Anda di halaman 1dari 11

BEST PRACTICES DAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Nama : Sugi Raharjo


NIM : A2P222108
Kelas : R009 Fisika PPG Daljab 2023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi MAN 3 Kota Tasikmalaya


Komp. Pst. Mathlaul Khaer Cintapada Kota Tasikmalaya
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning(PBL) Berbasis Virtual Laboratory PhET
simulation untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kreatif Peserta didik Kelas XI MIPA pada Materi
Kesetimbangan Benda Tegar

Penulis Sugi Raharjo, S.Si., M.Pd.


Tanggal Aksi 2 pada tanggal 4 Juli 2023
Situasi: Latar Belakang Masalah
Kondisi yang menjadi latar Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar
belakang masalah, mengapa karena berhubungan dengan gejala, perilaku, dan struktur
praktik ini penting untuk
benda yang ada di alam (Giancoli, 2001). Pembelajaran
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab anda fisika juga bersifat praktis dan kontekstual tidak hanya teoritis
dalam praktik ini. karena penerapannya mudah dijumpai pada kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu jika kita dapat mengetahui manfaat saat
belajar fisika maka upaya dalam mempelajarinya akan
bermakna. Pada pembelajaran menunjukan bahwa ada hal
yang menjadi masalah sehingga peserta didik tidak aktif dan
kemampuan berfikir kreatif dalam belajar fisika rendah.
Penerapan model dan media pembelajaran akan
mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran fisika.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang inovatif
membuat peserta didik pasif mengikuti pembelajaran fisika.
Menurut hasil wawancara dengan peserta didik,
pembelajaran dengan praktikum membuat peserta didik
lebih aktif. Kreatifitas peserta didik dalam mencari solusi
dan membuat karya dalam praktikum
Oleh karena itu untuk menangani dan memecahkan
permasalahan ini, diperlukan rancangan pembelajaran di
kelas yang mampu menjadikan peserta didik aktif dan
mampu melatih kemampuan abad 21 diantaranya
kemampuan berfikir kreatif. Salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran yang inovatif berbasis
masalah yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Model PBL bertujuan membantu peserta
didik mengembangkan/ meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja,
motivasi internal dalam belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpesonal dalam keterampilan pemecahan
masalah dalam bekerja kelompok (Rusman, 2012).
Selain model pembelajaran dibutuhkan metode yang
sesuai kebutuhan peserta didik dan menjadikan
pembelajaran menyenangkan karena menyesuaikan dengan
perkembangan IPTEK, diantara metode yang dapat
digunakan adalah metode percobaan menggunakan Virtual.
Phiysics Education Teknoloogi (PhET) simulation
merupakan sebuah aplikasi yang berisi sebagai simulasi
yang berguna untuk mengajar pembelajaran fisika yang
dikembangkan oleh Universitas Colorado.
Simulasi PhET menggunakan gambar yang
bergerak (animasi), bersifat interaktif dan dibuat
layaknya permainan dimana peserta didik dapat belajar
dengan bereksplorasi. Simulasi ini menekankan pada
hubungan antara fenomena dalam kehidupan nyata
dan ilmu yang mendasarinya, serta berusaha membuat
model-model konseptual fisis yang mudah dimengerti
oleh peserta didik.
Kemampuan berfikir Kreatif adalah hasil interaksi
indivdu dengan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, inoformasi,
atau unsur-unsur yang sudah dikenal sebelumnya baik
dilingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan
masyarakat. Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan
aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu 1) Fluency (berpikir
lancar) 2) Flexibility (berpikir luwes) 3) Originality
(orisinalitas berpikir/kebaruan) 4) Elaboration (penguraian)
(Munandar, 2012). Pada Phet Simulation terdapat materi
kesetimbangan dan Quis berupa games untuk melatih.
Berkaitan dengan masalah dan kajian literatur di atas
maka saya menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Berbasis Virtual Labratory PhET
simulation untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kreatif Peserta didik Kelas XI MIPA pada Materi
Kesetimbangan Benda Tegar. Untuk Kemampuan berfikir
kreatif peserta didik sebagai studi awal yang menjadi fokus
dalam kegiatan praktik pembelajaran adalah dalam hal
Flexibility (keluwesan) dan Originality (kebaruan).
Pentingnya membagikan Praktik baik
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting
untuk dibagikan karena ingin berbagi pengalaman kepada
pembaca bahwa penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Berbasis Virtual Labratory PhET
simulation ini mempermudah peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif pada
pembelajaran fisika. Pembelajaran dengan model PBL ini
juga akan membuat pembelajaran fisika menjadi lebih
bermakna dan menarik bagi peserta didik.
Para kegiatan pembelajaran, dijumpai guru
mengalami permasalahan yang serupa dengan
permasalahan yang saya alami, sehingga praktik
pembelajaran ini diharapkan selain bisa mengatasi masalah
yang saya alami juga diharapkan bisa memberikan
kontribusi positif mengatasi masalah bagi rekan guru lain.

Peran dan tanggungjawab


Peran saya dalam praktik ini sebagai guru yang
mempunyai tanggung jawab untuk membuat perencanaan
pembelajaran mulai dari mempersiapkan perangkat
pembelajaran, melakukan proses pembelajaran ini secara
efektif dengan menggunakan model, metode dan media
pembelajaran yang tepat serta inovatif sehingga
kemampuan berfikir kreatif peserta didik dapat
ditingkatkan. Selanjutnya melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan sehingga mengetahui
seberapa efektifkah pembelajaran yang telah di laksanakan.
Tantangan : Tantangan untuk mencapai tujuan
Apa saja yang menjadi Tantangan yang dihadapi adalah
tantangan untuk mencapai 1. Terbatasnya pemahaman awal guru mengenai penerapan
tujuan tersebut? Siapa saja yang model pembelajaran yang inovatif.
terlibat, 2. Belum optimalnya guru menyiapkan media pembelajaran
berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
3. Belum optimalnya guru dalam menggunakan metode
pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
kreatif peserta didik melalui proses pembelajaran yang
menyenangkan.
4. Peserta didik yang belum terbiasa menggunakan model
pembelajaran baru dan menggunakan Virtual Labratory
PhET simulation.

Yang terlibat dalam mencapai tujuan


Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan
melibatkan
1. Guru yaitu saya sendiri dalam menyusun rencana
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.
2. Rekan guru untuk berdiskusi dalam wadah MGMP Fisika
di sekolah, melalui MGMP dapat berfungsi sebagai wadah
bertukar pikiran dan pengalaman.
3. Kepala sekolah berperan dalam memfasilitasi dan
memberikan dukungan penuh untuk meningkatkan
kompetensi guru dan peserta didik.
4. Peserta didik yang terlibat yaitu peserta didik kelas XI
MIPA sebagai pusat dalam proses pembelajaran.
5. Dosen dan guru pamong, sebagai pembimbing dalam
proses pelaksanaan PPL PPG ini.
Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
Langkah-langkah apa yang tantangan antara lain:
dilakukan untuk menghadapi 1. Kurangnya pemahaman guru dalam penerapan model
tantangan tersebut/strategi apa pembelajaran yang inovatif. Langkah-langkah yang
yang digunakan/bagaimana dilakukan yaitu
prosesnya, siapa saja yang  Mencari referensi mengenai model pembelajaran
terlibat /Apa saja sumber daya inovatif untuk dipelajari
atau materi yang diperlukan  Berdiskusi dengan rekan sejawat, dosen pembimbing
untuk melaksanakan strategi ini dan guru pamong mengenai penerapan model
pembelajaran inovatif.
 Mempelajari sintak dalam model pembelajaran
inovatif
2. Belum optimalnya guru menyiapkan media pembelajaran
berbasis TIK. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu
 Melakukan observasi dan wawancara dengan peserta
didik mengenai jenis media yang menarik untuk
digunakan.
 Mencari kajian literatur mengenai media pembelajaran
yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik
 Mengatur waktu untuk menyiapkan media
pembelajaran berbasis TIK sehingga hasil yang
diperoleh lebih optimal.
 Menyiapkan sarana dan prasarana seperti laptop untuk
membuat media berbasis TIK dengan menggunakan
Virtual Lab.
 Berdiskusi dengan rekan sejawat, dosen pendamping
dan guru pamong mengenai media yang digunakan.
3. Belum optimalnya guru dalam menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif peserta didik melalui proses pembelajaran yang
menyenangkan. Langkah-langkahnya:
 Mempelajari metode pembelajaran yang bervariasi
 Menyiapkan pertanyaan pemantik
 Menyiapkan lembar observasi umpan balik oleh
peserta didik
4. Peserta didik yang belum terbiasa menggunakan
menggunakan model pembelajaran baru dan menggunakan
Media Virtual Labratory PhET simulation. Langkah-
langkah yang dilakukan:
 Menerapkan model pembelajaran inovatif pada setiap
proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat
terbiasa untuk menjadikan dirinya sebagai pusat
pembelajaran, bukan hanya menerima pembelajaran
dari guru
 Mensosialisasikan cara penggunaan Virtual Labratory
PhET simulation terlebih dahulu dan memastikan
peserta didik mampu mengoprasikannya.

Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan,


yaitu
Guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif
terlebih dahulu perlu memahami karakteristik peserta didik,
merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Selanjutnya guru memilih model pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan tuntutan zaman diantaranya Problem
Based Learning karena membantu peserta didik
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata, dan merangsang perkembangan
kemajuan berpikir kreatif peserta didik untuk
menyelesaikan masalah. Model Problem Based Learning
(PBL) dilakukan dengan berbantuan media Virtual
Laboratory PhET simulation dengan berorientasi masalah
kontekstual pada materi kesetimbangan benda tegar.
Strategi guru dalam pengunaan media pembelajaran
adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi sesuai dengan materi pembelajaran. Selain itu
guru juga dapat membuat media kreatif yang dikuasai yaitu
menggunakan media Virtual Labratory PhET simulation.

Proses untuk mengatasi tantangan


Penerapan model pembelajaran inovatif ini diawali dengan
guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan model pembelajaran PBL, mempelajari bagaimana
aktivitas guru dan peserta didik pada setiap sintak.
Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan pada materi
mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan sintak
model pembelajaran PBL.
1) Kegiatan Pendahuluan
Salam pembuka dan pembiasaan sikap spiritual
(Pembacaan kalam ilahi dan doa), melaksanakan
presensi, memberikan apersepsi dengn menampilkan alat
peraga, menyampaikan motivasi dengan
mengintegrasikan kajian keislaman terkait dan
memberikan gambaran manfaat mempelajari materi
yang diajarkan, menyampaikan batasan materi dan
tujuan pembelajaran, serta menyampaikan penilaian
yang dilakukan selama proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Fase 1 Orientasi Masalah
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengamati
dan melakukan identifikasi masalah kehidupan
sehari-hari melalui tayangan video singkat.
b) Fase 2 Mengorganisasikan Peserta Didik
Pada tahap ini peserta didik dikelompokan menjadi 3
kelompok yang beranggotakan 4 orang dan diminta
berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan
masalah di dalam LKPD Kesetimbangan Benda
Tegar.
c) Fase 3 Membimbing Penyelidikan
Pada tahap ini peserta didik menyiapkan alat dan
bahan percobaan dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber ajar dan berdiskusi, diminta
mengamati setiap langkah dalampercobaan, jika perlu
diberikan stimulasi pertanyaan oleh guru.
d) Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan karya
Pada tahap ini peserta didik diminta menyiapkan
laporan hasil diskusi kelompok (Guru berkeliling
mencermati peserta didik bekerja menyusun laporan
hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan),
dan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
LKPD Kesetimbangan Benda Tegar yang sudah
didiskusikan.
e) Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Pada tahap ini peserta didik saling berbagi hasil
pemecahannya dan didorong untuk responsif dengan
memberikan tanggapan secara kritis dan membuat
kesimpulan. Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi.
3) Kegiatan Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran dan evaluasi berupa
Test kemampuan berfikir kreatif melalui Google Form,
menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, doa
dan salam penutup.
Penilaian selama proses pembelajarannya dari aspek sikap
dengan menggunakan lembar observasi, dari aspek
pengetahuan menggunakan soal kemampuan berfikir kreatif
pada Google Form, dan dari aspek keterampilan
menggunakan lembar pengamatan percobaan.

Yang terlibat yaitu


1. Guru dan peserta didik sebagai pelaksana pembelajaran.
2. Rekan guru informatika yang membantu membimbing
dalam pembuatan media dan perekaman proses
pembelajaran
3. Pimpinan sekolah yang melakukan pengamatan
(observasi) pelaksanaan pembelajaran.
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi
Sumber daya yang diperlukan dalam menerapkan model
pembelajaran inovatif ini antara lain pemahaman dan
keterampilan guru terkait model pembelajaran Problem
Based Learning yang akan diterapkan, kemampuan guru
dalam membuat media pembelajaran serta menguasai
materi pembelajaran. Sarana yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu LCD Proyektor, Laptop, Handphone
serta jaringan internet bersumber dari wifi sekolah dan
kuota internet peserta didik masing-masing.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi yang dilakukan yaitu:
Bagaimana dampak dari aksi 1. Kegiatan pembelajaran Problem Based Learning dan
dari Langkah-langkah yang strategi pembelajaran Student Center yakni kegiatan
dilakukan? Apakah hasilnya yang berpusat pada peserta didik menjadikan peserta
efektif? Atau tidak efektif? didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Mengapa? Bagaimana respon 2. Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran dilihat
orang lain terkait dengan strategi dari respon menjawab pertanyaan pertanyaan apersepsi
yang dilakukan, Apa yang dari guru, memperhatikan dengan seksama alat peraga
menjadi faktor keberhasilan atau dan tayangan, antusias peserta didik bertanya dan
ketidakberhasilan dari strategi mengungkapkan pendapat saat diskusi kelompok,
yang dilakukan? Apa menyelesaikan LKPD Kesetimbangan Benda Tegar serta
pembelajaran dari keseluruhan saat menanggapi hasil presentasi temannya.
proses tersebut 3. Penggunaaan media Virtual Laboratory PhET simulation
membantu meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini
didukung dengan adanya quis/games yang menarik di
dalam media virtual ini

Keefektifan hasil dari aksi yang dilakukan


Aksi yang dilakukan tergolong efektif. Hal ini terlihat dari
hasil penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai
berikut :
1. Penilaian sikap
Hasil penilaian sikap dalam kegiatan pembelajaran amat
baik. Penilaian sikap meliputi curiousity(Rasa ingin
tahu, Tanggungjawab, Komunikasi, Peduli dan
Kooperatif. Hal ini tercermin pada tabel 1 sebagai
berikut:

Tabel 1
Skor dan nilai rata-rata pada tiap aspek sikap
Aspek Penilaian Sikap
A B C D E
Skor Total 34 34 33 36 34
Skor rata-rata 2,83 2,83 2,75 3,00 2,83
Nilai rata-rata 94 94 92 100 94

Keterangan
A : Curiousity(Rasa ingin tahu)
B : Tanggung jawab
C : Komunikasi
D : Peduli
E : Kooperatif (Kerjasama)
2. Penilaian Pengetahuan
Kegiatan penggunaan model PBL membantu peserta
didik dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran peserta
didik yang baik dan amat baik. Hal ini tercermin pada
tabel 2 berikut:

Tabel 2
Skor dan nilai rata-rata pada tiap aspek Pengetahuan
Aspek Penilaian
Keluwesan Kebaruan
Skor total 51 54
Skor rata-rata 4,25 4,50
Nilai rata-rata 85 90
Keterangan
Keluwesan : kemampuan member pertimbangan terhadap
situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain
Kebaruan : kemampuan memikirkan masalah atau hal-hal
yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain

3. Penilaian Keterampilan
Hasil penilaian keterampilan dalam kegiatan
pembelajaran amat baik. Hal ini tercermin pada tabel 3
sebagai berikut:

Tabel 3
Skor dan nilai rata-rata pada tiap aspek keterampilan
Kelompok Nilai Aspek keterampilan
A B C D E F
I 3 3 3 3 3 3
II 3 3 3 2 3 3
III 3 3 2 3 3 2
Skor
3 3 2,67 2,67 3 2,67
Rata-rata
Nilai
100 100 89 89 100 89
Rata-rata
Keterangan
A : Menyiapkan media Virtual Lab.
B : Menggunakan media Virtual Lab.
C : Mengumpulkan data dalam percobaan
D : Mengolah data dalam percobaan
E : Menyimpulkan data hasil percobaan
F : Mempresentasikan hasil percobaan
Respon orang lain terkait dengan strategi yang
dilakukan
1. Respon Kepala Sekolah sangat positif dan memberikan
dukungan terhadap kegiatan pembelajaran dan
mengaharapkan pembelajaran ini dapat diteruskan bukan
hanya pada mata pelajaran fisika namun pada setiap
mata pelajaran karena sesuai dengan karakter
pembelajaran abad 21.
2. Respon rekan sejawat sangat positif, mereka tertarik
dengan model pembelajaran dan Virtual Laboratory
PhET simulation
3. Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini
dilihat dari saat refleksi kegiatan akhir pembelajaran
dengan media Virtual Lab sangat menyenangkan dan
juga menarik.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan


Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan
oleh
1. Dosen pembimbing dan Guru Pamong dalam
memberikan bimbingan menyusun perangkat
pembelajaran, praktek pembelajaran dan evaluasi.
2. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran
terutama dalam hal pemilihan media dan model
pembelajaran inovatif yang disiapkan dengan matang.
3. Kepala Sekolah memberikan dukungan penuh dari sarana
dan prasarana.
4. Rekan sejawat memberikan masukan yang membangun
untuk keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut


Pengalaman yang berharga dalam menyiapkan
perangkat pembelajaran, LKPD dan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakter peserta didik serta dalam hal
membuat video kegiatan pembelajaran. Selain itu, umpan
balik positif dari peserta didik, rekan sejawat serta kepala
sekolah menjadikan penerapan model pembelajaran inovatif
lebih bermakna.
Peserta didik antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang ditampilkan dalam video
pembelajaran.
Guru yang kreatif dan inovatif akan memilih model
dan media pembelajaran yang menyenangkan, berpusat
pada peserta didik dan juga mampu meningkatkan
kemampuan abad-21 diantaranya kemampuan berfikir
kreatif peserta didik.
Referensi
Giancoli, D. C. (2001). Fisika, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Munandar. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
B. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Setelah melaksanakan PPL, maka diperlukan membuat dan melaksanakan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) untuk keberlanjutan suatu program pembelajaran. Rencana Tindak
Lanjut disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman PPL. Oleh karena itu,
terdapat beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan setelah melakukan refleksi
akhir PPL, yaitu :
1. Membagikan pengalaman selama melaksanakan aksi kepada rekan Guru di sekolah yang
mungkin dapat menginspirasi mereka dalam mengajar
2. Menerapkan model PBL dengan metode yang inovatif dalam pembelajaran di sekolah.
3. Menggunakan Phet Simulation dalam pemeblajaran Fisika
4. Melakukan refleksi pembelajaran berkelanjutan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5. Mencari referensi tentang model-model pembelajaran lain yang relevan untuk diterapkan
dalam pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik dan perkembangan
zaman.
6. Mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK dan penggunaan aplikasi
yang menunjang aktivitas belajar peserta didik.
Demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan
rencana program tersebut tentunya akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.
Koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat dan kepala sekolah juga diperlukan agar
semua rencana program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai