Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SEKOLAH DASAR

Mata kuliah : Pendidikan IPS


Dosen : Drs.Susilo, M.pd.

Disusun Oleh:
1. Anis Septiana (1401418053)
2. M. Aditya Wildan Arrosyid (1401418339)
3. Farda Madalia Al Faradis (1401418433)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah sebuah dasar atau acuan dari adanya proses
pembelajaran. Setiap tingkatan sekolah mempunyai kurikulum yang berbeda,
baik dari tingkatan Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Dalam kurikulum
Sekolah Dasar khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial telah
mengalami beberapa macam perubahan. Di dalam kurikulum Ilmu Pengetahuan
Sosial terdapat beberapa hal pokok yang meliputi karakteristik kurikulum
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, landasan kurikulum, pengertian
dan manfaat pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan ruang lingkup Ilmu
Pengetahuan Sosial. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang di ajarkan di SD. Sebagai seorang guru yang
profesional, maka haruslah menjadi bagian dari pembaharuan dan perubahan
yang berperan sebagai pendukung nilai-nilai masyarakat dan diharapkan bisa
menjadi fasilitator dalam menciptakan pembelajaran yang baik. Menjadi guru
Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik, minimal dapat mengerti dengan konsep-
konsep dasar pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sesuai dengan kurikulum yang
berlaku atau dijalankan, sehingga dapat mengajarkan pelajaran kepada peserta
didik dengan baik dan benar. Selain itu, peserta didik setelah mempelajari Ilmu
Pengetahuan Sosial diharapkan mereka dapat mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Adanya suatu pembaharuan atau perubahan kurikulum
dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang lebih baik dari sebelumnya. Selain
itu, juga menyesuaikan dengan adanya teknologi yang semakin maju.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan kurikulum pada pembelajaran IPS SD?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum?
3. Bagaimana hakekat pendidikan IPS di SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada pembelajaran IPS SD.
2. Untuk mengetahui Apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui hakekat pendidikan IPS di SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

1. Rencana Pembelajaran 1947

Kurikulum ini merupakan kurikulum baru pertama kali di Indonesia


setelah kemerdekaan. Istilah kurkulum masih belum digunakan, sementara
waktu menggunakan istilah Rencana Pemeblajaran.

2. Tahun 1964

Dalam stuktur pendidikan dasr tahun 1964 dikenal dengan adanya dua
kelompok mata pelajaran yaitu kelompok dasar dan kelompok cipta. Kelompok
dasar adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dianggap
paling dominan dalam mengembangkan kepribadian siswa dan siswi sesuai
dengan kualitas yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Mata
pelajaran kelompok dasar ini terdiri atas sejarah bangsa Indonesia dan geografi
bangsa Indonesia. Kedua mata pelajaran ini merupakan atau memiliki peran
penting dalam membina kualitas siswa dan siswi sebagaimana yang diharapkan,
lebih-lebih dalam suasana kehidupan politik bangsa baru yang memerlukan
adanya identitas bangsa yang kuat. Inti dari kelompok dasar adalah
mengembangkan kepribadian siswa dan siswi sesuai kualitas yang dihaapkan
dalam tujun pendidikan nasional.

Mata pelajaraan kelompok cipta adalah kelompok mata pelajaran yang


berkaitan dengan kehidupan masyarakat diluar wilayah geografis dunia. Kedua
mata pelajaran ini merupakan ini merupakan bagian disiplin sejarah dan
geogarafi yang mewakili pendidikan ilmu-ilmu social yang dimaksudkan dalam
pembahasan ini. Kelompok cipta ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat
diluar wilayah geografi Indonesia, sejarah dunia dan geografi dunia.

3. Tahun 1968

Dalam kurikulum tahun 1968 untuk pendidikan dasar dan menengah


pendidikan ilmu social masih diwakili oleh pendidikan sejarah, geografi, dan
ekonomi. Kedudukan pendidikan ilmu social dalam kurikulum 1968 tidak
berubah dari kurikulum sebelumnya. Pendidikan sejarah dan geografi Indonesia
masih dalam pelajaran kelompok dasar, sedangkan ilmu social yang lain masuk
dalam kelompok cipta atau khusus. IPS disaajikan secara terpisah.
4. Tahun 1975

Kurikulum tidak dikembangkan oleh kementrian atau departemen


pendidikan dan kebudayaan tetapi oleh suatu lembaga dibawah kementrian
tersebutyang dinamakan pusat perkembangan kurikulum. Dalam kurikulum ini
selain model pengembangan juga digunakan pula pendekatan pengembangan
materi kurikulum yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.

