Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN SAINS TERPADU


(A08171038)

MODEL PEMBELAJARAN SEQUENCED

Dosen Pengampu:
Nurjannah, S.Pd., M.Pd.
Dr. Achmad Rahmadhan, M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Widya Sari (A24120045)
Naposia (A2412033)
Napisah (1910121120009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Model Pembelajaran Sequenced”. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam yang
telah mengantarkan kita kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurjannah, S.Pd., M.Pd. dan
Bapak Dr. Achmad Rahmadhan, M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran Sains Terpadu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca khususnya calon
pendidik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Palu, 02 September 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Sequenced ............................................ 3
2.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Sequenced ............................................... 5
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Sequenced ................. 5
2.4 Implementasi Model Pembelajaran Sequenced ....................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Wahyana (1986)
dalam Trianto (2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai
oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Dengan demikian IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu,
memahami alam semesta secara sistematik dan mengembangkan pemahaman dan
penerapan konsep untuk dijadikan suatu produk, sehingga IPA bukan hanya
merupakan kumpulan pengetahuan, melainkan suatu proses penemuan dan
pengembangan.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan konsep pembelajaran sains dengan
situasi lebih “alami” dan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa
membuat hubungan antar cabang sains dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran IPA terpadu adalah pembelajaran yang memiliki
hubungan erat dengan pengalaman sesungguhnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dapat dilihat sebagai pondasi ilmu (body of knowledge), cara berpikir (way of
thinking), dan cara penyelidikan (way of investigation). Sebagai pondasi ilmu
pengetahuan, IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Pola
bangunan keilmuan dari fakta sampai dengan teori ini akan melahirkan arahan
pola berpikir baik induktif maupun deduktif. Dalam pembelajaran IPA Terpadu,
terdapat 10 model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran
Sequenced. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai model pembelajaran
sequenced, maka dibuatlah makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu:
a. Apa pengertian model pembelajaran sequenced ?
b. Bagaimana ciri-ciri model pembelajaran sequenced ?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran sequenced ?
d. Bagaimana implementasi model pembelajaran sequenced ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
a. Mengetahui pengertian model pembelajaran sequenced
b. Mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran sequenced
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran sequenced
d. Mengimplementasikan model pembelajaran sequenced

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Sequenced


Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian,
atau (3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model
urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru
dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat
bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat
diurutkan sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara
paralel. Dengan mengurutkan topik yang akan diajarkan, kegiatan masing-
masing displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama lain. Pada intinya,
satu subjek mengusung yang lainnya dan sebaliknya.
Sebagaimana diungkapkan Fogarty (1991: 33), asumsi model Sequenced
menunjukkan bahwa topics or unit of study are rearranged and sequenced to
coincide with one another. Similar ideas are taught in concert while remaining
separate subjects. Berdasarkan asal kata “sequenced” adalah rangkaian, urutan,
atau tingkatan. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas
topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang
relevan dengan tujuan. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu
yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan konsep,
walaupun mata pelajarannya berbeda.

Gambar 1. Model Pembelajaran Sequenced

3
Rujukan gambar di atas, meminjam istilah Hamalik (2008), menyatakan
bahwa model sequenced adalah susunan atau urutan pengelompokan kegiatan
atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum dengan
lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut
ditempatkan dan dilaksanakan. Pada model ini, topik atau unit pada satu mata
pelajaran disusun dan diurutkan bertepatan dengan unit mata pelajaran lain, ide
atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga pada mata
pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah, setiap topik atau
pelajaran yang diurutkan untuk mempermudah siswa menguasai pelajaran (tetapi
pengurutan pelajaran bukan mengajar bab per bab yang ada pada daftar isi buku
pelajaran, melainkan mengurutkan pelajaran bersifat ‘spektakuler’ sesuai
kebutuhan pengembangan kompetensi siswa dan tuntutan perkembangan sains-
teknologi (Juanda, 2019).
Model sequenced diibaratkan seperti eyeglasses (kaca mata), yang berarti
konten internal yang bervariasi dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa
menggambarkan dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena
kedua materi pelajaran ini akan diajarkan secara paralel, dimana isi materi
pelajaran tersebut telah diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang terpisah
ini dibingkai oleh konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata
pelajaran tersebut. Model pembelajaran sequenced pada hakikatnya merupakan
model pembelajaran terpadu yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik (Vidianto, Riyanto, & Nasution, 2018).
John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that
teachers are obliged to teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya,
buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru wajib untuk mengajarkan juga
guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams ini yakni dalam
menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada urutan materi dalam

4
buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang akan
diajarkan kepada anak-anak. Urutan baru mungkin akan lebih logis jika urutan
tersebut sejajar dengan isi mata pelajaran antar disiplin ilmu. Akan sangat
berguna bagi siswa dan guru ketika siswa mencari hubungan dasar antar konten.
Belajar menjadi lebih menyeluruh dan karena itu ilmu akan lebih mudah
ditransfer.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model sequenced adalah model
pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-
persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda.

2.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Sequenced


Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced:
 Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya
mata pelajaran yang saling berkaitan.
 Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
 Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan
konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.

2.3 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Sequenced


Kelebihan Model Sequenced
a. Dari sudut pandang guru:
1. Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat
menetapkan prioritas kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti
urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku teks.
2. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan penting mengenai isi
materi pelajaran yang akan diajarkan.

