Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
Aminah (4182121002)
Muhammad Guntur (4183121061)
Nuriyani (4182121006)
Ulva Idaryani Daulay (4181121009)
Winda Arliza (4181121015)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Berkat dan Rahmat-Nya masih bisa mengerjakan Critical Book Review ini dengan
senang hati untuk menambah wawasan para pembaca. Kami berterima kasih juga
kepada Bapak Dosen yang memberikan tugas ini dengan membimbing kami
dalam mengerjakannya.
Dalam Penulisannya kami sadar bahwa hasil dari Critical Book Review ini
masih banyak kekurangan, baik dalam segi bahasa, dalam segi penulisan, dan
dalam segi apapun yang lainnya. Kami mohon maaf atas kekurangan yang
terdapat dal CBR ini. Semoga pembaca bisa memahami dan dapat bermanfaat.
Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Medan, 17 Maret 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................1

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................2

I. 1 Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................2

I. 2 Tujuan Penulisan CBR........................................................................2

I. 3 Manfaat CBR.......................................................................................2

I. 4 Identitas Buku......................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................4

II.1 Ringkasan Buku .................................................................................4

II. 2 Analisis Buku.....................................................................................7

BAB III : PENUTUP.............................................................................................8

III.1 Kesimpulan.......................................................................................8

III.2 Saran..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Seiring perkembangan zaman pada revolusi industri 4.0 pada saat ini
yang mengharuskan mahasiswa mengetahui lebih banyak wawasan tentang
dunia pendidikan maupun umum agar dapat terus menggali informasi yang
sangat penting dalam membangun pola pikir kritis untuk masa depannya.
Dengan adanya CBR mahasiswa akan banyak membaca buku- buku baik
nasional maupun internasional sehingga lebih banyak pengetahuan. Kemudian
mahasiswa akan mereview buku dan menanggapi buku tersebut dengan
berpikir kritis yang inilah akan terus melatih otak agar tetap kritis.
Kita sering bingung dalam memilih buku untuk dijadikan referensi yang
dapat kita baca dan mengerti isi dari buku tersebut. Terkadang sulit
menemukan buku yang cocok untuk kita sendiri. Baik itu dari segi bahasa,
permasalahan, penjelasan tentang persamaan, dan hal lainnya. Selain
menyelesaikan tugas, Critical Book Report ini dibuat agar pembaca bisa lebih
mudah memilih buku referensi, terutama mengenai materi assesmen Autentik
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Beberapa tujuan yang akan dibahas dalam Critical Book Report, yaitu :
1. Mengetahui Konsep Assesment Autentik
2. Mengetahui jenis- jenis Assesment Autentik
3. Mengetahui bentuk- bentuk penyajian Assesment Autentik
I.3 Manfaat CBR
1. Dapat mengetahui Konsep Assesment Autentik
2. Dapat mengetahui jenis- jenis Assesment Autentik
3. Dapat bentuk- bentuk penyajian Assesment Autentik

2
1.4 Identitas Buku

 Buku Pertama

1. Judul : Evaluasi Pembelajaran


2. Pengarang : Joko Widiyanto, S.Pd., M.Pd
3. Tahun : 2018
4. Penerbit : UNIPMA Press
5. Kota Terbit : Madiun
6. Edisi :-
7. ISBN : 978-602-0752-10-9

3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Ringkasan Buku 1
A. Definisi dan Makna Asesmen Autentik
Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim
dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik
keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering
dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik,
tidak lazim digunakan. Secara konseptual asesmen autentik lebih
bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda
terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan
kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Untuk
mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen
autentik, berikut ini dikemukakan beberapa definisi. Dalam American
Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses
evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran.
Dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai
penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman
kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan asesmen autentik
sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas
pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antarsesama melalui debat, dan sebagainya.

B. Asesmen Autentik dan Belajar Autentik


Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang Autentik pula.
Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di
luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Asesmen semacam ini
cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi
peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan
kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh asesmen autentik
antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau
menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran,
portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan
menampilkan sesuatu.Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang

4
autentik pula. Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.
Asesmen Autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan
dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan
yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keteampilan, dan pengetahuan yang ada. Dengan demikian, asesmen
autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik
agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu
yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran
aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta
mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahahi aneka
fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam,
serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar
sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa
yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari,
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk
tetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik
mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis,
menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.Sejalan dengan deskripsi di atas,
pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran
guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik
serta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi
peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan
mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat
diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok
sekolah.

Asesmen autentik adalah komponen penting dari reformasi


pendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwa
metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan

5
ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui
kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal
memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di
luar sekolah atau masyarakat. Asesmen hasil belajar yang tradisional
bahkan cenderung mereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuh
esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmen
tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidak mampu
menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap
derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang diartikulasikan
dalam banyak mata pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula asesmen
autentik memperoleh traksi yang cukup kuat.
C. Jenis-jenis Asesmen Autentik
Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru
harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru
harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian
akan dilakukan. berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran,
memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik disajikan berikut
ini.
1. Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.
Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik
menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan
untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan
informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja
peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporan kelas.
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis
kinerja:
a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
b. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa
yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama
melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan
seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya.
d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru
dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu,
dengan tanpa membuat catatan.
2. Penilaian Proyek

6
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik
menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan
dengan aspek pemahaman.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak
yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari
dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
4. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan
terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya,
penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes
tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri
dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan
sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,
jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
II.2 Analisis Buku
a) Indikator Penyajian
Fokus utama didalam buku ini adalah pada konsep assesmen
autentik, bagaimana hubungan assessment autentik dengan belajar autentik
dimana keduanya sangat berkaitan dalam pembelajaran. Juga dijelaskan
jenis- jenis assesment autentik yang disajikan dalam bentuk penilaian
kerja, penilaian portofolio, penilaian proyek dan penilaian tertulis .
b) Kedalaman Materi
Materi yang disajikan cukup dalam. Setiap sub materi dijelaskan
dengan jelas dan selalu didukung atau menyadur pendapat dari para ahli.
Khusus materi yang kami review pada buku ini, buku ini lengkap denga
contoh soal dan latihannya.
c) Bahasa
Untuk bahasa yang digunakan pada buku ini sudah jelas dan
mudah dipahami, pada setiap sub materi selalu dijelaskan defenisi-defenisi
yang lugas.

7
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang
Autentik pula.kedua hal ini berjalan berkaitan. Dalam pembelajaran
autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan
pendekatan saintifik, memahahi aneka fenomena atau gejala dan
hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Asesmen autentik pun
mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan,
menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi
informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. Jenis-
jenis assesment autentik disajikan dalam bentuk penilaian kerja, penilaian
portofolio, penilaian proyek dan penilaian tertulis .

III.2 Saran
Dengan adanya Critical Book Review ini kami berharap para
pembaca dapat semakin bertambah pengetahuannya tentang materi
assessment autentik.. Maka sebaiknya dalam melakukan penilaian kita
memiliki acuan . bukan penilaian yang kesannya subjketif. Kami juga
berharap pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA
Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun : UNIPMA Press.

Anda mungkin juga menyukai