Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

APLIKASI MULTIPOLES, ELEKTROSTATIKA MEDIUM


MIKROSKOPIK DIELEKTRIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Elektrodinamika”

OLEH:
Nama Mahasiswa : Mira Amelia (4202421012)
Nabila Ramadhani (4203121004)
Natasya Audina (4202421026)
Noel Situmeang (4203121015)
Restina Tiolenta Sihombing (4201121017)
Kelompok : VI
Kelas : Pendidikan Fisika B 2020
Mata Kuliah : Elektrodinamika
Dosen Pengampu : Abdul Rais, S.Pd., S.T., M.Si.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.
Dalam penyusun makalah ini, tidak lupa berterima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Elektrodinamika yaitu Bapak Abdul Rais, S.Pd., S.T., M.Si. yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga penyusun dapat lebih memahami mengenai Aplikasi Multipoles,

Elektrostatika Medium Mikroskopik, Dielektrik yang dibahas pada materi selanjutnya.

Oleh karena itu penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik. Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penyusun berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh
pembaca pada umumnya. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih.

Medan, 25 Oktober 2022

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii

BAB I......................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN..................................................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang............................................................................................................................................ 3

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................................... 3

1.3. Tujuan............................................................................................................................................................. 4

BAB II........................................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN........................................................................................................................................ 5

2.1. Ekspansi Multipole dari Potensial Skalar......................................................................................... 5

2.2. Medan Dipole Listrik................................................................................................................................ 8

2.3. Elektrostatika Makroskopik.................................................................................................................. 4

2.4.Polarisasi........................................................................................................................................................ 5

2.5.Hukum Gaus dalam Dielektrik............................................................................................................... 8

2.6. Dielektrik Linier....................................................................................................................................... 10

2.7. Energi di dalam Sistim Dielektrik..................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................................................................... 14

3.1. Kesimpulan................................................................................................................................................ 14

3.2. Saran............................................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam konteks kita, bahan dipandang sebagai kumpulan muatan positif dan
negatif yang berasal dan komponen-komponen pembentuk atom, yaitu inti
atom dan elektron. Andai kata muatan didalam bahan bebas bergerak ke setiap
bagian bahan, maka bahan tersebut disebut sebagai bahan konduktor. Biasanya
yang bebas bergerak didalam konduktor adalah elektron-elektron, jadi ada
sebagian elektron dalam konduktor yang tidak terkait dengan inti tetentu.
Konduktor (ideal) dapat memberikan muatan (bebas) dalam jumlah yang
terbatas.Satu atau dua elektron per atom tidak berasosiasi dengan inti tertentu.
Sebaliknya bila semua elektron terkait pada suatu inti, sehingga tidak dapat
bergerak jauh dari inti tersebut, maka bahan itu disebut isolator atau dilektrik.
Dielektrik : Semua muatan terikat pada atom atau molekul, hanya bergerak
sedikit dalam molekul. Pergeseran di dalam skala mikroskopik.
Didalam dielektrik muatan tidak dapat bergerak. Adanya bahan didalam
medan listrik akan mempengaruhi medan tersebut, dan sebaliknya medan juga
akan mempengaruhi susunan muatan didalam bahan. Muatan-muatan yang
berada didalam konduktor yang diletakkan di dalam medan listrik akan
menyusun diri sedemikian rupa sehingga timbul medan yang meniadakan
medan luar. Itu sebabnya medan listrik didalam konduktor selalu sama dengan
nol. Untuk dielektrik situasinya lebih rumit. Karena muatan tidak dapat
berpindah, peniadaan total medan listrik didalam bahan tidak terjadi, yang
terjadi hanya sekedar pelemahan medan saja.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep dari ekspansi multipole dari potensial skalar?
2. Bagaimanakah konsep dari medan dipole listrik?
3. Bagaimanakah konsep dari elektrostatika makroskopik?
4. Bagaimanakah konsep dari polarisasi?
5. Bagaimanakah konsep dari hukum gaus dalam dielektrik?
6. Bagaimanakah konsep dari dielektrik linear?

