Pertemuan ke 2
3.11.5 Menjelaskan fungsi dan bagian dari Lup
dan mikroskop
3.11.6 Menganalisis pembentukan bayangan
pada Lup dan mikroskop
3.11.7 Membedakan pengamatan mata tak
berakomodasi dan berakomodasi
maksimum pada lup dan mikroskop
3.11.8 Menganalisis perbesaran lup dan
mikroskop
Pertemuan ke 3
3.11.9 Menjelaskan fungsi dan bagian dari
teropong bintang dan teropong bumi
3.11.10 Menganalisis pembentukan bayangan
pada teropong bintang dan teropong bumi
3.11.11 Menganalisis perbesaran lup dan
mikroskop
3.11.12 Menjelaskan fungsi dan bagian dari Pertemuan ke 4
Periskop 4.11.1 Membuat periskop sederhana yang
3.11.13 Menganalisis pembentukan bayangan menerapkan prinsip pemantulan dan/atau
pada periskop pembiasan pada cermin dan lensa
Pertemuan ke 5
Ulangan Harian BAB Alat-Alat Optik
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui langkah pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan sintak:
menyanpaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan/menyampaikan
informasi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar,
membimbing kelompok bekerjasama dan belajar, evaluasi dan memberikan
penghargaan. Peserta didik dapat mencapai kompetensi pengetahuan (memahami,
menjelaskan), keterampilan (mengamati, menyaji, dan mengkomunikasikan), dan
sikap (jujur, disiplin, santun, dan tanggungjawab).
C. Materi Pembelajaran
BAB. Gelombang berjalan dan gelombang Stasioner
a. Gelombang berjalan
b. Gelombang stasioner pada tali ujung bebas
c. Gelombang stasioner pada tali ujung tetap
d. Percobaan melde
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model : Pertemuan 1. Kooperatif Tipe STAD
Pertemuan 2. Kooperatif Tipe STAD
Pertemuan 3. Kooperatif Tipe STAD
Pertemuan 4. Kooperatif Tipe STAD
Peremuan 5. Ulangan
Metode :Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Tanya jawab, Presentasi,
Eksperimen, Penugasan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan 10 menit
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa:
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
Mencoba
• Siswa dibagi dalam kelompok kecil, terdiri dari 4 -5
siswa.
• Guru membagikan Lembar Kerja Siswa tentang mata dan
cacat mata (Lampiran 1.1).
• Siswa mencoba menganalisis permasalahan yang ada di
Lembar Kerja Siswa ( Lampiran 1.1).
Catatan :
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
dan menilai kemampuan peserta didik menerapkan konsep
dan prinsip dalam pemecahan masalah.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Mengasosiasi
• Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menganalisis
permasalahan yang berhubungan dengan mata dan cacat
mata berdasarkan Lembar Kerja Siswa (Lampiran 1.1).
Masing-masing kelompok mengerjakan LKS (Lampiran
1.1) yang berhubungan dengan mata dan cacat mata
Fase 5
Evaluasi:
Mengkomunikasikan
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
• Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi
kelompok. Dan kelompok lain menanggapi jawaban dari
kelompok penyaji.
• Siswa dibimbing oleh guru bersama sama mengoreksi
kesimpulan yang disampaikan siswa, dan guru memberi
penguatan atas jawaban yang kurang sempurna
Catatan :
Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
mengolah data dan merumuskan kesimpulan dan
berkomunikasi lisan
Penutup Fase 6
Memberikan penghargaan: 10 Menit
• Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas materi yang
telah dibahas.
• Guru meminta siswa mempelajari materi tentang lup dan
miskroskop.
b. Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan 10 menit
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
belajar
Mencoba
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-
masing terdiri atas 4-5 orang
2. Peserta didik dalam kelompok diminta untuk
mengerjakan soal tentang lup dan mikroskop
(lampiran 1.2).
3. Peserta didik mengerjakan soal secara berkelompok.
4. Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja
kelompok dan membimbing dalam menyelesaikan
soal-soal jika mengalami kesulitan.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Mengasosiasi
1. Masing-masing kelompok berdiskusi mengenai hasil
mengerjakan soal lup dan mikroskop
2. Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
dalam mengerjakan soal-soal latihan jika terjadi
kesalahan.
