Anda di halaman 1dari 19

“MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Penelitian Pendidikan Fisika”

Dosen Pengampu:

Ambar Sari, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Tantri Sri Susanti (12211183051)


2. Yola Dwi Hastuti (12211183058)
3. Septian Yuda Kurnia (12211183070)

TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur hanya tercurahkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
karunia-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasullullah SAW,
yang mana beliau telah membimbing umat manusia ke jalan yang benar.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah Penelitian Pendidikan
Fisika, yang mana kami sangat tertarik untuk membuat makalah dengan judul:
Masalah Penelitian Pendidikan Fisika. Banyak kesulitan dan hambatan yang
kami hadapi dalam membuat tugas ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta
arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Mafthukin, M.Ag, selaku rektor IAIN TULUNGAGUNG.


2. Ambar Sari, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian Pendidikan
Fisika.
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan serta motivasi.
Kami menyimpulkan bahwa tugas ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kami menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas ini dan bermanfaat
bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Tulungagung, 3 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Masalah Penelitian .................................................................. 3


B. Perbedaan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif ................................................................................. 6
C. Etika dalam Penelitian............................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 10
B. Saran........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah adalah hal yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Tantangan dan tuntutan masyarakat yang bertambah kompleks di
lingkungannya membuat manusia tidak terbebas dari berbagai masalah.
Seringkali terjadi perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang ada
dalam realitas dalam masyarakat.
Seperti halnya yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal;
persoalan. Masalah ini seringkali terjadi karena adanya keadaan yang belum
sesuai dengan yang diharapkan, maka dari itu masalah haruslah diselesaikan
(dipecahkan) untuk mendapatkan keadaan yang sesuai dengan harapan.
Berangkat dari adanya masalah, manusia bisa berpikir lebih kritis lagi
seperti mengapa masalah itu bisa terjadi? Lalu memikirkan bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut hingga pada akhirnya menemukan solusi. Namun
nyatanya tidak semua masalah akan ditemukan solusinya dalam sekali fikir.
Banyak di antaranya yang menuntut untuk dilakukan adanya penelitian.
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengangkat masalah
untuk dijadikan bahan kajian dalam makalah ini, dengan judul: Masalah
Penelitian Pendidikan Fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, hal-hal yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian masalah penelitian dan juga hal-hal yang menyangkut
masalah penelitian?
2. Apa perbedaan masalah dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?
3. Bagaimana etika dalam penelitian?

1
C. Tujuan
Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang dan rumusan masalah di
atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengertian masalah penelitian dan juga hal-hal yang
menyangkut masalah penelitian
2. Mendeskripsikan perbedaan masalah dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif
3. Mendeskripsikan etika dalam penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Penelitian
Menurut James Stoner, masalah diartikan sebagai suatu situasi
menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Selanjutnya,
Roger Kaufman mengartikan masalah sebagai suatu kesenjangan yang perlu
ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
Sedangkan Dorothy Craig mendefinisikan masalah sebagai situasi atau kondisi
yang akan datang dan tidak diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
masalah adalah suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang
ada dalam realita.
Masalah adalah jantung dari penelitian, hal ini dikarenakan setiap
penelitian memerlukan masalah untuk memunculkan suatu pertanyaan hingga
pada akhirnya ditemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Namun,
tidak semua masalah perlu diselidiki melalui penelitian, karena sifat masalah
berbeda-beda dan tidak dapat dipecahkan secara ilmiah.
Menurut Lenrer, pertama kali yang harus dilakukan seorang peneliti
untuk melakukan penelitian adalah identifikasi dan perumusan masalah
penelitian. Sedangkan menurut Rasad dalam artikel yang ditulisnya
menyatakan bahwa pertama kali dalam penelitian dirumuskan perumusan
masalah dan tujuan penelitian. Kemudian Rukmono menuliskan dalam
artikelnya bahwa pertama kali yang dilakukan si peneliti yaitu melakukan
pengamatan lalu merumuskan masalah penelitian.1

Secara umum dapat dikatakan bahwa masalah penelitian hendaklah


jelas, berarti, dan dapat dikerjakan dengan baik dan mudah.2 Agar masalah
penelitian yang dipilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu untuk
dievaluasi. Berikut parameter evaluasi masalah penelitian, antara lain:

1
Prof. Dr. Buchari Lapau, dr. MPH, Metode Penelitian Kesehatan, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013), 26-27
2
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 85-86

3
menarik, memiliki nilai tambah, hindari plagiasi, dapat diuji (diukur) mampu
dilaksanakan, etika penelitian.3

Menurut Suharsimi Arikunto, syarat untuk menentukan masalah


penelitian terbagi dalam dua faktor, yaitu:

1. Faktor Internal : Sesuai minat peneliti, dapat dilaksanakan


2. Faktor Eksternal : Tersedia faktor pendukung, bermanfaat

Adapun beberapa indikator dalam mengangkat sebuah masalah yang


dapat dijadikan sebagai bahan penelitian, antara lain:

1. Apabila sesuatu, peristiwa, atau fenomena yang terjadi menimbulkan


keraguan atau ketidakpastian
2. Apabila terjadi kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
3. Apabila cara-cara berpikir yang berbeda menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan yang berlawanan
4. Apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam4

Dalam bidang pendidikan pun terdapat beberapa masalah pendidikan


yang potensial menjadi objek penelitian, antara lain:

1. Karakteristik pribadi peserta didik, siswa, ataupun mahasiswa (komponen


raw input). Seperti: kecerdasan, motivasi belajar, kemampuan
berkonsentrasi dalam belajar, kebiasaan belajar, dan sikap belajar
2. Karakteristik pribadi guru, kurikulum, dan sumber belajar (komponen
instrumental input)
3. Kondisi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok teman
sebaya, kehidupan beragama, fasilitas pembelajaran, dan pemanfaatan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran (komponen environmental
input).

3
Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 27-28
4
Iwan, S.Ag., MPd.I, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kuningan:
Hidayatul Quran Kuningan, 2019) Hlm. 5

4
4. Kualitas interaksi guru-siswa, penerapan metode-metode pembelajaran,
dan pemanfaatan teknologi pendidikan dalam pembelajaran (komponen
proses).
5. Kualitas indek prestasi belajar, kualitas sikap dan perilaku dan
keterampilan/kecakapan (komponen output).5

Sejatinya, tidak ada patokan khusus bagi peneliti untuk menentukan


dari mana mendapatkan masalah untuk penelitiannya. Namun Turney dan
Noble berpendapat ada beberapa sumber masalah pendidikan, antara lain
sebagai berikut:

1. Pengalaman pribadi
Hal ini dapat berupa pengalaman di masa lampau atau saat ini. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjadikan pengalaman pribadi menjadi
permasalahan penelitian adalah:
a. Mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
b. Mengidentifikasi sebab sebab munculnya masalah tersebut
c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut
d. Merumuskan masalah penelitian
2. Informasi yang diperoleh secara kebetulan
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan informasi yang diperoleh
secara kebetulan menjadi permasalahan penelitian adalah:
a. Mengembangkan kepekaan selaku peneliti dalam merespons
fenomena yang relevan
b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
c. Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah
d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut
e. Merumuskan masalah penelitian

5
Iwan, S.Ag., MPd.I, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kuningan:
Hidayatul Quran Kuningan, 2019) Hlm. 5-6

