Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH RUTIN

MK. IPBA
PRODI S1 PF - FMIPA

Skor Nilai :

“GANGGUAN-GANGGUAN PADA ATMOSFER MATAHARI SERTA ENERGI


MATAHARI”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Ilmu pengetahuan Bumi dan Antariksa”

OLEH:

KELOMPOK 8 :
Gerhat Moses Pakpahan (4183121031)
Leonardo Silalahi (4182121017)
Rado Simarmata (4183121042)

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A 2018

DOSEN PENGAMPU : Dr. Derlina, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Pengertian Matahari
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari termasuk
bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya
termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi Matahari.

Atmosfer Matahari
a. Lapisan Fotosfer
Lapisan ini merupakan Lapisan pertama yang ada di matahari atau lapisan terluar dari
matahari ialah fotosfer. Fotosfer tersebut juga dinamakan dengan lapisan cahaya.
Fotorser adalah bagian permukaan dari matahari yang merupakan bola gas sangat
besar dan memiliki ketebalan sekitar 350 km dan batas- batas dari lapisan tersebut
tidak jelas. Fotosfer ini mirip piringan yang  memiliki warna emas.
Dari semua lapisan matahari, lapisan fotosfer ini yang memancarkan cahaya yang
paling kuat, maka dari itu disebut sebagai lapisan cahaya. Cahaya kuat yang
dipancarkan oleh lapisan ini sebagian hingga ke Bumi dan kita kenal sebagai cahaya
matahari. Selain cahaya atau sinar, lapisan itu juga memancarkan energi panas yang
bersamaan dengan sinar atau cahaya matahari tersebut. Karena cahaya dan energi
panas telah dipancarkan atau disalurkan ke sekitarnya, maka suhu lapisan ini menjadi
yang paling rendah dari lapisan- lapisan matahari yang lainnya.
b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer, merupakan lapisan gas yang sangat panas
dan renggang yang menyelubungi matahari. Warna dari kromosfer biasanya tidak
terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun
saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian
kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari.
Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
Penyelidikan tentang spektrum kromosfer memberikan keterangan adanya zat cair,
helium, dan kalsium didalamnya.
c. Korona
Lapisan korona ini adalah lapisan matahari yang paling luar. Lapisan korona
mencakup kedua lapisan yang sudah dijelaskan di atas (fotosfer dan kromosfer).
Lapisan korona juga disebut sebagai lapisan atmosfer matahari di bagian luar. Korona
terdiri dari lapisan yang berupa gas, walaupun gas yang dimiliki sangatlah sedikit
atau sangat tipis.
Karena berbetuk gas yang tipis, maka bentuk korona bisa beruah- ubah setiap waktu
dan untuk menentukan batas- batas dari lapisan ini amatlah sulit. Lapisan korona ini
sering terlihat sebagai mahkota yang berwarna putih cemerlang yang mengelilingi
matahari. Sedangkan saat gerhana matahari  total terjadi, maka kita akan melihat
lapisan ini mempunyai warna yang keabu- abuan. Karena memiliki bentuk yang
menyerupai mahkota, maka lapisan ini dinamakan sebagai korona yang memiliki arti
“mahkota”.

Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun
hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat
bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat
membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona
memiliki tempratur yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan 1.000.000
derajat Fahrenheit.

Ada empat macam gangguan yang terjadi pada matahari, yakni:

1. Gumpalan-gumpalan fotosfer
2. Bintik matahari (Sunspot)
3. Gangguan pada pancaran gelombang radio
4. Aurora
Berikut ini pembahasannya:

1. Gumpalan-gumpalan Matahari

Apa yang disebut gumpalan Matahari dan bagaimana gumpalan ini dapat terjadi?
Gumpalan-gumpalan fotosfer ini disebabkan oleh beda suhu antara daerah panas dan daerah
dingin yang cukup besar Fotosfer bila diamati melalui sebuah teleskop yang dilengkapi dengan
filter akan tampak adanya bentuk gumpalan-gumpalan. Gumpalan-gumpalan ini merupakan
bintik-bintik panas (hot spots) yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu yang sangat tinggi
antara daerah panas dan daerah dingin pada fotosfer. Suhu gumpalan diperkirakan sekitar 100
kali lebih tinggi dibanding permukaan sekitarnya. Setiap gumpalan dapat memiliki garis tengah
yang berukuran ratusan kilometer dan dapat bertahan hanya beberapa menit saja. Gambar 8.1
melukiskan granula atau gumpalan Matahari (Kanginan, 1999).

2. Bintik Matahari (Sunspot)

Bintik matahari adalah daerah gelap pada fotosfer. Tampak gelap karena suhunya lebih rendah
daripada suhu fotosfer di sekitarnya. Sebuah bintik matahari suhunya antara 4000 – 5000 derajat
celcius. Bintik matahari ini ditimbulkan oleh perubahan medan magnetik di matahari. Bintik
matahari dapat tunggal ataupun dalam kelompok. Ia bergerak melintasi fotosfer disebabkan oleh
rotasi matahari pada sumbunya. Sebuah bintik bisa berukuran 10.000 km dari tepi ke tepi. Bintik
besar dapat mencapai 200 ribu – 300 ribu km, dan bintik kecil atau disebut pori-pori kurang dari
3000 km. Sebuah pori-pori bisa bertahan di bawah 1 jam, sedangkan bintik yang besar mampu
bertahan selama 250 hari.
Bintik matahari kadang-kadang dapat dilihat dengan mata telanjang ketika matahari tertutup oleh
kabut atau sebuah kaca gelap. Peristiwa ini tidak disadari orang sampai tahun 1613. Ketika
Galileo mempelajarinya, dia menyimpulkan bahwa bintik ini berlokasi di permukaan matahari
dan dibawa mengitari matahari oleh rotasi matahari. Karena itulah bintik matahari pertama kali
digunakan untuk mengikuti rotasi matahari pada sumbunya. Kecepatan rotasi matahari kira-kira
25 hari terhadap ekuatornya. Diperkirakan dalam setiap 11 tahun, bintik matahari mencapai
jumlah maksimum sebelum menurun kembali.
3. Lidah Api Matahari

      Lidah api matahari merupakan gangguan dimatahari berupa hamburan gas dari tepi
kromosfer matahari. Lidah api dapat mencapai ketinggian 10.000 km. Lidah api sering disebut
prominensa atau protuberan. Lidah api terdiri atas massa proton dan elektron atom hidrogen yang
bergerak dengan kecepatan tinggi. Massa partikel ini dapat mencapai permukaan bumi.

4. Gangguan pada Pancaran Gelombang Radio


Radiasi dan partikel-partikel matahari yang diledakkan ke luar dari matahari mengenai bumi.
Karena 99,98% dari semua energi yang lewat melalui atmosfer bumi datang dari matahari,
tidaklah mengherankan jika gangguan kecil dari matahari menyebabkan pengaruh-pengaruh
besar di bumi.

Pengaruh lain yang cukup besar adalah pancaran sinar X. Partikel sinar X mempunyai energi
tinggi, karena panjang gelombangnya pendek. Saat sinar X menembus atmosfer bumi, sinar X
mengubah penyebaran ion-ion atmosfer. Perubahan ini mempengaruhi radio-radio di bumi.

5. Aurora
Lidah-lidah api matahari tidak hanya memancarkan sinar X, tetapi juga memancarkan aliran-
aliran partikel-partikel atom, seperti proton-proton dan elektron-elektron. Partikel-partikel itu
sampai pada atmosfer bumi bagian atas. Kemudian partikel mengubah sifat kimia atmosfer dan
menciptakan nyata yang sangat terang, yang disebut aurora. Aurora tampak fantastik, berwarna,
dengan pola-pola cahaya tampak pada waktu malam. Aurora ini tampak di daerah kutub utara
maupun kutub selatan.

Penemuan penyabab terjadinya aurora memerlukan waktu 250 tahun. Sejak awal tahun 1700,
astronom Edmund Halley, yang terkenal sebagai penemu komet Halley, menemukan bahwa
aurora terbentuk disepanjang garis-garis medan magnet bumi. Sekitar tahun 1920, F. C. Stormer
astronom Norwegia memperlihatkan bahwa aurora terjadi pada suatu ktinggian di atas 100 km.

Pada tahun 1950 astronom Amerika Aden Meinei, menunjukkan bahwa partikel-partikel atom
matahari memasuki atmosfer dengan kecepatan beberapa ribu kilometer per detik. Partikel-
partikel ini mengganggu atom-atom atmosfer pada ketinggian kira-kira 100 – 300 km. Partikel
ini masuk daerah sabuk Van Allen yang bersentuhan dengan atmosfer bumi di kutub utara
maupun kutub selatan. Partikel ini bertumbukan dengan molekul udara. Tumbukan ini
menyebabkan pancaran pita spektrum. Warna spektrum yang dihasilkan tergantung dari energi
partikel dan susunan udara.