5
b. Dari sudut pandang siswa:
1. Pengurutan yang disengaja pada topik yang berhubungan antar disiplin
ilmu dapat membantu siswa memahami pelajaran mereka baik pada
subjek maupun konten.
2. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika siswa melihat guru
pada area konten yang berbeda, ruangan yang berbeda, periode yang
berbeda, membuat pokok-pokok yang sama, maka siswa dapat
memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih
bermakna.

Kekurangan Model Sequenced


Selain kelebihan, terdapat pula kelemahan yang dimiliki oleh model sequenced,
diantaranya:
1. Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi untuk
membentuk model.
2. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum
karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh menang
sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah
karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra.
3. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir
membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang tinggi
dari semua orang yang area kontennya terlibat. Hal ini tidak semudah
kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dengan
hanya satu sore bersama, mitra guru dapat dengan mudah melakukan
beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai langkah awal. Jika usaha
pertama ini dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua guru
dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran paralel.

6
2.4 Implementasi Model PembelajaranSequenced
Model pembelajaran Urutan (Sequenced Model) diterapkan untuk
menumbuhkan daya tarik agar siswa mau belajar atau mengetahui (Mudjiati,
2021). Menurut Fogarty, manfaat dari model pembelajaran terpadu tipe urutan
adalah pendidik dapat menyusun kembali rangkaian topik, bab dan unit dengan
menentukan skala prioritas mata pelajaran yang ada pada kurikulum atau tidak
sekedar mengikuti urutan yang telah dijabarkan di dalam kurikulum (Zulfa,
Nuroso, & Reffiane, 2020).
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang
mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya,
guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler
secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah
tersebut sehingga keduanya cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum
yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar
dari keduanya (mata pelajaran). Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Sequenced
ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata
pelajaran yang berbeda.
Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model sequenced, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Kronologis
b. Kausal
c. Struktural
d. Logis dan psikologis (deduktif, induktif)
e. Spiral
f. Rangkaian ke belakang
g. Hierarki belajar

7
Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Sequenced
Untuk mengaplikasikan model sequence pada proses pembelajaran di sekolah,
langkah-langkah pengembangan dapat dilakukan, sebagai berikut :
1. Menganalisis isi kurikulum.
2. Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis dan
mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan
periode waktu yang sejajar.
3. Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua mata
pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat.
4. Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topik, atau konsep
dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan periode
waktu yang sejajar.

Implementasi model pembelajaran sequenced, di mana saat mengajarkan


suatu mata pelajaran, guru dapat menyusun kembali topik/mata pelajaran lain
dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan (Juanda, 2019).
Pembelajaran terpadu model sequenced masih jarang digunakan oleh para guru
di lapangan karena berbagai alasan, misalnya belum pahamnya merancang
pembelajaran terpadu. Pada jenjang SD, guru kelas masih memungkinkan
bekerja sendiri sedangkan pada model sequenced guru harus bekerja dengan
seorang partner dalam mata pelajaran berbeda. Di SMP atau SMA misalnya saja
guru-guru biologi, fisika & kimia dapat bekerjasama, namun kemunkinan di
lapangan masih sulit untuk melakukan team teaching dan berkolaborasi. Jadi
dapat disimpulkan model sequenced dapat digunakan di SD namun
penggunannya memerlukan seorang partner (team teaching).

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan,
bahwa kurikulum dan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
terpisahkan. Model sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan konsep, walaupun
mata pelajarannya berbeda. Susunan bahan ajar terdiri atas topik/subtopik, dan di
dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan.
Seperti halnya model – model pembelajaran yang lain, model pembelajaran
sequenced mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model
sequenced diantaranya: melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru
dapat menetapkan prioritas kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti
urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku teks, dengan cara ini, guru dapat
membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaran yang akan diajarkan,
dapat membantu siswa memahami pelajaran mereka baik pada subjek maupun
konten, dan pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Sedangkan
kelemahannya yaitu guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan
kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh
menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak
mengalah karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang
bermitra.

3.2 Saran
Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru-guru IPA untuk membentuk
model pembelajaran, guru-guru IPA harus memiliki otonomi dalam membuat
urutan kurikulum, dan untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian,
serta membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat
agar mudah diselesaikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. (1991). How to Integrate the Curricula. Illinois: Skylight Publishing.
Hamalik, Oemar. (2008). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Rosdakarya.
Juanda, Anda. (2019). Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu: Teori & Praktik
Pembelajaran Tematik Terpadu Berorientasi Landasan Filosofis, Psikologis
dan Pedagogis. Cirebon: Confident.
Mudjiati. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Urutan (Sequenced Model) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas 5-A Tentang Materi Bangun Datar
Pada Bidang Koordinat Di SD Negeri Ngagelrejo V/400 Surabaya. Jurnal
Pendidikan Dasar, 5(1), 25-33.
Vidianto, I. D., Riyanto, Y., & Nasution. (2018). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Model Sequenced Tema Berbagai Pekerjaan Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan, 3(2), 92-96.
Zulfa, E., Nuroso, H., & Reffiane, F. (2020). Keefektifan Model Pembelajaran
Terpadu Tipe Sequenced Berbantu Media Puzzle Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 4(1), 18-22.
http://heptajayawardana.blogspot.com-Jum’at, 8 Maret 2013
http://www.ahmatnurdin.com-Ahmad Nurdin, 22 Juni 2012-8 Maret 2013

10

Anda mungkin juga menyukai