3
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami konsep dari ekspansi multipole dari potensial
skalar?
2. Mengetahui dan memahami konsep dari medan dipole listrik?
3. Mengetahui dan memahami konsep dari elektrostatika makroskopik?
4. Mengetahui dan memahami konsep dari polarisasi?
5. Mengetahui dan memahami konsep dari hukum gaus dalam dielektrik?
6. Mengetahui dan memahami konsep dari dielektrik linear?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ekspansi Multipole dari Potensial Skalar
Salah satu metode khusus dalam perhitungan potensial listrik ialah
metode ekspansi multipole, yakni suatu muatan non titik pada jarak yang
sangat jauh sehinga bisa dianggap titik. Pada sebaran muatan itu terdapat
kaitan-kaitan monopole (tunggal), dipole (ganda), quadrupole (kuartet),
octopole (oktet), dan seterusnya. Jadi sebelum memahami muatan sebaran
yang rumit (terdiri dari banyak muatan titik), perlu dipahami terlebih dahulu
sistem dipole atau quadrupole. Ekspansi multipole merupakan rangkaian
matematik yang mewakili fungsi yang tergantung pada sudut.

Gambar 1. Distribusi muatan


Jika terdiri dari banyak muatan titik, maka untuk mengurangi jumlah
koordinat titik digunakan suatu distribusi muatan. Cara menentukan potensial
listrik yang dihasilkan banyak partikel cukup mudah, yaitu hanya dengan
melakukan penjumlahan aljabar (penjumlahan biasa) potensial listrik yang
dihasilkan masing-masing partikel. Penjumlahan ini sangat berbeda dengan
penjumlahan medan listrik yang dihasilkan oleh sejumlahan muatan. Untuk
medan listrik kita harus melakukan penjumlahan secara vector
(memperhatikan besar dan arah).

Gambar 2. Menentukan potensial listrik yang dihasilkan oleh sejumlah titik


muatan.

5
Sejumlah partikel berada pada posisi ⃗𝑟1→, 𝑟⃗ 2→, dan 𝑟⃗ 3→. Muatan masing-masing
adalah q1, q2, dan q3. Jika ingin menentukan potensial pada titik pengamatan
P yang berada pada posisi 𝑟→, yang pertama harus dilakukan adalah mencari
jarak masing- masing muatan ke titik P. Didapatkan :

Kemudian kita tentukan potensial pada titik pengamatan yang dihasilkan oleh
masing-masing muatan.

Contoh soal :

6
Selanjutnya, jika suatu titik di pandang pada sembarang di dalam
distribusi muatan yang berjarak 𝑑 pada suatu titik tinjau r yang berada jauh
dari distribusi muatan, maka diperoleh :

Gambar 3. Dua buah muatan terpisah sejauh d

7
Dengan menggunakan persamaan Legendre polynomials diperoleh :

Ketika 𝜃′berada diantara r dan r’ maka diperoleh

Persamaan di atas disebut dengan potensial ekspansi multipole dari 1/r.


Dimulai (n=0) merupakan kontribusi monopole (1/r); yang kedua (n=1)
disebut dipole (1/r2); ketiga quadrupole; keempat octopole, dan seterusnya.
2.2. Medan Dipole Listrik
Kita mendefenisikan dipole secara sederhana sebagai dua muatan yang
besarnya sama tetapi berbeda tanda dan terpisahkan oleh jarak tertentu (tidak
berhimpit). Dipol dapat dilukiskan sebagai berikut :

Gambar 5. Skema dipole listrik

Apabila dilihat dari jauh, dua muatan dipole tampak sangat berdekatan
berdekatan (hampir berimpit) sehingga muatan total dipol yang terukur nol.
Namun, jika diamati dari dekat, dipol tampak sebagai dua muatan yang
terpisah.

