Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

OHMMETER DAN MULTIMETER

DISUSUN OLEH:
DESRI SARAGIH ( 4202321002 )
DINA WITRIANA ( 4202121008 )
SALONIKA SARUMAHA ( 4202421019 )
THREEMAN SAING ( 4203121001 )

Nama Kelompok : Kelompok D

Dosen Pengampu : Dr. Rita Juliani, M.Si.

Irham Ramadhani, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Alat Ukur Fisika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat- NYA kelompok
kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah yaitu “ALAT ALAT UKUR FISIKA”.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si. dan Bapak Irham Ramadhani, S.Pd.
M.Pd. karena telah membimbing dan mempercayakan tugas ini kepada kami untuk kami
selesaikan.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penyusun berharap kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan mudah-mudahan makalah ini
dijadikan pembelajaran bagi teman- teman. Seiring berakhirnya makalah ini, maka penyusun
mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2020

Kelompok D
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................. ...........................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................ ...................................................

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................................

1.4 Manfaat.............................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................

2.1 OHMMETER ……………………………………............................................................................................

2.2 MULTIMETER……………………………………............................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan


mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat
ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan
ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan
menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu sendiri, oleh
karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan.
Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis
dengan:
V=IR
Dimana V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus
listrik yang mengalir.
Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simple dan bisa digunakan
untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat yakni multimeter saja.
Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang
dimaksud akan membawa multimeter menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam
penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm
meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multimeter masih diciptakan lagi dengan versi
terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multimeter analog maka akhir-akhir ini
perkembangan multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni multimeter digital.
Multimeter digital tentunya lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi pengukuran yang
tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat
multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog ditinggalkan. Meskipun
demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multimeter analog karena merasa sudah
terbiasa dan selain itu harganya lebih murah daripada harus membeli multimeter versi digital.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ohmeter?
2. Apa pengertian multimeter ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja dari multimeter
2. Mengetahui jenis-jenis multimeter dan ohmmeter
3. Mengetahui cara kerja ohmmeter

1.4 MANFAAT
1. Dapat mengetahui cara kerja dari multimeter
2. Mengetahui jenis-jenis multimeter dan ohmmeter
3. Mengetahui cara kerja ohmmeter
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 OHMMETER
A. PENGERTIAN OHMMETER

Ohmmeter adalah suatu perangkat yang difungsikan untuk mengukur jumlah listrik yang
dihasilkan dari suatu pergeseran. Gerakan pergeseran tersebut seperti suatu elektron yang
melewati sebuah konduktor atau penghantar listrik. Hal ini juga dikenal dengan istilah hambatan
listrik dengan nilai yang diberi satuan Ohm. Pengukuran semacam ini selaras dengan ‘Hukum
Ohm’ yang berbunyi bahwa arus listrik pada suatu rangkaian pasti selalu berbanding lurus
dengan jumlah tegangan. Hukum ini digagas pertama kali oleh Fisikawan asal Jerman bernama
Georg Simon Ohm.

B. JENIS OHMMETER
Terdapat dua jenis Ohmmeter yang bisa digunakan oleh para ahli elektro. Berikut ini penjelasan
lengkapnya mengenai detail dari masing-masing jenis.
1. Ohmmeter Analog.
Alat ukur jenis analog memiliki model penghitungan yang lebih manual dan simpel untuk
dibaca. Terdapat jarum ukur yang nantinya berhenti pada angka tertentu. Anda harus
membacanya dengan lebih jeli dan detail tentang angka yang diarahkan oleh jarum penunjuk.
Alat ukur ini biasanya lebih sering digunakan oleh tukang service TV dan komputer.
2. Ohmmeter Digital.
Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh lebih detail dan akurat.
Nilai Hambatan yang dihasilkan oleh jenis digital memiliki tambahan satuan yang jauh lebih
terperinci. Pilihan pengukurannya pun jauh lebih variatif dibandingkan dengan model analog.
Hanya saja, model ini memiliki kekurangan yaitu susah melakukan monitoring terutama saat
Voltase tidak stabil atau naik turun.

C. FUNGSI OHMMETER
Alat ini memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan Multitester yang lain. Ohm-
meter lebih menitikberatkan pada fungsi Hambatan atau Resistensi saja. Secara rinci, fungsinya
adalah mengukur suatu hambatan listrik yang menjadi daya yang akan menahan aliran listrik
pada sebuah konduktor. Alat ini menggunakan perangkat galvanometer yang mampu melihat
besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan dikalibrasikan ke dalam satuan khusus yaitu Ohm.

Selain berfungsi untuk mengatur Hambatan, Ohm-meter juga dapat mendeteksi adanya
kerusakan yang terjadi pada suatu rangkaian listrik. Diantara fungsi deteksi ini ialah mampu
mengecek apakah terdapat saklar, kabel, ataupun sekring yang terbakar atau putus. Selanjutnya
dapat dilakukan tindakan perbaikan pada titik yang rusak.

D. BAGIAN OHMMETER

Sekrup.
Bagian ini bertujuan untuk mengatur kedudukan jarum meter. Sebelum memulai kegiatan
pengujian, biasanya jarum penunjuk harus diletakkan pada posisi nol. Pemutaran sekrup ini bisa
dibantu dengan obeng pipih yang kecil.
Tombol ‘Zero Ohm Adjust Knob’.
Tombol ini digunakan untuk mengatur jarum meter agar berada pada angka nol atau Zero.
Bagian ini memiliki peran yang penting untuk mendapatkan nilai akurasi yang tinggi.
Saklar Pemilih.
Bagian ini juga sering disebut dengan istilah ‘Range Selector Switch’. Tujuannya tak lain untuk
memilih batas ukuran serta posisi pengukurannya.
Lubang Kutub Positif dan Negatif.
Fungsi dari lubang tersebut adalah untuk memasukkan test lead atau ujung kabel. Untuk kabel
yang berwarna merah, tancapkan pada kutub yang (+). Sedangkan kabel yang berwarna hitam
ditancapkan pada kutub (-).
Probe (+) dan (-).
Probe di sini adalah test lead atau kabel yang yang terdiri dari dua jenis yaitu hitam dan merah.
Keduanya memiliki arah kutub yang berlawanan yaitu positif dan negatif.

E. CARA KERJA OHMMETER


Cara kerja dari alat ukur yang satu ini cukup simple dan sederhana dengan cara
menghasilkan aliran internal arus. Alat yang menggunakan tenaga baterai ini akan mengukur
resistensi atau hambatan yang terjadi antara dua arah yang terdapat pada perangkat.

Ujung kabel yang berwarna merah dihubungkan ke kutub (+). Sedangkan warna yang
hitam harus dihubungkan ke kutub yang (-). Ketika arus mulai mengalir dari komponen baterai
melalui suatu unit, saat itulah Ohm-meter mulai mengukur penurunan Voltase serta nilai
Hambatan.

Ohmmeter dapat digunakan dalam jangka panjang dalam kondisi baik jika difungsikan
dengan benar dan tepat. Hindari pemakaian alat ukur ini pada kondisi dimana masih terdapat
aliran listrik pada obyek yang diukur. Simpanlah pada tempat yang aman dan jauh dari pengaruh
medan magnet dari benda-benda di sekelilingnya.

2.2 MULTIMETER
A. Pengertian Multimeter
Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan salah satu
toolkit penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat
ukur elektronik yang dikemas dalam satu kemasan. Pada umumnya setiap “multimeter” minimal
memiliki 3 fungsi ukur yaitu sebagai alat ukur arus (AmpereMeter), alat ukur tegangan
(VoltMeter) dan alat ukur resistansi (OhmMeter). Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu dimiliki
oleh multimeter / multitester maka sering juga disebut sebagai AVOmeter. Akan tetapi sesuai
perkembangan teknologi maka multimeter pada saat ini ada yang telah memiliki fungsi lain
sebagai alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat ukur frekuensi dan sebagai alat ukur factor
penguatan transistor.

B. Jenis-jenis Multimeter
Multimeter ada 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
1. Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang menggunakan display ukur (meter)
dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara
melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selector pada posisi batas
ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya.
Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan
multimeter jenis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter analog lebih banyak
dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau computer kebanyakan
menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan
tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Cara Menggunakan Multimeter Analog:


Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol
(0).
2. Putarlah sakelar pemilih kearah besaran yang akan diukur, misalnya kearah DCmA apabila
akan mengukur arus DC, kearah ACV untuk mengukur tegangan AC, dan kearah DCV untuk
mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke skala ohm dan nol kan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka
nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah kejolok positif dan penjolok warna hitam kejolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena
bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan
ohmsaja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel computer dan
service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila
melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter
analog.