Fase 5
Evaluasi
Mengomunikasikan
1. Perwakilan dari dua kelompok menyampaikan hasil
diskusi
2. Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
3. Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan
Penutup Fase 6
Memberikan penghargaan:
10 menit
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas materi yang
telah dibahas.
Guru meminta mempelajari teropong bintang dan teropong
bumi
c. Pertemuan ketiga
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan 10 menit
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
Mencoba
- Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-
masing terdiri atas 4-5 orang
- Peserta didik dalam kelompok diminta untuk
mengerjakan soal tentang teropong bintang dan
teropong bumi (lampiran 1.3).
- Peserta didik mengerjakan soal secara berkelompok.
- Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja
kelompok dan membimbing dalam menyelesaikan
soal-soal jika mengalami kesulitan.
Fase 4
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Mengasosiasi
- Masing-masing kelompok berdiskusi mengenai hasil
mengerjakan soal teropong bintang dan teropong
bumi Guru membimbing/menilai kemampuan peserta
didik dalam mengerjakan soal-soal latihan jika terjadi
kesalahan.
Fase 5
Evaluasi
Mengomunikasikan
- Perwakilan dari dua kelompok menyampaikan hasil
diskusi
- Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
- Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan
Penutup Fase 6
Memberikan penghargaan:
10 menit
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas materi yang
telah dibahas.
Guru meminta siswa menyiapkan alat dan bahan untuk
pembuatan alat peraga teleskop sederhana untuk pertemuan
selanjutnya
d. Pertemuan kempat
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan 10 menit
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
Mencoba
- Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-
masing terdiri atas 4-5 orang
- Peserta didik dalam kelompok diminta untuk
mengerjakan pembuatan periskop sederhana
berdasarkan panduan (lampiran 1.4).
- Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja
kelompok dan membimbing dalam menyelesaikan
pembuatan alat peraga jika mengalami kesulitan.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Mengasosiasi
- Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan periskop sederhana jika terjadi
kesalahan.
Fase 5
Evaluasi
Mengomunikasikan
- Perwakilan dari dua kelompok mendemonstrasikan
hasil pembuatan periskop beserta penggunaannya
- Guru menilai kemampuan peserta didik
Alokasi
Kegiatan/Tahap Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
berkomunikasi lisan
Penutup Fase 6
Memberikan penghargaan:
10 menit
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas materi yang
telah dibahas.
Guru menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya akan ada
Ulangan Harian tentang gelombang berjalan dan gelombang
stasioner
e. Pertemuan kelima
Ulangan Harian BAB alat optik
PROGRAM REMEDI :
1. Setelah penilaian hasil belajar, siswa yang belum mencapai KKM diberi kegiatan
remedi berupa penugasan secara individu pada bagian materi yang belum dikuasai.
2. Apabila lebih dari 75% siswa belum mencapai KKM maka diadakan pengulangan
proses pembelajaran secara klasikal.
PROGRAM PENGAYAAN :
1. Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai KKM, diberi tugas berupa
menyelesaikan soal-soal Fluida Statis.
1 5
2
E. Pertanyaan diskusi:
Jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Sebutkan nama bagian – bagian yang ditandai dengan angka 1 sampai dengan 5!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
b. Jelaskan fungsi masing-masing bagian gambar yang di tunjukan oleh angka 1 sampai
dengan 5!
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
c. Jelaskan peryataan yang ada di bawah ini!
Mengapa penderita rabun jauh (miopi) tidak dapat melihat dengan jelas benda-
benda yang sangat jauh?, dan kacamata apa yang digunakan untuk menolong
penderita miopi ini?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Mengapa penderita rabun dekat (hipermetropi) tidak dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang dekat?, dan kacamata apa yang digunakan untuk menolong
penderita hipermetropi ini?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
Mengapa penderita mata tua (presbiopi) tidak dapat melihat dengan jelas benda-
yang terlalu dekat atau terlalu jauh?, dan kacamata apa yang digunakan untuk
menolong penderita presbiopi ini?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
LAMPIRAN 1.2
Latihan Soal
2. Jika sebuah lup mempunyai jarak fokus 10 cm, berapakah perbesaran yang dihasilkan
oleh
3. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan okuler dengan jarak fokus 2 cm dan
10 cm, jika benda ditempatkan 2,2 cm didepan lensa objektif, berapakah panjang
mikroskop tersebut jika mata berakomodasi maksimum?
