Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMBELAJARAN SAINS TERPADU

MODEL PEMBELAJARAN FRAGMENTED

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Fani Sucitra(A24120039)
Ni Luh Apriani(A24120027)
Kalam Setiawan Nurdin(A24120025)
Dea Safira (1910121220001)

DOSEN PENGAMPUH:
Nurjannah, S.Pd, M.Pd
Dr. Achmad Rahmadhan, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha
Esa ,karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun makalah adalah penugasan dari mata kuliah
Pembelajaran Sains Terpadu dengan materi yang kami bahas adalah mengenai “
Metode Model Pembelajaran Fragmented” , Yang ditugaskan oleh Ibu Dr.
Nurjannah S.Pd, M.Pd.

Pembelajaran sains terpadu atau IPA terpadu ini bertujuan untuk


meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran- pembelajaran IPA secara
terpadu dapat merangkum beberapa standar kompetensi dari bidang ilmu IPA
secara utuh dalam bentuk satu kesatuan. Sebagaimana yang kita ketahui ada
begitu banyak model- model pembelajaran sains terpadu, diantaranya model
fragmeted, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated,
immersed dan networked. Pada makalah ini akan difokuskan untuk membahas
model pembelajaran framented.

Sebelumnya kami menyadari benar dalam pembuatan makalah ini jauh


dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca guna perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutntya. Kami
berharap makalah yang kami buat ini dapat menambah wawasan dan pemahamam
pembaca mengenai materi metode model pembelajaran sains terpadu. Sekian dan
terimkasih.

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Model Pembelajaran Fragmented...........................................................................3
B. Manfaat Model Pembelajaran Fragmented.............................................................6
C. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented................................7
D. Penerapan Model Pembelajaran Fragmented...........................................................10
BAB IIIPENUTUP..........................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam


pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Ditinjau
dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut
adalah: fragmented, connected, nested,sequenced, shared, webbed,
threaded, integrated, immersed, dan networked. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai pembelajaran terpadu model fragmented.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang
mengkaitkan serta menghubungkan suatu konsep-konsep dari pelajaran
satu dengan pelajaran lain. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
pendekatan pembelajaran yang mengemas beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Pembelajaran
terpadu akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa
untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.

Untuk menerapkan pembelajaran terpadu diperlukan suatu model


pembelajaran yang dapat membantu mengoptimalkan proses belajar
mengajar agar tercapainya tujuan secara efektif. Model pembelajaran
terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep secara holistik, bermakna dan otentik.

1
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional
berdasarkan ilmu – ilmu yang berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum
standar, mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada usaha
untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata pelajaran
dipandang sebagai satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok
disiplin ilmunya maupun pada disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang
dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata
pelajaran. Bentuk aplikasi model fragmented bisa ditemukan dalam
kurikulum KTSP, dimana pembagian ilmu pengetahuan terpilah dan
berbeda pada mata pelajaran yang saling berdiri sendiri, tidak dihubungkan
melalui tema.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Model Pembelajaran Fragmented ?
2. Apa Saja Manfaat Model Pembelajaran Fragmented?
3. Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented?
4. Bagaimana Model Penerapan pembelajaran fragmented ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Model
PembelajaranFragmented ?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Model Pembelajaran
Fragmented?
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Model
Pembelajaran Fragmented?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran
Fragmented ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Fragmented

Model fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang


menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini
memisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu,
pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter
disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama seperti matematika,
sains, seni bahasa dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni tari mengambil subjek
yang tersisa dari seni, musik dan pendidikan jasmani yang sering dianggap
“soft subjects” bila dibandingkan dengan “hard core” bidang akademik.
Pengelompokan lain menggunakan kategori disiplin ilmu humaniora, sains,
seni tari, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, area subyek ini diajarkan
dalam isolasi, dengan tidak berusaha untuk menghubungkan atau
mengintegrasikan mereka. Masing-masing dilihat sebagai entitas murni dalam
dan dari dirinya sendiri. Meskipun mungkin ada tumpang tindih baik dalam
ilmu-ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak
secara eksplisit, melalui pendekatan kurikulum.