Cara Menggunakan Multimeter Digital:


Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat
dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah
membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat
ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekali pun probenya terpasang terbalik karena
display dapat memberitahu.
C. Prinsip Kerja Multimeter
Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas dasar prinsip
dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari
suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan
tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus
searah, akan tetapi juga dapat digunakan untuk arus bolak-balik. Magnet permanan yang
memiliki kutub utara dan selatan dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder
inti besi. Hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya medan magnet yang rata pada celah
diantara kutub magnet dan silinder inti besi-besi, yang masuk melalui kutub-kutub kedalam
silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini ditempatkan
kumparan yang dapat melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir
melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetik yang mempunyai arah tertentu akan
dikenakan pada kumparan putar, sebagai hasil antara arus dan medan magnet. Arah dari gaya
dapat ditentukan menurut ketentuan dari tori fleming. Besarnya dari gaya ini dapat diturunkan
dengan mudah. Pada setiap ujung dari sumbu, ditempatkan pegas yang salah satu ujungnya
melekat padanya sedangkan ujung yang lain pada dasar tetap. Setiap pegas akan memberikan
gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari sumbu dan berusaha untuk
menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain pegas memberikan pada sumbu yang berlawanan
arahnya.

D. Prosedur Penggunaan Multimeter


Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan
mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang
test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (teganganDC, teganganAC, dan
ArusDC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelahkiri). Jika belum menunjuk angka nol,
atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohmmeter terlebih
dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative(-) hingga ujung test pin saling
bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjukan angka nol disebelah kanan dengan
menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu diingat bahwa setiap batas ukur Ohmmeter, Jarum
skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti
batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang
tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai
yang digunakan tidak cepat habis.

E. Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter


Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter
seperti VoltMeter (mengukur tegangan), AmpereMeter (mengukur Arus listrik) dan OhmMeter
(mengukur Resistansi atau Hambatan),
1. Cara MengukurTegangan DC (DC Voltage)

-. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV.


-. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt,
putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter). Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
-. Hubungkan probe keterminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif
(+) dan Probe Hitam keterminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
-. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


-. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV.
-. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt,
putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter). Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
-. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada
polaritas Negatif (-) dan Positif (+).
-. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

-. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA.


-. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah
100 mA maka putarlah saklar selector ke 300 mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala
yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya
sebelum kita dapat memakainya lagi.
-. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban, kemudian hubungkan
probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output
Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang
akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
BacahasilpengukurandiDisplayMultimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


-. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω).
-. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X”
yang artinya adalah “Kali” (khusus Multimeter Analog).
-. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
-. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan
pengalian dengan setting di langkah ke-2).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ohmmeter adalah suatu perangkat yang difungsikan untuk mengukur jumlah listrik yang
dihasilkan dari suatu pergeseran. Gerakan pergeseran tersebut seperti suatu elektron yang
melewati sebuah konduktor atau penghantar listrik. Hal ini juga dikenal dengan istilah hambatan
listrik dengan nilai yang diberi satuan Ohm. Pengukuran semacam ini selaras dengan ‘Hukum
Ohm’ yang berbunyi bahwa arus listrik pada suatu rangkaian pasti selalu berbanding lurus
dengan jumlah tegangan. Terdapat dua jenis Ohmmeter yang bisa digunakan oleh para ahli
elektro yaitu Ohmmeter Analog dan Ohmmeter Digital.

Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan salah satu
toolkit penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat
ukur elektronik yang dikemas dalam satu kemasan. Pada umumnya setiap “multimeter” minimal
memiliki 3 fungsi ukur yaitu sebagai alat ukur arus (AmpereMeter), alat ukur tegangan
(VoltMeter) dan alat ukur resistansi (OhmMeter). Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu dimiliki
oleh multimeter / multitester maka sering juga disebut sebagai AVOmeter. Akan tetapi sesuai
perkembangan teknologi maka multimeter pada saat ini ada yang telah memiliki fungsi lain
sebagai alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat ukur frekuensi dan sebagai alat ukur factor
penguatan transistor. Multimeter ada 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

3.2 Saran

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah
diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pengelasan.net/ohmmeter/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ohm-meter

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Multimeter

https://www.pengelasan.net/multimeter/

https://www.technodand.net/2018/12/mengenal-fungsi-jenis-multimeter.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai