Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
Dosen Pengampu: Dra. Ida Wahyuni, M. Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : EVA ROLITA HARIANJA

NIM : 4193321020

KELAS : FISIKA DIK A 2019

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium. Saya berterima kasih kepada Ibu Dra.
Ida Wahyuni, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan
kepada saya selama proses pembelajaran mata kuliah ini.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan oleh karena itu saya meminta maaf jika memiliki kesalahan dalam penulisan.
Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii

BAB I .................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 1

1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................................... 2

REVIEW JURNAL ............................................................................................................................... 2

BAB III ............................................................................................................................................... 21

KRITIKAN ISI JURNAL ................................................................................................................... 21

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal I ...................................................................................... 21

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal II .................................................................................... 22

3.3 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal III ................................................................................... 22

BAB IV ............................................................................................................................................... 24

PENUTUP ........................................................................................................................................... 24

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 24

4.2 Saran......................................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa adalah Critical Journal
Review. Critical Journal Review adalah kegiatan mengkritisi sebuah jurnal penelitian. Namun
Critical Journal Review bukan sekedar membuat laporan atau tulisan tentang isi sebuah
penelitian atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan
analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah penelitian, menyoroti hal yang menarik
dari penelitian tersebut, serta menganalisis pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir
kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.

Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kita menguji kemampuan pikiran
seseorang untuk kemudian menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan,
dan pengalaman yang kita miliki.

Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan pembelajaran
yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical Journal Review
pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang sentral. Dalam
laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang membahas tentang “Permasalahan Dan
Solusi Dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Laboratorium di Sekolah”

1.2 Tujuan Penulisan


• Penyelesaian salah satu tugas perkuliahan mata kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium untuk mereview sebuah jurnal
• Menambah pengetahuan serta wawasan tentang Permasalahan Dan Solusi Dalam
Pembelajaran Fisika Berorientasi Laboratorium di Sekolah
• Meningkatkan ketelitian mahasiswa dalam mereview sebuah jurnal
• Menguatkan kemampuan berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di jurnal

1.3 Manfaat Penulisan


• Memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
• Membantu pembaca untuk lebih mudah memilih jurnal yang ingin di bahas
• Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang direview.

1
BAB II

REVIEW JURNAL

1 Judul JURNAL I
Ommen Sebagai Solusi Pembelajaran Fisika Daerah 3T Untuk Pendidikan 4.0
Dan Pemerataan Pendidikan Indonesia
JURNAL II
Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi Terhadap Pelaksanaan Praktikum
Kimia Pada SLTA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR
JURNAL III
Faktor Dan Solusi Terhadap Kendala Praktikum Biologi Di Sekolah
Menengah Atas
2 Nama Jurnal JURNAL I
Jurnal TEKNODIK
JURNAL II
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
JURNAL III
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
3 Volume Dan Halaman JURNAL I
Volume 23 Nomor 2, Halaman 111 - 122
JURNAL II
Volume 3 Nomor 02, Halaman 1 - 13
JURNAL III
Volume 5 Nomor 4, Halaman 41 - 47
4 Tahun JURNAL I
Tahun 2019
JURNAL II
Tahun 2015
JURNAL III
Tahun 2020
5 Penulis JURNAL I
Qusthalani

2
JURNAL II
Dedi Rahman, Adlim, Mustanir
JURNAL III
Nur Rahmah, Iswadi, Asiah, Hasanuddin, Devi Syafrianti
6 Abstrak JURNAL I
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kreativitas guru fisika
dalam setiap proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar fisika siswa
melalui OMMEN dengan memanfaatkan Laboratorium Maya pada portal
Rumah Belajar
JURNAL II
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan masalah penyebab tidak
terlaksananya kegiatan praktikum di SLTA Aceh besar dan mencari solusi
alternatif penyelesaian masalah praktikum di SLTA Aceh besar menurut ahli
dan pengguna sekolah
JURNAL III
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab kendala
praktikum dan mencari solusi alternatif penyelesaiannya
7 Kata Kunci JURNAL I
OMMEN, portal Rumah Belajar, Laboratorium Maya
JURNAL II
Laboratorium, praktikum, sarana dan prasarana
JURNAL III
Kendala, praktikum, biologi
8 Latar Belakang/ JURNAL I
Pendahuluan Fisika di sekolah ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu
mengembangkan kemampuan melakukan observasi dan eksperimen serta
berpikir taat asas. Hal ini didasari oleh tujuan fisika, yaitu mengamati,
memahami, dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat
(materi) dan energi. Kemampuan melakukan observasi dan eksperimen ini
lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental yang
mencakup tatalaksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan
dalam pengukuran, baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar
kehidupan siswa. Eksperimen atau praktikum atau pengamatan fenomena