8
Kita ingin menentukan potensial di sekitar suatu dipol. Kita akan hitung
potensial pada jarak r dari pusat dipol (titik tengah antara dua muatan) yang
membentuk sudut θ dengan sumbu dipol (sumbu vertical).
Tampak:

2.1.1. Jarak titik pengamatan ke muatan –q adalah r1


2.1.2. Jarak titik pengamatan ke muatan +q adalah r2

Kita cari hubungan antara r1, r2, dan r. Lihat gambar berikut ini

Gambar 6. Menentukan potensial di titik P yang dihasilkan oleh dipole listrik

Gambar 7. Hubungan antara r1, r2, dan r pada sebuah dipole

Tampak bahwa :

9
Jika jarak titik pengamatan sangat besar dibandingkan dengan d maka dapat

didekati sehingga :

Potensial di titik P yang dihasilkan oleh muatan –q adalah :

Potensial di titik P yang dihasilkan oleh +q adalah :

Potensial total di titik P akibat muatan –q dan +q menjadi

Untuk jarak r yang sangat besar dibandingkan dengan d, kita dapat


mengaproksimasi 𝑟1 × 𝑟2 ≈ 𝑟 × 𝑟 = 𝑟2. Dengan demikian,

Dengan momen dipol 𝜇 = 𝑞𝑑, diperoleh bentuk potensial yang dihasilkan oleh
dipole :

Momen dipole sebenarnya sebuah besaran vektor dengan titik pangkal berada
pada muatan negatif dan kepala berada pada muatan positif. Sudut 𝜃 adalah
sudut antara momen dipole dan vektor posisi pengamatan.

10
Berikut contoh momen dipol sejumlah molekul.
Tabel 1. Momen dipole beberapa molekul

Contoh :
Jarak antara karbon (+) dan oksigen (-) dalam grup CO adalah 1,2 x 10 -10 m.
Hitunglah (a) muatan q pada atom karbon dan atom oksigen, (b) potensial pada
jarak 9,0o x 10-10 m dari dipol pada arah sejajar sumbu dengan oksigen merupkan
atom terdekat titik pengamatan.
Penyelesaian :
a) Berdasarkan tabel 1, momen dipole grup CO adalah
−30 −20
μ=8,0 x 10 C m d=1,2 x 10 m dengan demikian, muatan atom C adalah :

Muatan atom O sama besar dengan muatan atom C, tetapi berlawanan tanda.
Jadi muatan atom O adalah -6,7 x 10-12 C
b) Jarak dipol ke titik pengamatan r = 9,0 x 10-10 m
Karena atom O bermuatan negatif berada pada jarak terdekat titik
pengamatan, maka arah momen dipole menjauhi titik pengamatan. Akibatnya
sudut antara momen dipole dengan titik pengamatan adalah 0 = 1800.
Potensial yang dihasilkan oleh dipole adalah :

3
2.3. Elektrostatika Makroskopik
Jika kita tinjau kembali persamaan dibawah ini :

ρ'
∇. E =
Σ0
∇xE =0 Semua fenomena elektrostatik

Medan mikroskopik E diturunkan dari rapat muatan mikoskopik ρ :


Idealisasi :
 Persoalan beberapa muatan titik dengan syarat batas terdefinisi secara matematis.
 Persoalan distribusi muatan dengan syarat batas yang keduanya terdefinisi secara
matematis.
Dalam kebanyakan situasi Fisis :
Persoalan-pesoalan tidak dapat ispesifikasi secara lengkap dalam bentuk muatan
individual.
ρ' tidak mungkin dapat dispesifikasi secara eksak.
Setiap persoalan : melibatkan medan-medan didalam bahan (medium).
- Dalam Skala makroskopik : terkandung muatan dalam orde 1023.
- Muatan-muatan tersebut bergerak (bergetar) kerena agitasi termal.
Apakah elektrostatik masih relevan dalam situasi tersebut ?
Untuk persoalan makroskopik yang mengandung banyak atom atau melekul.
Solusi untuk medan listrik :
1 ρdτ
E(r ) = ∫
4 πΣ0 r 2
r^
1.7
Tidak lagi cocok !!
Mengapa ?
1) Karena melibatkan rapat muatan ρ yang posisi-posisi muatannya (sangat banyak)
harus dispesifikasikan secra tepat (eksak).
2) Berfluktuasi secara liar : jika titik observasi sedikit berubah (dalam skala atomik)
Dalam elektrostatik makroskopik, kita tidak menginginkan informasi detail
melainkan rata-ratanya. Rata-rata medan listrik dalam daerah orde 10 -6 cm3 (10-2 cm
dalam dimensi linier). Karena volume atomik dalam orde 10 -24 cm3, dalam skala
4
makroskopik terkandung atom dalam orde 10 18 atau lebih. Perata-rataan akan

menghilangkan efek fluktuasi mikroskopik.Perata-rataan E ( r ) dan ρ (r) dalam suatu


volume ΔV yang secara makros kopik kecil, tetapi cukup besar secara mikroskopis

(mengandung banyak atom atau melekul). Variabel  berkisar meliputi volume ΔV .


Definisi besaran-besaran makroskopik.

E =⟨Σ⟩
p= N ⟨Pmol ⟩ :
ρ = N ⟨emol ⟩ :
D = Σ 0 E + P.


E ≡ ⟨Σ⟩ =− ∇ ∫
[ ]
1 ρ P.^r
+
4 πΣ0 r r 2
dt
1.8
ρ : Rapat muatan rata-rata.

P : Momen dipole persatuan volume (Polarisasi)


1 P.dt r^
ρ = 0 → E =− ∇ ∫
Jika bahan 
4 πΣ0 r2 1.9
1 P.dt ^r
∴ V =∫
Jadi
4 πΣ0 r 2 1.10

2.4. Polarisasi
Terdapat sekeping bahan dielektrik yang sudah terpolarisasi, diketahui
polarisasinya (P). Vektor polarisasi P adalah momen dipole tiap satuan volum, maka
untuk suatu elemen bervolume dV momen dipolenya adalah
d p = P(r ) dτ
1.11
Polarisasi :
dp
P(r ) =
dτ 1.12
Bahan dielektrik dalam medan listrik E

- + - + - +
- + - + - +
- + - + - +

5
Apakah medan yang dihasilkan oleh bahan semacam ini ?
Bila ada satu dipole, maka potensial yang ditimbulkannya :
1 p. r^
V=
4 πΣ0 r 2 1.13
Dimana : ⃗r = jarak dipole ke titik yang dicari potensialnya.

Karena p = P dτ , dengan dτ sebagai elemen volume, maka potensial total yang


dihasilkan :
1 P . ^r
V=
4 πΣ0
∫ r2

Vol 1.14

Adanya hubungan dari kalkulus :


∇ ( 1r ) = rr^ ;
2
dimana diferensiasinya terhadap
koordinat sumbu, memberikan bentuk :
V=
1
4 πΣ 0
∫ P. ∇ ( 1r )dτ
Vol
Dengan melakukan integrasi dan menggunakan aturan perkalian, maka diperoleh :

V=
1
4 πΣ0 [ ∫ ∇ . ( r P ) dτ − ∫ r ( ∇ . P ) dτ
vol
1
Vol
1.15
1
]
Dengan menggunakan teorema divergensi Gaus, maka kita dapat merubahnya
menjadi :
1 1 1 1
V= ∮
4 πΣ0 ⏟ r
P .d A − ∫
4 πΣ 0 Vol r
( ∇ . P ) dt
Potensial oleh

Potensial oleh 1.16
muatan permukaan muatan Volume
σ b = P. n^ ρb =− ∇ . P
Suku pertama merupakan potensial disebabkan oleh muatan permukaan yang terikat.


σ b = P. n^ , dimana n^ = Vektor satuan normal.
Suku kedua merupakan potensial karena rapat muatan (volume) yang terikat

 b
ρ =− ∇ . P
Rumus potensial didalam bahan dielektrik terpolarisasi dinyatakan sebagai :

V=
1
4 πΣ 0 ( S
σ
∮ rb d A + ∫
Vol
ρb
r
dt
) 1.18

6
Melalui pencarian V diatas, kita dapat menentukan medan kerena muatan terikat.

Dapat dikatakan bahwa σ b dan ρ b menyatakan pengumpulan muatanyang terjadi


didalam dielektrika terpolarisasi.
Jadi potensial (begitu juga medan) yang ditimbulkan oleh bahan terpolarisasi adalah

sama dengan potensial yang dihasilkan oleh suatu rapat muatan volume ρ =− ∇.P
σ = P. n^
ditambah rapat muatan permukaan b
Muatan terikat : merupakan akumulasi muatan sejati yang sangat sempurna.

+ - + - + - + - + - + -

Muatan bersih pada ujung-ujung disebut muatan terikat.


Muatan tersebut tidak bisa dihilangkan.
Contoh
1. Sebuah bola jejarinya R membawa polarisasi P=kr , dengan k = konstanta dan r

adalah vektor dari pusat bola. a). Hitung muatan terikat


σ b dan ρb . b). Hitung

medan listrik di dalam dan di luar bola.


Solusi : Bayangkan sebuah bola yang jari-jarinya R yang muatannya terkutub
dengan P = kr. Ingat potensial yang ditimbulkan oleh sebuah bola yang muatannya
1 1 1 1
V= ∮
4 πΣ 0 ⏟ r
P .d A − ∫
4 πΣ 0 Vol r
( ∇ . P ) dt

terpolarisasi adalah:
Jadi muatan terikatnya :

σ b = P. n^ =kr { r^ . n^ =kR¿
1 1
ρb =−∇ ⃗P=− 2 ∂ (r 2 P)=− 2 3 kr 2 =−3 k
r ∂r r
Medan listrik pada r< R :
4
ρ( πr 3 )
q 1 k ⃗r
∯ Ed { ⃗a= ε ¿ E(4 πr 2)= 3ε E=
3εo
ρr . ^r o =−
εo
o o
Medan listrik pada r>R :
7
4
σ b A +ρb V =kr ( 4 πR2 )+(−3 k )( πR3 )=0
Qt0tal = 3
2. Hitung medan listrik yang dihasilkan oleh polarisasi seragam oleh sebuah bola yang
jari-jarinya R ( Lihat buku Griffid)

3. Sebuah silinder panjang jari-jarinya R membawa muatan terpolarisasi seragam P


terutama pada pusat silinder. Hitung medan listrik di dalam silinder . Tunjukkan
2
R
E= [ 2 ( P . r^ ) r^ −P ]
bahwa medan listrik di luar silinder diberikan oleh 2 εo r3

Solusi : Sekarang bayangkan sebuah silinder yan membwa muatan terpolarisasi


seragam P. berapa medan listrik yang ditimbulkan oleh silinder tersebut. Dengan
1
E(2 π rl )= ρ( πr 2 l)
menerapkan persamaan Gauss
εo di dalam silinder
ρ ρ
E= r . r^ o = ⃗r
2 εo 2 ε o untuk silinder dengan muatan terpolarisasi ada dua jenis

medan listrik yaitu oleh muatan listrik positif dan medan oleh muatan listrik negatif,
ρ −ρ ρ
E= r+ + r −= (r −r )
sehingga:
2 εo 2 εo 2εo + −

Jika anda tidak bisa menghayal perhatikan momen dipole ini :

+q r+
s r-
-q
ρ ⃗P
E= s=
s = r+ - r-, sehingga 2 εo 2 ε o karena
P= p/V =q . l/V =ρ Vl /V =ρ. l
ingat momen dipole dari muatan negatif ke positif
2
1 ρR r^
E(2 π rl )= ρ( πR2 l ) E=
di luar silinder :
εo 2 εo r
2 2
ρR r^ + − ρR r^ + ρR 2 ^r + r^−
E= + = ( − )
Medan oleh dua muatan : 2 ε o r− 2 ε o r − 2 ε o r − r−
2.5. Hukum Gaus dalam Dielektrik
Polarisasi : Akumulasi

8
ρb =− ∇ . P : didalam dielektrik muatan terikat .
σ b = P. n^ : Pada permukaan dielektrik.
Medan yang ditimbulkan oleh polarisasi medium adalah medan oleh muatan-muatan
terikat tersebut.
Medan total  Medan yang ditimbulkan oleh muatan-muatan terikat dan muatan
lainnya (muatan bebas)
Muatan bebas : sembarang muatan yang bukan hasil polarisasi.
Misal : - elektron-elektron dalam kunduktor
- ion-ion dalam dielektrik.
Jadi didalam dielektrik  Rapat muatan total

ρ = ρb + ρ f 1.19
Hukum Gauss :
ρ
∇. E =
Σ0
Σ0 ∇ .E = ρ = ρb + ρ f
Σ0 .∇ . E =− ∇. P + ρf 1.20

Medan total E:
Σ0 .∇ . E + ∇ . P = ρ f 1.21
∇. ( Σ0 E + P ) = ρ f →
Karena Medan Pergeseran klasik
D = Σ 0 .E + P
Maka :
∇. D = ρ f 1.22
Medan ini sering disebut sebagai medan perpindahan listrik atau cukup medan
perpindahan. Dengan mengintegrasika kedua ruasnya terhadap ruang, kita dapatkan
bentuk integral dari persamaan (1.22), yaitu hukum Gauss untuk medan D.

∮ D . d A = Qf
s
= ∫ dv ρ f
V Hukum Gauss untuk medan perpindahan 1.23

Qf = muatan total bebas didalam volum dibatasi oleh permukaan tertutup S.

9
Kesimpulan :
Dalam persoalan elektrostatik makroskopik yang menyangkut dielektrik :
ρ
∇. E =
Σ0
Persamaan Mikroskopik : ∇xE =0
∇.D = ρ f
Digantikan oleh : ∇x E = 0
Solusi untuk medan listrik, dalam skala mikroskopik dapat dirumuskan dalam
bentuk:

E=
1
4 πΣ 0 [ ]
ρ P.^r
∇ ∫ + 2 dt .
r r
1.24
Contoh
1. Sebuah kawat panjang membawa rapat muatan garis λ yang seragam, disekitar
kawat dikelilingi oleh ebonit yang jari-jarinya adalah R. Hitung pergeseran
listriknya.

Solusi : ∯ DdA=Qf
λ
D=
D(2 π rl )=λl 2 πr

2. Sebuah bola berongga jari-jari bagian dalam a dan jari-jari bagian luar b yang diisi
k
P= r^
oleh udara terpolarisasi r , dengan k konstanta dan r adalah jarak dari pusat
bola. Hitung muatan terikatnya dan medan listrik pada tiga daerah tersebut.

⃗ =− 1 ∂ 2k k
ρb =−∇ . P 2 ∂r
(r )=− 2
Solusi: r r r
k k
σ b = P⃗ . . n=
^ ⃗P . r^ = r^ . ^r =
r b pada r = b
σ b =−P⃗ . . n^ =− P⃗ . ^r =− k ^r . r^ =− k
r a pada r = a
Dengan menerapkan hukum Gauss :
Qc
E= r^
4 πε o r 2
For r < a and r > b Q c = 0, so E = 0
For a<r<b

10
r
k −k
Qc =(− )(4 πa2 )+∫ ( 2 )4 πr 2 dr=−4 π ka−4 πk (r−a )=−4 π kr
a a r
k
E=− ^r
εo r
2.6. Dielektrik Linier

Kita sudah melihat akibat adanya polarisa p didalam bahan dielektrik, tetapi
belum mengenal sebab terjadinya polarisasi tersebut. Secara kualitatif dapat

diungkapkan bahwa p tergantung pada resultan medan listrik E yang ada didalam

dielektrik. Dalam kebanyakan bahan, jika E tidak terlalu besar, polarisasi yang terjadi
pada bahan sebanding dengan medan listrik.
P = Σ0 Xe E 1.25
dimana :
X e = Suseptibilitas meptium, suatu tetapan tidak berdimensi (tanpa satuan).

Bahan yang mengikuti hubungan seperti diatas, disebut dielektrik linier.


Bahan-bahan yang memenuhi hubungan dalam persamaan (4.25) diatas dapat
dituliskan :
D = ε0 E + P
= ε 0 E + ε0 X e E

= ε 0 (1 + X e ) E
D= ε E 1.26
ε = ε0 (1 + X e ) →
dimana : permitivitas bahan (volum)
sedang : K = 1 + Xe  Konstanta dielektrik
ε
K= → ε = εo .

ε0

Dalam volum : Tidak ada bahan yang dapat dipolarisasi Xe = 0


→ Σ = Σ0

Sudah ditunjukan pada umumnya D dan P merupakan mean yang tak rotasional, hal

ini berarti bahwa ∇ x D ataupun ∇ x P tidak sama dengan nol

11
→ ∮ D . dl ≠ 0 , dan ∮ P .dl ≠ 0
e e

2.7. Energi di dalam Sistim Dielektrik


- Untuk mengisi kapasitor hingga berpotensial V diperlukan kerja :
1
W = CV 2 (dalam Volum )
2
Untuk kapasitor berisi dielektrik, maka C = Cok
1 1
W = CV 2 Co kV 2
Dari persamaan 2 = 2
ε
W= ∭ E2 dτ
Atau dalam bentuk integral 2
1
W= ∭ D . Ed τ
2
1
W= ∭ D2 dτ

Jika kapasitor diisi dielektrik :
 Kapasitansinya akan meningkat (terhadap Volum) dengan faktor K.
C = KCvolum  C = KCa 1.27
Energi yang tersimpan juga akan menngkat dengan faktor K.
Adapun energi yang tersimpan pada setiap sistim elektrostatik di ruang hampa,
sebagai berikut
Σ0
W=
2
∫ KE 2 dτ ( dalam Volum )
1.28
Bila kapasitas diisi dengan dielektrik linier, maka
Σ0
W = ∫ KE 2 dτ
2
1
¿ ∫ D . E dτ
2 1.29
Contoh
1. Sebuah kapasitor keping diberi muatan dengan beda potensial 12 volt,
kapasitansunya 6 pF. Hitung :
a.Muatan kapasitor

12
b. Luas keping kapasitor
c.Energi yang tersimpan dalam kapasitor
d. Bagaimana jika kapsitor tersebut diisi dielektrik dengan k = 2, cari besarnya
muatan, luas keping kapasitor, energi yang tersimpan dan muatan terikatnya).
e.Bagaimana jika kapasitor diisi setengah dari luas kapasitor tersebut.
Jawab :
Q
C o= −12 −11
a. V Q=12.6.10 C=7,2.10 C
A
C o =ε o 2
b. d A=0,0136 m
2
c. W=0,5. 6 . 10−12 ( 12 ) = 4,32.10-10 Joule.
d. Dengan cara yang sama, hanya saja C = Cok.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat
lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. Diktat Kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan bersama
ITB. Bandung : FMIPA ITB
Bahtiar, Ayi. 2006. Listrik Magnet I (Handout Kuliah). Bandung : FMIPA UNPAD
Griffiths, David J. 1999. Introduction to Electrodynamics 3rd edition. New Jersey: Prentice
Hall.
Greiner. 1991. Classical Electrodynamics 2nd Edition. Germany : Springer.

15

Anda mungkin juga menyukai