DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
NAMA : ELVA SELLYA RYARDA TARIGAN
NIM : 4193321007
KELAS : FISIKA DIK A 2019
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karna atas berkat,
rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah critical journal review ini tepat
pada waktunya. Saya juga terima kasih kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, selaku dosen mata
kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium atas bimbingan dan nasehat dalam penyelesaian
makalah ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik, saran dan usulan demi
perbaikan yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
ELVA SELLYA
NIM. 4193321007
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................16
3.2 SARAN ........................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menyelesaikan salah satu tugas dalam mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
2. Menambah pengetahuan tentang Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan membandingkan
serta memberi kritik pada jurnal.
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari jurnal yang direview
1
BAB II
1 Judul Jurnal 1 :
Analisis Hambatan Pelaksanaan Praktikum IPA Terpadu Di SMPN 17 Dan
SMPN 19 Kota Jambi
Jurnal 2 :
Analisis Kendala Praktikum Biologi di Sekolah Menengah Atas
Jurnal 3 :
Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi Terhadap Pelaksanan Praktikum
Pada SLTA Negeri Kabupaten Aceh Besar
2
8 Reviewer Elva Sellya Ryarda Tarigan
9 Tanggal 5 November 2021
10 Abstrak
Penelitian
-Tujuan Jurnal 1 :
Penelitian Untuk mengetahui mengetahui hambatan dalam pelaksanaan praktikum
IPA terpadu yang dihadapi guru dan siswa di SMP Negeri 17 Kota Jambi
dan SMP negeri 19 Kota Jambi
Jurnal 2 :
Untuk mengetahui kriteria kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium,
kriteria keterlaksanaan praktikum, mengumpulkan faktor kendala yang
menyebabkan kurang berjalannya praktikum, dan untuk mengetahui
korelasi antara kelengkapan sarana prasarana laboratorium dengan
keterlaksanaan praktikum
Jurnal 3 :
Untuk mengumpulkan masalah penyebab tidak terlaksananya kegiatan
praktikum di SLTA Aceh besar dan mencari solusi alternatif penyelesaian
masalah praktikum di SLTA Aceh besar menurut ahli dan pengguna
sekolah.
4
Jurnal 2 :
Laboratorium berperan sebagai tempat untuk peserta didik melatih
keterampilan melalui berbagai macam kegiatan seperti eksperimen maupun
aktivitas ilmiah lainnya. Praktikum sudah menjadi komponen penting dalam
pembelajaran biologi. Namun kenyataannya pelaksanaan praktikum di
sekolah masih belum berjalan secara baik (Atnur dkk, 2015). Kendala dalam
kegiatan praktikum biologi di semester ganjil kelas XI di SMAN Kabupaten
Karo diantaranya alokasi waktu yang tergolong kurang baik 46%, peralatan
laboratorium 63% dan perlengkapan laboratorium 56% yang kurang baik
(Rezeqi, 2012). Keterlaksanaan praktikum biologi di SMA Negeri Kota
Jambi tergolong kedalam kriteria baik dengan persentase sebesar 65,38%,
namun masih terdapat hambatan yang dialami guru dalam kegiatan
praktikum tersebut. Kendala yang dihadapi oleh pendidik adalah keberadaan
laboratorium itu sendiri yang tidak digunakan sebagai tempat praktikum
biologi, melainkan dijadikan sebagai ruang kelas untuk belajar (Hamidah,
2014). Permasalahan dalam kegiatan praktikum biologi di SMAN 16 Medan
diantaranya ketersediaan waktu untuk kegiatan praktikum tidak mencukupi,
penuntun praktikum yang tidak tersedia, tidak ada laboran dan bahan di
laboratorium tidak memadai (Siburian dkk 2017). Hasil wawancara dengan
beberapa guru biologi dan hasil observasi yang telah dilakukan di Sekolah
Menengah Atas Kota Banda Aceh, diketahui bahwa sebagian sekolah dalam
pembelajaran biologi kelas XI untuk pelaksanaan praktikum masih jarang
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan alokasi waktu yang masih kurang,
kurangnya sarana dan prasarana penunjang praktikum di laboratorium dan
kurangnya pemanfaatan laboratorium di sekolah yang sudah memiliki
fasilitas laboratorium yang memadai. Keterlaksanaan praktikum perlu
dilengkapi dengan kebutuhan laboratorium yang mendukung.. Pemahaman
guru terhadap keterlaksanaan praktikum di laboratorium juga menjadi salah
satu faktor pendukung atau penghambat terlaksananya praktikum. Apabila
kegiatan praktikum tidak terlaksana dengan optimal, maka pencapaian
pembelajaran aspek psikomotor tidak tercapai dengan baik( Oktavia, 2012;
Sukmawati, 2013; Indrawan, 2015; Rahman dkk, 2015; Nazila dkk, 2017).