3
fisika merupakan jantungnya mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil survei
diketahui bahwa pada pembelajaran fisika di sekolah, sebagian besar
fenomena fisika tidak diselidiki melalui pengamatan langsung tetapi lebih
banyak diceritakan atau hanya dicontohkan saja dari kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran fisika lebih didominasi dengan metode ceramah. Bahkan
beberapa guru menganggap bahwa teori terdapat di dalam soal sehingga
dalam pembelajaran, guru menerangkan materi secara global kemudian siswa
diberi soal, nanti teorinya dijelaskan ketika membahas soal tersebut.
Peralatan laboratorium di sekolah umumnya sangat minim dan kualitasnya
rendah sehingga kurang presisi. Kalaupun dipaksakan melakukan eksperimen
menggunakan peralatan tersebut, sering hasilnya tidak dapat digunakan untuk
membangun konsep, prinsip, hukum, dan teori yang sesuai dengan
seharusnya. Sekolah sulit melakukan pengadaan bahan dan alat atau barang
habis pakai untuk praktikum, guru juga harus mempersiapkan segala
sesuatunya sendiri karena laboratorium sekolah tidak memiliki tenaga
fungsional laboran sendiri. Eksperimen yang kebanyakan dilaksanakan oleh
siswa selama ini lebih banyak bersifat verifikasi. Bahkan masih banyak
sekolah yang berlokasi di kota besar yang tidak memiliki laboratorium,
apalagi yang berlokasi di kota-kota kecil dan di daerah 3T.
Permasalahan di atas dapat diatasi atau paling tidak ada alternatif
solusinya, yaitu dengan menggunakan Laboratorium Maya yang ada di dalam
portal Rumah Belajar. Mengingat sekolah di daerah 3T memiliki jaringan
internet yang sangat minim, Rumah Belajar versi offline menjadi pilihan
utama. Siswa yang menggunakan Laboratorium Maya tersebut diberikan
tantangan untuk menyelesaikan tugas yaitu One Month One Experiment
(OMMEN). OMMEN adalah salah satu model pembelajaran kreatif berbasis
eksperimen.
Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran paket komplit. Selain
fasilitasnya gratis, portal Rumah Belajar juga dapat digunakan dengan mudah.
Portal Rumah Belajar memiliki delapan fitur utama, yaitu: Sumber Belajar,
Buku Digital, Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah
Angkasa, PKP, dan Kelas Maya. Pendaftaran yang sederhana dan tersedia
berbagai fitur pendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan

4
portal Rumah Belajar dalam pembelajaran OMMEN sangat membantu siswa
memahami materi fisika. Keuntungan menggunakan Kelas Maya yaitu
peserta didik dapat melakukan penelitian dimana saja, tidak mengenal ruang
dan waktu. Materi yang akan diujikan juga bisa bervariasi. Laboratorium
Maya sangat sesuai dengan gaya belajar anak milenial.
Nur Hikmah (2017) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh penerapan
Laboratorium Maya terhadap pemahaman konsep siswa. Penelitian ini
diujikan kepada siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelompok eksperimen dengan
pembelajaran menggunakan Laboratorium Maya dan siswa kelas XI MIA 1
sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Penilaian akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen
lebih unggul dari nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu: nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 77,53 dan kelas kontrol sebesar 71,10.
JURNAL II
Laboratorium merupakan sebuah sarana pendukung terlaksananya kegiatan
pembelajaran di sekolah khususnya untuk proses pembelajaran sains.
Hofstein (2004) menjelaskan bahwa kegiatan praktikum telah menjadi bagian
penting untuk mendukung kurikulum dan telah memberikan banyak manfaat
bagi guru dalam mengajarkan pelajaran sains kepada siswa.
Kegiatan eksperimen dan praktikum sebagai salah satu metode yang
mengedepankan proses dan kerja untuk menemukan sendiri sebuah konsep
ilmiah berdasarkan suatu proses, pengamatan, analisis, pembuktian dan
menarik kesimpulan dari suatu objek, (Istarani, 2012).
Mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh sekolah
dalam menjalankan pembelajaran telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, dan telah
diperbaharui dalam Peraturan Pemerintah. Selain permasalahan kurangnya
sarana dan prasarana penunjang kegiatan praktikum, juga terdapat
permasalahan lain yaitu kurangnya pemanfaatan laboratorium di sekolah yang
memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Kurangnya pemanfaatan
sarana dalam mengajarkan pelajaran sains kepada siswa.
Nomor 32 Tahun 2013. Lebih jelas, penjelasan sarana dan prasana tercantum
pula dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24

5
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar,
Menengah Pertama dan Menengah Atas. Namun demikian, terdapat beberapa
hasil penelitian yang menjelaskan tentang standar tersebut. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa tidak semua sekolah dapat dikatakan telah memenuhi
standar tersebut di atas.
Penelitian Suryawati (2012) menjelaskan bahwa:
1) Kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium yang ada di SMA Negeri
Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan, secara keseluruhan belum
memenuhistandar minimal yang sudah ditetapkan berdasarkan SNP yaitu
hanya berkisar antara 67,5% sampai dengan 90,75%;
2) Keefektifan pemanfaatan laboratorium dalam pembelajarankimia secara
keseluruhan berada pada kategori baik dan lebih dari 75% peserta didik
memiliki nilai di atas KKM yang berarti laboratorium dimanfaatkan secara
efektif; dan
3) Penilaian peserta didik terhadap pembelajaran kimia menggunakan
laboratorium beradapada kategori sangat baik. Selain permasalahan
kurangnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan praktikum, juga
terdapat permasalah lain yaitu kurangnya pemanfaatan laboratorium di
sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium yang memadai.
Kurangnya pemanfaatan sarana laboratorium ini dijelaskan berdasarkan hasil
penelitian, salah satunya adalah hasil penelitian Yennita, dkk (2012)
menjelaskan bahwa intensitas guru yang melakukan praktikum di laboratorium
masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena beberapa permasalahan dan
hambatan yang dialami guru yaitu:
• Intensitas guru dalam mengikuti pelatihan laboratorium masih rendah,
• Ketersediaan alatdan bahan praktikum masih kurang,
• Materi pelajaran IPA cukup padat sehingga guru lebih memilih metode
ceramah,
• Tujuan pembelajaran sulit dicapai melalui praktikum
• Dibutuhkan waktu khusus untuk persiapan sebelum praktikum
dilaksanakan,
• Waktu pelaksanaan praktikum dalam jam tatap muka selalu tidak
mencukupi,

6
• Pemahaman guru terhadap konsep serta penggunaan alat- alat praktikum
masih rendah
• Guru sulit merancang LKS sendiri
• Tidak adanya laboran yang dapat membantu pelaksanaan praktikum IPA
JURNAL III
Pembelajaran biologi tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan praktikum, hal
ini disebabkan karena banyaknya konsep abstrak dalam materi biologi yang
harus dimengerti oleh peserta didik. Peran praktikum disini dapat membuat
konsep abstrak menjadi konsep yang lebih mudah ditangkap oleh peserta
didik (Dewi dkk, 2014:14). Praktikum bisa dilakukan di taman, laut maupun
hutan. Namun sebagian besar kegiatan praktikum di sekolah pelaksanaanya
dilakukan di laboratorium.
Laboratorium berperan sebagai tempat untuk peserta didik melatih
keterampilan melalui berbagai macam kegiatan seperti eksperimen maupun
aktivitas ilmiah lainnya. Praktikum sudah menjadi komponen penting dalam
pembelajaran biologi. Namun kenyataannya pelaksanaan praktikum di
sekolah masih belum berjalan secara baik (Atnur dkk, 2015:2). Hamidah dkk
(2014:58) melaporkan bahwa keterlaksanaan praktikum biologi di SMA
Negeri Kota Jambi tergolong kedalam kriteria baik dengan persentase sebesar
65,38%, namun masih terdapat hambatan yang dialami guru dalam kegiatan
praktikum tersebut.
Kendala yang dihadapi oleh pendidik adalah keberadaan laboratorium itu
sendiri yang tidak digunakan sebagai tempat praktikum biologi, melainkan
dijadikan sebagai tuang kelas untuk belajar. Rezeqi (2014:586) dalam
jurnalnya menyampaikan bahwa kendala dalam kegiatan praktikum biologi
di semester ganjil kelas XI di SMAN Kabupaten Karo diantaranya alokasi
waktu yang tergolong kurang baik 46%, peralatan laboratorium 63% dan
perlengkapan laboratorium 56% yang kurang baik. Siburian (2017:30)
melaporkan bahwa permasalahan dalam kegiatan praktikum biologi di SMAN
16 Medan diantaranya ketersediaan waktu untuk kegiatan praktikum tidak
mencukupi, penuntun praktikum yang tidak tersedia, tidak ada laboran dan
bahan di laboratorium tidak memadai. Hasil wawancara dengan beberapa
guru biologi dan hasil observasi yang telah dilakukan di Sekolah Menengah

7
Atas Kota Banda Aceh, diketahui bahwa sebagian sekolah dalam
pembelajaran biologi kelas XI untuk pelaksanaan praktikum masih jarang
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan alokasi waktu yang masih kurang,
kurangnya sarana dan prasarana penunjang praktikum di laboratorium dan
kurangnya pemanfaatan laboratorium di sekolah yang sudah memiliki
fasilitas laboratorium yang memadai. Kurang berjalannya praktikum
disekolah merupakan suatu hal yang dapat mengkhawatirkan dalam proses
pembelajaran biologi, dan akan berdampak pada pemahaman peserta didik
terhadap pembelajaran biologi.
9 Metode JURNAL I
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Pada tahapan awal, dilakukan penyusunan rancangan tindakan
yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
bagaimana kegiatan tersebut dilakukan (Suhardjono, 2011: 78).
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA-1 SMAN 2 Langkahan, Aceh
Utara Tahun Pembelajaran 2017/2018. Jumlah siswa kelas XI-MIA-1 adalah
35 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober s.d November 2017
dan dibatasi hanya untuk mata pelajaran fisika dengan materi Elastisitas Pegas
melalui pemanfaatan fitur Laboratorium Maya dalam portal Rumah Belajar.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan
dokumentasi. Penggunaan instrumen pedoman observasi ditujukan untuk
pengumpulan data pengamatan lapangan. Hasil belajar dengan menggunakan
tes, sedangkan kreativitas guru dengan menggunakan lembar observasi. Data
yang telah dikumpulkan dianalisis berdasarkan perubahan yang terjadi pada
setiap siklus tentang proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
sebagai bentuk pengalaman belajar.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif
yaitu membandingkan keberhasilan antara siklus yang satu dengan siklus
berikutnya. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data
kuantitatif, yaitu untuk menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai siswa.

8
JURNAL II
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh guru kimia, kepala
sekolah dan siswapadaSMA Modal Bangsa, MAN 1 Darussalam dan SMA 1
Darussalam kabupaten Aceh Besar. Sedangkan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik probability
sampling jenis random sampling, dan purporsive sampling atau sampel
bertujuan meliputi guru bidang studi kimia sebanyak 5 orang, kepala sekolah
sebanyak 3 orang dansiswa sebanyak 348 orang siswa yang difokuskan pada
3 sekolah.
Langkah – langkah dalam penelitian ini adalah:
• Survei pemenuhan SNP laboratorium
• Survei keterlaksanaan praktikum
• Survei kendala dan permasalahan praktikum di sekolah, dan
• Menentukan alternatif solusi penyelesaian permasalahan praktikum di
sekolah.
JURNAL III
Penelitian dilakukan pada Bulan Maret-Juli Tahun 2020 bertempat Sekolah
Menengah Atas Kota Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan berupa
penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif yang dikuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini yaitu SMA Kota Banda Aceh. Sampel
penelitian ini adalah 11 SMA Kota Banda Aceh, responden terdiri 11 guru
mata pelajaran biologi dan 99 peserta didik kelas XI IPA.
Instrumen dalam penelitian ini berupa angket tertutup dan menggunakan
skala Guttman. Teknik pengumpulan data yaitu tanggapan guru dan
tanggapan peserta didik mengenai kendala pelaksanaan praktikum biologi
diperoleh dengan menggunakan angket. Kajian literatur digunakan dalam
mencari solusi dalam kendala praktikum yang telah diperoleh dari hasil
angket. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase.
10 Hasil Dan Pembahasan JURNAL I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan/perencanaan ini, yaitu:
(1) Melakukan pertemuan dengan teman sejawat guru selaku pengamat
untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada saat pembelajaran fisika di daerah 3T;

