MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPA terpadu dan Penerapannya yang
diampu oleh Dr. Masra Latjompoh, M.Pd
Oleh :
Ardita (433419027)
JURUSAN FISIKA
2021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan
judul “Model Pembelajaran terpadu tipe Integrated”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas pada Mata Kuliah Pembelajaran IPA terpadu dan penerapannya.
Saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan khususnya pada pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, saran – saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu
mendatang
Penulis
2
DAFTAR ISI
3. 1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan dari perkembangan mental, sosial dan
emosional atau sebaliknya. Perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan
dan lingkungan (Kartadinata & Dantes, 1997:18).
Dalam Kurikulum 1994 (SD) terlihat jelas bahwa mata pelajaran dipisah secara tegas
dan tidak ada kaitan konseptual, baik intra maupun antar mata pelajaran. Hal ini
memungkinkan terjadinya : (1) pengkotakan secara ketat; (2) pembelajaran lebih
menekankan pada penguasaan aspek kognitif, kurang memperhatikan aspek lainnya; dan (3)
sistem evaluasi lebih berorentasi pada “testing” dengan menekankan pada reproduksi
informasi. Sementara itu kurikulum 2013 lebih memberikan keleluasaan kepada guru sebagai
pelaksana kurikulum untuk mengem-bangkan desain pembelajaran sendiri sesuai dengan
kondisi setempat dan dianggap paling tepat untuk dapat mencapai indikator pencapaian hasil
belajar. Selain itu sebaran materi yang tidak terlalu dibatasi secara kaku oleh caturwulan atau
semester lebih memungkinkan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran secara terpadu
(lintas mata pelajaran) dalam satu tingkat kelas. Dalam kurikulum 2013 materi pelajaran
dalam satu tahun ajaran dapat dipindah atau ditukar, dan penilaian dilakukan secara
menyeluruh dengan portofolio .
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran terpadu tipe Integrated
2. Apa saja karakteristik dari model pembelajaran terpadu tipe Integrated
3. Apa saja prinsip – prinsip dari model pembelajaran terpadu tipe Integrated
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu Integrated
5. Apa saja Langkah – Langkah untuk melalukan atau melaksanakan model
pembelajaran terpadu tipe Integrated
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu tipe Integrated
2. Mengetahui apa saja karakteristik dari model pembelajaran terpadu tipe Integrated
3. Mengetahui apa saja prinsip – prinsip dari model pembelajaran terpadu tipe
Integrated
4. Mengetahui apa saja Kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu tipe
Integrated
5
5. Mengetahui apa saja Langkah – Langkah untuk melakukan atau melaksanakan model
pembelajaran terpadu Integrated
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evide nsi yang semula
terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan
Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan
dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks
membaca yang merupakan bagian mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan
butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan
sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga
dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik
dikembangkan di SD.
6
pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu.
Hal ini sejalan menurut Trianto (2012: 43), pembelajaran terpadu tipe integrated
merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antarbidang studi. Pada
model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin
dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terpadu tipe integrated merupakan
model pembelajaran yang menggunakan pendekatan antarbidang studi dengan cara
menggabungkan beberapa bidang studi dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap
yang saling tumpang tindih.
7
Menurut Piaget (dalam Dahar, 1989:43) siswa sekolah dasar berada dalam tahap
operasi konkret, berarti anak perlu benda-benda konkret untuk membantu proses belajar.
Kemudian ia juga menyatakan bahwa melalui bermain anak-anak dapat mengekspresikan
dunianya, kompetensinya dan upaya mengatasi masalah yang dihadapinya sehingga daya
kreasi dan kreativitas anak terbina dalam proses bermain.
2.1.2 Karakteristik
8
lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan
mereka.
b. Bermakna Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari.
c. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.
d. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa
sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
1. Kelebihan
a. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan
memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide
penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, pembelajaran
menjadi semakin diperkaya dan berkembang
b. Me motivasi siswa dalam belajar
c. Tipe integrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting.
Suatu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan
guru lain.
d. Dalam tipe ini guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang tindih,
sehingga tercapailah efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2. Kekurangan
a. Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan
yang di prioritaskan
9
b. Penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh
c. Memerlukan tim antarbidang studi baik dari perencanaannya maupun
pelaksanaannya
d. Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang
studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.
Setiap guru disekolah manapun berharap dapat membuat siswanya peka terhadap
permasalahan yang ada di sekitarnya. Namun para guru juga perlu dibekali dengan
pengetahuan mengenai model pembelajaran yang ingin digunakan.
- Fase 1: Fase Berujung-Terbuka Fase 1 adalah titik awal analisis siswa. Dalam fase
ini, siswa mendeskripsikan, membandingkan, dan mencari pola-pola di dalam data.
- Fase 2: Fase Kausal Fase ini mulai ketika siswa berusaha menjelaskan kesamaan dan
perbedaan yang mereka identifikasi pada fase 1 yaitu mereka mencari kemungkinan
hubungan sebab akibat di dalam informasi.
- Fase 3: Fase Hipotesis Fase ini, siswa menghipotesiskan hasil bagi kondisi-kondisi
yang berbeda.
- Fase 4: Penutup dan Penerapan Fase ini, siswa melakukan generalisasi untuk
membuat hubungan yang luas.
10
dilakukan berguna untukdirinya; melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi
siswa; melakukan interaksiyang menyenangkan.
2. Kegiatan Inti
11
(Wijaya, dkk: 1988: 188). Untuk itu maka selama proses pembelajaran siswa
mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan
hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang, membaca
sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta bermain
peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu memberikanumpan agar
anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan yang dipelajari. Umpan dapat
diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan menantang yang membangkitkan anak
untuk berfikir dan mencari solusi melalui kegiatan belajar.
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup
pembelajaran adalah meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir
pembelajaran. Dalam kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan dengan merangkum
inti pelajaran atau membuat ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru
dapat menggunakan bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan,
mengaplikasikan ide-ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat murid
sendiri atau mengerjakan soal-soal tertulis (Hadisubroto dan Herawati; 1998 517).
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif dengan terkendali sebaiknya diberikan
penilaian secara menyeluruh dan autentik baik terhadap produk berupa tes setelah pembelajaran
berlangsung dan penilaian kinerja yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung
dengan observasi keterampilan dan sikap. Mendeteksi kadar aktivitas setiap siswa dalam
pembelajaran memang sulit dilakukan. Cara yang efektif dilakukan guru disarankan untuk
mengamati kegiatan kelompok sesuai dengan jumlah pengelompokan siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). Model pembelajaran terpadu Fogarty tipe integrated
New York: Addison Wesley Longman.
Arjanti, R. A. 2012. Model pembelajaran terpadu. Jakarta
Atan, H. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Fogarty. Retrieved January 22, 2013, jogjakarta
Clark, E. 2005. Karakterisitik, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu terpadu
tipe Integrated. Bandung
Drake, S. M., & Burns, R. C. (2004). Langkah – Langkah model pembelajaran terpadu tipe
Integrated. Jakarta
15