5
3. Kerja dan kontrak professional
Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan penelitian
mereka sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau diskusi dengan rekan
sekerja. Melalui diskusi akademik, masalah penelitian dipertajam dan
dirumuskan. Untuk tujuan ini peneliti dapat menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan masalah bersama rekan kerja
b. Mengidentifikasikan penyebab munculnya masalah
c. Membuat keputusan untuk mengadakan penelitian
d. Merumuskan pertanyaan penelitian
4. Pengujian dan pengembangan teori
Langkah yang dapat ditempuh adalah:
a. Memahami teori-teori yang relevan dengan bidangnya
b. Menelaah proses penelitian sehingga diperoleh teori tersebut
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian
d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya
e. Merumuskan masalah penelitian
5. Analisis literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya
Masalah penelitian banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur
profesional dan laporan atau jurnal hasil penelitian. Dari hasil analisis
terhadap literatur, laporan, jurnal tersebut peneliti dapat merumuskan
masalah penelitiannya. 6
B. Perbedaan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif
selalu berangkat dari permasalahan. Namun, terdapat perbedaan yang
mendasar antara masalah dalam dua penelitian tersebut. Dalam metode
kualitatif, masalah penelitian hanya merupakan situasi masalah saja.
Sedangkan dalam metode kuantitatif, masalah penelitian terdiri atas situasi

6
Juhana Nasrudin, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Panca
Terra Firma, 2019), hlm. 13-15

6
masalah dan faktor-faktor yang berhubungan atau berpengaruh terhadap situasi
masalah itu. 7
Perbedaan selanjutnya menyangkut aspek jenis masalah. Dalam
penelitian kuantitatif, masalah yang akan dipecahkan harus jelas, spesifik, dan
dianggap tidak berubah. Sedangkan dalam penelitian kualitatif masalah yang
dibawa peneliti masih remang-remang. Oleh karena itu, masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang
atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Dalam hal ini, akan terjadi
tiga kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam
penelitian kualitatif. Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti tetap,
sehingga dari awal hingga akhir penelitian sama sehingga judul proposal
dengan judul laporan penelitian sama. Kedua, masalah yang dibawa peneliti
setelah memasuki penelitian berkembang atau memperluas masalah yang telah
disiapkan, sehingga tidak terlalu banyak perubahan dan pada akhirnya judul
penelitian cukup disempurnakan. Ketiga, masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki lapangan berubah total, sehingga harus mengganti masalah. Dengan
demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama. Dalam institusi
tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh
karena itu, institusi yang menangani penelitian kualitatif harus mau dan
mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.8
C. Etika dalam Penelitian
Perubahan besar dalam pemahaman tentang etika penelitian terjadi
pada Perang Dunia II hingga awal 1990-an. Terdapat kesepakatan secara
bertahap yang berkembang tentang prinsip-prinsip etika utama yang harus
mendasari penelitian. Salah satu (di antara banyak peristiwa lainnya) yang
menjadi sinyal adanya kesepakatan ini adalah ketika adanya Kejahatan Perang
Nuremberg. Kala itu para ilmuan Jerman telah menggunakan subjek tawanan
manusia sebagai objek dalam eksperimen pada Studi Tuskegee Syphilis.
Hingga pada akhirnya, secara bertahap asosiasi kesehatan dunia membuat

7
Prof. Dr. Buchari Lapau, dr. MPH, Metode Penelitian Kesehatan, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013), hlm. 28
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.
285-287

7
deklarasi mengenai hal tersebut. Pada intinya deklarasi tersebut mengharuskan
semua protokol penelitian yang menyangkut manusia harus ditinjau dahulu
oleh suatu Komisi khusus untuk dipertimbangkan, diberi komentar, dan
mendapatkan pengarahan. Selain itu, pada protokol juga harus dicantumkan
adanya pertimbangan etik. Dengan demikian, semua penelitian yang
menyangkut manusia harus didasari oleh moral, dan etika.9
Dengan melihat sekilas sejarah di atas, hendaknya peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya haruslah memegang teguh sikap ilmiah (scientific
attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip dalam etika penelitian. Terdapat
empat prinsip utama dalam penelitian, antara lain:
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama
maupun alamat asal subjek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
menjaga kerahasiaan identitas subjek. Dalam hal ini, peneliti bisa
menggunakan inisial
c. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat.
Contohnya, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak
subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama,
maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

9
Prof. Dr. Buchari Lapau, dr. MPH, Metode Penelitian Kesehatan, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013), hlm. 13-14

