DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Fani Sucitra(A24120039)
Ni Luh Apriani(A24120027)
Kalam Setiawan Nurdin(A24120025)
Dea Safira (1910121220001)
DOSEN PENGAMPUH:
Nurjannah, S.Pd, M.Pd
Dr. Achmad Rahmadhan, M.Kes
Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha
Esa ,karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun makalah adalah penugasan dari mata kuliah
Pembelajaran Sains Terpadu dengan materi yang kami bahas adalah mengenai “
Metode Model Pembelajaran Fragmented” , Yang ditugaskan oleh Ibu Dr.
Nurjannah S.Pd, M.Pd.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Model Pembelajaran Fragmented...........................................................................3
B. Manfaat Model Pembelajaran Fragmented.............................................................6
C. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented................................7
D. Penerapan Model Pembelajaran Fragmented...........................................................10
BAB IIIPENUTUP..........................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
ii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional
berdasarkan ilmu – ilmu yang berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum
standar, mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada usaha
untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata pelajaran
dipandang sebagai satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok
disiplin ilmunya maupun pada disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang
dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata
pelajaran. Bentuk aplikasi model fragmented bisa ditemukan dalam
kurikulum KTSP, dimana pembagian ilmu pengetahuan terpilah dan
berbeda pada mata pelajaran yang saling berdiri sendiri, tidak dihubungkan
melalui tema.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Model Pembelajaran Fragmented ?
2. Apa Saja Manfaat Model Pembelajaran Fragmented?
3. Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented?
4. Bagaimana Model Penerapan pembelajaran fragmented ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Model
PembelajaranFragmented ?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Model Pembelajaran
Fragmented?
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Model
Pembelajaran Fragmented?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran
Fragmented ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya
(Abdullah, 2007:142 dalam Ahmad Dahlan, 2016:1).
c. Menurut Bambang Soenarko 2011, hlm. 6 (dalam Rizki Sidiq
Nugraha 2016) Model Fragmented adalah “model pembelajaran
konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran”.
Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya
4
diberikan hanya pada pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)) dan
Perguruan Tinggi (PT). Mengapa demikian, kurikulum ini diperuntukan untuk
pendidikan yang bersifat akademis semata (pengembangan intelektual).
Gambar 1.
Berdasarkan gambar di atas, nampak antara bidang studi yang satu dengan
yang lainnya terpisah shingga tidak ada keterkaitan antara bidang studi,
Fogarty (1991: 4) menyatakan … the subject matter areas are taught in
isolation, with no attempt to connect or integr ate them. Sebagai misal guru
bidang studi Kimia dan / atau guru Biologi hanya mengajar pada bidangnya
masing-masing dan tidak ada keterkaitan dengan bidang studi yang diajarkan
oleh guru yang lain. Konsekuensi kelebihan model pragmented relevan untuk
mengembangkan kompetensi akademik dan professionalisme sebagai alat
untuk memangku vokasi atau jabatan/tenaga ahli pada bidang-bidang/profesi
tertentu. Karena model pragmented menekankan penguasaan satu bidang studi
saja pada gilirannya para siswa sangat mendalam menguasai pelajaran.
Kekurangannya model ini semakin terspesialisasi suatu pengetahuan, akan
mengakibatkan disintegrasi pengetahuan (antar bidang studi terpisah-pisah
dengan ketat, mengakibatkan seperti kaca mata kuda) para ilmuwan berkerja
linier tanpa melihat bahwa ilmu saling terkait dengan ilmu yang lainnya. Oleh
karena, model pragmented memiliki kekurangan, maka timbul model
terhubung (connected model).
Model ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu
hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran, misalnya, mata pelajaran
5
Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan sebagainya yang diajarkan secara terpisah.
Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu
mata pelajaran yang utuh tanpa mengkaitkan mata pelajaran satu dengan yang
lainnya [ CITATION RFo91 \l 1033 ]. Bila seorang guru kelas SD mengajar
mata pelajaran matematika maka konsep pada pelajaran matematika diajarkan
utuh kepada siswanya tanpa melihat atau mempertimbangkan dengan konsep
yang ada pada mata pelajaran IPA atau bahasa Indonesia. Jadi dalam
pembelajaran fragmented setiap mata pelajaran dirancang secara terpisah-
pisah dan tidak ada usaha untuk mengkaitkan di antara mata pelajaran
tersebut. Oleh Fogarty pembelajaran fragmented disimbolkan dengan sebuah
periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap
mata pelajaran. Contohnya di Kelas 3 SD semester I, guru akan mengajar
IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematika dengan pokok bahasan yang
sudah tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan
dari setiap konsep.
6
2. Menyiapkan seorang guru yang betul-betul ahli dalam di bidang mata
pelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan
memahami materi secara luas dan mendalam.
7
c) Sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan. Kurikulum
model pembelajaran terpadu fragmented inilah yang paling mudah
disusun, direorganisasi, ditambah, atau dikurangi. Hal ini
dikarenakan perubahan satu mata pelajaran tidak berpengaruh
pada mata pelajaran lainnya.
d) Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan
yang diprioritaskan dalam setiap pembelajaran.
e) Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu.
f) Menciptakan guru yang ahli dalam bidangnya serta dapat
mengembangkan ilmunya secara luas.
g) Menggali pengetahuan lebih dalam dari setiap mata pelajaran.
h) Siswa akan terfokus dan terbimbing dalam belajar.
i) Mudah dinilai dengan ujian atau tes. Kurikulum ini bertujuan
untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau
tes. Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan
buku-buku pelajaran yang harus dikuasai untuk suatu daerah,
bahkan untuk seluruh negara, sehingga dapat diadakan ujian umum
yang uniform di seluruh negara.
8
Hal itu selaras dengan pendapat Nasution 2003: 185 (dalam
Ahmad Dahlan, 2016:6), bahwa kurikulum model fragmented atau
separate-subject memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang
tidak berhubungan satu sama lain. Hal ini bertentangan dengan situasi
kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
b) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang
dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam
praktiknya, kurikulum ini bertujuan menyampaikan sejumlah
pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang
ditentukan. Seringkali bahan pelajaran itu tidak ada hubungannya
dengan masalah-masalah yang dihadapi anak-anak dalam
kehidupannya.
c) Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini mengabaikan
atau kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan
sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-
situasi nyata yang dihadapi anak didik dalam kehidupan.
d) Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir.
Kurikulum ini mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan
jalan ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak anak untuk berpikir
sendiri.
e) Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.
Bahan pelajaran dalam kurikulum ini terutama didasarkan pada
pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya buku yang
digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.
f) Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan
antara macam bidang ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak
mampu membuat hubungan secara konsep dua mata pelajaran yang
berbeda.
9
g) Model ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam
hal konsep dan prilaku yang dikuasai siswa.
h) Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-
penggal.
i) Kurang konkret karena berpusat pada mata pelajaran.
10
tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang tersedia.
11
Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat
penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga
dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pengetahuanku13.net/2018/09/makalah-pembelajaran-terpadu-
model.html?m=1
https://arum2tpuns.wordpress.com/2015/06/26/pembelajaran-terpadu-aplikasi-
model-fragmented/%20-%20:~:text=Model%20penggalan%20(fragmented)
%20adalah%20model,satu%20pelajaran%20dengan%20pelajaran%20lainnya
14