Adapun pengertian pembelajaran fragmented menurut bebrapa ahli, yaitu:


a. Fogarty, 1991: 4 (dalam Ahmad Dahlan, 2016:1) Setiap mata
pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan
cara mengajar yang berbeda dari setiap guru. Seperti sebuah
periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap mata
pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
makna/isi dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya.
b. Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang
terpisah satu sama lainnya (separated subject curriculum)
dimana mata pelajaran tersebut terpisah-pisah dan kurang

3
mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya
(Abdullah, 2007:142 dalam Ahmad Dahlan, 2016:1).
c. Menurut Bambang Soenarko 2011, hlm. 6 (dalam Rizki Sidiq
Nugraha 2016) Model Fragmented adalah “model pembelajaran
konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran”.
Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya

Model penggalan (fragmented) adalah model pembelajaran


konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini
dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara
satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh
guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata
pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk
mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru. Model
fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata
pelajaran saja. Jadi pengintegrasian tema hanya terbatas dalam satu mata
pelajarab saja namun bisa berbeda aspek. Misalnya pada mata pelajaran Bahas
Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan
menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa.
Namun dalam prosesnya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara
terpisah-pisah pada jam yang berbeda.
Asumsi model pembelajaran pragmented sebagaimana dikemukakan
Fogarty (1991: 3) The traditional model of separate and distinct disciplines,
which fragments the subject areas. Ilustrasi ini memberikan penjelasan bahwa
model pembelajaran pragmented adalah kurikulum tradisonal yang diajarkan
secara terpisah-pisah (fragments). Guru memiliki peran penting dalam
mengajarkan kurikulum (artinya setiap guru memiliki kewenangan mengajar
mata pelajaran-mata pelajaran/bidang studi dan tidak ada hubungannya
dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang lain). Kurikulum ini

4
diberikan hanya pada pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)) dan
Perguruan Tinggi (PT). Mengapa demikian, kurikulum ini diperuntukan untuk
pendidikan yang bersifat akademis semata (pengembangan intelektual).

Gambar 1.
Berdasarkan gambar di atas, nampak antara bidang studi yang satu dengan
yang lainnya terpisah shingga tidak ada keterkaitan antara bidang studi,
Fogarty (1991: 4) menyatakan … the subject matter areas are taught in
isolation, with no attempt to connect or integr ate them. Sebagai misal guru
bidang studi Kimia dan / atau guru Biologi hanya mengajar pada bidangnya
masing-masing dan tidak ada keterkaitan dengan bidang studi yang diajarkan
oleh guru yang lain. Konsekuensi kelebihan model pragmented relevan untuk
mengembangkan kompetensi akademik dan professionalisme sebagai alat
untuk memangku vokasi atau jabatan/tenaga ahli pada bidang-bidang/profesi
tertentu. Karena model pragmented menekankan penguasaan satu bidang studi
saja pada gilirannya para siswa sangat mendalam menguasai pelajaran.
Kekurangannya model ini semakin terspesialisasi suatu pengetahuan, akan
mengakibatkan disintegrasi pengetahuan (antar bidang studi terpisah-pisah
dengan ketat, mengakibatkan seperti kaca mata kuda) para ilmuwan berkerja
linier tanpa melihat bahwa ilmu saling terkait dengan ilmu yang lainnya. Oleh
karena, model pragmented memiliki kekurangan, maka timbul model
terhubung (connected model).
Model ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu
hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran, misalnya, mata pelajaran

5
Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan sebagainya yang diajarkan secara terpisah.
Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu
mata pelajaran yang utuh tanpa mengkaitkan mata pelajaran satu dengan yang
lainnya [ CITATION RFo91 \l 1033 ]. Bila seorang guru kelas SD mengajar
mata pelajaran matematika maka konsep pada pelajaran matematika diajarkan
utuh kepada siswanya tanpa melihat atau mempertimbangkan dengan konsep
yang ada pada mata pelajaran IPA atau bahasa Indonesia. Jadi dalam
pembelajaran fragmented setiap mata pelajaran dirancang secara terpisah-
pisah dan tidak ada usaha untuk mengkaitkan di antara mata pelajaran
tersebut. Oleh Fogarty pembelajaran fragmented disimbolkan dengan sebuah
periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap
mata pelajaran. Contohnya di Kelas 3 SD semester I, guru akan mengajar
IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematika dengan pokok bahasan yang
sudah tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan
dari setiap konsep.