Laboratorium tidak berfungsi jika tidak dilengkapi dengan kebutuhan untuk
praktikum. Tidak layaknya sarana dan prasarana merupakan salah satu
kendala praktikum. Laboratorium membutuhkan tenaga khusus/laboran
yang bertugas menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk praktikum
dan mengelola laboratorium (Endela dkk, 2019)
Jurnal 3 :
Laboratorium merupakan sebuah sarana pendukung terlaksananya kegiatan
pembelajaran di sekolah khususnya untuk proses pembelajaran sains. Hofstein
(2004) menjelaskan bahwa kegiatan praktikum telah menjadi bagian penting
untuk mendukung kurikulum dan telah memberikan banyak manfaat bagi guru
dalam mengajarkan pelajaran sains kepada siswa. Pelajaran kimia sebagai
bagian dari kelompok sains yang menuntut untuk melakukan percobaan dan
penelitian guna mencari jawaban dari berbagai fenomena-fenomena dalam
kehidupan sehari-hari. Widhy (2010) menjelaskan bahwa ilmu kimia
merupakan ilmu yang didapat melalui tahapan eksperiment dan didasari atas
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana kejadian-kejadian alam berlaku.
Kajian tersebut juga erat kaitannya dengan komposisi, struktur dan sifat,
transformasi, dinamika dan energetika zat yang merupakan bagian dari alam
5
itu sendiri. Dalam pembelajaran di sekolah, Ilmu kimia merupakan sebuah
produk yang mencakup pengetahuan, fakta, teori, prinsip dan hukum serta
temuan saintis dan proses. Sehingga dalam penerapan dan penilaiannya mesti
mempertimbangkan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Peserta didik memiliki nilai di atas KKM yang berarti laboratorium
dimanfaatkan secara efektif; dan 3) penilaian peserta didik terhadap
pembelajaran kimia menggunakan laboratorium beradapada kategori sangat
baik. Selain permasalahan kurangnya sarana dan prasarana penunjang
kegiatan praktikum, juga terdapat permasalah lain yaitu kurangnya
pemanfaatan laboratorium di sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium
yang memadai. Kurangnya pemanfaatan sarana laboratorium ini dijelaskan
berdasarkan hasil penelitian, salah satunya adalah hasil penelitian Yennita,
dkk (2012) menjelaskan bahwa intensitas guru yang melakukan praktikum di
laboratorium masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena beberapa
permasalahan dan hambatan yang dialami guru yaitu :
(1) intensitas guru dalam mengikuti pelatihan laboratorium masih rendah,
(2) ketersediaan alatdan bahan praktikum masih kurang,
(3) materi pelajaran IPA cukup padat sehingga guru lebih memilih metode
ceramah,
(4) tujuan pembelajaran sulit dicapai melalui praktikum
(5)dibutuhkan waktu khusus untuk persiapan sebelum praktikum
dilaksanakan,
(6)waktu pelaksanaan praktikum dalam jam tatap muka selalu tidak
mencukupi,
(7) pemahaman guru terhadap konsep serta penggunaan alat- alat praktikum
masih rendah,
(8) guru sulit merancang LKS sendiri,
(9) tidak adanya laboran yang dapat membantu pelaksanaan praktikum IPA.