8
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits)
Peneliti melaksanakan penelitian yang sesuai dengan prosedur penelitian
untuk mendapatkan hasil yang maksimal juga tercapainya tujuan-tujuan
penelitian. Peneliti diharapkan mampu meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Masalah adalah suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa
yang ada dalam realita. Masalah adalah jantung dari penelitian, hal ini
dikarenakan setiap penelitian memerlukan masalah untuk memunculkan suatu
pertanyaan hingga pada akhirnya ditemukan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi sumber masalah, antara
lain: Pengalaman pribadi, informasi yang diperoleh secara kebetulan, kerja dan
kontrak professional, pengujian dan pengembangan teori, analisis literatur
profesional dan hasil penelitian sebelumnya

Terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam dua


penelitian tersebut. Dalam metode kualitatif, masalah penelitian hanya
merupakan situasi masalah saja. Sedangkan dalam metode kuantitatif, masalah
penelitian terdiri atas situasi masalah dan faktor-faktor yang berhubungan atau
berpengaruh terhadap situasi masalah itu. Perbedaan selanjutnya menyangkut
aspek jenis masalah. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang akan
dipecahkan harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif masalah yang dibawa peneliti masih remang-
remang. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara, tentatif, dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada
di lapangan.

Berikut adalah prinsip utama dalam penelitian, antara lain:


menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitian, keadilan dan inklusivitas, dan juga harus
memperhitungkan manfaat dan kerugia yang ditimbulkan.

10
a. Saran
Sebelum melaksanakan penelitian, hendaknya kita harus menemukan
masalah apa yang akan diteliti, karena masalah adalah gerbang utama untuk
melakukan penelitian. Dalam menentukan masalah hendaknya kita faham
dengan aspek-aspek yang ada di dalamnya. Hingga nantinya dapat
dilakukakan penelitian, dan menemukan solusi untuk masalah tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Iwan. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kuningan: Hidayatul Quran


Kuningan

Lapau Burhanudian. 2013. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan


Pustaka Obor Indonesia

Nasrudin Juhana. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Panca


Terra Firma

Noor Juliansyah. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Yusuf Muri. 2017. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana


ANALISIS JURNAL

1. Jurnal Nasional

Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 3, nomor 2,


Desember 2017
Analisis Hubungan antara Sikap Penyelesaian Soal dan Hasil Belajar
Mahasiswa Calon Guru Fisika
Hamdani, Syukran Mursyid, Judyanto Sirait, Eugenia Etkina

a. Pendahuluan
Kemampuan menyelesaikan soal sangat penting dalam belajar
fisika karena mahasiswa pasti akan menghadapinya ketika mendapatkan
tugas kuliah ataupun pada saat ujian. Salah satu penilaian dosen dalam
mengevaluasi hasil belajar mahasiswa adalah dengan memberikan soal
atau tes pada saat kuis, UTS maupun UAS. Hal lain yang tidak kalah
menarik adalah dari sisi afektif mahasiswa ketika menghadapi soal latihan
atau pekerjaan rumah maupun ketika menghadapi ujian.
Pandangan siswa terhadap fisiska merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar fisika. Di samping
itu, pandangan mahasiswa terhadap fisika mempengaruhi bagaimana
mereka mengevaluasi belajarnya. Ding dan Zhang (2016) juga melakukan
penelitian tentang pandangan calon guru fisika terhadap belajar fisika dan
diperoleh bahwa pandangan mereka berubah diawal kuliah dan meningkat
ketika akan menyelesaikan kuliah.
b. Masalah Penelitian
Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa ketika
menyelesaikan soal dan hasil belajar fisika?
c. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui
hubungan antara sikap mahasiswa ketika mengerjakan soal dan hasil
belajar yang melibatkan 60 mahasiswa pendidikan fisika (46 orang
perempuan dan 14 orang laki-laki) tahun pertama. Data sikap mahasiswa
diperoleh melalui pemberian angket penyelesaian soal fisika yang terdiri
dari 30 butir pertanyaan.
d. Temuan
Secara keseluruhan, korelasi antara sikap dan penyelesaian soal
fisika dan hasil belajar mahasiswa tidak signifikan secara statistik, namun
salah satu pernyataan yaitu strategi pemecahan masalah memiliki nilai
korelasi yang cukup signifikan. Pernyataan tersebut adalah “jika saya
menggunakan dua cara/strategi yang berbeda untuk menyelesaikan soal
dan jawabannya berbeda, saya akan berpikir lagi untuk memilih cara yang
lebih masuk akal.” Hampir seluruh mahasiswa setuju dengan pernyataan
tersebut, artinya mahasiswa perlu memiliki pendekatan atau strategi yang
bervariasi dalam mengerjakan sebuah soal.
Menggunakan representasi juga memiliki korelasi yang tinggi
meskipun tidak signifikan. Ini berarti penggunaan representasi
memberikan kontribusi dalam keberhasilan mahasiswa dalam
mengerjakan soal. Mahasiswa sering membuat sketsa: gambar, grafik,
diagram, dll berdasarkan situasi atau permasalahan yang ditemukan.
e. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan sikap mahasiswa ketika
penyelesaian soal dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam
menyelesaikan mata kuliah fisika dasar. Salah satu indikator yang cukup
berpengaruh adalah strategi yang mereka gunakan ketika menyelesaikan
soal.
2. Jurnal Internasional
Jurnal Internasional Pendidikan Sains Volume 41, Nomor 7, 2019
Struktur dan Pengembangan Pengetahuan Profesional Calon Guru
Fisika
Stefan Sorge, Jochen Kroger, Stefan Petersen & Knut Neumann
a. Pendahuluan
Pendidikan seorang guru adalah faktor penting dalam penentuan
kualitas pendidikan. Shulman (1986, 1987) mengidentifikasi 7 hal yang
mana dibutuhkan oleh guru untuk mempersiapkan tantangan-tantangan
dalam mengajar. Kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu, banyak peneliti
yang ikut andil dalam penelitian ini. Garis besar dalam penelitian ini, ada
3 hal yang diusulkan menjadi komponen professional, yaitu: content
knowledge (CK), general pedagogic knowledge (PK), dan Pedagogical
content knowledge (PCK). Terutama PCK sebagai konten campuran
spesial dalam pemahaman profesional yang secara luas dipertimbangkan
untuk menjadi faktor penting kemampuan guru dalam mencapai kualitas
belajar mengajar yang tinggi.
b. Masalah Penelitian
1) Apa hubungan di antara 3 komponen yaitu CK, PCK, dan PK dalam
pengetahuan professional calon guru fisika?
2) Apa hubungan 3 komponen yang berubah dengan pendidikan guru?
c. Metodologi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitiannya di 12
universitas jurusan pendidikan guru sains di Jerman. Dikarenakan tujuan
penelitian ini adalah menilai CK dan TSPK dengan dasar calon guru,
peneliti menggunakan kertas dan pensil dalam menjalankan tes dengan
format kombinasi antara pilihan ganda, tugas, benar salah, dan jawaban
pendek. Peneliti menggunakan bab-bab fisika dalam penelitian ini, antara
lain mekanika, elektromagnetik, optic, thermodinamika, relativitas, dan
mekanika kuantum.
d. Temuan
Variasi dalam jumlah besar terhadap 3 dimensi pengetahuan
professional guru dapat dijelaskan dengan latar belakang variabel dan
faktor-faktor yang mungkin terjadi. Di samping itu, nomor dalam suatu
indicator untuk pendidikan formal dapat memprediksi CK, TSPK, dan
PK.
e. Kesimpulan
Peneliti menyarankan bahwa pendidikan guru tidak hanya melulu pada
pembelajaran formal, yang mana diperlukan pengembangan CK yang
dibutuhkan untuk memahami TSPK. Observasi kelas dan refleksi dapat
mendukung pengemmbangan 3 dasar pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai