Anda di halaman 1dari 66

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PARIAMAN
Jl. Prof. M. Yamin, S.H. No. 38, Desa Kampung Baru, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Kode Pos: 25514
NPSN: 10307309 Laman: https://sman1pariaman.sch.id dan E-mail: office@sman1pariaman.sch.id

MODUL AJAR PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Pariaman

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : X / Ganjil

Konten/Materi : Pengukuran

Alokasi Waktu : 5 x Pertemuan

Penyusun : Roni Saputra, S.Pd

Tahun Pelajaran : 2022/2023

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH II


DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2022
I. Informasi Umum
A. Identitas Penulis
Nama Penyusun : Roni Saputra, S.Pd
Institusi : SMA Negeri 1 Pariaman
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang Sekolah : SMA
Alokasi Waktu : 15 JP ( 15 x 45 menit)

B. Kompetensi Awal
Pada Fase D, Peserta didik telah mempelajari hakikat ilmu sains dan
metode ilmiah. Di dalamnya terdapat pengetahuan tentang pengukuran,
yaitu :

1) Mengenal besaran dan satuan dalam pengukuran

2) Memilih alat ukur yang tepat digunakan dalam percobaan


a) Panjang : penggaris
b) Volume : gelas ukur
c) Suhu : termometer
d) Waktu : stopwatch
3) Melakukan pengukuran dan membaca skala dengan benar
4) Mengevaluasi teknik pengukuran

C. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kaitan erat dengan pembelajaran
materi pengukuran adalah sebagai berikut :
● Bergotong-royong
● Bernalar kritis
● Kreatif

2
D. Sarana dan Prasarana
1. Alat Praktek
2. Buku
3. Sarana untuk mencetak LKPD
4. Laboratorium Fisika
E. Target Siswa
Perangkat ajar ini dirancang untuk :

√ Peserta didik regular/tipikal

Peserta didik dengan kesulitan belajar

Peserta didik berpencapaian tinggi

Peserta didik dengan ketunaan

Pembelajaran ini dirancang untuk kelas dengan jumlah peserta didik


sebanyak 28 – 32 orang.

F. Model dan Metoda Pembelajaran


1. Discovery Learning
2. Ceramah
3. Demonstrasi

II. Komponen Inti


A. Tujuan Pembelajaran

Capaian Elemen Tujuan Pembelajaran


Pembelajaran
Peserta didik Pemahaman Pertemuan 1
mampu 1. Mendeskripsikan perbedaan
mendeskripsika besaran pokok dengan
n gejala besaran turunan,
alam dalam 2. Mengubah satuan standar
cakupan dari berbagai besaran fisis

3
keterampilan dalam SI
proses dalam 3. Menentukan dimensi
pengukuran, besaran-besaran fisika
perubahan iklim Pertemuan 2
dan pemanasan 4. Mengubah penulisan angka
global, penting sesuai penulisan
pencemaran notasi ilmiah.
Keterampilan
lingkungan, Pertemuan 3
Proses
energi alternatif, 5. Melakukan percobaan
dan pengukuran panjang.
pemanfaatannya 6. Mengumpulkan data
. percobaan pengukuran
panjang.
7. Mengolah data hasil
percobaan pengukuran
panjang
8. Menyajikan data hasil
percobaan pengukuran
panjang
9. Mempresentasikan hasil
percobaan pengukuran
panjang
Pertemuan 4
10. Melakukan percobaan
massa jenis benda yang
beraturan dan yang tak
beraturan
11. Melakukan percobaan
massa jenis benda yang
beraturan dan yang tak
beraturan

4
12. Mengumpulkan data
percobaan massa jenis
benda yang beraturan dan
yang yang tak beraturan
13. Mengolah data hasil
percobaan massa jenis
benda yang beraturan dan
yang tak beraturan
14. Menyajikan data hasil
percobaan massa jenis
benda yang beraturan dan
yang tak beraturan
15. Mempresentasikan hasil
percobaan massa jenis
benda beraturan.

B. Asesmen

Elemen Teknik
Pemahaman Tes Tertulis dan Penugasan
Keterampilan Proses Unjuk Kerja
Sikap Observasi

C. Pemahaman Bermakna

1. Terdapat banyak alat ukur yang dapat membantu pekerjaan manusia.


2. Faktor-faktor yang digunakan untuk memilih alat ukur yang tepat
adalah besaran yang diukur, nilai skala terkecil alat ukur, benda yang
diukur, dan lain sebagainya.
3. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, perlu dilakukan
pengukuran secara berulang.

5
4. Seberapa akurat pengukuran berulang yang dilakukan dapat diketahui
dengan cara menghitung nilai ketidakpastian berulang
D. Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa perlu belajar tentang alat ukur dan cara menggunakannya
dengan benar ?
2. Mengapa setiap alat ukur mempunyai skala dan tigkat ketelitian yang
berbeda-beda?
3. Bagaimana cara menuliskan ukuran virus atau ukuran massa Bumi
agar mudah dibaca ?
4. Mengapa dalam mengukur suatu benda tidak boleh hanya satu kali
tetapi harus dilakukan berulang ?

E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertemuan ke 1
Materi Besaran dan Satuan, Dimensi

1. Pendahuluan (15’)
a) Guru mengucapkan salam, berdoa, cek kehadiran, dan cek kebersihan.
b) Guru menyampaikan aprsepsi dan motivasi.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi, langkah
pembelajaran dan tehnik penilaian.
d) Guru menyampaikan kaitan materi pelajaran dengan kandungan Al
quran dan Budaya Minangkabau
 Ayat Alquran terkait
 QS. Al Qamar ayat 49
 Al Isra' Ayat 35
 Al-Mutaffifin Ayat 1 – 3
 Budaya Minangkabau
 “Pandai maatak maetok an , maagak maagihan”

6
 “Maukua samo panjang, manimbang samo barek, mambagi
samo adia”

2. Kegiatan Inti (95’)


a) Peserta didik mendiskusikan tentang macam-macam besaran yang
dapat diturunkan dari besaran pokok.
b) Peserta didik mencari berbagai informasi atau referensi tentang besaran
pokok dan besaran turunan.
c) Guru memberikan ulasan dan penekanan tentang materi pelajaran.
3. Penutup (25’)
a) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pertemuan pertama.
b) Siswa melaksanakan evaluasi.
c) Siswa dan guru melakukan umpan balik / refleksi.

Pertemuan Pertemuan ke 2
Materi Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah

1. Pendahuluan (15’)
a) Guru mengucapkan salam, berdoa, cek kehadiran, dan cek kebersihan.
b) Guru menyampaikan aprsepsi dan motivasi.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi, langkah
pembelajaran dan tehnik penilaian.
d) Guru menyampaikan kaitan materi pelajaran dengan kandungan Al
quran dan Budaya Minangkabau
2. Kegiatan Inti (95’)
a) Peserta didik mendiskusikan tentang notasi ilmiah dan angka penting.
b) Peserta didik mencari berbagai informasi atau referensi tentang notasi
an angka penting.
c) Guru memberikan ulasan dan penekanan tentang materi pelajaran.
3. Penutup (25’)
a) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pertemuan pertama.
b) Siswa melaksanakan evaluasi.

7
c) Siswa dan guru melakukan umpan balik
Pertemuan Pertemuan ke 3
Materi Penggunaan alat ukur panjang : penggaris, mikrometer
sekrup, dan jangka sorong
1. Pendahuluan (15’)
a) Guru mengucapkan salam, berdoa, cek kehadiran, dan cek kebersihan.
b) Guru menyampaikan aprsepsi dan motivasi.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi, langkah
pembelajaran dan tehnik penilaian.
d) Guru menyampaikan kaitan materi pelajaran dengan kandungan Al
quran dan Budaya Minangkabau
2. Kegiatan Inti (95’)
a) Peserta didik melakukan tentang percobaan pengukuran besaran
panjang.
b) Peserta didik melaporkan dan mendiskusikan hasil percobaan.
c) Guru memberikan ulasan dan penekanan tentang materi pelajaran.
3. Penutup (25’)
a) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pertemuan pertama.
b) Siswa melaksanakan evaluasi.
c) Siswa dan guru melakukan umpan balik/refleksi

Pertemuan Pertemuan ke 4
Materi Menentukan Massa Jenis Benda Beraturan dan Tak Beraturan

1) Pendahuluan
● Guru menyapa, memimpin doa, dan melakukan absen peserta didik
● Guru melakukan apersepsi
● Guru membagikan LKPD pada setiap kelompok
2) Kegiatan Inti
● Peserta didik melakukan percobaan tentang menentukan massa jenis
benda dipandu dengan LKPD yang diberikan guru.

8
● Peserta didik mengolah hasil percobaan
● Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya
3) Penutup
● Peserta didik menerima konfirmasi dari guru berupa ulasan tentang
materi yang dipresentasikan
● Peserta didik mengisi lembar refleksi

Pertemuan Pertemuan ke 5
Materi Tes

F. Refleksi Pendidik dan Peserta didik


1. Lembar Refleksi Guru

No. Refleksi Penjelasan

1) Persentase Persentase keterlaksanaan : .... %


keterlaksanaan Keterangan :
rancangan kegiatan
pembelajaran (%)

2) Kendala yang dihadapi


selama kegiatan
pembelajaran

3) Catatan perbaikan untuk


mengatasi kendala pada
kegiatan pembelajaran
berikutnya

4) Peserta didik yang 1) Nama :


mengalami kesulitan Uraian Kesulitan :
2) Nama :
Uraian Kesulitan :

9
3) dst.

5) Catatan positif peserta 1) Nama :


didik Catatan Positif :
2) Nama :
Catatan Positif :
3) dst.

6) Catatan lainnya

2. Lembar Refleksi Peserta Didik


a. Pilih gambar ekspresi wajah yang paling mendekati perasaanmu
setelah mempelajari materi ini ! Lingkarilah salah satu nomor !

1 2 3 4 5

b. Topik manakah yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini ?


…………………………………………………………………………………
….
c. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami materi
ini ?
…………………………………………………………………………………
….
d. Arsirlah bintang di bawah ini sesuai dengan nilai usaha yang kamu
lakukan untuk memahami pembelajaran hari ini.

10
Pariaman, Juni 2022
Mengetahui, Wakil Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Kepala SMA Negeri 1 Bid. Kurikulum
Pariaman

Dra. Elfi Junaida, M.Si Taufik Zainudin,ST RONI SAPUTRA, S.Pd


NIP. 19640626 198903 2 007 NIP.198302142010011012 NIP. 19860321 201101 1 015

11
III. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X MIPA / Ganjil
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….

A Petunjuk Belajar

1. Amatilah gambar yang ditampilkan guru di depan kelas!


2. Baca dan diskusikan materi tentang besaran dan satuan dengan teman
sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah kerja pada LKPD
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada LKPD! Diskusikan dengan teman
sekelompokmu
5. Buatlah kesimpulan hasil kegiatan berdasarkan data kegiatan yang telah
dilakukan! Sesuaikan dengan tujuan pembelajaran
6. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas

B Capaian Pembelajaran

Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan


keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan
global, pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.

12
C Tujuan Pembelajaran

1. Mendeskripsikan perbedaan besaran pokok dengan besaran turunan,


2. Mengubah satuan standar dari berbagai besaran fisis dalam SI
3. Menentukan dimensi besaran-besaran fisika

D Materi Pembelajaran

Besaran fisika didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dapat


diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran fisika meliputi besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran dasar yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu. Besaran pokok meliputi panjang,
massa, waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah mol.
Besaran lain di luar besaran pokok dinamakan besaran turunan.
Besaran turunan diartikan sebagai besaran yang dijabarkan atau
diturunkan dari besaran-besaran pokok ataupun besaran turunan
lainnya. Contoh besaran turunan, yaitu luas, volume, kecepatan dan lain
sebagaiya.

Untuk memudahkan mengonversi (mengubah) suatu satuan SI ke


satuan SI lainnya, diperlukan bantuan tangga konversi. SI adalah suatu
sistem desimal. Oleh karena itu, setiap naik satu anak tangga, nilai awal
harus dibagi 10. Setiap turun satu anak tangga, nilai awal harus dikali 10.
Satuan dari setiap besaran turunan diperoleh dari penjabaran
satuan besaran-besaran pokok yang menyertai penurunan definisi dari
besaran turunan yang bersangkutan.

13
Contoh Soal:

Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s!

Diketahui : v = 36 km/jam

Tanya : konversi v ke satuan m/s

jarak
Jawab : Kecepatan =
waktu

36 km( jarak)
36 km/jam =
1 jam(waktu)

36000 meter
=
3600 sekon

= 10 m/s

Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan


menggunakan simbol (lambang) besaran pokok. Dimensi besaran
panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran
waktu dalam T. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ].

Contoh Soal:
Tentukan dimensi besaran-besaran turunan dari luas!
Penyelesaian :
Luas = panjang x lebar
[ Luas ] = [ panjang ] x [ lebar ]
= [ L ] x [ L ] = [ L ]2

E Tugas

A. Isilah titik-tik berikut


1. Ketika seorang siswa mengukur meja
a. Data yang didapatkan siswa saat mengukur meja adalah …..

14
b. Siswa mengukur besaran ……
c. Satuan besaran yang diukur siswa adalah ……
2. Penjual menimbang sayur
a. Data yang didapatkan penjual adalah …..
b. Penjual menimbang besaran ……
c. Satuan besaran tersebut adalah ……
3. Dokter mengukur suhu badan pasiennya
a. Data yang didapatkan dokter adalah …..
b. Dokter mengukur besaran ……
c. Satuan besaran yang diukur dokter adalah ……
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan mencari informasi pada bahan ajar dan buku teks!
1. Apakah yang dimaksud dengan besaran ?

….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan jenis-jenis besaran ?

….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah yang dimaksud dengan satuan ?

….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Satuan Internasional ?

….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………….…

15
5. Jelaskan syarat sebuah satuan ditetapkan dengan Satuan Internasional ?

….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………

6. Apakah yang dimaksud dengan dimensi besaran?

….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………….…

7. Isilah tabel berikut!


Tabel 1. Besaran Pokok, Satuan dan Dimensi

No Besaran Satuan Singkatan Dimensi


Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8. Isilah tabel berikut!
Tabel 2. Besaran Turunan, Satuan dan Dimensi

No Besaran Satuan Singkatan Dimensi


Satuan
1
2
3
4

16
5
6
7

G Evaluasi

1. Dari pernyataan di bawah ini yang bercetak miring, Sebutkan besaran-


besaran yang termasuk dalam besaran Pokok dan besaran Turunan ?

Setiap benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan tertentu


memiliki energi kinetik. Dengan adanya energi benda dapat melakukan
usaha untuk berpindah tempat. Usaha yang dilakukan benda dalam
selang waktu tertentu dikenal dengan daya.
2. Selesaikan konversi-konversi satuan berikut.
a. 144 km/jam = ……… m/s
b. 15 gram/cm3 = ……. Kg/m3
3. Tentukan dimensi untuk besaran-besaran berikut :
a. Tekanan =gaya / luas
b. Momen Inersia = massa x jarak x jarak

17
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….

A TUJUAN PERCOBAAN

a. Menuliskan hasil pengukuran berdasarkan aturan notasi ilmiah dan angka

penting.

b. Menentukan banyaknya angka penting dalam suatu hasil pengukuran.

B TEORI DASAR

Notasi ilmiah adalah cara menuliskan suatu bilangan yang sangat besar ataupun

yang sangat kecil. Notasi ilmiah ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

a,… x 10n

keterangan:

a = bilangan asli dari 1 sampai 9 (bilangan penting)

n = pangkat bilangan bulat (orde)

18
19
Contoh :
Massa elektron kira-kira 0,0000000000000000000000000000000911 kg.
Tuliskan massa electron dalam bentuk Notasi ilmiah !
Jawab :

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,

termasuk angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting

ini terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan

tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.

Aturan Angka Penting

1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.

Contoh : 548 memiliki 3 angka penting.

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.

Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting

3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri
maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.
Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting

4. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol

termasuk angka penting.

Contoh : 0,070 memiliki 2 angka penting

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka

nol harus ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan

angka penting.

Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka

20
C ALAT DAN BAHAN

a. Kertas karton c. Bola kecil e. Mistar

b. Stopwatch d. Buku Tulis

D LANGKAH PERCOBAAN

A. Mengukur panjang:

1. Sediakan mistar dan kertas karton yang sudah dibentuk segitiga dan

persegi panjang.

2. Ukurlah tinggi dan alas segitiga dengan menggunakan mistar. Kemudian,

tulislah hasil pengukuran langsung tadi dan luas berdasarkan aturan angka

penting dan notasi ilmiah pada tabel 1 dan 2.

3. Lakukan hal yang sama seperti no.2 untuk mengukur panjang dan lebar pada

persegi panjang.

4. Lakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk masing-masing segitiga dan

persegi panjang.

5. Carilah luas masing-masing bangun segitiga dan persegi panjang. Hasilnya

harus mengikuti aturan perkalian angka penting.

E DATA

21
Pengukuran Langsung
Tabel 1. Segitiga

No. Bahan Alat Angka Angka Angka Jumlah Notasi


Yang Ukur Pasti Taksiran Penting angka Ilmiah
Diukur penting
(luas)

1 Tinggi

2 Panjang
Alas

Tabel 2. Persegi Panjang

No. Bahan Alat Angka Angka Angka Jumlah Notasi


Yang Ukur Pasti Taksiran Penting angka Ilmiah
Diukur penting
(luas)

1 Panjang

2 Lebar

Pengukuran Tidak Langsung

No. Benda Nilai Jumlah angka Notasi Ilmiah


penting (waktu)

1 Luas Segitiga

2 Luas Persegi
Panjang

22
F PENGOLAHAN DATA

1. Pengolahan data table 1


a. Hitunglah luas dari segitiga untuk masing-masing segitiga

b. Tentukan jumlah angka penting

2. Pengolahan data table 2


a. Hitunglah luas dari segitiga untuk masing-masing segitiga

b. Tentukan jumlah angka penting.

3. Pengolahan data table 3


a. Tentukan jumlah angka penting.

G EVALUASI

1. Kecepatan rambat cahaya di ruang vakum adalah 300.000.000 m/s.

Dalam bentuk notasi ilmiah, nilai ini sama dengan… .

2. Mobil dengan massa 1000 kg bila dituliskan dalam notasi ilmiah akan

menjadi… .

3. Berikut ini hasil pengukuran panjang dua batang kayu. Tentukan jumlah

panjang kedua batang dan selisih kedua panjang batang kayu tersebut

sesuai dengan aturan angka penting. Dimana semua pengukuran dalam

satuan meter.

a. 5,678 + 1,11 = ….

b. 4,786 – 2,45

c. 3,156 x 2,4 = …

d. 9,8678 : 3,7 = …

23
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….

A TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu menggunakan alat ukur panjang


2. Mampu menentukan ketidakpastian dalam pengukuran dan menuliskan
pengukuran secara benar berdasarkan aturan angka penting.

B TEORI DASAR

Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran dengan  besaran lain


sejenis yang dipakai sebagai satuan standar. Kegiatan pengukuran
menggunakan alat-alat ukur akan menghasilkan data yang bersifat
kuantitatif.

Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran
besaran fisika.

1. Alat ukur panjang

Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti meteran lipat (pita), 
mistar, jangka sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai

24
tingkat ketelitian yang berbeda. Semakin kecil angka ketelitian alat ukur
nya maka semakin teliti hasil pengukuran tersebut.

a. Jangka Sorong

Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga


selisihnya 0,1 mm atau 0,01 cm. Nilai 0,01 cm ini lah yang disebut dengan
ketelitian (K). Selain 0,01 cm jangka sorong juga memiliki ketelitian 0,02
cm dan 0,05 cm. Ketidakpastian pengukuran adalah ∆x = 1/2 x 0,1 mm
= 0,05 mm = 0,005 cm

Cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

1. Perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0


pada nonius. Anggap nilai ini dengan nilai SU
2. Perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Anggap
nilai ini dengan nilai SN
3. Nilai x = SU + (K x SN) ± Ketidakpastian
b. Mikrometer sekrup

25
Mikrometer sekrup di tunjukan pada gambar 2. Jika skala nonius di putar
lengkap 1 kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur 0.5 mm.
Karena skala nonius memiliki skala 50 skala, maka ketelitian mikrometer
sekrup K 0.5 mm / 50 = 0.01 mm (Kanginan,2002). Dengan demikian
ketidakpastianya ∆x = 1/2 x nilai satuan terkecil (nst) = 1/2 x 0.01 mm =
0.005 mm

Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Anggap ini nilai SU.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan
garis mendatar pada skala utama. Anggap ini nilai SN.
3. Nilai x = SU + (K x SN) ± Ketidakpastian
Contoh :

Gambar di atas adalah contoh hasil pengukuran menggunakan micrometer


sekrup, Skala utama = 6,5 mm, Skala nonius = (9 x 0,01)mm = 0,09 mm
maka Hasil pengukuran = 6,59 mm. (Angka 9 pada nonius berimpit dengan
garis tengah skala utama, maka angka ini dikalikan dg batas ketelitian

26
micrometer sekrup, kemudian ditambahkan hasilnya pada hasil skala
utama).

2. Alat Ukur Massa

Alat yang digunakan untuk mengukur massa adalah neraca ohauss. Prinsip
kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua
lengan.

Gambar 3. Neraca Ohaous tiga lengan

Sumber : www.google.com

Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut :

1. Lengan depan memiliki skala 0 - 10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.


2. Lengan tengah berskala mulai 0 - 500 g, tiap skala sebesar 100 g.
3. Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Ketelitian (nst) dari neraca Ohauss = 0,01 gram.

3. Pelaporan Hasil Pengukuran

Untuk pengukuran tunggal maka pelaporan hasil adalah :

x=x 0 +∆ x

dimana

27
x0 : Hasil Pengukuran

Δx : Ketidakpastian pengukuran

Untuk pengukuran berulang (lebih dari satu kali) maka pelaporan hasil
adalah :

x=x rata−rata =
∑ X i = X 1+ X 2+ X 3 +… .+ X N
N N

Untuk ketidakpastiannya adalah


2
N ∑ x i −( ∑ x i )
2
1
∆ x=
N N −1

Kesalahan dalam pengukuran (error) dapat dihitung dengan :

∆x
% Kesalahan (error )= ×100 %
x

C ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Jangka sorong
4. Neraca Ohauss
Bahan :

1. Kelereng
2. Kotak jangka sorong
3. Baterai 1,5 V
4. Baterai 9 V

28
Mengamati

D LANGKAH PERCOBAAN

Identifikasikanlah bagian-bagian jangka sorong berikut !

Nomor Keterangan

1 …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

2 …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

3 …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..………

4 …………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….

5 …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

6 …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

29
Nomor Keterangan

1 ……………………………………………………………………………….…………

2 …………………………………………………………………………………..………

3 …………………………………………………………………………………..………

4 …………………………………………………………………………………..………

5 …………………………………………………………………………………….……

6 ………………………………………………………………………………….………

7 ………………………………………………………………………………………..…

8 ………………………………………………………………………………….………

Menanya

Manakah yang lebih teliti hasil pengukuran menggunakan jangka sorong atau
micrometer sekrup ?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…….

Mari kita lakukan percobaan berikut ini !

30
Mengumpulkan Data
(Eksperimen)

2. Mengukur Ketebalan Kotak Jangka Sorong


a. Letakkan kotak jangka sorong pada rahang bawah jangka sorong.
b. Jepit dg hati-hati dan kunci.
c. Amati skala utama dan skala noniusnya dan tuliskan hasil nya di Tabel 1a.
d. Ulang percobaan ini sebanyak 3 kali
e. Dengan langkah yang sama ukurlah tebal kotak jangka sorong dengan
mikrometer sekrup (cara penggunaan dapat dilihat pada teori dasar)
f. Tuliskan data hasil pengukuran pada Tabel 1b
g. Ulang percobaan ini sebanyak 3 kali.
3. Mengukur Massa Kotak Jangka Sorong
a. Timbanglah massa kotak dengan cara meletakan di cawan neraca
b. Lihat nilai yang tertera pada neraca, lalu tulis pada Tabel 2.

Saat ananda melakukan percobaan dan mengisi LKS, berapapun hasilnya


tuliskan saja sesuai dengan hasil yang
didapatkan dari percobaan...
Belajar JUJUR yah..

31
E DATA

Tabel : Hasil pengukuran Panjang Kotak Jangka Sorong (T)


1a Menggunakan Jangka Sorong

Keteltian K = ........ cm

No SU SN Tebal

T T2

(cm)

X = SU + (K x SN)

Jumlah

Rata-
rata

Tabel : Hasil pengukuran Panjang Kotak Jangka Sorong (T)


1b Menggunakan Mikrometer Sekrup

Ketelitian K = ............ mm

No SU SN Tebal

T T2

(cm)

X = SU + (K x SN)

32
2

Jumlah

Rata-
rata

Tabel 2. Hasil pengukuran Massa (m)

No Nama Lengan Hasil Jumlah Angka


Benda Pengukuran Penting
1 2 3 4
(m)

PENGOLAHAN DATA Mengasosiasikan


F

1. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran untuk tabel 1a dan tabel 1b.
2. Tentukan hasil pengukuran sesuai dengan aturan angka penting.

G ANALISA DATA

1. Dari hasil pengukuran tebal kotak jangka sorong mengunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup, alat ukur manakah yang lebih teliti? Berikan alasannya.
Jawab :

33
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............

H EVALUASI

1. Gambar berikut menunjukkan hasil pembacaan skala pengukuran diameter bola


kecil dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah….
A. 6,93 mm
B. 6,94 mm
C. 6,95 mm
D. 6,96 mm
E. 6,97 mm
2. Gambar dibawah adalah pengukuran massa benda dengan menggunakan neraca
Ohauss lengan tiga. Hasil pengukuran massa benda tersebut adalah….
A. 350 gram

B. 321,5 gram

C. 240 gram

D. 173 gram

E. 170,3 gram

3. Perhatikan hasil pengukuran jangka sorong terhadap panjang sebuah benda pada
gambar berikut!

34
Panjang benda teserbut adalah….

A. 7,4 cm B. 7,41 cm C. 7,44 cm D. 7,48 cm E. 7,5 cm

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X / Ganjil
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….

I. Tujuan Praktikum
Menentukan massa jenis benda tak beraturan

II. Teori Dasar


Massa jenis benda dapat ditentukan dengan persamaan berikut

Untuk menentukan volume benda yang geometrinya tidak beraturan, dapat


ditentukan dengan cara mencelupkan benda ke dalam gelas berukuran
yang berisi air, kemudian menghitung selisih volume air setelah dicelupkan
benda dengan volume air sebelum dicelupkan benda.
V = V akhir - V awal

III. Alat dan Bahan


1) Benda yang tidak beraturan (misal batu, sekrup, baut, mur, dan lain-lain)
2) Gelas berukuran
3) Timbangan

35
4) Air

IV. Cara Kerja


1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Menimbang massa benda tak beraturan dengan timbangan dan
mencatat hasil pengukuran
3) Mengisi air dalam gelas ukur
4) Membaca ukuran dan mencatat volume awal air yang terukur sebelum
benda dicelupkan
5) Mencelupkan benda ke dalam air
6) Membaca ukuran dan mencatat volume awal air yang terukur setelah
benda dicelupkan
7) Ulangi langkah tersebut sebanyak lima kali

V. Tabel Pengamatan

No. m (gr) V awal (mL) V akhir (mL)

..dst

Buatlah tabel pengolahan data yang menghasilkan rata-rata nilai massa


jenis dan nilai ketidakpastian pengukuran berulang.

VI. Kesimpulan
Tuliskanlah hasil pengukuran sesuai format yang telah diajarkan

36
2. Pengayaan dan Remedial
a. Remedial
 Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
1. Cara yang dapat ditempuh
a) Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta
didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD
tertentu.
b) Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus,
yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran
regular.
Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui:
 Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu
 Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan
gambar, model, skema, grafik, memberikan rangkuman yang
sederhana, dll.)
 Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
2. Materi dan waktu pelaksanaan program remedial
a. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang
belum tuntas.
b. Program remedial dilaksanakan setelahmengikuti tes/ulangan KD
tertentu atau sejumlah KD dalam satu kesatuan
3. Nilai remedi adalah capaian tertinggi yang diperoleh oleh peserta didik.
 Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial
 Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.
 Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila
jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang
dari 50%.
 Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.
 Format Program Remedial

37
Sekolah : SMA Negeri 1 Pariaman
Kelas / Semester : X/Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Ulangan Harian ke : ………….
Tanggal Ulangan Harian : ………………….
Bentuk Soal UH : Uraian
MateriUH (KD/Indikator) : ....................................
1. .........................
2. .............................
3. ............................................
Rencana Ulangan Rem : ……………..
KKM : ……………….

No. Nama Nilai Indikator yang Bentuk Nomor Soal Nilai Ket.
Siswa Ulangan tidak dikuasai Pelaksanaan yang dikerjakan Tes Tunta
(No.Indikator) Pembelajaran dalam Tes  Rem s/
Remidial Remidial Blm
Tunta
s
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1
2
3

Koto Besar, 2022


Guru Mata Pelajaran

RONI SAPUTRA, S.Pd


NIP. 19860321 201101 1 015

38
b. Pengayaan
1. Cara yang dapat ditempuh:
a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas
wawasan bagi KD tertentu
b. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik,
bacaan/paragraf, dll.
c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan
d. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum
mencapai ketuntasan.
2. Materi dan waktupelaksanaan program pengayaan
a. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator
yang dipelajari , bisaberupa penguatan materi yang dipelajari maupun
berupa pengembangan materi
b. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah:
 Setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau kesatuan KD tertentu,
dan atau
 pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat tuntas
dibanding dengan teman lainnya maka dilayani dengan program
pengayaan
3. Format Program Pengayaan

Sekolah : SMA Negeri 1 Pariaman


Kelas / Semester : X/Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Ulangan Harian ke : ………….
Tanggal Ulangan Harian : ………………….
Bentuk Soal UH : Uraian
MateriUH (KD/Indikator) : ....................................
1. .........................
2. .............................
3. ............................................
Rencana Ulangan Rem : ……………..

39
KKM : ……………….
N Nama Siswa Nilai Tes Bentuk
o Pengayaan
1
2
3

Koto Besar, Juni 2022


Guru Mata Pelajaran

RONI SAPUTRA, S.Pd


NIP. 19860321 201101 1 015

40
3. Bahan Ajar

Bahan Ajar Pertemuan 1

Besaran merupakan sesuatu yang dapat dikukur, baik secara langsung maupun tak
langsung, dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran dibedakan menjadi dua,
yakni besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan sendiri


berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai berat dan ukuran. Berdasar
Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok
ada tujuh sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:

Tabel Besaran Pokok dan Satuannya


Besaran Pokok Satuan SI

Massa (m) kilogram (kg)


Panjang (p) meter (m)
Waktu (t) sekon (s)
Kuat Arus (I) ampere (A)
Suhu (T) kelvin (K)
Intensitas Cahaya (Ic) candela (Cd)
Jumlah Zat mole (mol)

b. Besaran Turunan

Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok.


Contoh besaran turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama
dengan panjang dikali lebar, dimana panjang dan lebar keduanya merupakan satuan
panjang. Perhatikan tabel besaran turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.

41
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan
Satuan SI

Gaya (F) kg.m.s-2


Massa Jenis (p) kg.m-3
Usaha (W) kg.m2.s-2
Tekanan (P) kg.m-1.s-2
Percepatan m.s-2
Luas (A) m2
Kecepatan (v) m.s-1
Volume (V) m3

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda menemui satuan satuan berikut :


membeli air dalam galon, minyak dalam liter, dan diameter pipa dalam inchi. Dahulu
orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari, hasta,
kaki, jengkal, dan depa. Namun satuan-satuan tersebut menyulitkan dalam komunikasi,
karena nilainya berbeda-beda untuk setiap orang. Satuan semacam ini disebut satuan tak
baku. Untuk kebutuhan komunikasi, apalagi untuk kepentingan ilmiah, pengukuran harus
menggunakan satuan baku, yaitu satuan pengukuran yang nilainya tetap dan disepakati
secara internasional, misalnya meter, liter, dan kilogram.
Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu
besaran. Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang
menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan
satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran
yang sama akan menimbulkan kesulitan. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli
sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem
Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional
serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari
kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang

42
digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram –
Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga
satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi,
pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu
meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Setelah abad ke-17, sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran yang mula-
mula dikenal dengan nama sistem Metrik. Pada tahun 1960, sistem Metrik dipergunakan
dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini berasal dari bahasa
Perancis Le Systeme Internationale d’Unites. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
menggantikan sistem metrik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second
(CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku

a. Satuan Baku
Standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat. Satuan baku
adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional
atau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan
detik.Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Tabel Satuan Baku


Satuan MKS Satuan CGS
Besaran Pokok

Massa kilogram (kg) gram (g)


Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) Mol

b. Satuan Tidak Baku


Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat. Satuan tidak baku
adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada
suatu wilayah tertentu.

43
Contoh: jengkal, depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

c. Konversi Satuan
Satuan tidak baku perlu dikonversi ke satuan baku sehingga satuannya
konsisten. konversi satuan dilakukan dengan menyisipkan faktor konveksi yang
cocok yang membuat satuan lain ditiadakan kecuali satuan yang kita kehendaki.
Sebagai contoh, hasil pengukuran lebar sebuah meja adalah 26,5 inci, dan ingin
dinyatakan dalam sentimeter.
Faktor konversi dalam hal ini adalah 1 inci = 2,54 cm Sehingga 26,5 inci
= 26,5 x 2,54 cm = 67,3 cm
Berikut ini beberapa contoh konversi satuan untuk besaran panjang, massa, dan
waktu.

Panjang
1 inci = 2,54 cm 1 sentimeter (cm) = 0,394 inci
1 meter (m) = 3,28 ft 1 kilometer (km) = 0,621 mil
1 yard (yd) = 3 ft 1 angstrom () =10-10 m
1 tahun cahaya (ly) = 9,46 1015 m 1 parsec = 3,09 1016 m
1 fermi = 10-15 m
Massa
1 satuan massa atom (sma) = 1,6605 10-27 kg 1 slug = 14,59 kg
1 kilogram (kg) = 103 g = 2,205 lb 1 ton = 1.000 kg
Waktu
1 menit = 60 s 1 jam = 3.600 s
1 hari = 8,64 104 s 1 tahun = 3,1536 107 s

Contoh Soal

Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa kecepatan mobil


tersebut jika dinyatakan dalam m/s?
Penyelesaian :
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
72 x 1000 m
Sehingga : 72 km/jam = = 20 m/s
1 x 3600 s

44
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf
tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Dimensi mempunyai tiga kegunaan, yaitu untuk
menentukan satuan dari suatu besaran turunan dengan cara analisis dimensional dan
menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang sepintas tampak berbeda, untuk
membuktikan apakah suatu persamaan benar atau salah.
No Nama Besaran Dimensi

1 Massa [M]
2 Panjang [L ]
3 Waktu [T ]
4 Suhu [θ]
5 Kuat Arus Listrik [I]
6 Jumlah Zat [N]
7 Intensitas Cahaya [J]
Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-besaran pokok. Tabel
berikut menunjukkan berbagai dimensi besaran turunan.

No Nama Besaran Analisis Dimensi

1 Luas [panjang] x [panjang] [L]2


2 Volume [panjang] x [panjang] x [panjang] [L]3
3 Massa Jenis [Massa] [M][L]-3
[Volume]

4 Kecepatan [ panjang] [L][T]-1


[waktu]

5 Percepatan [kecepatan] [L][T]-2


[waktu ]

6 Gaya [massa] x [ percepatan] [M][L][T]-2

45
1. Tuliskan definisi besaran, besaran pokok, dan besaran turunan!
2. Identifikasi masing-masing 3 contoh besaran pokok dan turunan yang Anda
temukan dalam kehidupan sehari-hari!
3. Lengkapilah tabel konversi berbagai satuan di bawah ini:
a. 2000 kg/m3 = ............gram/cm
b. 0,8 gram/cm = ………….. kg/m3
c. 36 km/jam = .............m/s
4. Tentukan dimensi usaha jika usaha adalah hasil kali gaya dengan perpindahan.

46
Bahan Ajar Pertemuan 2

Notasi ilmiah adalah cara menuliskan suatu bilangan yang sangat besar ataupun yang
sangat kecil. Notasi ilmiah ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

a,… x 10n

keterangan:
a = bilangan asli dari 1 sampai 9 (bilangan penting)
n = pangkat bilangan bulat (orde)
Contoh :
Massa elektron kira-kira 0,0000000000000000000000000000000911 kg.
Tuliskan massa electron dalam bentuk Notasi ilmiah !
Jawab :
Massa electron = 9,11 x 10-31 kg

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk
angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-
angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang
digunakan.

47
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh :
548 memiliki 3 angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting
3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di
sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.
Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting
4. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol
termasuk angka penting.
Contoh : 0,070 memiliki 2 angka penting
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka
nol harus ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan
angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting

Berhitung dengan Angka Penting Yuk !!


1. Penjumlahan dan Pengurangan
“Penulisan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan mengikuti jumlah
angka taksiran yang paling sedikit (hanya mengandung satu angka
taksian)”
2. Perkalian dan Pembagian
Penulisan hasil operasi perkalian dan pembagian mengikuti jumlah angka
penting yang paling sedikit.

Pembulatan angka ini sering digunakan dalam materi-materi selanjutnya.


Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.

48
1. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5
dihilangkan.

Contoh : 456,67 dibulatkan menjadi 456,7


456,64 dibulatkan menjadi 456,6

2. Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya


angka ganjil, dan dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap.

Contoh : 456,65 dibulatkan menjadi 456,6


456,55 dibulatkan menjadi 456,6.

1. Tuliskan bilangan berikut dalam bentuk notasi ilmiah


a. 0,000002 m
b. 64000000 m
2. Tentukan hasil operasi bilangan brikut berdasarkan aturan angka
penting.
a. 35,6 + 56,27
b. 19,117 – 8,11
c. 3,14 x 2,1
d. 12,569 : 3,14

49
Bahan Ajar Pertemuan 3

Fisika tidak bisa dilepaskan dari proses pengukuran berbagai besaran fisika dan alat
ukur yang digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisika membutuhkan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi.

Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran dengan  besaran lain sejenis


yang dipakai sebagai satuan standar. Kegiatan pengukuran menggunakan alat-alat ukur
akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam
pengukuran berbeda-beda. Pada bagian ini akan dibahas contoh alat ukur standar untuk
besaran  pokok, yaitu besaran panjang, massa, waktu dan suhu.

Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran besaran fisika.

4. Alat ukur panjang

Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti meteran lipat (pita),  mistar,
jangka sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian
yang berbeda

c. Mistar

Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang


berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm.

50
Gambar 1. Ilustrasi Pengkuran
Sumber : www. Google.com
d. Jangka Sorong

Untuk mengukur ketebalan  benda-benda yang tipis, mengukur diameter


suatu benda. Jangka sorong terdiri atas rahang tetap A dan rahang sorong B,
rahang tetap dilengkapi dengan skala nonius. Jangka sorong memiliki
ketelitian pengukuran sampai dengan 0,1 mm.

Cara menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut:

Misalnya kita mengukur diameter luar sebuah kelereng. Setelah kelereng


kita jepit maka kita kunci dengan memutar sekrup pengunci. Kemudian kita
baca skala pada rahang tetap yaitu garis skala di depan garis skala nonius
yang tepat berimpit dengan garis skala rahang tetap. Hasil pembacannya =
skala tetap + skala nonius.

51
Gambar 2. Jangka Sorong
Sumber : www. Google.com
e. Mikrometer Sekrup

Untuk mengukur  ketebalan suatu plat tipis. Ketelitiannya mencapai 0,01


mm. Terdapat dua macam skala, yaitu:
1. Skala tetap
Terbagi dalam satuan milimeter (mm). Terdapat pada laras  dan
terbagi dua  skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
2. Skala putar
Terdapat  pada besi penutup  laras yang dapat berputar 360
derajat, dapat bergeser ke depan atau ke belakang.
Cara penggunaan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
Benda atau plat tipis yang akan diukur ketebalannya diletakan di antara
landasan dan sumbu. Kemudian gagang pemutar kita atur sehingga plat
tersebut terjepit dengan kuat, baru kita tarik kunci ke arah kiri agar tidak
terjadi pergeseran lagi.
Untuk menentukan besarnya pengukuran maka pembacaan skala kita
lakukan dengan membaca skala tetap terlebih dahulu, dengan satuan
milimeter, yaitu garis skala tetap yang tepat berada di depan gagang
pemutar.

Gambar 3. Mikrometer Sekrup


Sumber : www. Google.com

5. Alat Ukur Massa

52
Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ketika di pasar kamu mungkin akan melihat
berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacin, timbangan pasar, timbangan
emas, bahkan mungkin timbangan atau neraca digital. Timbangan tersebut
digunakan untuk mengukur massa benda.

Gambar 4. Ilustrasi Suasana Pasar


Sumber : www. Google.com
Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia
pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.

Gambar 5. Neraca Ohaous tiga lengan


Sumber : www.google.com
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut :
4. Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
5. Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
6. Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Ketelitian dari neraca Ohauss = 0,01 gram.

53
6. Alat Ukur Waktu

Ketika bepergian kita tidak lupa membawa jam tangan. Jam tersebut kita gunakan
untuk menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh. Berbagai jenis
alat ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam
matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang
memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.

Gambar 3. Iustrasi Pengukuran waktu dengan Jam Tangan


Sumber : www. Google.com
7. Alat Ukur Suhu

Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk


mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran
suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda.

54
Gambar 4. Iustrasi Pengukuran suhu dengan Termometer
Sumber : www. Google.com

1. Tentukan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berikut ini?

2. Tentukan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup berikut ini?

3. Tentukan hasil pengukuran menggunakan neraca Ohauss berikut ini?

55
4. Instrumen Penilaian Keterampilan Proses

Rubrik Penilaian Presentasi

Kriteria Penilaian
Indikator
No. Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Penilaian
(1 poin) (2 poin) (3 poin) (4 poin)
1 Sistematik Materi Materi Materi Materi presentasi
a presentasi presentasi presentasi diajukan secara
Presentasi diajukan diajukan diajukan runtut dan
secara tidak secara secara runtut sistematis
runtut dan kurang runtut tetapi kurang
tidak dan tidak sistematis
sistematis sistematis
2 Pengguna Menggunaka Menggunaka Menggunaka
an bahasa n bahasa n bahasa n bahasa Menggunakan
yang baik, yang baik, yang baik, bahasa yang
kurang baku, kurang baku, baku, tetapi baik, baku dan
dan tidak dan kurang terstruktur
terstruktur terstruktur terstruktur
3 Kejelasan Artikulasi Artikulasi jelas,
Artikulasi Artikulasi
menyamp kurang jelas, suara terdengar,
kurang jelas, jelas, suara
aikan suara tidak bertele-tele
suara tidak terdengar,
terdengar,
terdengar, tetapi bertele-
tidak bertele-
bertele-tele tele
tele
4 Komunikat Membaca lebih banyak lebih banyak lebih banyak
if catatan menatap menatap menatap audiens
sepanjang catatan saat audiens saat saat menjelaskan
menjelaskan menjelaskan menjelaskan dari pada catatan,
dari pada dari pada dan
audiens catatan, menggunakan

56
gestur yang
tanpa ada
membuat audiens
gestur tubuh
memperhatikan
5 Kebenara Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan
Menjelaskan
n Konsep 1 dari 4 2 dari 4 3 dari 4
seluruh konsep
konsep konsep konsep
esensial dengan
esensial esensial esensial
benar
dengan benar dengan benar dengan benar

Rubrik Laporan Praktikum

Deskripsi Skala

3 2 1

Pendahuluan Mencakup Mencakup 2-3 Mencakup satu


Mencakup: keempat kriteria yang telah kriteria dengan
● Tujuan kriteria dengan disebutkan jelas dan lengkap
Eksperimen lengkap dan dengan jelas dan
● Alat dan Bahan jelas lengkap
● Prosedur
● Teori Pendukung

Data Percobaan Mencakup Mencakup 1-2 Mencakup satu


● Jelas ketiga kriteria kriteria yang telah kriteria, tetapi
● Tanpa rekayasa dengan disebutkan ambigu
● Sesuai dengan lengkap lengkap
prosedur
eksperimen

Analisis Data Mencakup Mencakup 2-3 Mencakup satu


● Jelas keempat kriteria kriteria yang telah kriteria dengan
● Dapat diterima dengan lengkap disebutkan jelas dan lengkap
secara logika dengan jelas dan

57
● Memberikan dan jelas lengkap
alasan yang jelas
terhadap analisis
yang diberikan
● Mudah dimengerti

Kesimpulan Mencakup Mencakup 2-3 Mencakup satu


● Sesuai dengan ketiga kriteria kriteria yang telah kriteria, tetapi
analisis data dengan disebutkan ambigu
● Memberikan lengkap dengan jelas dan
aplikasi dalam lengkap
kehidupan sehari-
hari,
● Menjawab tujuan
eksperimen

5. Penilaian Pemahaman
Pilihan Ganda
No Indikator Soal Ranah Kunci
Kognitif

58
1 Peserta didik dapat Dari kelompok besaran di C2 C
menentukan bawah ini, yang merupakan
kelompok besaran kelompok besaran pokok
yang termasuk yaitu . . . .
besaran pokok. a. Panjang, waktu, daya,
massa
b. Luas, jumlah zat, kuat
arus listrik
c. Jumlah zat, kuat arus
listrik, massa
d. Massa, tekanan, jumlah
zat
e. Kuat arus listrik,
tegangan, kecepatan
2 Peserta didik dapat Dari kelompok satuan di C2 D
menentukan bawah ini, yang merupakan
kelompok besaran kelompok satuan dari
pokok dan satuan besaran pokok dalam SI
nya menurut yaitu . . . .
Satuan a. Joule, newton, meter,
Internasional (SI) sekon
b. Watt, kandela, volt, gram
c. Volt, meter/sekon, joule,
ampere
d. Meter, ampere, kandela,
sekon
e. Kandela, ampere, sekon,
newton

59
3 Peserta didik dapat Lihatlah table di bawah ini ! C2 D
menentukan
No Besaran Satuan
kelompok besaran
turunan dan 1 Berat Kg
satuannya menurut
2 Luas m2
Satuan
Internasional (SI) 3 Energi Watt
4 Kuat Arus A
Listrik
5 Tekanan Pa
6 Gaya N
Berdasarkan table diatas,
yang termasuk besaran
turunan dan satuannya yang
benar adalah …
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 6
d. 2, 5, dan 6
e. 3, 4, dan 5

4 Peserta didik dapat Besar massa ialah 13,6 C3 E


mengkonversikan gram/cm3. Dalam satuan
satuan ke satuan Sistem Internasional (SI)
internasional (SI) besarnya adalah…
a. 1,36 kg/m3
b. 13,6 kg/m3
c. 136 kg/m3

60
d. 1.360 kg/m3
e. 13.600 kg/m3

5 Peserta didik dapat Gaya didefinisikan sebagai C2 A


menentukan hasil kali percepatan dengan
dimensi besaran massa, maka dimensi gaya
adalah …
a. [M][L][T]-2
b. [M][L][T]
c. [M][L][T]-1
d. [M][L]-1[T]
e. [M][L]-2[T]-1

6 Peserta didik Pada pengukuran panjang C2 B


mampu suatu benda diperoleh hasil
menentukan 0,1004 m. Jumlah angka
banyaknya angka penting dari hasil
penting dari suatu pengukuran tersebut adalah
pengukuran …
a. 3
b. 4
c. 5
d. 2
e. 6

7 Peserta didik Seorang siswa akan C3 E


mampu mengukur luas lapangan
menerapkan aturan sekolah. Setelah diukur,
angka penting ternyata panjang lapangan
dalam aljbar sekolah adalah 8,48 m dan
lebar lapangan sekolah 7,3
m. Luas lapangan sekolah
menurut angka penting

61
adalah …
a. 61,904
b. 61,90
c. 61,9
d. 62,0
e. 62

8 Peserta didik dapat Alat yang tepat untuk C2 C


menentukan alat mengukur diameter dalam
ukur ukur yang pipa tersebut adalah …
tepat untuk a. Mistar
mengukur besaran b. Micrometer sekrup
tertentu c. Jangka sorong
d. Tachometer
e. Spirometer

9 Peserta didik dapat Notasi ilmiah dari bilangan C3 B


menentukan notasi 67.800.000.000 m adalah …
ilmiah dari suatu a. 67,8 x 109 m
bilangan tertentu b. 6,78 x 1010 m
c. 67,8 x 10-9 m
d. 6,78 x 10-10 m
e. 678 x 108 m

10 Peserta didik dapat Sebuah balok diukur C3 E


menentukan hasil ketebalannya dengan jangka
pengukuran sorong (K = 0,01 cm). Skala
menggunakan yang ditunjukan dari hasil
jangka sorong pengukuran tampak pada
gambar.

62
Besarnya hasil pengukuran
adalah …
a. 3,00 cm
b. 3,04 cm
c. 3,10 cm
d. 3,14 cm
e. 3, 19 cm

Tes Uraian
1. Tentukan dimensi usaha jika usaha didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan
perpindahan. (Skor total = 5)
Pedoman Pengskoran
Diketahui :
Bobot 2
Dimensi gaya [F] = [M][L][T]-2
Dimensi pepindahan [s] = [L]
Ditanya : [W] = …..?
Jawab :

Dimensi usaha
[ W ] =[ F ] . [ s ]
Bobot 3
[ W ] =[ M ] [ L ] [ T ]−2 . [ L ]
[ W ] =[ M ][ L ]−2 [ T ]−2
---------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Tentukan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup (K = 0,01 mm). (Skor


total = 5)

63
Pedoman Pengskoran
Diketahui :
Bobot 2
SU = 4,5
SN = 11
K = 0,01 mm
Ditanya : [W] = …..?
Jawab :

Hasil pengukurran
x=SU + ( SN × K )
x=4,5+ ( 11× 0,01 )
x=4,5+0,11 Bobot 3
x=4,51mm
---------------------------------------------------------------------------------------------------
3.

64
6. Daftar Pustaka

Giancolli, D. C. (2008). Physics for Scientists & Engineers with Modern


Physics, 4th Edition. US : Pearson Education, Inc.
Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. (2004). Fundamentals of Physics 7th
Edition. New York : John Wiley & Sons Inc.
Hewitt, Paul G. (2015). Conceptual Physics. Twelfth Edition. US : Pearson
Education, Inc.
Lasmi, N. K. (2020). Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Sang, D., Jones, G., Chadha, G., & Woodside, R. (2010). Cambridge
International AS and A Level Coursebook. Second Edition Physics. UK :
Cambridge University Press.
Tipler, P. A. (2001). Fisika Jilid 2. Alih Bahasa : Bambang Soegijono.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
7. Glosarium

● akurasi : sifat pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya


● angka penting : angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan
taksiran
● besaran : sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
● galat pengukuran : kekeliruan pengukuran terhadap nilai sebenarnya
● hipotesis : jawaban sementara terhadap masalah yang masih harus
dibuktikan kebenarannya.
● metode ilmiah : metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah
dan rasional untuk mengungkapkan suatu permasalahan
● notasi ilmiah : bentuk penulisan terstandar untuk mempermudah penentuan
suatu nilai
● presisi : sifat pengukuran yang mendekati nilai yang sama meskipun
dilakukan berulang
● satuan : pembanding dalam pengukuran yang ditetapkan berdasar acuan
tertentu
● variabel : sesuatu yang memiliki nilai dan dapat diubah

65
66

Anda mungkin juga menyukai