Dalam kurikulum tahun 1975 dinyatakan bahwa IPS adalah paduan


sejumlah mata pelajaran Ilmu social. Untuk IPS pada jenjang pendidikan dasar
disebutkan bahwa materi pelajaran IPS ditunjang geografi dan kependudukan,
sejarah dan ekonomi koperasi, sedangkan untuk menengah IPS mencakup
geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan koperasi
serta tata buku dan hitung dagang. Jadi orientasi pendidikan intinya mata
pelajaran IPS masuk ke kurikulum 1975 masuk ke dalam SD/MI SMP/MTS.

5. Tahun 1984

Kurikulum tahun 1984 merupakan penyempurnaan kurikulum tahun


1975 dalam kurikulum tahun 1984 nama IPS hanya digunakan untuk
menyebutkan nama pelajaran pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan
MTS/SMP sama seperti kurikulum 1975. Disiplin ilmu yang dimasukan dalam
mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar (MTS/SMP) menjadi lebih
luas seperti sosiologi, antropologi, hokum, politik, dijadikan materi baru bagi
IPS. Maka dapat dikatakan bahwa kurikulum tahun 1984 untuk IPS lebih maju
dibandingkan dengan dengan kurikulum1975 untuk jenjang pendidikan
menegah nama IPS tidak lagi digunakan melainkan disiplin ilmu social itu
sendiri, seperti diwakili mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, antropologi-
sosiologi dan tata Negara. Di kurikulum 1984 ada kurikulum program inti dan
program pilihan. Program inti :diberikan kepada semua siswa dan siswi.
Program pilihan :hanya diberikan pada siswa jurusan tertentu untuk tingkat
menengah atas. Sejarah, geografi, ekonomi, antropologi-sosiologi dan tata
Negara tiap-tiap disiplin ilmu memiliki GBPP tersendiri.

6. Tahun 1994

Dalam keputusan MENDIKBUD No 060/u/1993 disebutkan bahwa


jenjang pendidikan dasar terdapat mata pelajaran yang disebut ilmu
pengetahuan social (IPS) yang mencakup Ilmu Bumi sejarah(nasional dan
umum) dan ekonomi. Demikaian juga kajian terhadap rancangan GBPP
memperlihatkan bahwa pendidikan dasar pengajian yang integrative hanya
berlaku untuk jenjang pendidikan dasar di tingkat SD/MI.

Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar tingkat menengah MTs/SMP


pendidikan disiplin ilmu terpisah merupakan suatu yang tetap dominan.
Kurikulum 1994 meliputi geogrsfi, sejarah, dan ekonomi masing-masing
mendapatkan jatah 2 jam pelajaran per minggu. Kondisi ideal mengajarkan IPS
di MTs/SMP dan MA/SMA adalah setiap disiplin ilmu dalam IPS diajarkan
oleh guru yang berbeda.

7. Tahun 2004 KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Dalam kurikulum tahun 2004 pada pendidikan dasar dikenal dengan IPS,
dengan disiplin ilmunya sejarah nasional, geografi, koperasai dan ilmu bumi.
Pada tingkat menengah materi IPS sudah menjadi satuan terpisah yaitu sejarah,
ekonomi dan geografi pada penilaiannya siswa dihadapkan dengan tiga kategori
kognitif, afektif dan psikomotorik.

8. Tahun 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Dalam kurikulum ini lingkup materinya hamper sama dengan kurikulum


sebelumnya. Bentuk penilaiannya juga hamper sama. Pada kurikulum ini peserta
didik diharuskan kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah, dan siswa
diberi prosentasi 70% kreatifnya dan guru prosentasi hanya diberi 30%.

9. Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada
penyederhanaan dengan pendekatan tematik-integratif dilatarbelakangi oleh
beberpa permasalahan yang ,asih dijumpai pada kurikulum 2006 (KTSP).
Seperti halnya;
a. Konten kurikulum yang masih padat yang ditunjukkan dengan banyaknya
mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya
melampui tingkat perkembangan usia anak.
b. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasioanal
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistic domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia,
dan bertanggung jawab. Dengan begitu perlu adanya pengembangan
kompetensi yang disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didikserta tuntutan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah dan jenjang pendidikan tanpa
membeda-bedakan agama, suku dan lain sebagainya.
3. Tanggap terhadap perkembangan IPTEKS ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Seni)
Peserta didik diharapkan dapat semangat mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan IPTEKS.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk musalnya kehidupan kemasyarakatan.
5. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah bertujuan
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Antara keduanya harus saling mengisi dan memberdayakan yang sejalan
dengan Bhineka Tunggal Ika dalam NKRI.
C. Hakikat pembelajaran IPS SD

1. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial

Secara etimologi, sosial berasal dari kata socious yang berarti lebih dari
satu, penemanan, bergaul atau pergaulan sedangkan ilmu berasal dari kata logos
yang berarti ilmu atau pengetahuan. Menurut Soekanto (1990: 4) bahwa:
Ilmu sosial adalah ilmu yang bersifat tidak pasti (inexact) karena menyangkut
hakekat, fungsi, dan kedudukan manusia dalam kehidupannya baik secara
individu maupun sebagai makhluk sosial (homo socious) yang senantiasa
berubah-ubah.
Sementara itu Poerwadarminta (1986: 287) mengemukakan bahwa “ilmu
pengetahuan sosial adalah suatu ilmu yang memiliki karakter tersendiri yang
berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena karakteristik dan perpaduan dari
beberapa konsep antara lain, geografi, ekonomi, sosial, dan sejarah”.

Adapun Samlawi dan Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa:


Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-
konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan
dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas bisa disimpulokan bahwa ilmu


pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai aspek seputar
manusia dan juga kehidupanya serta lingkungan sosialnya.
2. Karakteristik Pendidikan IPS SD

Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi


atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari
Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin
ilmu (Lili M Sadeli, 1986:21). Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat
dari materi dan strategi penyampaiannya.

a. Materi IPS

Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara


individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya).
Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak
berpijak pada kenyataan. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) ada 5
macam sumber materi IPS antara lain:

 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak
dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas
negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi, transportasi.

 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan


antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampai yang terjauh.

 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah


yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,
tentang tokohtokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi


sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya.
Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas
dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

b. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah


didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri
sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia.
Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding
Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak


pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan
dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap
dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran
tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapai
unsur-unsur dunia yang lebih luas.

3. Tujuan IPS

Menurut Nursid Sumaatmadja (2006) tujuan pendidikan IPS adalah


“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan negara”

Sedangkan secara rinci menurut Oemar Hamalik (1992:40-41)


merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa,
yaitu: (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai
sosial dan sikap, (4) keterampilan.

a. Pengetahuan dan Pemahaman

mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat


berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak. Selain itu juga mengembangkan
rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan informasi dan teknik-teknik
sehingga mereka dapat ikut memajukan masyarakat sekitarnya.

b. Sikap belajar IPS

mengembangkan sikap belajar yang baik, yaitu dengan belajar IPS


anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,
konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk
masa yang akan datang.

c. Nilai-nilai sosial dan sikap

Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia


sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Berdasar nilai-
nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang
pula sikap-sikap sosial anak, seperti: menghormati dan mentaati peraturan,
mengembangkan rasa tanggung jawab, dan kritis.

d. Keterampilan dasar IPS

Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial,


misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari
data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data,
mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan
kesimpulan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial di SD dari tahun ke


tahun selalu mengalami perkembangan dimulai dari Rencana Pembelajaran 1947
berlanjut tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004
KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), tahun 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) dan yang terakhir yaitu kurikulum 2013. Selain itu
Perkembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki berbagai prinsip-
prinsip diantaranya berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya, serta beragam dan terpadu dan
tanggap terhadap perkembangan IPTEKS ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni)
dan juga elevan dengan kebutuhan kehidupan serta seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah.
Ilmu sosial adalah ilmu yang bersifat tidak pasti (inexact) karena
menyangkut hakekat, fungsi, dan kedudukan manusia dalam kehidupannya baik
secara individu maupun sebagai makhluk sosial (homo socious) yang senantiasa
berubah-ubah. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial juga memiliki berbaga tujuan
salahsatunya adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara” dan juga memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada peserta didik agar mereka mampu menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, namun pada kenyataannya masih banyak sekali kekurangan yang perlu
diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi para pembaca
dan juga bisa dijadikan bahan refrensi dalam mencari informasi terkait
perkembangan kurikulum ilmu pendidikan sosial sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad,A.2005. Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah Dasar.


(http://Achmad.blogspot.com/2008/04/pembelajaranIPS.html).

Samlawi dan Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.

Oemar Hamalik. 1992. Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Mandar Maju.

Nursid Sumaatmadja, 2006,Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),


Bandung: Alumni.

Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP.

Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) (dalam Handayati, 2008:1.26)

Purbarini K. Sekar, 2013. Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan IPS SD. Yogyakarta: FIP
UNY

Anda mungkin juga menyukai