
seni dengan bidang study IPA,Matematia,IPS,Bahasa,Agama dan yang lain nya .
b. Model pembelajaran terpadu seni sebagai pendukung pembelajaran .
Apabila pendidikan seni berfungsi sebagai pendukung, maka konsep-konsep
esensial mata pelajaran lain yang akan di sampaikan , di dukung oleh bidang study
seni. Atau dengan kata lain,konsep-konsep bidang seni mendukung konsep-konsep
bidang study yang lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memilih suatu pendekatan dalam pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan
pendidikan seni, karakteristik siswa jenis dan karakteristik bahan ajar., serta lingkungan
belajar.
1. Tiga pendekatan seni :
- Pendekatan otoritatif
- Pendekatan permisif
- Pendekatan demokratis
2. Pendekatan seni dalam proses belajar
- Pendektan CBSA
- Pendekatan keterampilan prooses
- Pendektan inspiratif
3. Empat jenis stimulasi
- Stimulasi klasikal
- Stimulasi individual
- Stimulasi klasikal insidental
- Stimulasi individual
4. Pendkatan analisis :
- Pendektan Analisis induktif
- Pendekatan Analisis interaktif
- Pendekatan anasisis deduktif
5. Medote pembelajaran terpadu :
- Model pembelajaran terkait
- Model pembelajaran terpadu dalam rumpun pendidikan seni (terjala)
- Model pemebelajaran terpadu penuh (integreted)

11
B. Saran
1. Diharapkan guru dapat melakukan pendekatan dalam pembelajaran seni di sekolah
dasar
2. Diharapkan guru dapat menggunakan model yang sesuai dengan pembelajaran seni di
sekolah dasar
3. Diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan
metode pembelajaran seni yang terpadu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soeteza,Zakarias,dkk.2009.Pendidikna Seni 4 SKS.Jakarta:DEPDIKNAS


http://pgsdikipmadiun.blogspot.com/2012/03/kerangka-kerja-kurikulum-pendidikan.html
http://ebookbrowse.com/makalah-tentang-pengertian-pendekatan-dalam-pembelajaran-
pendidikan-seni-rupa-di-sd-pdf-d339241420

11

Anda mungkin juga menyukai