B. Manfaat Model Pembelajaran Fragmented

Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah


dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda dengan
berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong
untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat
bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas di mana masing-
masing siswa akan kita dorong untuk menentukan dan mengkhususkan bidang
keahlian yeng meraka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring,
pelatihan, serta kerja sama belajar. Selain itu model ini juga sangat bermanfaat
untuk guru yang ingin lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu
tertentu dan menggembangkan kurikulum yang ada dalam proses
pembelajaran di kelas. Manfaat model fragmented ini diantaranya:

1. Menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya,


tidak tercampuri oleh mata pelajaran yang lainnya.

6
2. Menyiapkan seorang guru yang betul-betul ahli dalam di bidang mata
pelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan
memahami materi secara luas dan mendalam.

3. Memberikan kenyamanan bagi seluruh peserta didik. Artinya guru


akan ditempatkan sebagai seorang sumber belajar, sebagai siswa
sebagai pencari ilmu yang berbeda.

4. Dengan bantuan guru siswa akan banyak mendapatkan manfaat dari


model Fragmented ini.

C. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented

1. Kelebihan Model Pembelajaran Fragmented


Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model
ini adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara
murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya (Fogarty, 1991:5 dalam Ahmad Dahlan 2016:3). Oleh
karenanya, guru mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang
diprioritaskan dalam setiap pengajaran. Selain kelebihan tersebut , model
fragmented mempunyai kelebihan-kelebihan yang lainnya, diantaranya
sebagai berikut:

a) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis.


Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu. Berhitung
dimulai dengan bilangan-bilangan yang kecil kemudian meningkat
pada bilangan-bilangan yang besar. Ilmu pasti mulai dengan
pengertian-pengertian dasar, kemudian diberikan bentuk-bentuk
yang lebih kompleks.
b) Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata
pelajaran.

7
c) Sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan. Kurikulum
model pembelajaran terpadu fragmented inilah yang paling mudah
disusun, direorganisasi, ditambah, atau dikurangi. Hal ini
dikarenakan perubahan satu mata pelajaran tidak berpengaruh
pada mata pelajaran lainnya.
d) Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan
yang diprioritaskan dalam setiap pembelajaran.
e) Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu.
f) Menciptakan guru yang ahli dalam bidangnya serta dapat
mengembangkan ilmunya secara luas.
g) Menggali pengetahuan lebih dalam dari setiap mata pelajaran.
h) Siswa akan terfokus dan terbimbing dalam belajar.
i) Mudah dinilai dengan ujian atau tes. Kurikulum ini bertujuan
untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau
tes. Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan
buku-buku pelajaran yang harus dikuasai untuk suatu daerah,
bahkan untuk seluruh negara, sehingga dapat diadakan ujian umum
yang uniform di seluruh negara.

2. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Fragmented


Kekurangan yang sangat menonjol dalam model ini tidak
adanya penjelasan dalam keterkaitan konsep antar mata pelajaran
karena masing-masing mata pelajaran seolah-olah terpisah satu sama
lain. Selain itu, menyisakan beban kepada peserta didik untuk
mengerahkan sumber daya mereka sendiri dalam hal membuat koneksi
dan mengintegrasikan konsep serupa (Fogarty, 1991: 6 dalam Ahmad
Dahlan, 2016:5). Oleh karena itu, seakan terjadi konsep ganda dalam
pembahasan konsep yang sama dilihat dari dua mata pelajaran.

8
Hal itu selaras dengan pendapat Nasution 2003: 185 (dalam
Ahmad Dahlan, 2016:6), bahwa kurikulum model fragmented atau
separate-subject memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang
tidak berhubungan satu sama lain. Hal ini bertentangan dengan situasi
kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
b) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang
dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam
praktiknya, kurikulum ini bertujuan menyampaikan sejumlah
pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang
ditentukan. Seringkali bahan pelajaran itu tidak ada hubungannya
dengan masalah-masalah yang dihadapi anak-anak dalam
kehidupannya.
c) Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini mengabaikan
atau kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan
sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-
situasi nyata yang dihadapi anak didik dalam kehidupan.
d) Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir.
Kurikulum ini mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan
jalan ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak anak untuk berpikir
sendiri.
e) Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.
Bahan pelajaran dalam kurikulum ini terutama didasarkan pada
pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya buku yang
digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.
f) Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan
antara macam bidang ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak
mampu membuat hubungan secara konsep dua mata pelajaran yang
berbeda.