2.
Diketahui : f = 10 cm 1
Ditanya : a. M berakomodasi 1
b. M tak berakomodasi
Jawab :
a. Pada mata normal yang berakomodasi maksimum,
bayangan terletak pada jarak baca normal 25 cm (s’), 5
perbesaran yang diperoleh
𝑠′ 25
𝑀= += + 1 = 3,5 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑓 10
4.
b. Untuk mata tak berakomodasi, persamaannya adalah 5
𝑠 ′ 25
𝑀= = = 2,5 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑓 10
3
Diketahui : fob = 2 cm 2
fok = 10 cm
sob = 2,2 cm
s’ok = -25 cm 1
Ditanya : d ...............?
Jawab
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑘 𝑠𝑜𝑘 𝑠𝑜𝑘 6
1 1 1 5
= −
10 𝑠𝑜𝑘 25
1 5 2
= 1.+
𝑠𝑜𝑘 50 50
𝑠𝑜𝑘 = 7,14 𝑐𝑚
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑏 𝑠𝑜𝑏 𝑠𝑜𝑏
1 1 1
= + ′
2 2,2 𝑠𝑜𝑏
1 2,2 2
′ = −
𝑠𝑜𝑏 4,4 4,4
′
𝑠𝑜𝑏 = 22 𝑐𝑚
′
𝑑 = 𝑠𝑜𝑏 + 𝑠𝑜𝑘
𝑑 = 22 + 7,14 = 29,14 𝑐𝑚
Total skor 25
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 , dengan pedoman sebagai berikut :
LKS TELESKOP
1. Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api obyektifnya 50 cm,
maka panjang teropong...
2. Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus obyektif 70 cm dan jarak fokus okuler 4 cm.
Tentukan perbesaran sudut teropong dengan mata tidak berakomodasi!
3. Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus lensa obyektif 120 cm dan jarak fokus lensa
okuler 5 cm. Hitung panjang teropong saat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum,
gunakan titik dekat mata 25 cm!
4. Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 100 cm dan lensa okuler
dengan jarak fokus 5 cm. Teropong itu digunakan untuk mengamati benda langit dengan mata
tak berakomodasi. Berapa cm lensa okuler harus digeser agar bayangan dapat ditangkap
dengan jelas pada sebuah layar yang dipasang pada jarak 10 cm di belakang okuler dan
kemana arah pergeserannya ?
Panduan Penilian
1 Data:
fob = 120 cm
fok = 5 cm
Rumus panjang teropong bintang untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu,
temasuk juga untuk berakomodasi maksimum:
2
Gotong Royong
Jumlah
Percaya Diri
Toleransi
Spiritual
No NamaSiswa
Disiplin
Santun
Jujur
Skor
1. ................
2. ................
... ................
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom
sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Kriteria Nilai:
Kelas/Semester : ....................................
Topik : ....................................
Menghargai
Kerja sama
Mengkom.
Toleransi
Pendapat
pendapat
Kreatif
teman
1 ......................
2 ......................
… ......................
Keterangan Skor:
4 = jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 3 kali
Kriteria Nilai:
Nama Jumlah
No Nilai
Pelaksanaan
Praktikum
Siswa Skor
Persiapan
Hasil
1. ………………………
2.
3.
Rubrik penilaian :
Komponen Skor
Kriteria Nilai:
Ulangan Harian
Soal uraian
1. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik jauh 318 cm. lensa kacamata orang itu
berada 2 cm di depan mata, tentukan:
a. Panjang fokus lensa yang cocok untuk orang itu.
b. Kekuatan lensa kacamata.
2. Apa yang dimaksud dengan daya akomodasi?, dan bagaimana bentuk lensa mata
ketika mengamati benda yang letaknya dekat? Mengapa? (kaitkan dengan proses
terbentuknya bayangan?
3. Jika sebuah lup mempunyai jarak fokus 10 cm, berapakah perbesaran yang dihasilkan
oleh
a. Mata normal berakomodasi maksimum
b. Mata tak berakomodasi
4. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan okuler dengan jarak fokus 2 cm dan
10 cm, jika benda ditempatkan 2,2 cm didepan lensa objektif, berapakah panjang
mikroskop tersebut jika mata berakomodasi maksimum?
Pedoman Penskoran
4. Diketahui : fob = 2 cm 30
fok = 10 cm
sob = 2,2 cm
s’ok = -25 cm
Ditanya : d ...............?
Jawab
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑘 𝑠𝑜𝑘 𝑠𝑜𝑘
1 1 1
= −
10 𝑠𝑜𝑘 25
1 5 2
= +
𝑠𝑜𝑘 50 50
𝑠𝑜𝑘 = 7,14 𝑐𝑚
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑏 𝑠𝑜𝑏 𝑠𝑜𝑏
1 1 1
= + ′
2 2,2 𝑠𝑜𝑏
1 2,2 2
′ = −
𝑠𝑜𝑏 4,4 4,4
′
𝑠𝑜𝑏 = 22 𝑐𝑚
′
𝑑 = 𝑠𝑜𝑏 + 𝑠𝑜𝑘
𝑑 = 22 + 7,14 = 29,14 𝑐𝑚
No. Jawab Skor
Total Skor 100
Lampiran 4. Materi
ALAT-ALAT OPTIK
Mata merupakan salah satu alat optic yang paling akrap dengan kita. Mata mengandung
sebuah lensa cembung yang ketebalannya dapat diatur. Pengaturan ketebalan lensa mata
mengakibatkan perubahan panjang fokus lensa mata sehingga mata dapat melihat dengan
jelas benda yang jauh maupun benda yang dekat.
1. Bagian-bagian mata
Bagian-bagian mata yang berkaitan langsung dengan proses penglihatantanpak pada gambar
di bawah
Kornea merupakan lapisan pelindung transparan yang terletak di bagian depan mata.
Lensa mata merupakan benda bening berbentuk cembung yang terdapat di dalam bola
mata dan terletak persis di belakang iris. Lensa mata berfungsi memfokuskan agar
cahaya atau bayangan yang masuk jatuh di retina.
Pupil adalah bagian mata yang berupa celah bundar di tengah iris. Pupi merupakan
tempat lewatnya cahaya yang menuju ke retina.
Iris adalah lapisan di depan lensa yang dapat memberikan warna pada mata. Misalnya,
warna coklat, hitam, hijau, dan biru. Iris berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke mata.
Retina berfungsi menerima cahaya atau bayangan benda. Bayangan yang diterima
oleh retina besifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Aquous humour merupakan bagian mata berupa cairan yang terdapat di antara lensa
mata dan kornea. Aqueous humour dan vitreous humour berfungsi memberi bentuk
pada mata serta mengukuhkan mata.
Otot Siliar (Otot lensa) Bagian ini berfungsi mengatur kelengkungan lensa mata.
Pengaturan kelengkungan ini diperlukan agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
2. Daya akomodasi
Kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya disebut daya akomodasi
3. Titik dekat dan titik jauh
Benda hanya dapat terlihat dengan jelas jika terletak di daerah penglihatan mata.
Daerah penglihatan mata ini berada di daerah titik dekat mata dan titik jauh
4. Cacat mata dan penanggulangannya.
Rabun dekat ( hipermetropi) merupakan kebalikan dari rabun jauh. Penderita rabun
dekat tidak dapat melihat benda yang dekat dengan jelas. Titik dekat rabun dekat lebih
dari 25 cm. bagi penderita rabun dekat, lensa mata tidak dapat diatur cukup tebal.
Akibatnya, benda didekat matanya hanya menghasilkan bayangan di belakang retina.
Penderita rabun dekat dapat ditolong dengan kaca mata berlensa cembung.
Rabun jauh (miopi) , penderita rabun jauh tidak dapat melihat dengan jelas benda-
benda yang sangat jauh. Pada rabun jauh bayangan jatuh bdi depan retina. Untuk
menolong penderita rabun jauh digunakan kacamata berlensa cekung.
