Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN FUNGSI KHUSUS DALAM FISIKA


DOSEN PENGAMPUH :

DISUSUN OLEH
1. Asrul (4202121001)
2. Fadillah Sendi Simamora (4201121025)
3. Mia Jessica Sihombing (4203121007)
4. Mutia Fadila (4202421006)
5. Rotua Y.O Sitanggang (4201121014)

PROGRAM STUDY (S1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa, atas berkat dan
karunia nya saya dapat menyelesaikan tugas critical book report. Adapun tugas ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah PENGUKURAN DAN ASESMENT
PEMBELAJARAN FISIKA yang diampuh oleh bapak Sabani, S.Si., M.Pd. saya
berharap critical book report ini dapat berguna bagi kita semua.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak dosen pengampuh yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada penulis buku yang saya gunakan dalam critikal book report ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan tugas ini.

Medan, 22 Maret 2022

Asrul

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.     IDENTITAS BUKU UTAMA.........................................................................4
1.2.     IDENTITAS BUKU KEDUA..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.     RINGKASAN BUKU UTAMA......................................................................5
2.2.    RINGKASAN  BUKU KEDUA.......................................................................12
2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU ................................................20
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN BUKU..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 IDENTITAS BUKU UTAMA


JUDUL : EVALUASI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENGARANG : Dr. H. Abdul Qodir, M. Pd
TAHUN : 2017
PENERBIT : K-Media
TEMPAT TERBIT :Perum Pondok Indah Banguntagan,
Blok B-15 Potorono, Banguntapan, Bantul. 55196. Yogyakarta
ISBN : 978-602-451-011-4
HALAMAN : 196 halaman; 21 cm

1.2 IDENTITAS BUKU KEDUA


JUDUL : EVALUASI PEMBELAJARAN
PENGARANG : Dr. Komarudin, M.Si ; Dr. Sarkadi, M.Si
TAHUN : 2017
PENERBIT : Laboratorium Sosial Politik Press
TEMPAT TERBIT : Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur Hd. K Lt.4 Jakarta
ISBN : 978-602-8768-26-9
HALAMAN : 294 halaman

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB X VALIDITAS DAN RXLIABIIJTAS TES HASIL BEIAIAR


A. Validitas
Validitas berkenaan dorgan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai.
Sebagai contoh menilai kemanpuan siswa dalam tnatematika. Misalnya
diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga
srfliar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab karena
tidak memahami pertanyaannya. Contoh lain adalah menilai kemampuan
berbicara, tetapi ditanyakan mengenai tata bahasa atau kesusasbaan seperti
puisi atau sajak Penilaian tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak
berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat
penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan
valid untuk tujuan yang lain.
Contoh prestasi belajar dan motivasi belajar dapat dinilai oleh tes ataupun
oleh kuesioner. Caranya juga bisa berbeda, bisa dilaksanakan secara
tertulis atau bisa secara lisan.

5
B. Macam-Macam Validitas
1. Validitas Logis
Istilah "validitas logis" mengandung kata "logis" berasal dari kata
"logika" atau validitas logis seringjuga disebut sebagai analisis
kualitatif yaio berupa penalaran atau penelaahan. Dengan makna
demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut
dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah
dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat sebuah
karangan, jika penulisan sudah mengikuti aturan mengarang, tentu
secara logis karangannya sudah baik. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka instrumen yang sudah disusun berdasarkan teori penyusunan
instrumen, secara logis sudah valid. Dari penjelasan tersebut dapat
dipahami bahwa validitas logis dapat dicapai apabila instrumen
disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi
langsung dipaoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.
2. Validitas Empiris
Istilah "validitas empiris" memuat kata "empiris" yang artinya
"pengalaman". Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas
empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Analisis soal secara
kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui
data yang diperoleh secara empiris. Ada empat jenis validitas yang
sering digunakan, yakni:
a) Validitas isi (content validity)
b) Validitas konstruksi (construk validity)
c) Validitas "ada sekarang" (concurrent validity)
d) Validitas prediksi (prediktif validity)

6
C. Cara Mengetahui Validitas AIat Ukur
Sekali lagi diulangi bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriteriunr, dalam arti memiliki kesejajaran antara
hasil tes tersebut dengan kriteriurn Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yanlg
dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
1. Korelasi product monrcnt deigal simpangan.
2. Korelasi product moment der'gar, angka kasar.

Dalam mengerjakan perkalian atau penjurrlahan jika diperoleh 3 atau


angka di belakang koma dilakukan pembulatan ke atas. Perbedaan ini
sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Untuk memperjelas pengertian
tersebut dapat disampaikan keterangan sebagai berikut :
1. Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar anatar dua hal.
Misalnya hal pertama nilainya naik, hal kedua ikut naik, sebaliknya
jika hal pertama turun, yang kedua ikut turun.
Contoh korelasi positif antara nilai IPA dan Matematika.
IPA :2,3,5,7,4,3,2
Matematika : 4, 5, 6, 8, 5, 4,3
Kondisi nilai Maternatika sejajar dengan IPA karena naik dan turumya
nilai matematika mengikutu naik dan turunnya nilai IPA.

2. Korelasi negative menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua


hal. Misalnya hal pertama nilainya naik, justru yang kedua turun"
sebaliknya jika yang pertama turuq yang kedua naik.

D. Validitas Butir Soal dan Validitas Item

7
Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item
dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total. Skor pada item menyebabkan skor total meqiadi tinggi atau rcndah.
Dengan kata lain dapat dikemukakan di sini bahwa sebuah item memiliki
vaiiditas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk
mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi seperti sudah
diterangkan di atas.

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan I (bagi
item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah), sedangkan skor total
selanjutnya merupakan dari skor untuk semua item yang membangun soal
tersebut.

Misalnya akan dihitung validitas item nomor 6, maka skor item tersebut
disebut variabel X dan skor total disebut variabel Y. Selanjutnya
perhirungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, baik dengan nlmus sinpangan maupun rumus angka kasar.

Penggunaan kedua nrmus tersebut masing-masing ada keuntungamya-


Menggunakan rumus simpangan angkanya kecil-kecil, tetapi kadang-

8
kadang pecahannya rumit. Jika skor rata-rata (mean)-nya pecahan,
simpangannya cenderung banyak pecahan. Mengalikan pecahan
persepuluhan ditambah dengan tanda-tanda + (plus) dan - (minus)
kadangkadang bisa menyesatkan. Penggunaan rumus angka kasar
bilangannya besar-besar tetapi bulat. Jika ada kalkulator statistic
disamnkan menggunakan rumus angka kasar saja.

E. Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam Menentukan Validitas


Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat
dijamin kebaikannya. Di Negara-negara berkembang biasa tersedia tes
semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized ,esr. Sebuah tes
terstandar biasanya memiliki identitas antara lain: sudah dicobakan berapa
kali dan di mana, berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran,daya pembeda dan lainJain keterangan yang dianggap perlu.
Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai
kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas yang diperoleh
dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.

F. Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau itefiL
masih ada lagr yang polu diketahui validitasnya, yaitu faktor-faktor atau
bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari
pokok-pokok bahasan atau mungkin sekelonpok pokok bahasan yang
merupakan satu kesahran.
Contoh:
Guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan,
yaitu: Bunyi, Cahaya dan Listrik Untuk keperluan ini guru tersebut
membuat 30 butir soal, untuk Bunyi 8 butir, untuk Cahaya 12 butir dan
untuk Listrik l0 butir.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor, maka ada tiga faktor
dalam soal ini. Seperti halnya pengertian validitas butir, peDgertian
validitas faktor adalah butir-butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila

9
mempunyai dukungan yang besar terhadap soa-soal secara keseluruhan.
Sebagai tanda bahwa butir-butir faktor tersebut mempunyai dukungan
yang besar terhadap seluruh soal, yakni apabila jumlah skor untuk
butirbutir faktor tersebul menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor
total.

G. Reliabilitas
Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes Sudah diterangkan dalam persyaratan
tes, bahwa reliabilitas berhubunean dengan masalah kepercayaan. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas
tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasii tes. Atau seandainya
hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
berarti.
Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila pembaca
telah memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instmmen evaluasi
harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai
dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini tuntutamya tidak jauh
berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain
adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan. artinya bahwa data
tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-
kali. Instr:umen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg
memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

H. Cara-Cara Mencari Besarnya Reliabilitas


Sekali tagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada
subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasamya dilihat
kesejajaran hasil. Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus
korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil
dalam reliabilitas tes.

10
Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di
luar lx (cottsistency eternal) danpada tes itu sendiri (consisten.y inter-nal).
1. Metode bentuk parulel (equivalent)
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujua4 tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir
soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disr.lrt alternativeform
method (parallel forms).

2. Metode tes ulang (tesl-retest metltod)


Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua
seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya
memiliki satu seri tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya
satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapatdisebut dengan
sizgle-tesl-double-trial method. Kero.tdiar. hasil dan kedua kali tes
tersebut dihitung korelasinya.
3. Metode belah dua ata.u split-ha( method.
Kelemahan penggunaan metode dua-tes dua kali percobaan dansatu-tes
dua kali percobaan diatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode
belah dua. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya
menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Oleh karena itu,
disebut juga single-test-single-trial method.

11
2.2 RINGKASAN BUKU KEDUA

BAB IV VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN


A. Validitas
Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
secara tepat pada apa yang mau diukur. Validitas merupakan pengujian
yang paling mendasar dan mencakup beberapa pertimbangan sebagai
acuan terhadap reliabilitas.1Artinya jika suatu tes tidak mempunyai
validitas yang tinggi, maka kesahihan tes tersebut masih diragukan.
Sebagai contoh jika seorang guru membuat tes pelajaran sejarah yang
tujuan instruksional umumnya untuk menanamkan rasa kebangsaan dan
nilai-nilai cinta tanah air jika hal ini tidak tercapai berarti tes tersebut tidak
valid karena tidak dapat mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu tes/istrumen dikatakan valid apabila tes/instrumen tersebut cermat
dan akurat dalam mengukur aspek yang akan diukur. Katakan saja seorang
dokter yang peneliti ingin meneliti kemampuan profesional teman
sejawatnya. Dokter tersebut bingung dalam menentukan alat ukur dan
bertanya pada seniornya. Dokter senior itu mengusulkan dua perangkat
instrumen dengan indikator yang berbeda seperti tampak dalam tabel 1 dan
2 di bawah ini.

12
B. Reliabilitas
Reliabilitas tes menunjuk pada sejauh mana suatu alat pengukur secara
ajeg, secara handal mengukur apa yang diukurnya. Menurut Good
reliabilitas tes atau keterandalan tes merupakan salah satu syarat dari
perangkat tes yang benar.
Tes-tes yang baik bagaimanapun juga, harus memiliki reliabilitas tinggi
didapat dari soal-soal yang dibuat dengan baik. Faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi reliabilitas, menurut (Kebisyzn & Barich, (1984);
Mehrens & Lehmann, (1978) meliputi:
1. Waktu tes. Semua hal berjalan seimbang, tes yang lebih lama
biasanya lebih reliabel dibandingkan tes yang singkat, karena
mencakup sampel yang lebih luas dari pengetahuan atau kemampuan
objektif yang telah diajarkan.
2. Heterogenitas dan grup siswa reliabilitas cenderung lebih tinggi bila
sekor mempunyai range yang besar, karena kesalahan pengukuran
kecil pada perbandingan terhadap perbedaan range dan “true scores”.
3. Kesulitan soalReliabilitas menjadi tinggi bila soal-soal pada
umumnya berada pada tingkat kesulitan sedang karena hal ini
menyebabkan sekor tersebar pada range yang lebih besar, dengan
perbandingan sekor yang akan didapat bila soal-soal terlalu mudah
atau terlalu sukar.

13
4. Objektivitas penilaias Reliabilitas dari suatu tes yang dapat dinilai
secara objektif cenderung lebih tinggi, karena penilaian subjektif, dan
penampilan ekuivalen dari siswa dapat dinilai berbeda.

C. Ragam Pengujian Validitas


1. Isi
Validitas isi digunakan untuk mengukur sejauh mana tes
mencerminkan apa yang akan diukur dari kemampuan siswa
sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Validitas
isi mengukur lebih pada ranah kognitif siswa seperti yang tercantum
dalam kurikulum. Penilaiannya harus dicocokkan dengan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK). Karena itu isi tes hendaknya sesuai
dengan pokokpokok bahasan yang diberikan kepada siswa. Cara
penilaian validitas isi dapat dilakukan oleh beberapa judges kalau bisa
3 atau 5 orang, usahakan jangan meminta judges dalam jumlah genap
agar tidak sulit menarik kesimpulan jika ada dua pendapat yang
berlainan bisa ada penengah.
Menurut Gronlund seperti ditulis Sirait (1985:231) dapat dibuat
dengan :
1) Mengidentifikasi topik setiap pokok bahasan dan hasil tingkah laku
yang akan diukur sesuai dengan yang tercantum dalam kompetensi
dasar.
2) Membuat tabel spesifikasi yang memperinci dengan cermat contoh
butir pertanyaan yang akan digunakan dalam perangkat tes
3) Membuat butir-butir tes yang sangat mendekati tabel spesifikasi
dimaksud.

14
2. Kontruksi
Masih tetap mengacu pada kompetensi dasar tetapi berbeda dengan
validitas isi yang mengukur tes dari substansi soal, validitas konstruksi
menitik beratkan pada tes yang setiap butirnya membangun setiap
aspek berpikir yang disebutkan dalam kompetensi dasar. Validitas ini
biasanya dipakai untuk mengukur kesahihan aspek psikologis seperti
minat, bakat, kelelahan, intelegensia dan lain-lain. Dengan demikian
validitas konstruksi ini tidak berarti membangun phisik seperti
jembatan, rumah dan lain sebagainya, tetapi bangun pengertian di sini
artinya sejauh mana tes dapat diartikan menurut bangun pengertian itu.
Jadi validitas konstruk tidak membangun secara phisik kelihatan mata,
tetapi bangun pengertian konsep. Misalnya dalam kompetensi dasar
tertulis: mahasiswa akan dapat menjelaskan proses “evaluasi diri”
minimal 80% benar. Tes menyiratkan tentang bangun pengertian
evaluasi diri.
Selanjutnya untuk menguji validitas konstruksi digunakan:
1) Pengujian validitas konvergen.
2) Pengujian validitas diskriminan.
3) Pengujian stabilitas dan keajegan.

3. Empiris
Pendekatan empiris dari validitas bangun pengertian (Ary, 289-290)
meliputi: 1) Secara internalhubungan di dalam tes itu hendaknya
seperti yang diramalkan oleh bangun pengertian tersebut, 2) secara
eksternal hubungan antara sekor tes dengan pengamatan lain dari
kematangan sosial seperti kesibukan, menolong diri sendiri, daya
penggerak, komunikasi dan lain-lain, hendaknya selalu konsisten
dengan bangun pengertian dimaksud.