Pelaksanaan praktikum di sekolah juga dilakukan berdasarkan materi ajar
yang telah diatur dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok
praktikum minimal.
Sasaran penelitian ini adalah seluruh sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di
Aceh besar, yaitu semua SMA dan MAN di Aceh besar yang memiliki sarana
dan prasarana laboratorium yang lengkap sesuai standar minimal sarana
pendidikan nasional, namun kurang atau tidak sama sekali dilaksanakan
kegiatan praktikum. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini
difokuskan terhadap analisis keterlaksanaan kegiatan praktikum di SLTA
Aceh besar, mengumpulkan masalah dan kendala pelaksanaan praktikum serta
mencari solusi alternatif pemecahan masalah- masalah tersebut berdasarkan
kajian literatur dan pendapat ahli.
6
12 Metode
penelitian
-Langkah Jurnal 1 :
Penelitian Observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara.
Jurnal 2 :
Observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara.
Jurnal 3 :
Observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara.
-Hasil Penelitian Jurnal 1 :
Hasil wawancara guru yang telah dilakukan dengan pertanyaan 25
pertanyaan. Saat dilakukan wawancara terdapat masing-masing 1 orang
guru di SMP Negeri 17 Kota Jambi dan di SMP Negeri 19 Kota Jambi yang
memberikan informasi tentang pelaksanaan praktikum seperti yang telah
diuraikan pada tabel diatas. Dapat disimpulkan pada dua sekolah ini
melaksanakan praktikum dengan baik.Dari segi tahapan-tahapan
pelaksanaan praktikum kedua guru disekolah inimelakukan pengenalan
alat terlebih dahulu kepada siswa dan siswi dengan cara
mendemonstrasikan didepan kelas, dan dari segi persiapan dibantu dengan
adanya laboran serta untuk evaluasi guru di SMP Negeri 17 Kota Jambi
sudah ada lembar penilaian sendiri terhadap siswa, berbeda dengan guru di
SMP Negeri 19 Kota Jambi yang tidak memiliki lembar untuk evaluasi
terhadap siswa. Selain secara fisik laboratorium, peran guru sebagai
pengelola sangat besar. Kemampuan atau kompetensi guru yang
diharapkan ada adalah kemampuan manajerial dan kemampuan individual
dalam merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan mengevaluasi
segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran di laboratorium.
Lynn dan Nixon (1985) mengatakan, “Competencies may range from
recall and understanding of facts and concepts, to advanced motor skill, to
teaching behaviors and professional values”. Artinya, kompetensi atau
kemampuan terdiri dari pengalaman dan pemahaman tentang fakta dan
konsep, peningkatan keahlian, juga mengajarkan perilaku dan sikap. Sikap
siswa juga turut memegang peran penting dalam berlangsungnya proses
pembelajaran di laboratorium. Sedangkan Sudjana (2002) mengatakan ada
tiga komponen sikap siswa, yakni kognisi, afeksi dan konasi.
Jurnal 2 :
Solusi Untuk Mengatasi Kendala Praktikum, Solusi untuk mengatasi
kendala praktikum yang didapatkan dari hasil angket peserta didik dan
guru.
9
Jurnal 3 :
Berdasarkan hasil observasi dan data-data yang dikumpulkan dari sekolah
mengenai luas masing-masing laboratorium, diperoleh bahwa luas
laboratorium pada masing-masing sekolah telah memenuhi standar
bangunan yang telah ditetapkan.BerdasarkanStandarisasi Bangunan dan
Perabot Sekolah Menengah Atas (2011), bahwa luas sebuah laboratorium
kimia untuk sekolah menengah atas adalah 15x8 m2 dengan rasio minimal
sebesar 2,42 m2per peserta didik dan kapasitas maksimal adalah untuk satu
orang guru, satu orang laboran dan 32 orang peserta didik. Laboratorium
seharusnya dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama digunakan sebagai
ruang persiapan dan bagian kedua digunakan untuk kegiatan praktikum.
Hasil temuan menunjukkan bahwa sebahagian besar laboratorium sekolah
tidak memiliki fasilitas persiapan bahan dan alat, tetapi hampir seluruh
ruangan digunakan untuk kegiatan praktikum. ana pendukung seperti meja
praktikum atau meja demo. Meja demo dalam sebuah laboratorium kimia
digolongkan ke dalam bangunan yang buat menyatu dengan gedung dan
sifatnyapermanen (bench).Standar ini didasarkan kepada Standarisasi
Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Atas (2011) yang menjelaskan
bahwa sebuah laboratorium seharusnya memiliki meja praktik yang
permanen dengan dilengkapi fasilitas suplai air bersih dan bak pencuci.
Adapun hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa semua sekolah
memiliki sarana pendukung yang masih di bawah standar.
Berdasarkan hasil hasil diskusi dengan kepala sekolah, bahwa keadaan ini
terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman pihak sekolah dan pihak
penyedia perabot tentang standar sarana dan prasarana yang seharusnya
dimiliki setiap laboratorium.Seharusnya pihak sekolah dan rekanan sudah
harus memahami setiap standar yang telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional sebelum tender dilakukan,jadi terkesan tidak ada
upaya untuk penyelewengan anggaran dan penyesuain dengan jumlah
anggaran diberikan oleh sekolah.
11
-Diskusi Jurnal 1 :
Penelitian Berdasarkan hasil penelitian Feblia (2018) di SMA Negeri 5 Kota Jambi
yang menyatakan bahwa alat praktikum yang dimiliki sekolah tidak merata
jumlahnya masih ada yang kurang untuk alat- alat tertentu dan masih
banyak berlebih untuk alat-alat tertentu.
Jurnal 2 :
Kurang berjalannya praktikum disekolah merupakan suatu hal yang dapat
mengkhawatirkan dalam proses pembelajaran, dan akan berdampak pada
pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran. Tindakan yang
dilakukan dengan mengumpulkan masalah/ kendala penyebab tidak
terlaksananya kegiatan praktikum secara optimal dan mencari solusi
alternatif penyelesaian masalah praktikum di SMA Kota Banda Aceh.
Harapannya penelitian ini dapat memberikan solusi kepada sekolah untuk
kendala yang selama ini di hadapi, agar kedepannya pelaksanaan
praktikum dapat berjalan dengan baik.
Jurnal 3 :
Semua SMA dan MAN di Aceh besar yang memiliki sarana dan prasarana
laboratorium yang lengkap sesuai standar minimal sarana pendidikan
nasional, namun kurang atau tidak sama sekali dilaksanakan kegiatan
praktikum. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini difokuskan
terhadap analisis keterlaksanaan kegiatan praktikum di SLTA Aceh besar,
mengumpulkan masalah dan kendala pelaksanaan praktikum serta mencari
solusi alternatif pemecahan masalah- masalah tersebut berdasarkan kajian
literatur dan pendapat ahli.
12
-Daftar Pusaka Jurnal 1 :
Marcella, zheka, dkk (2018). Analisis Hambatan Pelaksanaan Praktikum
IPA Terpadu Di SMPN 17 Dan SMPN 19 Kota Jambi, Jurnal Edufisika,
vol 3 (2), hal 41-48
Jurnal 2 :
Rahmah, Nur, Iswadi., dkk. 2020. Faktor Dan Solusi Terhadap Kendala
Praktikum Biologi Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi, vol 7 (2), hal 169 – 178
Jurnal 3 :
Rahman, Dedi, Adlim., dkk. 2015. Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi
Terhadap Pelaksanaan Praktikum Kimia Pada SLTA Negeri Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. vol 3 (2), hal 1 – 13
13 Analisis Jurnal
-Kekuatan Jurnal 1 :
Penelitian o Abstrak pada jurnal ini menjelaskan dengan baik tujuan penelitian
serta isi ringkas dari riset yang dilakukan.
o Pada bagian kesimpulan, jurnal ini menjelaskan dengan baik
rangkuman dari hasil penelitian.
o Diksi atau pemilihan kata serta bahasa yang dipergunakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi jurnal.
Jurnal 2 :
Isi jurnal sangat lengkap dan jelas, hasil penelitian yang dijabarkan jelas
dan mudah dimengerti, jurnal disusun dengan rapi dan sistematis, isi
jurnal juga dilengkapi dengan hasil dari penelitian dan ditampilkan pada
jurnal.
Jurnal 3 :
o Pada kesimpulan jurnal, menjelaskan secara ringkas dan baik hasil
dari penelitian
o Diksi atau pemilihan kata serta bahasa yang dipergunakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi jurnal.
o Jurnal ini memuat banyak catatan kaki yang berarti memiliki banyak
referensi dalam penulisannya.
13
-Kelemahan Jurnal 1 : Kurangnya metode penelitian yang mendukung analisis
Penelitian jurnal tersebut.
Jurnal 2 : Kekurangan dari jurnal ini adalah kurang jelasnya peneliti
melakukan penelitian, seperti metode, subjek penelitian dimana melakukan
penelitian, subjek penelitian, dan penerapan metode yang digunakan
Jurnal 3 : Menurut reviewer kekurangan pada jurnal ini tidak ada
14 Kesimpulan Jurnal 1 :
Penelitian tentang hambatan praktikum berdasarkan angket kepada guru
dan siswa dan wawancara kepada guru yang dilakukan di SMP Negeri 17
Kota Jambi dan SMP Negeri 19 Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan praktikum terlaksana dengan baik, begitu juga dengan
evaluasi yang terlaksana dengan baik. Guru di SMP Negeri 17 Kota Jambi
dan SMP Negeri 19 di Kota Jambi Masih kurang termotivasi untuk
melaksanakan paktikum, karena sarana dan prasana dilaboratorium fisika
tidak lengkap, laboratorium digunakan sebagai ruang kelas, sehingga
untuk melakukan praktikum alat harus dibawa kekelas, waktu yang
tersedia menjadi tidak efektif karena harus mempersiapkan alat untuk
dibawa kekelas dan masalah lainnya siswa banyak yang ribut dalam
pelaksanakan praktikum. Faktor penghambat bagi siswa di dua sekolah ini
untuk melakukan praktikum adalah suasana praktikum yang tidak kondusif
serta waktu yang ditentukan untuk praktikum tidak cukup, kebanyakan alat
yang terdapat dilaboratorium tidak memadai, serta laboratorium yang
terkadang digunakan bersamaan dengan mata pelajaran lain.
Jurnal 2 :
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
persentase kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium sebesar 66,77%
(baik). Persentase keterlaksanaan praktikum sebesar 62,81% (cukup
terlaksana). Faktor kendala pelaksanaan praktikum diantaranya, fasilitas
pendukung yang tidak memadai, minimnya kelengkapan bahan praktikum,
alokasi waktu untuk praktikum tidak mencukupi, kurangnya kesiapan
laboran dalam mempersiapkan alat dan bahan praktikum, tidak adanya
laboran di beberapa sekolah sampel, dan sebagian guru biologi/laboran di
sekolah sampel belum pernah mengikuti pelatihan mengenai praktikum
atau penggunaan alat laboratorium. Korelasi antara kelengkapan sarana dan
prasarana laboratorium dengan keterlaksanaan praktikum sebesar 0,27
(rendah).
Jurnal 3 :
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah
Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum di sekolahadalah
kurangnya fasilitas laboratorium serta minimnya sarana dan prasarana
pendukung kegiatan laboratorium, serta kurangnya kesiapan guru dan
laboran dalam menguasai teknik-teknik dasar laboratorium.Sedangkan
solusi yang ditawarkan dalam menjawab permasalahan di atas adalah
dengan memberikan pelatihan kepada guru dan laboran terhadap teknik-
teknik dasar laboratorium dan teknik mengelola laboratorium yang baik
dan benar, serta menumbuhkan motivasi guru dalam melakukan kegiatan
praktikum dengan memberikan pembekalan praktikum- praktikum yang
sifatnya sederhana namun menarik.
14
15 Saran Dari ketiga jurnal tersebut telah dipaparkan beberapa kekurangan-
kekurangan pada jurnal. Kritik yang dipaparkan diatas bukanlah bertujuan
untuk menjatuhkan jurnal, melainkan untuk perbaikan kedepannya agar
jurnal yang ditulis lebih baik lagi dan menjadi sumber referensi yang
relevan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil review maka dapat disimpulkan bahwa pada Jurnal 1 maka dapat disimpulkan
bahwa Penelitian tentang hambatan praktikum berdasarkan angket kepada guru dan siswa
dan wawancara kepada guru yang dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi dan SMP Negeri
19 Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum terlaksana dengan baik,
begitu juga dengan evaluasi yang terlaksana dengan baik. Guru di SMP Negeri 17 Kota Jambi
dan SMP Negeri 19 di Kota Jambi Masih kurang termotivasi untuk melaksanakan paktikum,
karena sarana dan prasana dilaboratorium fisika tidak lengkap, laboratorium digunakan
sebagai ruang kelas, sehingga untuk melakukan praktikum alat harus dibawa kekelas, waktu
yang tersedia menjadi tidak efektif karena harus mempersiapkan alat untuk dibawa kekelas
dan masalah lainnya siswa banyak yang ribut dalam pelaksanakan praktikum. Faktor
penghambat bagi siswa di dua sekolah ini untuk melakukan praktikum adalah suasana
praktikum yang tidak kondusif serta waktu yang ditentukan untuk praktikum tidak cukup,
kebanyakan alat yang terdapat dilaboratorium tidak memadai, serta laboratorium yang
terkadang digunakan bersamaan dengan mata pelajaran lain.
Sedangkan pada jurnal 2 disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa persentase kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium sebesar
66,77% (baik). Persentase keterlaksanaan praktikum sebesar 62,81% (cukup terlaksana).
Faktor kendala pelaksanaan praktikum diantaranya, fasilitas pendukung yang tidak memadai,
minimnya kelengkapan bahan praktikum, alokasi waktu untuk praktikum tidak mencukupi,
kurangnya kesiapan laboran dalam mempersiapkan alat dan bahan praktikum, tidak adanya
laboran di beberapa sekolah sampel, dan sebagian guru biologi/laboran di sekolah sampel
belum pernah mengikuti pelatihan mengenai praktikum atau penggunaan alat laboratorium.
Korelasi antara kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium dengan keterlaksanaan
praktikum sebesar 0,27 (rendah).
Pada jurnal 3 dapat disimpulkan bahwa Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum di sekolahadalah kurangnya fasilitas laboratorium serta minimnya sarana dan
prasarana pendukung kegiatan laboratorium, serta kurangnya kesiapan guru dan laboran
dalam menguasai teknik-teknik dasar laboratorium. Sedangkan solusi yang ditawarkan
dalam menjawab permasalahan di atas adalah dengan memberikan pelatihan kepada guru
dan laboran terhadap teknik-teknik dasar laboratorium dan teknik mengelola laboratorium
yang baik dan benar, serta menumbuhkan motivasi guru dalam melakukan kegiatan
praktikum dengan memberikan pembekalan praktikum- praktikum yang sifatnya sederhana
namun menarik..
3.2 Saran
Berdasarkan Critical Journal Review ini telah dipaparkan beberapa kekurangan-
kekurangan pada jurnal. Kritik yang dipaparkan diatas bukanlah bertujuan untuk menjatuhkan
jurnal, melainkan untuk perbaikan kedepannya agar jurnal yang ditulis lebih baik lagi dan
menjadi sumber referensi yang relevan.
16