9
(2) Mendiskusikan dan menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian;
(3) Mmempersiapkan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian
yaitu berupa media Laboratorium Maya offline portal Rumah Belajar;
(4) Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan, diskusi hasil pengamatan
pada subjek penelitian;
(5) Mempersiapkan buku perekam data; dan
(6) empersiapkan perangkat tes hasil belajar pada setiap siklus.
Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut.
Siklus I adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada
RPP berbasis eksperimen yang telah dibuat.
• Langkah pertamanya adalah mengamati permasalahan yang telah
disiapkan sebelumnya yang bersumber dari portal Rumah Belajar.
• Langkah kedua adalah menanya, yaitu bertanya kepada siswa tentang
pengertian elastisitas. Menanyakan pula mana yang termasuk benda-
benda elastris. Pada tahap ini, secara mudah dapat disajikan benda-benda
elastis dari sumber belajar portal Rumah Belajar yang telah disiapkan
sebelumnya
• Langkah ketiga yaitu mengeksplorasi, di mana siswa berdiskusi dan
melakukan eksperimen untuk membuktikan hukum Hooke, salah satu
konsep elastisitas.
• Langkah keempat adalah mengasosiasi, yaitu siswa menyimpulkan
permasalahan yang dibahas di antaranya menentukan koefisien elastisitas
pegas. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari, siswa diminta untuk mengerjakan latihan.
• Langkah kelima yaitu mengomunikasikan, di mana salah satu anggota
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kegiatan sebelumnya.
Sementara itu, siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap materi
presentasi, baik dalam bentuk tanya jawab untuk mengonfirmasi,
melengkapi informasi, maupun tanggapan lainnya.
Siklus II adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman
pada RPP yang telah dibuat.

10
• Langkah pertama yaitu mengamati permasalahan yang telah disiapkan
sebelumnya bersumber dari portal Rumah Belajar, di mana ada perbaikan
pada sumber belajar yang lebih relevan.
• Langkah kedua yaitu menanya, di mana guru bertanya kepada siswa
tentang elastisitas gabungan pegas. Pada tahap ini, disajikan animasi dari
sumber belajar portal Rumah Belajar.
• Langkah ketiga yaitu mengeksplorasi, di mana siswa berdiskusi dan
melakukan eksperimen untuk membuktikan koefisien gabungan pegas.
• Langkah keempat yaitu mengasosiasi, di mana siswa menyimpulkan pola
yang ada. Kemudian, untuk mengetahui pemahaman materi yang
dipelajari, siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan latihan.
• Langkah kelima yaitu mengomunikasikan, di mana salah satu anggota
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kegiatan sebelumnya.
Sementara siswa lainnya memberikan tanggapan terhadap materi
presentasi dalam bentuk tanya jawab, baik untuk mengonfirmasi,
melengkapi informasi maupun tanggapan lainnya, dan melakukan
penilaian menggunakan alat penilaian yang telah disediakan.
Kegiatan pada saat observasi adalah:
(1) Teman sejawat mencatat semua aktivitas yang dilakukan guru dan siswa
selama proses pembelajaran,mulai dari kegiatan awal hingga akhir
kegiatan; dan
(2) Melakukan observasi dengan menggunakan instrumen observasi.
Kemudian, pada saat refleksi, kegiatan yang dilakukan adalah:
(1) Menganalisis catatan di lapangan dan jurnal harian sebagai hasil
pengamatan saat pembelajaran di kelas, untuk selanjutnya dikaji dan
dicermati kembali;
(2) Data yang terkumpul dikaji secara komprehensif;
(3) Data dibahas bersama pengamat untuk mendapat kesamaan pandangan
terhadap tindakan pada setiap siklus; dan
(4) Hasil refleksi dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan
berikutnya.
Indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan penelitian ini yaitu:

11
1) Prestasi belajar siswa meningkat kualitasnya setelah dilakukan tindakan
yaitu dengan membandingkan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah
dilaksanakan tindakan; dan
2) Aktivitas siswa menunjukkan peningkatan setelah dilakukan tindakan
yaitu dengan membandingkan aktivitas sebelum dan setelah dilaksanakan
tindakan.
Siklus I
Perencanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 30 September 2017 dan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit dalam satu kali pertemuan. Pada tahap
perencanaan ini, penulis: (1) menyusun RPP tentang pengertian elastisitas;
(2) membuat lembar kerja siswa; (3) membuat lembar observasi, yaitu
lembaran pengamatan aktivitas guru dan siswa; dan (4) membuat soal tes
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menetapkan model
OMMEN yang membahas tentang konsep elastisitas. Pada pelaksanaan ini,
guru melakukan kegiatan kegiatan antara lain: Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama ini, memotivasi
siswa dan mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan
awal yang dimiliki siswa, baik dari pembelajaran sebelumnya maupun
pengetahuan yang didapat siswa dari kehidupan sehari-hari. Guru
memberikan permasalahan sederhana kepada siswa, permasalahan yang
diberikan berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Guru membagi
kelas menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa dengan
kemampuan setiap kelompok berbeda-beda, dari berkemampuan rendah,
sedang, dan tinggi.
Kemudian guru membagikan LKS dan mengarahkan siswa untuk melakukan
percobaan secara virtual (maya) dengan memanfaatkan fitur Laboratorium
Maya portal Rumah Belajar. Guru mengarahkan siswa untuk
mengeksploitasi dan menguji secara langsung melalui laboratorium maya. Di
samping itu guru memberikan informasi yang berhubungan dengan materi
untuk memperluas pengetahuan siswa dan menjawab pertanyaan yang
diajukan siswa.

12
Guru menugaskan siswa untuk mengelompokkan diri berdasarkan
perubahannya dan menjelaskan pola penemuannya berdasarkan hasil
percobaan masing-masing kelompok. Setelah melakukan percobaan guru
menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara
bergiliran serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Di akhir
pembelajaran, guru akan melakukan penilaian dengan memberikan pujian
tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi elastisitas, sesuai
dengan soal-soal yang tersusun. Selanjutnya, guru dan pengamat akan
melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan guru. Berdasarkan hasil
refleksi dari pengamat, guru akan menyusun langkah-langkah pelaksanaan
selanjutnya pada siklus II.
Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui penerapan model OMMEN dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang ditujukan kepada perilaku yang
muncul, setiap interval waktu 70 menit.
Siklus II
Perencanaan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 November 2017 dan dilaksanakan
selama 2 x 45 menit dalam satu kali pertemuan. Pada tahap perencanaan ini,
penulis:
1) Menyusun RPP tentang materi elastisitas pegas;
2) Membuat lembar kerja siswa;
3) Membuat lembar observasi, yaitu lembaran pengamatan aktivitas guru
dan siswa; dan
4) Membuat soal tes
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
OMMEN pada materi elastisitas pegas dengan memanfaatkan fitur
Laboratorium Maya portal Rumah Belajar. Pada pelaksanaan ini, guru
melakukan kegiatan-kegiatan sebagi berikut:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
pertama ini;

13
2) Memotivasi siswa;
3) Mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal
yang dimiliki siswa baik dari pembelajaran sebelumnya maupun
pengetahuan yang didapat siswa dari kehidupan sehari-hari; dan
4) Memberi arahan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan
menerapkan model OMMEN.
Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui penerapan model OMMEN dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang telah dipersiapkan.
JURNAL II
Keadaan Fasilitas Laboratorium Sekolah Keadaan Bangunan
Berdasarkan hasil observasi dan data-data yang dikumpulkan dari sekolah
mengenai luas masing-masing laboratorium, diperoleh bahwa luas
laboratorium pada masing-masing sekolah telah memenuhi standar bangunan
yang telah ditetapkan. Laboratorium seharusnya dibagi menjadi dua bagian,
bagian pertama digunakan sebagai ruang persiapan dan bagian kedua
digunakan untuk kegiatan praktikum. Hasil temuan menunjukkan bahwa
sebahagian besar laboratorium sekolah tidak memiliki fasilitas persiapan
bahan dan alat, tetapi hampir seluruh ruangan digunakan untuk kegiatan
praktikum.
Selanjutnya adalah keadaan sarana pendukung seperti meja praktikum atau
meja demo. Meja demo dalam sebuah laboratorium kimia digolongkan ke
dalam bangunan yang buat menyatu dengan gedung dan sifatnya permanen
(bench). Standar ini didasarkan kepada Standarisasi Bangunan dan Perabot
Sekolah Menengah Atas (2011) yang menjelaskan bahwa sebuah
laboratorium seharusnya memiliki meja praktik yang permanen dengan
dilengkapi fasilitas suplai air bersih dan bak pencuci. Adapun hasil temuan di
lapangan menunjukkan bahwa semua sekolah memiliki sarana pendukung
yang masih di bawah standar.

14
Keadaan Peralatan Dan Bahan
Kondisi yang tidak layak pakai dan sebagian lainnya memiliki resiko untuk
digunakan dalam jangka waktu lama.Jumlah rasio alat dan bahan ditentukan
berdasarkan standar rasio yang telah ditentukan oleh BSN misalnya, untuk
jumlah kursi yang harus ada pada setiap laboratorium adalah 1 buat kursi per
peserta didik dan 1 buah kursi untuk guru dikalikan dengan jumlah
rombongan belajar pada sekolah tersebut. Sedangkan deskripsi kursi tersebut
haruslah kuat, stabil dan mudah dipindahkan.

Masalah dan Kendala


Praktikum Tanggapan Kepala Sekolah
Bukti-bukti observasi dan temuan pada tahap pertama dikuatkan dengan
dengan dilakukan wawancara dan penyebaran terhadap angket kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam aktivitas sekolah. Proses discovery terhadap
masalah-masalah yang mungkin terjadi di sekolah mengenai kegiatan
praktikum dimulai dengan tahapan wawancara dengan kepala sekolah sebagai
pihak tertinggi dalam hal pengawasan dan pengambil keputusan terhadap
semua aktivitas sekolah.
Tanggapan Siswa
Proses pengumpulan permasalahan dilanjutkan dengan mengedarkan angket
kepada siswa pada masing-masing sekolah. Jumlah siswa sebagai sampel
adalah sebesar 348 orang dengan teknik pengambilan sampel secara acak
pada masing-masing sekolah sampel.
Tanggapan Guru
Penentuan tingkat masalah yang menjadi prioritas dari beberapa
permasalahan di atas dilakukan dengan meminta tanggapan guru bidang studi
yang bersangkutan untuk mengurutkan kurangnya alokasi waktu untuk
melakukan praktikum, dari 348 orang responden, 191 orang atau 59,28%
menjawab bahwa waktu yang dialokasikan masih sangat kurang.

15
Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang sangat
penting adalah persoalan sarana dan prasarana yang masing sangat kurang
memadai, dan kesiapan laboran dan guru yang kurang baik. Permasalahan ini
merupakan akar masalah dari beberapa masalah lain yang muncul sedikit
sulit. Permasalahan lainnya adalah kurangnya kesiapan guru, hal ini
disebabkan karena sedikitnya jumlah guru yang tidak sesuai dengan jumlah
beban ngajar dan jumlah ruangan. Sehingga alokasi waktu untuk mengajar
dan melakukan praktikum di laboratorium sedikit tarkendala. Permasalahan
yang terjadi yaitu kondisi ruangan laboratorium yang masih kurang memadai,
dan masih menggunakan satu laboratorium untuk melakukan praktikum
kimia, fisika dan biologi. Fasilitas pendukung yang minim, kurangnya
kesiapan laboran dan kurangnya kesiapan guru dalam membimbing
praktikum.
Permasalahan ini disebabkan karena status sekolah yang baru berubah status
menjadi sekolah negeri pada tahun 2012 dan status akreditasi masih terdaftar
sehingga faktor ini menjadikan kurangnya perhatian pemerintah untuk
sekolah ini. Permasalahan lainnya adalah jumlah guru kimia yang hanya satu
orang yang juga merangkap sebagai wakil kepala bagian kurikulum. Sehingga
beban mengajar menjadi banyak dan tidak sempat melaksanakan praktikum.
Kurangnya fasilitas, seperti kurangnya kesiapan guru dalam menyiasati
ketiadaan alat dan bahan serta kurangnya motivasi guru dalam menerapkan
metode praktikum di laboratorium.

16
Solusi yang dapat ditawarkan untuk menjawab permasalahan di atas adalah
dengan memberikan pelatihan kepada guru bidang studi dan laboran
mengenai tata kelola laboratorium serta pemahaman terhadap teknik-teknik
dasar dalam memodifikasi suatu kegiatan praktikum dengan alat dan bahan
yang lebih mudah didapat atau alat dan bahan dari lingkungan sekitar.
Pemberian pelatihan dan pembekalan bagi guru diharapkan dapat
menumbuhkan kembali motivasi guru agar menerapkan metode praktikum
dan mengajak siswa ke dalam laboratorium. Solusi ini di dasarkan kepada
penelitian oleh Hofstein (2004) yang melaporkan bahwa seorang guru
membutuhkan pemahaman, skil dan sumber daya untuk dapat membantu
siswa berinteraksi secara intelektual dan fisik serta mampu meningkatkan
kemampuan investigasi dan refleksi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, untuk
dapat meningkatkan sikap ilmiah dan pemahaman laboratorium bagi siswa
dipengaruhi oleh ekspektasi guru dalam mengajar, jenis penilaian yang
diterapkan, jenis praktikum yang digunakan, bentuk lembar kerja, dan alat-
alat media yang mencukupi.
Sedangkan solusi terhadap kurangnya fasilitas pada beberapa sekolah sampel,
dapat diantisipasi dengan menerapkan metode demonstrasi atau karya wisata.
Rahyubi (2012) menjelaskan bahwa metode demonstrasi dapat diterapkan
sebagai penganti metode eksperimen dan praktikum di dalam kelas dengan
menggunakan prinsip peragaan dan percontohan terhadap suatu teknik atau
cara kerja suatu proses. Metode demonstrasi sebagai pengganti metode
eksperimen dan praktikum dapat diaplikasikan dengan ketentuan bahwa
jumlah siswa yang ada di dalam suatu kelompok belajar adalah kurang dari
20 orang siswa. Sedangkan untuk siswa dalam jumlah besar, metode
demontrasi dapat dikatakan kurang efektif.
JURNAL III
Kendala praktikum, diketahui bahwa yang menjadi faktor kendala praktikum
diantaranya, peserta didik tidak sering mengikuti praktikum, hal ini
disebabkan karena guru tidak sering menggunakan metode praktikum dalam
pembelajaran. Faktor selanjutnya yaitu tidak tersedianya bahan praktikum
yang memadai, sehingga praktikum terhambat dikarenakan sering habis

17
bahan untuk praktikum. Faktor selanjutnya yaitu alokasi waktu untuk
praktikum tidak mencukupi sehingga pada saat praktikum.
Kendala praktikum, diketahui bahwa kendala praktikum diantaranya, fasilitas
pendukung di laboratorium tidak memadai. Mauliza dan Nurhafidhah
(2018:40) menyatakan bahwa penyebab fasilitas pendukung tidak memadai
dikarenakan kurangnya alokasi dana yang tersedia untuk laboratorium,
sehingga untuk mencukupi kebutuhan fasilitas laboratorium sekolah harus
memikirkan anggaran yang ada untuk dapat memenuhi keperluan fasilitas
laboratorium. Kendala berikutnya adalah alokasi waktu praktikum tidak
mencukupi. Waktu untuk praktikum harus diatur semaksimal mungkin karena
pada pelaksanaan praktikum memiliki kegiatan yang banyak dan persiapan
yang cukup.
Kendala berikutnya yaitu kurangnya kesiapan laboran dalam menyiapkan
kebutuhan praktikum. Mauliza & Nurhafidhah (2018:40) menyampaikan
bahwa kurangnya kesiapan laboran ini dikarenakan kurangnya kegiatan
pelatihan yang didapatkan oleh laboran. Faktor berikutnya yaitu tidak adanya
laboran, sehingga guru merasa kewalahan dalam mempersiapkan praktikum.
Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto & Yuliana (2008:308) jika yang
menjadi laboran adalah guru yang juga mengajar dikelas maka praktikum
akan sulit dilaksanakan. Praktikum membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, seperti tenaga laboran yang bertugas membantu guru dalam
pelaksanaan praktikum di laboratorium.
Solusi untuk mengatasi kendala praktikum yang didapatkan dari hasil angket
peserta didik dan guru. Kendala pertama yang didapatkan adalah alokasi
waktu yang tidak mencukupi. Hal ini seharusnya dapat diatasi jika pendidik
mengatur alokasi waktu untuk tahap-tahap pembelajaran dengan matang.
Masalah ini juga dapat diatasi bila guru dan laboran mempersiapkan
keperluan praktikum sebelum jam pelajaran tersebut berlangsung, sehingga
dapat menghemat waktu yang digunakan selama praktikum (Sardiman,
2012:220). Guru juga dapat memberikan waktu tambahan sebelum jam
pulang sekolah apabila waktu untuk melaksanakan praktikum tidak
mencukupi.

18
Kendala selanjutnya adalah fasilitas pendukung tidak memadai. (Yaman,
2016:67) menyampaikan bahwa kendala tersebut dapat dikomunasikan pada
kepala sekolah dan komite sekolah terkait mengenai permasalahan sarana dan
prasarana laboratorium, untuk dilakukan penyusunan anggaran dan
mengajukan permohonan bantuan dana pengembangan laboratorium kepada
pihak yang terkait. Yennita dkk (2012:10) juga menyampaikan bahwa pihak
sekolah melalui instansi terkait dapat memenuhi kebutuhan laboratorium
sekolah, baik dari segi ketersediaan alat dan bahan keperluan praktikum serta
tenaga laboran, dan melaksanakan pelatihan peningkatan profesional guru
khususnya pengelolaan laboratorium.
Kendala selanjutnya yaitu kurangnya kesiapan laboran mempersiapkan
kebutuhan praktikum dan sebagian guru belum pernah mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan penggunaan alat alat laboratorium. Solusi untuk
mengatasi kendala ini yaitu dengan pemberian pelatihan teknik laboratorium
kepada pendidikan dan tenaga laboran. Hofstein dkk (2004:49) juga
menyampaikan bahwa pendidik membutuhkan wawasan yang luas, skills dan
sumber daya serta mampu meningkatkan kemampuan investigasi dan refleksi
11 Kesimpulan JURNAL I
Kesimpulan yang diperoleh adalah OMMEN dapat meningkatkan kreativitas
guru fisika dalam setiap proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran fisika. Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar mencerminkan keterlaksanaan model OMMEN. Aktivitas
guru yang paling dominan pada siklus I adalah menjawab pertanyaan yang
diajukan siswa (skor 3); siklus II memberikan permasalahan yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa (skor 4); siklus
III memberikan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan
diajarkan kepada siswa (skor 5). Aktivitas siswa yang paling dominan pada
siklus I adalah mengajukan pertanyaan (skor 3); siklus II memecahkan
permasalahan yang diberikan guru (skor 4); dan siklus III memecahkan
masalah yang diberikan guru (skor 5). Adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I, persentase ketuntasan yang
diperoleh adalah 40%, dan meningkat menjadi 91% pada siklus II. Jadi
penggunaan Laboratorium Maya portal Rumah Belajar dapat mengatasi

19
permasalahan pelaksanaan percobaan dalam pembelajaran fisika di sekolah
daerah 3T. Pembelajaran dengan model atau strategi OMMEN melalui
pemanfaatan portal Rumah Belajar dapat membentuk karakter siswa yaitu
yang mandiri, kreatif, dan berintergritas.
JURNAL II
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah Permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan praktikum di sekolahadalah kurangnya fasilitas
laboratorium serta minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan
laboratorium, serta kurangnya kesiapan guru dan laboran dalam menguasai
teknik-teknik dasar laboratorium. Sedangkan solusi yang ditawarkan dalam
menjawab permasalahan di atas adalah dengan memberikan pelatihan kepada
guru dan laboran terhadap teknik-teknik dasar laboratorium dan teknik
mengelola laboratorium yang baik dan benar, serta menumbuhkan motivasi
guru dalam melakukan kegiatan praktikum dengan memberikan pembekalan
praktikum- praktikum yang sifatnya sederhana namun menarik
JURNAL III
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa faktor kendala pelaksanaan praktikum biologi yang didapatkan dari
tanggapan peserta didik dan guru diantaranya, alokasi waktu tidak
mencukupi, fasilitas pendukung tidak memadai, bahan praktikum tidak
memadai, belum adanya laboran disekolah, kurangnya kesiapan laboran
dalam mempersiapkan kebutuhan praktikum, dan sebagian guru belum
pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan praktikum atau
pengelolaan laboratorium. Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi
kendala pelaksanaan praktikum adalah dengan mengajukan permohonan
bantuan dana pengembangan laboratorium kepada pihak yang terkait,
merencanakan alokasi waktu dengan baik, mencari tenaga laboran oleh pihak
sekolah serta mengadakan pelatihan kepada guru dan laboran mengenai
teknik laboratorium dan pengelolaan laboratorium.

20
BAB III

KRITIKAN ISI JURNAL

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal I


1. Kedalaman Isi

Jurnal ini memiliki kedalaman isi yang sudah baik, pembahasan tentang materi pada
jurnal ini yaitu tentang “Ommen Sebagai Solusi Pembelajaran Fisika Daerah 3T Untuk
Pendidikan 4.0 Dan Pemerataan Pendidikan Indonesia” sudah sangat jelas dan akurat
dimana setiap penjelasan disertai dengan catatan kaki. Isi jurnal ini memuat cakupan luas
mengenai Permasalahan Dan Solusi Dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi
Laboratorium di Sekolah. Jurnal ini juga memiliki latar belakang yang sangat jelas, hasil
dan pembahasan yang sangat mendetail, metode penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan juga instrument penelitian serta kesimpulan.

2. Tata Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penulisan Jurnal I ini sudah sesuai dengan EYD dan
komunikatif. Pemilihan kata yang digunakan sudah tepat dan tidak sulit dipahami.

3. Metode Penelitian

Pada jurnal I metode yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Metode yang digunakan peneliti sangatlah terperinci dijelaskan pada pembahasan jurnal.

4. Pendukung Penyajian

Jurnal ini memberikan pendukung penyajian berupa diagram batang yang meliputi hasil
tes siklus yang dilakukan pada pembahasan jurnal ini.

21
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal II
1. Kedalaman Isi

Jurnal ini memiliki kedalaman isi yang sudah baik, pembahasan tentang materi pada
jurnal ini yaitu tentang “Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi Terhadap Pelaksanaan
Praktikum Kimia Pada SLTA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR” sudah sangat
jelas dan akurat dimana setiap penjelasan disertai dengan catatan kaki. Isi jurnal ini
memuat cakupan luas mengenai Permasalahan Dan Solusi Dalam Pembelajaran Fisika
Berorientasi Laboratorium di Sekolah. Jurnal ini juga memiliki latar belakang yang
sangat jelas, hasil dan pembahasan yang sangat mendetail, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data serta kesimpulan.

2. Tata Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penulisan Jurnal II ini sudah sesuai dengan EYD dan
komunikatif. Pemilihan kata yang digunakan sudah tepat dan tidak sulit dipahami.

3. Metode Penelitian

Pada jurnal II metode yang digunakan tidak ada dipaparkan secara jelas dan detail hanya
saja dipaparkan bagaimana langkah – langkah dalam penelitiannya.

4. Pendukung Penyajian

Jurnal ini memberikan pendukung penyajian berupa tabel keadaan bangunan


laboratorium, keadaan fasilitas pendukung laboratorium, rasio keadaan peralatan dan
bahan di laboratorium dan tabel tanggapan kepala sekolah terkait masalah yang ada di
laboratorium. Ada juga dipaparkan tabel persentase pendapat siswa, dan tabel tanggapan
guru disetiap pembahasan jurnal ini.

3.3 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal III


1. Kedalaman Isi

Jurnal ini memiliki kedalaman isi yang sudah baik, pembahasan tentang materi pada
jurnal ini yaitu tentang “Faktor Dan Solusi Terhadap Kendala Praktikum Biologi Di
Sekolah Menengah Atas” sudah sangat jelas dan akurat dimana setiap penjelasan disertai
dengan catatan kaki.

22
Isi jurnal ini memuat cakupan luas mengenai Permasalahan Dan Solusi Dalam
Pembelajaran Fisika Berorientasi Laboratorium di Sekolah. Jurnal ini juga memiliki latar
belakang yang sangat jelas, hasil dan pembahasan yang sangat mendetail, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta kesimpulan.

Hanya saja kelemahan jurnal ini terlalu terfokus pada Faktor Dan Solusi Terhadap
Kendala Praktikum Biologi Di Sekolah Menengah Atas. Sehingga pembahasannya tidak
memenuhi tujuan di RPS yaitu Permasalahan Dan Solusi Dalam Pembelajaran Fisika
Berorientasi Laboratorium di Sekolah

2. Tata Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penulisan Jurnal III ini sudah sesuai dengan EYD dan
komunikatif. Pemilihan kata yang digunakan sudah tepat dan tidak sulit dipahami.

3. Metode Penelitian

Pada jurnal II metode yang digunakan tidak ada dipaparkan secara jelas dan detail hanya
saja dipaparkan bagaimana langkah – langkah dalam penelitiannya.

4. Pendukung Penyajian

Jurnal ini memberikan pendukung penyajian berupa tabel tanggapan Peserta Didik
Mengenai Kendala Praktikum Biologi kelas XI di SMA Kota Banda Aceh.

23
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari ketiga jurnal diatas penulis memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda. Penulis
seakan memiliki versinya sendiri dalam menulis materi pembahasannya. Setiap penulis pasti
akan berusaha membuat karyanya semenarik dan sebagus mungkin sehingga akan diminati
para pembacanya. Dengan karakteristik dan gaya penyajian materi yang berbeda pada setiap
buku sehingga akan menghasilkan keunggulan dan kelemahan pula dari masing-masing jurnal

Setelah membaca ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing jurnal
tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Mulai dari segi isi jurnal
seperti segi judul, abstrak, pendahuluan, teknik analisis, instrument, penarikan sampel, hasil dan
pembahasan serta kesimpulan jurnal sampai tata bahasa dari kedua jurnal tersebut ada yang lebih
unggul atau ada yang lebih lemah.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil Critical Journal Review yang telah dilakukan maka dapat diajukan
beberapa rekomendasi kepada mahasiswa dan akademisi yang ingin menjadi peneliti
selanjutnya:
a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan suatu penelitian dan
pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi untuk menentukan sumber
pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain yang akan digunakan

b. Bagi Peneliti Lainnya

Review jurnal ini masih jauh dari kata sempurna, maka sebaginya dilakukan review lebih
lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam review jurnal ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Qusthalani. 2019. Ommen Sebagai Solusi Pembelajaran Fisika Daerah 3T Untuk Pendidikan
4.0 Dan Pemerataan Pendidikan Indonesia. Jurnal TEKNODIK. 23 (2), hal 111 – 122

Rahman, Dedi, Adlim., dkk. 2015. Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi Terhadap
Pelaksanaan Praktikum Kimia Pada SLTA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 3 (02), hal 1 – 13

Rahmah, Nur, Iswadi., dkk. 2020. Faktor Dan Solusi Terhadap Kendala Praktikum Biologi Di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unsyiah. 5 (4), hal 41 - 47

25

Anda mungkin juga menyukai