B. ENERGI MATAHARI

Bagaimana proses terbentuknya energi Matahari yang diradiasikan ke ruang angkasa


dalam bentuk gelombang elektromagnetik? Energi yang diradiasikan oleh Matahari ke ruang
angkasa terbentuk pada bagian inti Matahari. Energi ini terbentuk bukan merupakan hasil
pembakaran, karena proses pembakaran selalu melibatkan reaksi antara oksigen dan bahan kimia
lain untuk membentuk senyawa. Akan tetapi suhu di bagian inti Matahari sangatlah tinggi dan
tidak memungkinkan untuk terbentuknya senyawa di sana. Selain itu energi yang dihasilkan dari
proses pembakaran biasanya sangat kecil, sehingga tidak cocok dengan kenyataan bahwa energi
Matahari yang diradiasikan amatlah besar. Para ahli telah bersepakat bahwa energi yang
terbentuk pada inti Matahari dihasilkan dari suatu proses reaksi inti (nuklir) yang biasa disebut
reaksi fusi (reaksi penggabungan) inti-inti hidrogen membentuk inti helium.
Energi Matahari adalah merupakan sumber energi utama untuk proses- proses yang
terjadi di Bumi. Energi matahari sangat membantu berbagai proses fisis dan biologis di Bumi,
seperti : - sumber gerak atmosfer dan laut - sumber bahan makanan (proses fotosintesis) - sumber
bahan bakar dan air melalui formasi awan hujan - pengendali iklim bumi. Tabel 8.1
menunjukkan berbagai sumber energi bagi Bumi. Sumber energi dari Bulan, Kilat, Bintang, dan
sinar Kosmik sangat kecil dibanding dengan energi matahari, sehingga keberadaannya dapat
diabaikan. Rentang panjang gelombang elektromagnetik apa saja yang diradiasikan Matahari ke
ruang angkasa? Matahari memancarkan energi hampir pada semua rentang panjang gelombang
elektromagnetik, mulai gelombang yang memiliki panjang gelombang panjang seperti
gelombang radio dan inframerah, hingga gelombang yang memiliki panjang gelombang pendek
seperti gelombang mikro, ultraviolet, sinar-X, dan sinar Gamma. Manusia di Bumi hanya dapat
melihat radiasi gelombang dengan panjang gelombang pada cahaya tampak (visible).
Tabel 8.1. Sumber energi bagi Bumi dan proporsinya (Tjasyono, 2003)

Radiasi Matahari yang kuat seperti sinar ultraviolet, sinar-X, dan sinar Gamma yang menuju
Bumi akan diserap oleh molekul-molekul gas nitrogen dan gas oksigen yang terdapat dalam
atmosfer Bumi bagian atas. Penyerapan ini menyebabkan molekul-molekul gas mengalami
proses ionisasi, yaitu proses lepasnya sebagian elektron pada molekul-molekul gas sehingga
terbentuk ion-ion positif. Dari proses ini maka pada lapisan atmosfer bagian atas akan terbentuk
lapisan-lapisan yang mengandung muatan listrik positif. Lapisan atmosfer ini oleh para ahli
dinamai ionosfer (lapisan ion). Dengan demikian lapisan ionosfer ini melindungi Bumi dari
radiasi Matahari yang berbahaya seperti radiasi ultraviolet. Ionosfer juga sangat bermanfaat
untuk proses komunikasi dengan jangkauan jauh di permukaan Bumi. Hal ini dimungkinkan
karena informasi yang dibawa oleh gelombang radio medium dapat dipantulkan oleh lapisan
ionosfer kembali ke Bumi, dan tidak diteruskan ke ruang angkasa. Kapan pancaran partikel-
partikel bermuatan listrik dari Matahari intensitasnya akan meningkat ? Pancaran partikel-
partikel bermuatan listrik dari Matahari kuantitasnya akan sangat meningkat ketika jumlah bintik
matahari mencapai maksimum. Hujan partikel bermuatan ini menghasilkan induksi magnetik
yang sangat kuat, kira-kira ribuan kali induksi magnetik permukaan Bumi. Keadaan ini dapat
menyebabkan sabuk radiasi Van Allen sangat radiatif, dan akibatnya komunikasi dengan
gelombang radio di bumi akan terganggu, kadang-kadang terpitis-putus.

Anda mungkin juga menyukai