9
g) Model ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam
hal konsep dan prilaku yang dikuasai siswa.
h) Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-
penggal.
i) Kurang konkret karena berpusat pada mata pelajaran.

D. Penerapan Model Pembelajaran Fragmented

Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan


pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat
Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses
pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi
di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas
tinggi.

Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik


mungkin, agar siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti
pembelajaran. Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran
terpadu model fragmented. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
meningkatkan kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan mendengarkan, membaca,
berbicara, menulis, dan apresiasi sastra. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia diharapkan kelima kemampuan tersebut dapat meningkat baik
secara lisan maupun tertulis. Untuk meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan berbahasa siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun
metode yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia
tidak menjadi pembelajaran yang membosankan bagi siswa. Dengan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diharapkan siswa
dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan
kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru. Untuk mencapai tujuan

10
tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang tersedia.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan


berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana, sehingga
diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek tersebut
baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun dalam pembelajaran model Fragmented ini kelima aspek dalam
keterampilan berbahasa di penggal-penggal dalam waktu yang berbeda. Hal
itu dimaksudkan agar siswa bisa menguasai suatu pembelajaran secara
mendalam. Model Fragmented ini dalam pemenggalannya bisa disampaikan
dalam waktu yang berbeda atau juga penggunaan guru yang berbeda.

Model fragmented (terpisah) merupakan kurikulum dimana bahan


pelajaran disajikan dalam bentuk subject atau mata pelajaran yang utuh tanpa
ada keterkaitan dengan mata pelajaran lain. Setiap mata pelajaran diajarkan
oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap
mata pelajaran tampak sebagai suatu kesatuan dalam bidang studi itu sendiri,
memiliki ranahnya masing-masing, dan tidak ada usaha untuk
menyatukannya. Model fragmented menjaga agar suatu mata pelajaran
terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan mata pelajaran
yang lainnya. Oleh karena itu model ini menyiapkan seorang guru yang
betul-betul pakar atau ahli di bidang matapelajaran yang ia ajarkan dan
mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara
luas dan mendalam. Kekurangan yang sangat menonjol dalam model ini
tidak adanya penjelasan dalam keterkaitan konsep antar matapelajaran
karena masing-masing mata pelajaran seolah- olah terpisah satu sama lain.

Model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap penjurusan


mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun Sekolah

11
Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat
penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga
dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai suatu pendekatan


dalam merancang bentuk aktivitas belajar-mengajar. Secara struktur sama
dengan program satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan/ materi pokok
dalam silabus, hanya muatan materinya dan konteksnya berbeda, yaitu berasal
dari beberapa pokok bahasan untuk satu mata pelajaran atau bahkan antar
pokok bahasan dari dua atau lebih mata pelajaran. Sesuai dengan Fogarty yang
menyatakan kesepuluh model dalam pembelajaran terpadu, tentunya masing-
masing model memiliki kelebihan dan kekurang dalam implementasi
dilapangan.
Model fragmented merupakan pembelajaran konvensional (umumnya)
yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa
menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya. Seperti model fragmented dengan semua kelebihan dan
kelemahannya, semua dapat dimaksimalkan dengan kreatifitas dan inovasi
guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
dalam belajar sehingga meminimalkan semua kelemahan yang ada pada
masing-masing model terutama pada model fragmented.

B. Saran

Penulis tentunya menyadari jika makalah di atas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki

12
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, R. (1991). How To Integrate The Curricula. United States Of America:


Iri/Skylight Publishing.Inc.

Juanda, A. (2019). Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. Cirebon: Cv.


Confident.

Tirtoni, F. (2018). Pembelajaran Terpadu Sdisekolah Dasar. Sidoarjo: Umsida


Press.

https://www.pengetahuanku13.net/2018/09/makalah-pembelajaran-terpadu-
model.html?m=1

https://arum2tpuns.wordpress.com/2015/06/26/pembelajaran-terpadu-aplikasi-
model-fragmented/%20-%20:~:text=Model%20penggalan%20(fragmented)
%20adalah%20model,satu%20pelajaran%20dengan%20pelajaran%20lainnya

14

Anda mungkin juga menyukai