Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA : KRISTIAN MALAU

NIM : 4193121043

KELAS : FISIKA DIK D 2019

MATA KULIAH : FISIKA MODERN

DOSEN PENGAMPU : YENI MEGALINA, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “Critical Journal Review” ini. Tujuan
saya menyelesaikan tugas  ini adalah untuk memenuhi tugas dari matakuliah “Fisika
Modern”. Dengan dosen pembimbing matakuliah Ibu Yeni Megalina, S.Pd., M.Si
Saya sadar bahwa tugas yang saya selesaikan ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, saya memohon maaf
atas segala kekurangan dari tugas yang saya perbuat ini.
Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat menberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi saya sebagai penulis maupun bagi pembaca.

Medan, 26 September 2021

Kristian Malau
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................4
C. Manfaat...........................................................................................................................4
D. Identitas Jurnal................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Jurnal 1........................................................................................................................6
B. Jurnal 2........................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical Journal Riview (CJR) adalah sebuah tulisan yang berisi review, telaah
dan evaluasi yang berisi sudut pandang dan pemikiran mahasiswa mengenai suatu
jurnal penelitian yang ditentukan. Selain itu, penulis juga melihat kekurangan dan
kelebihan dari suatu jurnal penelitian serta implikasi atau keterkaitan jurnal tersebut
terhadap perkembangan hal-hal yang dijadikan topik pembahasan dan penelitian dalam
jurnal tersebut.

Hasil CJR ini dinilai akan mampu meningkatkan kemudahan pembaca dalam
memahami pokok bahasan dalam jurnal tersebut. Jurnal yang akan di review pada
tulisan kali ini adalah jurnal yang membahas Teori Relativitas.

Di samping sebagai pemenuhan tugas mata kuliah dari mata kuliah Fisika Modern,
tulisan ini dinilai akan melatih penulis dalam mengembangkan pola pikir dan
pemahamannya dalam memahami isi jurnal serta mengambil pokok dan sub pokok
bahasan jurnal tersebut yang memang dinilai sangat berguna untuk dipahami.

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal
3. Mengetahui isi dan tujuan dari jurnal

C. Manfaat

Bagi seorang mahasiswa Crtical Journal Review ini bermanfaat untuk melatih
kemampuan seorang mahasiswa untuk berpikir kritis dan menambah pengetahuan
mahasiswa itu sendiri, membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil
penelitian yang terdapat dalam suatu jurnal dan menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan
suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

D. Identitas Jurnal

Jurnal 1
1. Judul : Konsep Pemahaman Teori Relativitas Khusus Einstein
Tentang Pemuaian Waktu
2. Jenis Jurnal : Konsep Pemahaman Teori Relativitas
3. Penulis : Ahmad Kurnia
4. ISSN :-
5. Tahun terbit : 2021
6. Nomor/Volume : 02/15

Jurnal 2

1. Judul : Revolusi Ilmiah : Global Positioning System (GPS)


Sebagai Bukti Empiris Teori Relativitas
2. Jenis Jurnal : Filsafat Indonesia
3. Penulis : Sri Hartini
4. ISSN : E-ISSN (2620-7982) P-ISSN (2620-7990)
5. Tahun terbit : 2019
6. Nomor/Volume : 01/02
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jurnal 1

Teori Relativitas Khusus


Teori ini berkaitan dengan kerelatifan khusus mengenai ruang dan waktu.
Teori ini juga member wawasan baru bidang fisika, yakni fisika modern,
yang berbeda dengan fisika klasik. Konsep-konsep fisika klasik seperti mekanika
Newton telah dapat menjawab dan memahami berbagai fenomena alam
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi terbatas untuk gerak benda kecepatan rendah.
Akan berbeda halnya bila benda bergerak dengan kecepatan tinggi, mendekati
kecepatan cahaya. Ketika Huygens dapat menyimpulkan bahwa cahaya adalah juga
gelombang seperti halnya gelombang gelombang bunyi, tentunya gelombang cahaya
juga memerlukan medium untuk perambatannya. Masalah timbul ketika cahaya
matahari mencapai bumi, zat atau medium apa yang menjadi perantaranya karena
ruang angkasa antara bumi dan matahari hampa udara. Timbullah hipotesa, bahwa ada
medium yang dinamakan Eter , yang berada dimana-dimana termasuk di ruang
hampa. Eksperimen yang dilakukan oleh Albert A. Michelson dan Edward W. Morley
pada tahun 1887 dengan alat interferometer untuk menganalisa pengaruh zat eter
dalam perambatan cahaya matahari , tidak menunjukan adanya zat yang bernama eter.
Hal yang mengejutkan lainnya dari eksperimen tersebut adalah kecepatan cahaya
besarnya tetap tidak tergantung dari gerak.
Setelah disimpulkan bahwa kelajuan cahaya adalah absolut, besarnya tetap
tidak tergantung gerak dan tidak ada gerak yang dapat melebihi kecepatan cahaya,
tentunya harus dikaji ulang penjumlahan kecepatan dalam mekanika klasik.
Teori Relativitas Khusus Einstein membawa akibat luas yang menyimpang dari
pengamatan seharihari. Contoh dalam mekanika klasik, misal keratapi bergerak
melewati stasion tanpa berhenti dengan kecepatan 36 km/jam (10 m/detik), kemudian
seorang penumpang berlari searah dengan gerak keretapi dari gerbong paling
belakang keratapi ke gerbong depan dengan kecepatan 18 km/jam (5 m/detik). Bila
gerak keretapi terhadap pengamat = vk dan gerak penumpang terhadap keretapi = vo ,
maka pengamat yang berada di stasion akan melihat penumpang tersebut bergerak
dengan kecepatan vp = vk + vo = 10 + 5 = 15 m/detik. Andaikan keretapi bergerak
mendekati kecepatan cahaya vk = c (c = kecepatan cahaya) dan penumpang yang
berlari bergerak dengan kecepatan vo = 0,5 c , maka menurut mekanika klasik,
pengamat di stasion akan melihat kecepatan penumpang vp = vk + vo = 0,9 c + 0,5 c
=1,4 c , ini akan bertentangan dengan postulat bahwa tidak ada obyek yang
berkecepatan diatas kecepatan cahaya c .
Untuk itu teori relativitas merumuskan penjumlahan kecepatan relativistik
sebagai berikut :

v 1+ v 2
v R= … … … … … … … … … … … … ..(1)
1+( v 1 . v 2)/c 2

Pemuaian Waktu

Postulat ke dua Einstein tentang kelajuan cahaya selain mengakibatkan


Penjumlahan Kecepatan Relativistik seperti persamaan (1) , juga menyebabkan
perubahan pemahaman tentang kemutlakan besaran diantaranya besaran waktu dan
panjang. Bahwa waktu dapat mengalami dilatasi atau pemuaian dalam referensi lain
disebut pemuluran. Persamaan pemuaian waktu adalah :

t0
t= … … … … … … … … … … … … … ..(2)
v2
√ 1− 2
c

Dimana :

t= selang waktu peristiwa menurut pengamat yang diam

t 0= selang waktu peristiwa dalam keadaan gerak relatif terhadap pengamat

v= kecepatan gerak relatif

c= kelajuan cahaya

Yang dimaksud pemuaian waktu ; Pengamat (diam) akan melihat obyek yang
bergerak dengan kecepatan v mendekati c , terjadi pemuaian selang waktu suatu
peristiwa (yakni t ) , terhadap selang waktu yang sama pada obyek yang bergerak
tersebut (yakni t0 – disebut waktu proper atau dikatakan waktu sebenarnya walaupun
kurang tepat) . Misal pengamat dibumi memegang arloji yang identik dengan astronot
yang akan terbang ke angkasa luar. Arloji memiliki alarm yang akan nberbunyi “ting”
seperti lonceng setiap 1 jam atau 3600 detik. Pada saat arloji sama-sama menunjukkan
pukul 00.00, astronot terbang dengan wahana antariksa dengan kecepatan 0,8 c.
Setelah terbang, arloji astronot berdenting pertama kali (pukul 01.00), menandakan
bahwa astronot sudah terbang 1 jam dan ini merupakan selang waktu proper atau t0
dari persamaan pemuaian waktu diatas. Bagaimana dengan selang waktu menurut
arloji pengamat yang ada di bumi yakni t? dengan persamaan pemuaian waktu diatas,
akan diperoleh :

3600
t=
√ 1−¿ ¿ ¿

Paradoks Kembar

Dalam fisika modern, dikenal efek relativistic pemuaian waktu yang disebut
paradoks kembar (twin paradox). Arti paradoks dalam kamus besar bahasa Indonesia
adalah : “ pernyataan yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum atau
kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran”.

Istilah ini untuk mengganti dua arloji identik, satu dipegang pengamat di bumi
dan yang satu lagi dibawa terbang ke angkasa dengan kecepatan v yang mendekati
kecepatan cahaya. Disini sepasang arloji identik tersebut diganti dengan sepasang
kembar, katakanlah kembar tersebut namanya Astro (A) dan Budi (B) . Astro menjadi
astronot dan Budi menjadi peneliti antariksa. Ketika mereka berusia sama-sama 30
tahun, Astro mengembara ke angkasa luar pulang-pergi dengan wahana
antariksa berkecepatan 0,8 c , ke suatu bintang yang berjarak 20 tahun cahaya. Istilah
jarak dalam tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya yang berkecepatan 3 X
108 m/detik dalam setahun yang besarnya 9,46 x 1015 m . Karena jauhnya, jarak
bintang-bintang selalu memakai jarak tahun cahaya. Sebagai perbandingan, jarak
bumi ke matahari 8 menit cahaya, maksudnya cahaya matahari mencapai bumi dalam
8 menit dan jaraknya dalam meter adalah (8 x 60) x (3 x 108) = 1,44 x 1011 m atau
144 juta km. Dengan gerak 0,8 c, menurut saudaranya Budi di bumi , Astro
kelihatannya hidup lebih lambat selama perjalan tersebut. Ini sesuai dengan pemuaian
waktu pada persamaan (2).
t0 t0
t= =
v2 v2
√[ 1− 2
c ] √[ ] 1− 2
c

t0 t0
t= = =1,667 t 0
√ [ 1−0,64 ] 0,36

Sebenarnya permasalahan dari paradoks ini adalah siapa yang sebenarnya


bergerak, bergantung dari asimetri ke dua orang kembar tersebut. Budi di bumi selalu
berada dalam kerangka acuan inersial di seluruh waktunya, sehingga Budi dapat
memakai rumus pemuaian waktu untuk seluruh perjalanan Astro. Sebaliknya Astro
harus berubah dari suatu kerangka inersial ke kerangka inersial lain ketika Astro
membalikkan arah pesawat antariksanya sehingga pemakaian persamaan (3) oleh
Astro hanya berlaku ketika dalam perjalanan menjauhi.
Yang harus diperhatikan lagi disini adalah besaran lainnya yakni panjang.
Ketika bergerak mendekati kecepatan c, besaran panjang mengalami kontraksi atau
pengerutan, kebalikan dari waktu yang mengalami pemuaian. Pengerutan ini disebut
kontraksi Lorents. Persamaan Kontraksi Lorentz adalah:

v2
L=L0 1−
√ c2
… … … … … … … … … … ….( 4)

L adalah panjang relativistik sedangkan L0 adalah panjang proper yang dirasakan


oleh pengamat yang bergerak relatif.

B. Jurnal 2

Teori Relativitas
Teori relativitas merupakan hasil pemikiran Albert Einstein yang merevisi
pandangan fisika terhadap teori gravitasi. Teori relativitas merupakan hukum fisika
yang sejauh ini bersifat universal. Melalui teori relativitas, cahaya dan gravitasi di
bumi menjadi dapat dipahami dan dapat diperkirakan seperti apa keduanya
berperilaku di hampir seluruh ruang alam semesta. Teori relativitas berhasil
mengubah landasan teori dari fisika dan astronomi sepanjang abad ke- 20. Teori
relativitas mampu mengakhiri era 200 tahun teori mekanika yang pertama kali
dikemukakan oleh Newton.
Teori relativitas dari Einstein dibagi menjadi relativitas khusus dan umum.
Relativitas khusus muncul pertama kali dan membahas tentang kecepatan cahaya
yang bersifat konstan bagi setiap orang. Teori ini terlihat sederhana, namun ternyata
menimbulkan konsekuensi yang mendalam. Einstein menyimpulkan teori ini pada
1905 setelah munculnya bukti eksperimental yang menunjukkan bahwa kecepatan
cahaya tidak berubah saat bumi mengitari matahari. Hasil ini cukup mengejutkan
dunia fisika karena masih menganggap kecepatan bagi hampir seluruh objek
bergantung pada arah yang diamati pengamat. Jika seseorang mengendarai mobil di
sebelah jalur kereta api, seseorang akan menyadari bahwa kereta akan bergerak jauh
lebih cepat jika mobil bergerak berlawanan dibanding jika mobil bergerak searah
dengan kereta api. Menurut Einstein, setiap pengamat akan mengukur kecepatan
cahaya pada 299.792.458 m/s terlepas dari seberapa cepat pengamat bergerak atau
kemana arah gerak pengamat.
Selain ruang dan waktu, massa juga akan berubah. Semakin cepat suatu objek
bergerak, semakin berat massa suatu objek. Faktanya, tidak ada objek pesawat luar
angkasa yang dapat mencapai 100% dari kecepatan cahaya. Jika hal ini terjadi, maka
massa pesawat tersebut akan melonjak menjadi menuju tak hingga. Hubungan antara
massa dan kecepatan seringkali ditampilkan dalam persamaan E = mc², dimana E
merupakan energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya.
Persamaan relativitas umum ini berhasil memprediksi sejumlah fenomena,
dimana beberapa diantaranya telah terbukti, seperti: pembengkokan cahaya pada
sebuah objek raksasa, evolusi dari orbit planet Merkurius, percepatan periode rotasi
dari bintang biner dan pulsar, gelombang gravitasi yang disebabkan ledakan kosmik
dan keberadaan lubang hitam yang dapat menarik segala sesuatu tanpa bisa keluar,
termasuk cahaya serta pembengkokan ruang-waktu disekitar lubang hitam yang jauh
lebih besar dibanding lokasi manapun.
GPS
Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah alat atau sistem yang
dapat digunakan untuk mengetahui posisi seseorang (secara global) dipermukaan
bumi berbasis satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital.
Sistem ini pertama kali digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat
tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. GPS mempunyai tiga
komponen utama, yaitu: satelit, pengendali, dan penerima/pengguna. Satelit berfungsi
untuk menerima dan menyimpan data yang ditranmisikan oleh stasiun-stasiun
pengontrol. Menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi
(ditentukan dengan jam atomik di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi
secara kontinu ke pesawat penerima (receiver) dari pengguna. Pengontrol berfungsi
untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek
kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi waktu antar satelit,
dan mengirim data ke satelit.
GPS menggunakan 24 satelit yang mengorbit bumi dengan jarak sekitar
12.000 km di atas bumi. Satelit ini bergerak dengan kecepatan sekitar 7.000 km/jam
dengan menggunakan tenaga surya. Satelit ini juga memiliki baterai yang dipasang
secara onboard untuk mengantisipasi saat terjadi gerhana matahari, atau ketika tidak
mendapat cahaya matahari, serta dilengkapi dengan roket pendorong untuk menjaga
satelit tetap berada pada orbitnya. Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal
terjangkau oleh tiga sampai empat satelit. GPS terbaru bisa menerima sampai dengan
12 chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan
membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit.
Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang
diberikan juga akan semakin tinggi.
Cara kerja GPS secara sederhana ada lima langkah, yaitu : (1) Memakai
perhitungan triangulation dari satelit; (2) GPS mengukur jarak menggunakan waktu
tempuh sinyal radio melalui perhitungan triangulation; (3). GPS memerlukan
memerlukan akurasi waktu yang tinggi dalam mengukur waktu tempuh; (4).
Mengetahui dengan pasti posisi satelit dan ketingian pada
orbitnya untuk menghitung jarak dan (5) Menggoreksi sinyal tunda pada waktu
perjalanan di atmosfer sampai diterima penerima.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kedua jurnal yang telah direview, maka kedua jurnal ini membahas
tentang Teori Relativitas Khusus yang diteliti dengan metode yang sama dengan studi
literature. Kedua jurnal ini sudah sangat baik dalam hal penyampaian kasusu
penelitian yaitu Teori Relativitas Khusus.

B. Saran

Dalam makalah ini saya memiliki harapn agar pembaca memberik kritik dan saran
yang membangun. Karena saya sadar dalam penulisan makalah ini begitu banyak
kekurangan dan semoga makalah ini dapat digunakan untuk membangun penelitian
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia. A.(2021). Konsep Pemahaman Teori Relativitas Khusus Einstein Tentang Pemuaian

Waktu. Konsep Pemahaman Teori Relativitas. Vol. 15, No. 2. Bandung: Politeknik
TEDC.

Hartini. S.(2019). Revolusi Ilmiah: Global Positioning System (GPS) Sebagai Bukti Empiris

Teori Relativitas. Vol. 2, No. 1. E-ISSN (2620-7982) P-ISSN (2620-7990).

Bandung: UPI.

Anda mungkin juga menyukai