Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT DAN PENGERTIAN PEMBELAJARAN DALAM PBM

Dosen Pengampu : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Anesta Rynaldo Sembiring

Prodi/Kelas : Pendidikan Fisika/ A 2018

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


(FMIPA )

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

MEDAN
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan Makalah Hakikat dan Pengertian Pembelajaran dalam PBM ini
dapat dikerjakan dan diselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.
Ratna Tanjung selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Model Pembelajan yang
telah membimbing kami.

Makalah ini berjudul Hakikat dan Pengertian Pemberlajaran dalam PBM.


Penulisannya bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Model Pembelajaran
dan meningkatkan pemahaman pembaca. Makalah ini tidak luput dari kekurangannya.
Oleh karena itu, saya mengharap saran konstruktif yang berguna untuk penyempurnaan
isi makalah ini dan juga tugas-tugas selanjutnya. Akhir kata, penulis berterima kasih
kepada semua pihak yang telah berjasa memberi motivasi dan bantuan kepada penulis
sehingga penulisan makalah ini, dapat dirampungkan

Medan, 13 September 2020

Anesta Rynaldo Sembiring


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Pengertian Pembelajaran....................................................................................................6
2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran.................................................................................8
2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran.............................................................................................9
2.4 Hakikat Pembelajaran.......................................................................................................11
BAB III. PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta
karateristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungannya.
Proses pendidikan agaknya tidak luput dari beberapa aktivitas diantaranya adalah
belajar dan pembelajaran.

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam


pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-
kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal
ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”.

Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi


pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih
didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola
proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan
mampu belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :

a. Apa Pengertian Pembelajaran


b. Apa saja Komponen-Komponen Pembelajaran
c. Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Memahami pengertian pembelajaran
b. Mengetahui macam-macam komponen pembelajaran
c. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran


Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan,
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.

Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga
situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk
terjadinya perubahan tingkah laku dari siswa.

Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi


unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat
belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran.

Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat internal, namun proses itu
dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal. Misalnya, perhatian peserta didik dalam
pembelajaran dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari luar. Dalam pembelajaran
pendidik harus benar-benar mampu menarik perhatian peserta didik untuk mencurahkan
seluruh energinya sehingga dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal dan
memperoleh hasil belajar seperti apa yang diharapkan. Pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga sehingga
peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan
lingkungan. Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat
internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat eksternal jika
bersumber antara lain dari pendidik. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman
anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian
pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak
berbeda, kalau dicari perbedaannya pendidikan mempunyai pengertian yang lebih luas
yaitu mencakup baik pengajaran maupun pembelajaran dan pengajaran.

Selanjutnya, Gagnem menjelaskan bahwa terjadinya perubahan tingkah laku


tergantung pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari
dalam yang mempengaruhi belajar siswa adalah keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa. Termasuk faktor jasmani/aspek fisiologis seperti tonus (tegangan otot),
kebugaran tubuh siswa, faktor rohaniah/faktor psikologis seperti motivasi, tingkat
kecerdasan, bakat dan sikap siswa. Faktor dari luar yang mempengaruhi belajar siswa
meliputi faktor lingkungan sosial dan non sosial, termasuk faktor sosial seperti guru dan
teman-teman sekolah, faktor non sosial seperti gedung sekolah, letak geografis sekolah,
lingkungan keluarga, cuaca dan waktu belajar yang digunakan.

Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian peristiwa


eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi
nyata dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan belajar tersebut berfungsi
untuk memberikan arah terhadap proses belajar. Utuk mencapai tujuan belajar, pendidik
hendaknya benar-benar menguasai cara-cara dalam merancang belajar agar peserta
didik mampu belajar optimal. Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang
berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari
eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain berasal dari pendidik yang
disebut teaching atau pengajaran. Disini prisip-prinsip belajar dengan sendirinya
berubah menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip tersebut biasanya berupa aturan
atau ketentuan dasar yang apabila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan
itu akan efektif atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran yaitu aturan/ketentuan dasar
dengan sasaran utama adalah perilaku pendidik. Pembelajaran yang berorientasi
bagaimana perilaku pendidik yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan
pembelajaran sebagai berikut:

1. Usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan


lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan perilaku
peserta didik.
2. Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar
memahami apa yang dipelajari.
3. Memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan
cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku,
memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses
yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkunan seseorang ke
dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menybabkan adanya hasil
belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasilnya dapat memberi
kemampuan peserta didik untuk melakukan berbagai penampilan. Proses
pembelajaran proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik atau
antara peserta didik. Komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal(lisan) dan
non verbal(penggunaan meia computer dalam pembelajaran. Namun, esensi
pembelajaran ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi. Aktivitas
komunikasi itu juga dapat dilakukan secara mandiri yaitu ketika peserta didik
melakukan aktivitas belajar mandiri, seperti mengkaji buku, melakukan kegiatan
di laboratorium menyelesaikan proyek inkuri, dan dapat pula berkelompok
seperti halnya proses pembelajaran di kelas. Keuntungannya yaitu peserta didik
(self-learner) pada akhirnya mampu menggunakan keterampilan dan strategi
pengelolaan belajar mandiri.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang


dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku.

Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang


diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana
memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk
mengetahui cirri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan
ciri:

1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis.
Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-
lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang
guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang
saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang
lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari
sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada
pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses, maka dalam proses pembelajaran ada
beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain sehingga disebut
sebagai sistem. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Komponen-komponen proses
pembelajaran adalah:

a. Tujuan
Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai tujuan,
dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum kegiatan pembelajaran yang
tertera dalam rencana pembelajaran yang dirumuskan melalui tujuan pembelajaran
khusus.

b. Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran tidak akan berjalan.
Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki dan menguasai materi pelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik.

c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik


Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun
lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi
yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam
proses pencapaian tujuan.

d. Media Pembelajaran
Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi
meningkatkan peranan strategi pembelajaran.

e. Evaluasi
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam
pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
1. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik
Pembelajran yang dapat menimbulkan proses dengan baik apabila :
a. Peserta didik berpartisipasi secara aktif
b. Materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara
sistematis dan logis
c. Tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan
2. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif
Pembelajaran akan bermakna apabila :
a. Menekankan akan makna dan pemahaman 
b. Mempelajari materi tidak hanya proses mengulang, tetapi perlu adanya
proses transfer
c. Menekankan adanya pola hubungn seperti bahan dan arti, atau bahan
yang telah diketahui dengan struktur kognitif
3. Prinsip pembelajaran Humanisme
Menurut teori humanistic belajar adalah memanusiakan manusia.
Pengalaman dan aktivitas peserta didik merupakan prinsip penting dalam
pembelajaran humanistic.
4. Prinsip pembelajaran dalam Rangka Pencapaian Ranah Tujuan
Ranah tujuan pembelajaran dibedakan :
5. Penggolongan atau tingkatan jenis prilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau
kawasan, yaitu : (a) ranah kognitif, (Bloom, dkk), yang mencakup enam
jenis dan tingkatan prilaku, (b) ranah afektif(Krthwohl, Bloom dkk), yang
mencakup lima jenis prilaku atau kemampuan psikomotorik. Masing-masing
ranah dijelaskan berikut ini:
1) Ranah Kognitif (Bloom, dkk), terdiri dari enam jenis prilaku;
a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal
yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.
Pengetahuan tersebut dapat berkenan dengan fakta, pristiwa,
pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna
hal-hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Prilaku ini
misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.
d. Analisa, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru,
misalnya tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program
kerja.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
bebrapa hal berdasarkan criteria tertentu. Sebagai contoh
kemampuan menilai hasil karangan.
2) Ranah Afektif menurut Krathwohl & Bloom dkk, terdiri tujuh jenis
prilaku yaitu:
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan
dan berpartisipasi dalam satuan kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan
terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan
sikap.
d. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan
menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai
kehidupan pribadi.

Jadi, dalam proses ini merupakan proses yang dinamis, dimana siswa melakukan
keaktifan akan dapat secara terus menerus mengembangkan kemampuan dan
kepekaannya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan serta kepakaan yang
lebih tinggi melalui proses belajar yang dilakukan.

3) Ranah Psikomotor (Simpson), terdiri dari tujuh kemampuan atau


kemampuan motorik yaitu:
a. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilahkan sesuatu secara
khusus. Contoh pemilahan warna, angka (6 dan 9), pemilahan
huruf (b dan d).
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam
suatu keadaan dimanaakan terjadi suatu gerakan atau rangkaian
gerakan. Misalnya start lomba lari.
c. Gerakan yang terbimbing, mencakup kemampuan melakukan
gerakan tanpa contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru
geraka tari.
d. Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lempar peluru,
lompat tinggi dsb.
e. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara
lancer, efisien dan tepat.misalnya bongkar pasang peralatan
secara tepat.
f. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemempuan
mengadakan perubahandan penyesuaian pola gerak-gerik dengan
persyaratan khususyang berlaku. Misalnya kemampuan atau
keterampilanbertanding dengan lawan tanding.
g. Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-
gerik yang baru atas prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan
membujat gerakan senam sendiri.

2.4 Hakikat Pembelajaran


Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan belajar tersebut. Menurut
aliran behavioristik dalam Hamdani mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
stimulus. Selanjutnya menurut Gagne, dkk dalam Warsita mengatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang
bersifat internal. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam buku karya Sagala, bahwasanya
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Lebih lanjut Warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang menjadi landasan
pengertian pembelajaran yaitu:

a. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan


perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses
pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri
peserta didik.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perilaku
sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan
bukan hanya satu atau dua aspek saja.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung
makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang
berkesinambungan, di dalam aktivitas itu terjadi adanya
tahapantahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang
mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Berdasarkan
pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik
dalam membelajarkan peserta didik sehingga terjadi perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran.


Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk
membelajarkan siswa yang belajar.

Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru


dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat
raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan siswa, ketiga, pola (guru)+(media) dengan
siswa.Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh
menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan
dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku.Pembelajaran sebagai suatu system, maka di dalam prosesnya melibatkan
berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, subyek belajar,
materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi dan penunjang.
Prinsip belajar yang mendasari pembelajaran orang dewasa diantaranya yaitu:

1. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori behavioristik.


2. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori kognitif.
3. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori humanisme.
4. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencpaian ranah tujuan.
5. Prinsip pembelajaran konstruktivisme.
6. Prinsip pembelajaran bersumber dari azas mengajar.
Komponen belajar terdiri dari :
1. Tujuan,
2. Bahan Pembelajaran
3. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik
4. Media Pembelajaran

3.2 Saran
Diharapkan setiap pendidik dalam mengajar dan mendidik peserta didik mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat
dicapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2008), h.266. 3

Faizah, Silviana Nur. 2017. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jurnal


Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Islam Lamongan : Vol 1 (2)

Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.23. 2

Rifa’i, Achmad. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sunhaji. 2014. KONSEP MANAJEMEN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN. Jurnal Kependidikan. Purwokerto Vol 2(2).

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan


Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.62.

Anda mungkin juga menyukai