Mata tua ( presbiopi) bagi penderita mata tua, benda yang terlalu dekat atau terlalu
jauh tidak dapat dilihat dengan jelas. Penderita cacat mata ini harus dibantu dengan
dua buah kacamata.
5. Jangkauan daya akomodasi mata
Jangkauan daya akomodasi mata normal adalah 4D
KACA PEMBESAR (LUP)
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup
digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara
dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak
berakomodasi.
Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat
pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang . Pada Gambar 5.9
(b), seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di
ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = sn).
Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu , maka mata pengamat berakomodasi
maksimum.
Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada
jarak baca normal (sn) yaitu 25 cm. Oleh karena itu, perbesaran bayangan pada lup dapat
dituliskan
𝑠′
𝑀=
𝑠
karena s' =25 cm, maka perbesarannya menjadi
25
𝑀=
𝑠
Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan
lensa cembung.
Perbesaran bayangan (M):
Keterangan:
M : perbesaran bayangan
f : jarak fokus lup
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar. Menggunakan lup
untuk mengamati benda dengan mata berakomodasi maksimum cepat menimbulkan lelah.
Oleh karena itu, pengamatan dengan menggunakan lup sebaiknya dilakukan dengan mata
tak berakomodasi (mata dalam keadaan rileks). Menggunakan lup dengan mata tak
berakomodasi dapat diperoleh bila benda diletakkan pada titik fokus lup
(s = f).
Untuk mata tak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s' = ) sehingga
perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak berakomodasi adalah sebagai berikut.
Pada kehidupan sehari-hari, lup biasanya digunakan oleh tukang arloji, pedagang kain,
pedagang intan, polisi, dan sebagainya.
MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak jelas
dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda
yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut
lensa okuler.
Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa ganda. Karena
mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih kuat daripada
lensa okuler (fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa okuler).
Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif dan
berada di ruang II lensa objektif (fobj < s < 2 fobj). Hal ini menyebabkan bayangan yang
terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler. Untuk memperoleh bayangan yang jelas, Anda dapat
menggeser lensa okuler dengan memutar tombol pengatur. Supaya bayangan terlihat terang,
di bawah objek diletakkan sebuah cermin cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya dan diarahkan pada objek. Ada dua cara dalam
menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak
berakomodasi.
Keterangan:
s'obj : jarak bayangan objektif fobj : jarak fokus lensa objektif
s'ok : jarak bayangan okuler fok : jarak fokus lensa okuler
sobj : jarak objektif Mobj: perbesaran bayangan lensa objektif
sok : jarak benda okuler Mok : perbesaran bayangan lensa okuler
M : perbesaran total mikroskop
L : panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler
KAMERA
Kamera (alat memotret) adalah alat untuk menghasilkan foto. Kamera yang sederhana disebut
kamera obskura. Persamaan kamera dengan mata antara lain : menggunakan lensa cembung,
celah diafragma berfungsi sama dengan isir, film, tempat film sama dengan bintik kuning
pada mata. Bayangan yang dihasilkan kamera bersifat Nyata, terbalik, dan diperkecil
TEROPONG
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya
jauh agar tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teropong juga sering disebut teleskop. Teleskop
pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei. Teropong ada dua macam, yaitu teropong
bintang dan teropong bumi. Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-
benda angkasa, sedangkan teropong bumi digunakan untuk mengamati benda-benda di bumi
yang letaknya jauh dari pengamat.
a. Teropong bintang
Teropong bintang sederhana terdiri atas dua buah lensa cembung yang berfungsi
sebagai lensa objektif dan lensa okuler. Pengamatan benda-benda angkasa dengan
menggunakan teropong bintang dilakukan dengan mata tidak berakomodasi.
Bayangan yang terbentuk pada teropong bintang bersifat nyata, terbalik, dan
diperkecil. Perbesaran pada teropong bintang dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut.
Fob
M=
Fok
Sedangkan panjang teropong bintang dapat dicari dengan menggunakan persamaan
d = Fob + Fok
b. Teropong Bumi
Teropong bumi sering disebut sebagai teropong yojana atau teropong medan.