4. Kriteria

15
Sesuai dengan namanya, jika seperangkat tes divalidasi dengan
menggunakan validasi ini maka kesahihan tes tersebut tinggi jika hasil
validasinya memiliki kesesuaian dengan kriteria tertentu yang
digunakan untuk pengujian validitas tes tersebut. Kriteria dapat
bersifat internal dan eksternal. Dengan kriteria internal dimaksudkan
bahwa yang menjadi permasalahan validitas butir suatu instrumen
dilihat dari instrumen secara keseluruhan sebagai satu kesatuan.
Artinya seperangkat tes instrumen yang terdiri dari beberapa butir itu
menjadi kriteria dalam memvalidasi setiap butir. Dengan demikian
hasil ukur setiap butir yang ada dalam instrumen dikorelasikan dengan
hasil ukur instrumen secara keseluruhan
5. Kongkuren
Validitas kongkuren dilakukan jika yang diperlukan untuk menguji
validitas soal-soal UAN. Soal yang direncanakan untuk UAN mata
pelajaran matematika diujicobakan terhadap sejumlah siswa dan sekor
hasil uji coba dikorelasikan dengan sekor UAN yang telah lalu. Jika
r¬h > rt maka soal UAN yang dikembangkan dianggap valid memiliki
concurrent validity atau validitas setara, sekor tes saat ini setara dengan
sekor tes yang telah lalu dengan penampilan sama.
6. Prediktif
Validitas prediktif dilakukan terhadap soalsoal tes masuk, misalnya tes
bagi calon mahasiswa Akademi Perawat. Tes yang akan
dikembangkan diujicobakan dan sekor tes masuk dikorelasikan dengan
indeks prestasi nilai semester satu di Akademi Perawat. Jadi indeks
prestasi tersebut dijadikan kriteria eksternal untuk mengukur tes masuk
yangakan memprediksi penampilan mahasiswa Akademi Perawatan.
Jika ternyata rh > rt, misalnya ditentukan pada α = 0,05 maka tes
tersebut dianggap valid.
D. Tujuan Perencanaan
1. Ulang
Reliabilitas ini melakukan pengujian terhadap seperangkat tes
sebanyak dua kali atau lebih secara berturut-turut. Jarak tidak dapat

16
dipastikan, namun dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuannya untuk mengetahui koefisien stabilitas tes. Dalam
pelaksanaan pengukurannya dilakukan terhadap objek yang sama dan
hasil yang sama, hanya waktunya yang berbeda. Jarak waktu tes
hendaknya ditentukan waktu yang tepat, artinya kalau waktu antara tes
pertama dengan tes kedua dan tes berikutnya – kalau ada – terlalu
dekat akibatnya mungkin jawaban tes kedua hanya merupakan
pengulangan dari tes pertama, di samping itu resiko tentang
kompetensi tester telah berubah dapat diperkecil. Sebaliknya jika
jaraknya terlalu jauh, dikhawatirkan kompetensi tester telah berubah,
baik pengetahuan dan wawasannya maupun cara berpikirnya.

2. Format sejajar
Reliabilitas yang akan dilakukan terhadap tes ini lebih banyak
menggunakan tenaga, waktu, pemikiran dan kecermatan dibandingkan
dengan reliabilitas tes ulang. Pertama-tama dibuat dua perangkat tes
yang paralel, yang pertama tes yang akan diberikan pada siswa dan tes
yang kedua berfungsi sebagai pengontrol. Keduanya harus sama dalam
jumlah, ranah yang akan diukur, tingkat kesulitan, dan disusun dari
soal-soal yang mudah kepada yang sulit. Kedua soal tetap mengacu
pada TIK dengan pokok bahasan yang sama. Letak perbedaannya pada
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dan waktu memberikan tes
yang diusahakan tidak terlalu lama jaraknya.

3. Belah Dua (Split Half)


Teknik belah dua untuk reliabilitas tes ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan menggunakan beberapa rumus. Dalam
melaksanakan teknik belah dua ini yang pertama harus dilakukan
adalah membagi tes menjadi dua bagian. Pertama tes dibedakan antara
tes yang nomornya ganjil dan genap. Selain itu bisa juga tes dibelah
berdasarkan butir soal positif dan negatif. Cara lain yang bisa

17
dilakukan adalah membelah dua nomor soal bagian atas dan bagian
bawah. Reliabilitas dengan cara belah dua ini pada prinsipnya
membagi seperangkat tes dalam dua bagian yang setara. Kemudian
kedua belahan itu dikorelasikan dengan rumus r Product Moment
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus Spearman Brown
karena reliabilitas harus dilakukan terhadap tes secara keseluruhan.
E. Rumus Rumus Untuk Kasus Reliabilitas
1. Sekor Gabungan.
Sekor gabungan adalah sekor total dari sekorsekor komponen
berdasarkan bobot tiap komponen. Reliabilitas sekor gabungan
merupakan fungsi dari reliabilitas, penyebaran sekor, interkorelasi dan
bobot relatif tiap komponen. Rumus untuk menghitung reliabilitas
sebagai berikut :

2. Ratings
Ratings adalah pemberian sekor terhadap aspek tertentu baik dengan
observasi langsung maupun tidak langsung. Jika hanya seorang rater,
dapat dilakukan rater ulang seperti pada test retest dan
mengkorelasikannya dengan rumus rank order. Ini membawa resiko

penilaian yang berbeda jauh dan membuat varians kesalahan yang


disebabkan oleh faktor ingatan rater. Penilaian yang subjektif

18
mengharuskan raters lebih dari satu dan jumlahnya ganjil untuk
penengah bila ada dua pendapat.

3. Belah Tiga
Reliabilitas ini untuk tes dengan jumlah butir tes ganjil sehingga tes
tidak bisa dibelah dua dan harus dibelah tiga bagian. Setiap bagian

tidak perlu sama panjang asal diasumsikan memiliki isi homogen.

19
2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. KELEBIHAN BUKU UTAMA


1) Penjelasan materi pada buku ini sangat lengkap dan juga mudah
dipahami.
2) Terdapat contoh dan tabel yang bisa memudahkan pemahaman
pada pembaca.

2. KELEBIHAN BUKU KEDUA


1) Pada buku ini terdapat banyak cangkupan pembahasan materi.
2) Terdapat tabel yang bisa memudahkan pemahaman pada pembaca.

3. KEKURANGAN BUKU UTAMA


1) Tidak terdapat rangkuman untuk pemahaman lebih kepada
pembaca.
2) Tidak terdapat gambar dan grafik untuk memudahkan pembaca
dalam pemahaman.

4. KEKURANGAN BUKU KEDUA


1) Penulisan pada buku ini tidak mudah dipahami.
2) Terdapat banyak nya penjelasan sehingga membuat pembaca sulit
memahaminya.
3) Tulisan pada buku ini kurang dimengerti.
4) Bahasa pada buku ini kurang dimengerti.
5) Tidak adanya rangkuman.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN BUKU
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah kedua buku yang
dibandingkan sama sangat baik, baik dalam pemaparan materi dan hal
lainnya. kedua buku ini juga cocok untuk dijadikan referensi bagi pembaca
yang ingin memperdalam ilmu Pengukuran dan Assessment. Terutama
pada buku pertama dapat dijadikan bahan ajar yang bagus untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi validitas dan reliabilitas.

3.2 SARAN

Menurut saya, kedua buku sudah cukup baik dalam pemaparan


materi yang disajikan. Setiap buku memiliki kelebihan dan
kekurangan.Maka dari itu alangkah baiknya jika penulis dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan menambah lagi materi
agar menjadi kelebihan ataupun nilai tambah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Qodir Abdul. 2017. EVALUASI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN.


Yogyakarta: K-Media.

Komarudin, Sarkadi. 2017. EVAKUASI PEMBELAJARAN. Jakarta:


Laboratorium Sosial Politik Press

22

Anda mungkin juga menyukai