Teropong bumi terdiri atas tiga buah lensa cembung, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
lensa pembalik. Perhatikan proses pembentukan bayangan pada teropong bumi berikut ini
Bayangan yang terbentuk pada teropong bumi bersifat nyata, tegak, dan diperkecil.
Bayangan benda pada teropong bumi bersifat tegak karena adanya lensa pembalik yang
berfungsi membalik bayangan dari lensa objektif. Panjang teropong bumi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
PERISKOP
Periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau
berada dalam sudut tertentu. Bentuknya sederhana, yaitu berupa tabung yang dilengkapi
dengan cermin/prisma pada ujung-ujungnya. Prisma ini akan memantulkan cahaya yang datar
sejajar padanya, kemudian diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 45 derajat
terhadap sumbu tabung.
Periskop digunakan pada tank dan kapal selam. Para navigator kapal di kapal selam
memanfaatkan periskop untuk mengamati gerak-gerik yang terjadi di permukaan laut. Ketika
kita melihat ujung bawah,cahaya sejajar masuk lewat ujung atas mengenai cermin, oleh
cermin akan dipantulkan membentuk sudut 45 derajat ke cermin bawah yang juga
membentuk 45 derajat. Sinar-sinar pantul sejajartadi akan dipantulkan kembali ke mata kita
yang melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda yang berada di
ujung atas.
Prinsip kerja Periskop: Cahaya dari benda akan masuk secara horizontal kemudian turun dan
mengarah ke mata pengamat secara horizontal juga. Bagian periskop yg berada diatas
permukaan air haruslah tidak menarik perhatian atau mencolok. Oleh karena itu, pipa
periskop dibuat dengan bentuk panjang menyempit dan kecil .
Sebuah periskop terdiri atas dua buah lensa cembung sebagai lensa objektif dan lensa okuler
serta dua buah prisma siku-siku sama kaki. Ketika seberkas cahaya mengenai lensa
objektif, cahaya tersebut akan diteruskan menuju prisma siku-siku pertama. Prisma siku-
siku pertama akan memantulkan berkas cahaya tersebut menuju ke prisma siku-siku
kedua. Berkas cahaya yang menembus prisma siku-siku kedua akan diteruskan ke lensa
okuler.
Lampiran 2. Lembar Penilaian
Tanggung Jawab
Gotong Royong
Jumlah
Percaya Diri
Toleransi
Spiritual
No NamaSiswa
Disiplin
Santun
Jujur
Skor
1. ................
2. ................
... ................
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom
sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Kriteria Nilai:
Kelas/Semester : ....................................
Topik : ....................................
Aspek Pengamatan
Jumlah
Menghargai
Kerja sama
Mengkom.
pendapat
Kreatif
skor
teman
1 ......................
2 ......................
… ......................
Keterangan Skor:
4 = jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 3 kali
Kriteria Nilai:
3 = Sering
2 = Kadang-Kadang
1 = Tidak Pernah
B. Aspek Penilaian/Pernyataan
1. Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan (Jujur)
2. Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan (Tanggung Jawab)
3. Saya mengumpulkan tugas/pekerjaan tepat waktu (Disiplin)
4. Saya menghargai apabila ada teman yang berbeda pendapat (Toleransi)
5. Saya bekerja sama dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas
kelompok (Kerja Sama)
6. Saya menegur/mengucapkan salam apabila bertemu/berpapasan denganorang lain
(Santun)
7. Saya berani menyampaikan pendapat/hasil pemikiran dalamdiskusi/pembelajaran
(Percaya Diri)
C. Tulis Skor pada Kolom Penilaian/Pernyataan
Nama Siswa : ........................... Mapel : ...........................
Kelas : ........................... Thn. Pelajaran : ...........................
SKOR
NO SKOR KET
1 2 3 4
1
2
3
JUMLAH
Jumlah skor perolehan
Nilai 100
skor maksimal
Kriteria Nilai:
A: Baik sekali ; rentang nilai : 85 – 100
Kriteria Nilai:
A: Baik sekali ; rentang nilai : 85 – 100
ULANGAN HARIAN
1. Seutas tali panjangnya 5 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak bebas. Ujung lainnya
digetarkan naik turun dengan frekuensi 8 Hz sehingga gelombang datang merambat dengan
kelajuan 3 m/s dari arah kiri ke kanan. Jika diketahui amplitudo gelombang 10 cm, tentukan:
a. Persamaan simpangan superposisi gelombang di titik P yang berjarak 1 m dari ujung
pemantulan
b. Amplitudo superposisi gelombang di titik P, dan
c. Letak perut gelombang diukur dari ujung pemantulan.
Pedoman Penilaian
No Penyelesaian Skor
1. Diketahui : 𝑙 = 5 𝑚; 𝑓 = 8 𝐻𝑧; 𝑣 = 3 𝑚/𝑠; 𝐴 = 10 𝑐𝑚 = 0,1 𝑚; 30
𝑣 3
𝜆= 𝑓
= 8
𝑚;
1 1
dan 𝑇 = 𝑓
= 8𝑠
a. Persamaan simpangan di titik P, satu meter dari ujung pemantulan
𝑥 𝑡 𝑙
𝑦 = 2𝐴 cos 2 𝜋 ( ) sin 2 𝜋 ( − )
𝜆 𝑇 𝜆
1 𝑡 𝑙
𝑦 = 2(0,1) cos 2 𝜋 ( ) sin 2 𝜋 ( − )
3⁄ 1⁄ 3⁄
8 8 8
16𝜋 𝜋
𝑦 = 0,2 cos 𝑠𝑖𝑛 (16𝜋𝑡 − ) 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
3 3
b. Amplitudo superposisi gelombang di titik P (x = 1 m)
𝑥
𝐴𝑠 = 2𝐴 cos 2𝜋 ( )
𝜆
1
𝐴𝑠 = 2(0,1) cos 2 𝜋 ( )
3⁄
8
16𝜋
𝐴𝑠 = 0,2 cos
3
𝐴𝑠 = 0,2 cos 240°
1
𝐴𝑠 = 0,2 (− )
2
𝐴𝑠 = −0,1 𝑚
c. Letak perut gelombang dari ujung pemantulan
1
𝑥 = (2𝑛) 𝜆, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 0,1,2, … ..
4
3 3 3
𝑥= 𝑚, 𝑥= 𝑚, 𝑥 = 𝑚, … … ….
32 16 8
2. a. 𝑦𝑝 = 𝑦1 + 𝑦2 20
1 1
𝑦𝑝 = 2𝐴 sin (2𝑘𝑥)𝑐𝑜𝑠 (−2𝜔𝑡)
2 2
𝑦𝑝 = 2(2,0 𝑐𝑚) sin(𝑘𝑥)𝑐𝑜𝑠(2𝜔𝑡)
𝑦𝑝 = (4,0 𝑐𝑚) sin(𝑘𝑥)𝑐𝑜𝑠(2𝜔𝑡)
3λ = 3 m
λ=1m
Perut ke 3 → n = 2
1
𝑥3 = (2𝑛 + 1) 𝜆
4
5
= 𝜆
4
5
= ∙1
5
𝑥3 = 1,25 𝑚
4. a. Besarnya amplitudo di titik P yang berjarak 1,5 m dari ujung 30
terikat adalah
Ap = 2A sin kx
= 2A sin π 1,5
= 2 (10) sin 2700
= 20 (-1)
= - 20 cm
𝑣 8
b. 𝜆 = 𝑓 = 4 = 2 𝑚
Simpul ke 3 → n = 2
1
𝑥3 = (2𝑛) 𝜆
4
1
= 2 (2) 2
4
𝑥3 = 2 𝑚
c. Perut ke 3 → n = 2
1
𝑥3 = (2𝑛 + 1) 𝜆
4
1
= (2(2) + 1) 𝜆
4
5
= 𝜆
4
5
= 2
4
𝑥3 = 1,5 𝑚
GELOMBANG BERJALAN
P
O
yo = A sin ω t
Titik P berjarak x dari titik O, gelombang berjalan merambat dari O ke P memerlukan waktu
x x
. Ketika titik O telah bergetar t detik, titik P baru bergetar (t - ) detik.
v v
yP = A sin ω tP
x
yP = A sin ω (t - )
v
x 2
yP = A sin (ωt - ω ) karena ω = , maka dapat ditulsi:
v T
2 x
yP = A sin (ωt - . ) karena v.T = λ, maka dapat ditulsi:
T v
2x
yP = A sin (ωt - )
2
yP = A sin (ωt –kx) dengan k =
Jika gelombang merambat dari arah kanan, maka simpangan di titik P menjadi:
Keterangan:
yP = simpangan di titik P
A = amplitude
k = konstanta gelombang
f = frekuensi (Hz)
k = konstanta gelombang
2
k=
Amplitudo gelombang stasioner pada tali ujung bebas bergantung pada jarak titik Q terhadap
panjang (x), yaitu
2x
A p 2 A cos kx 2 A cos
Berdasarkan persamaan di atas kita dapat menentukan letak perut dan simpul gelombang
stasioner pada tali ujung bebas sebagai berikut.
a. Letak perut dari ujung pemantul
2x
Perut atau amplitudo maksimum yaitu Ap = 2A terjadi jika cos 1, maka
2x
n
1
x n( ) dengan n 0,1,2,3, , ,
2
Oleh karena itu, perut terjadi pada saat x = (bilangan cacah) x ½λ yaitu
3
x = 0, ½λ, λ, λ, ........... dari titik pantul.
2
b. Letak simpul dari ujung pemantul
2x
Simpul atau amplitudo minimum, yaitu AP = 0 terjadi jika cos 0, maka
2x
(2n 1)
2
1
x (2n 1)( ) dengan .........n 0,1,2,3,......
4
Oleh karena itu, simpul terjadi jika x = (bilangan ganjil) x ¼ λ , yaitu pada posisi
1 3 5
x , , ,............... dari titik pantul.
4 4 4
Ketika kita mengirim pulsa dari O ke ujung titik tetap B, maka setibanya pulsa di ujung
tetap B, pulsa akan dipantulkan dan di balik. Gelombang datang yang merambat ke
kanan dapat dinyatakan oleh
y1 = A sin(kx − ωt)
Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke kiri dan di balik (berlawanan fase)
dapat dinyatakan oleh
y2 = −A sin(−kx − ωt)
y2 = A sin(kx + ωt)
Hasil superposisi antara gelombang datang 𝑦1 , dan gelombang pantul 𝑦2 , menghasilkan
gelombang stasioner, dengan persamaan,
y = 2A sin kx cos ωt
Atau
y = As cos ωt
Dengan
As = 2A sin kx
Keterangan:
y = simpangan partikel pada gelombang stasioner oleh ujung tetap
A = amplitudo gelombang berjalan
As = amplitudo gelombang stasioner
x = jarak partikel dari ujung tetap
a. Letak simpul
Di ujung tetap B (x = 0), partikel tidak dapat bergerak sehingga ujung
tetap selalu terjadi simpul. Jadi simpul ke-1 terjadi di x = 0. Karena jarak antara
𝜆
dua simpul yang berdekatan adalah 2, maka letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan
seterusnya adalah
λ λ λ
xn+1 = 0, 1 x ,2 x , . . . ,n x
2 2 2
Atau
λ λ λ
xn+1 = 0, 2 x , 4 x , . . . , 2n x
4 4 4
Dengan 2n menunjukkan bilangan genap
b. Letak Perut
𝜆
Letak perut ke-1 terjadi di 𝑥 = 4 . karena jarak antara dua perut yang
𝜆
berdekatan adalah , maka perut ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah
2
𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆
𝑥𝑛+1 = , +1𝑥 , +2𝑥 , . . . , + 𝑛𝑥
4 4 2 4 2 4 2
Atau
𝜆 𝜆 𝜆 𝜆
𝑥𝑛+1 = 1 𝑥 ,3 𝑥 , 5 𝑥 , . . . , (2𝑛 + 1) 𝑥
4 4 4 4
Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil
Percobaan Melde
Pada percobaan melde, besarnya cepat rambat gelombang dinyatakan berbanding
lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan akar panjang tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa tali. Sehingga persamaan cepat rambat
gelombang dalam percobaan Melde dapat dirumuskan:
dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
F = gaya ketegangan tali (N)
µ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m)