Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“GERAKAN LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)”

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika SMA Dalam Multimedia)

Dosen Pengampu : Teguh Febri Sudarma, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : RUTH RAMAYANI PASARIBU


NIM : 4193121044
Kelas : FISIKA DIK A 2019
Prodi : PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-
Nya saya bisa menyelesaikan tugas Critical Journal Review khusus mata kuliah “Fisika SMA
dalam Multimedia” ini, dan saya bisa tepat waktu mengerjakannya sesuai dengan jadwal dan
waktu yang sudah ditentukan tanpa ada kendala yang berarti apapun.

Terselesaikannya makalah CJR ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai
pihak untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yaitu bapak Teguh Febri Sudarma, M.Pd yang sudah banyak
memberikan bimbingan atas tugas ini. Sehingga saya termotivasi dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan,dorongan,dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak tersebut. Saya sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan. Maka saya minta
maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Saya mengharapkan kritik dan
saran dalam tugas ini agar dilain waktu saya bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat bagi
orang lain.

Medan, Oktober 2021

Ruth Ramayani Pasaribu


NIM. 4193121044

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN JURNAL............................................................................................. 2
2.1 Ringkasan Jurnal I .................................................................................................... 2
BAB III KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JURNAL ............................................... 20
3.1 JURNAL I ..................................................................................................................... 20
A. Kecukupan Isi ............................................................................................................ 20
B. Relevansi ..................................................................................................................... 20
C. Kedalaman Isi ............................................................................................................ 20
D. Daya Tarik ............................................................................................................... 20
3.2 JURNAL II.................................................................................................................... 21
A. Kecukupan Isi .......................................................................................................... 21
B. Relevansi .................................................................................................................. 21
C. Kedalaman Isi .......................................................................................................... 21
D. Daya Tarik ............................................................................................................... 21
3.3 JURNAL III ............................................................................................................. 22
A. Kecukupan Isi .......................................................................................................... 22
B. Relevansi .................................................................................................................. 22
C. Kedalaman Isi .......................................................................................................... 22
D. Daya Tarik ............................................................................................................... 22
BAB IV IMPILAKSI TERHADAP ...................................................................................... 19
4. 1 Teori/ konsep ........................................................................................................... 19
4.2 Analisis Mahasiswa ................................................................................................. 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 20
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 20
5.2 Saran......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR

(CJR) Critical Journal Review adalah kegiatan mengkritisi sebuah jurnal penelitian.
Namun Critical Journal Review bukan sekedar membuat laporan atau tulisan tentang isi
sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah penelitian, menyoroti
hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta menganalisis pengaruh gagasan tersebut
terhadap cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian
tertentu.
Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kita menguji kemampuan pikiran
seseorang untuk kemudian menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan,
dan pengalaman yang kita miliki. Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review
menjadi kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang
komprehensif. Critical Journal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau
permasalahan yang sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang
membahas tentang “Usaha Dan Energi”
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan Critical Journal Review ini, yaitu:


• Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Fisika SMA Dalam Multimedia
• Untuk menambah pengetahuan mengenai Materi GLBB
• Untuk meningkatkan kemampuan kita sebagai mahasiswa untuk menganalisa sebuah
buku serta dalam mengkritik kelemahan maupun kekurangan sebuah buku.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan Critical Journal Review ini, yaitu:


• Critical Journal Review bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis
mengenai Materi GLBB

• Critical Journal Review bermanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam menilai
buku dengan cara memberikan kritikan yang membangun, dan untuk memenuhi tugas
perkuliahan.

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal I

1. JUDUL Analysis of Students’ Understanding of Motion in Straight


Line Concepts: Modeling Instruction with Formative E-
Assessment
Pemahaman Siswa tentang Gerak Pada Konsep Garis
Lurus: Pembelajaran Pemodelan dengan Formative E-
Assessment
2. NAMA JURNAL International Journal of Instruction
Jurnal Intruksi Nasional
3. VOLUME DAN HALAMAN 12(4) 353-364
4. TAHUN 2019.
5. PENULIS Sentot Kusairi, Lelitha Noviandari, Parno, Hastiningtyas
Yuli Pratiwi
6. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman
siswa tentang gerak pada konsep garis lurus dan
kesulitannya setelah mengikuti proses pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran
dengan desain eksperimen tertanam. Penelitian dilakukan di
salah satu SMA Negeri di Kota Malang Indonesia dengan
jumlah siswa 34 siswa yang terdiri dari 20 perempuan dan
14 laki-laki. Instrumen penelitian menggunakan pertanyaan
pilihan ganda beralasan dengan reliabilitas 0,814. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa E-Assessment Formatif
terintegrasi dalam pembelajaran modelling instruction
meningkatkan pemahaman konsep siswa secara signifikan
dengan N-gain = 0,41 dan d effect size = 1,902. Ditemukan
beberapa kesulitan yang dialami siswa setelah pembelajaran
berlangsung antara lain dalam memahami grafik posisi dan
kecepatan waktu. Kombinasi pembelajaran pemodelan
dengan penilaian e-formatif dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang gerak garis lurus.
7. KATA KUNCI Pemahaman konsep fisika, instruksi pemodelan, penilaian
formatif, gerak garis lurus, penilaian elektronik, instruksi.
8. LATAR Gerak lurus merupakan salah satu konsep penting dalam
BELAKANG/PENDAHULUAN pelajaran fisika sekolah. Gerak dalam garis lurus
merupakan dasar untuk mempelajari materi fisis selanjutnya
(Serway & Jewett, 2004). grafik posisi, kecepatan, dan

2
percepatan waktu yang memadai (Bollen et al., 2016; Klein
et al., 2017; Zavala et al., 2017). Jika siswa berhasil
menguasai materi ini dengan baik, siswa akan lebih mudah
mempelajari konsep fisika yang lebih kompleks. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajari konsep gerak garis lurus. Pujianto
(2013) menemukan bahwa hanya 21,67% siswa kelas X
yang memahami konsep gerak lurus dengan baik, sisanya
mengalami miskonsepsi. Siswa juga mengalami kesulitan
dalam membedakan besaran posisi, kecepatan, dan
percepatan (Sutopo & Waldrip, 2013; Hestenes et al., 1992;
Obidat & Malkawi, 2009; Lichtenberger, 2016). Selain itu,
siswa juga mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan
grafik hubungan antara posisi, kecepatan, dan percepatan
waktu pada gerak lurus (Bollen et al., 2016; Erceg &
Aviani, 2012; Klein et al., 2017; Reddy, 2016; Smith 2013;
Zavala dkk., 2017). Dibutuhkan upaya untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam memahami konsep gerak lurus.
Sutopo dan Waldrip (2013) dalam penelitiannya
menerapkan pendekatan representatif terhadap penalaran
dan pemahaman konseptual. Yusro dan Sasono (2016)
menggunakan modul ilustratif berbasis inkuiri terbimbing
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gerak
lurus. Selain itu, banyak penelitian telah menerapkan Tes
Pemahaman Grafik dalam Kinematika (TUG-K) untuk
mengidentifikasi kesulitan siswa dalam menafsirkan grafik
hubungan antara besaran pada gerak lurus.
Namun, diperlukan model pembelajaran konstruktivis yang
melibatkan siswa secara aktif dan membantu siswa
mengatasi kesulitan dalam konsep gerak garis lurus. Salah
satu model pembelajaran yang diprediksi efektif dalam
membentuk struktur kognitif siswa adalah Modeling
Instruction (Hestenes, 1997; Jackson et al., 2008;
Sujarwanto et al., 2014; Jumadin et al., 2017; Wells et al.,
1995). Pembelajaran pemodelan memberikan ruang kepada
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan penalaran
ilmiah melalui kegiatan investigasi dan pemodelan (Brewe
et al., 2009; Jackson et al., 2008). Investigasi dan
pemodelan dapat membantu siswa menguasai konsep yang
baik, mengembangkan kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah (Ektina et al., 2013). Pemodelan
instruksi dilakukan melalui dua tahap, yaitu model
pengembangan dan model penyebaran (Jackson et al.,
2008). Secara garis besar, siswa membangun model pada
tahap pengembangan model melalui kegiatan praktik dan
diskusi lebih lanjut menerapkan model yang diperoleh

3
untuk memecahkan masalah dalam model penyebaran
(Sujarwanto et al., 2014). Selain model pembelajaran,
faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa
adalah penilaian formatif. E-assessment formatif dapat
memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan
mendeteksi peningkatan berkesinambungan hasil belajar
siswa (Bennett, 2011; Permendikbud No. 104, 2014),
dengan kata lain e-assessment formatif dapat memberikan
umpan balik yang berkesinambungan. Umpan balik
formatif dipandang sebagai kunci untuk memajukan
pembelajaran (Kleij et al., 2015). Dengan memberikan
umpan balik, siswa dapat mengetahui hasil yang
diperolehnya, membantu siswa untuk meningkatkan
motivasi dan kepercayaan siswa, memodifikasi, mengambil
keputusan, dan meningkatkan proses belajarnya serta
dengan siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mencapai kompetensi yang dinilai (Pla-Campas et al. ,
2016).
9. METODE Research Design The model of this study is a mixed method
study with embedded Desain Penelitian Model penelitian
ini adalah penelitian metode campuran dengan desain
eksperimen tertanam seperti Gambar 1 (Creswell, 2014;
Edmonds dan Kennedy, 2017).

Gambar 1 Metode Campuran: Embedded Design (Edmonds


and Kennedy, 2017) Penelitian diawali dengan pemberian
pretest untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
konsep awal. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
Formative-Authentic E-Assessment yang terintegrasi dalam
Modeling Instruction. Kegiatan pembelajaran dibagi
menjadi dua subtopik yaitu Gerak Beraturan Lurus (RMSL)
dan Gerak Berubah Beraturan Lurus (RCMSL).
Pembelajaran pada setiap subtopik dilakukan melalui dua
tahap, yaitu model pengembangan dan model penerapan.
Selain pembelajaran di kelas, untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran online Formative Authentic E-
Assessment dilakukan dengan menggunakan web elearning.
Secara garis besar pembelajaran materi gerak garis lurus
dengan pembelajaran Formative E-Assessment Modeling
terintegrasi disajikan melalui diagram alir pada Gambar 2.

4
Pembelajaran diakhiri dengan pemberian posttest

Responden Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA


Negeri di Malang pada semester gasal tahun pelajaran
2018/2019. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 34
siswa SMA Negeri 6 Malang Indonesia yang terdiri dari 20
perempuan dan 14 laki-laki. Penentuan subjek penelitian
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling
(Sugiyono, 2011). Pemilihan sampel secara purposive
dimaksudkan untuk memastikan bahwa siswa dalam satu
kelas memiliki fasilitas untuk menilai e-assessment
formatif. Instrumen Instrumen penelitian terdiri dari 18
butir soal pilihan ganda bernalar dengan reliabilitas 0,814.
Butir soal dikembangkan dari soal konseptual dalam buku
teks fisika (Serway & Jewett, 2004) dan beberapa yang
telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya (Obidat &
Malkawi, 2009; Zavala et al., 2017; Planinic et al., 2013;
Smith, 2013). ;Hestenes et al., 1992) Item ini digunakan
dua kali yaitu sebelum pembelajaran pretest dan setelah
pembelajaran (posttest).
Analisis Data Teknik analisis data kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep siswa dengan menggunakan gain
ternormalisasi dan seberapa kuat pemahaman konsep siswa
dengan menggunakan Cohen's d-effect size. Teknik analisis
data deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan
kesulitan siswa dalam penguasaan konsep.
10. HASIL DAN PEMBAHASAN Didapatkan nilai d effect size sebesar 1,902, maka
dampak yang diberikan pembelajaran terpadu model
pembelajaran Formative Authentic E-Assessment Modeling
Instruction untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
dikategorikan lebih besar dari standar (Morgan et al., 2004).
Walaupun pembelajaran ini berdampak pada peningkatan

5
penguasaan konsep siswa, namun masih terdapat beberapa
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep
gerak garis lurus. Kesulitan yang dialami siswa dapat
diketahui melalui alasan siswa menjawab pada saat pre-test
dan post-test. Kesulitan terlihat dari hasil pengerjaan soal
tes penguasaan konsep pada butir 3. Pada soal ini siswa
diminta untuk mendeskripsikan gerak benda disertai
arahnya berdasarkan grafik posisi waktu yang disajikan
pada soal. Berikut ini disajikan dalam pengertian
pemahaman konsep butir 3.

Sebagian besar siswa menjawab pilihan A baik pada


saat pre-test maupun post-test. Dari siswa yang menjawab
opsi D hanya 7 siswa yang menjawab pada post-test.
Bahkan pada pre-test tidak ada siswa yang menjawab D.
Jika dilihat dari alasan jawabannya, siswa menjawab pilihan
A karena siswa beranggapan bahwa kurva pada grafik
menggambarkan kecepatan benda, padahal grafik tersebut
tertulis pada sumbu vertikal dan menggambarkan posisi
benda bukan kecepatan benda. Hal ini mungkin
dikarenakan siswa masih belum memahami grafik
hubungan antara posisi, kecepatan, dan percepatan waktu
pada gerak garis lurus dan siswa belum memahami arah
gerak benda jika digambarkan pada grafik. Dengan
demikian, siswa juga mengalami kesulitan dalam
menafsirkan grafik gerak suatu benda. Kesulitan
selanjutnya dapat dilihat dari hasil tes pemahaman konsep
pada soal nomor 13. Pada soal ini siswa diminta untuk
menentukan percepatan gerak benda berdasarkan grafik
kecepatan terhadap waktu yang disajikan pada soal. Di
bawah ini terdapat butir-butir tentang pemahaman konsep
nomor 13 dan tanggapan yang diberikan oleh siswa.

6
Sebagian besar siswa menjawab pilihan D baik pada
saat pre-test maupun post-test. Pada pre-test sebanyak 28
siswa menjawab pilihan D sedangkan pada post-test
terdapat 20 siswa. Sedangkan siswa yang menjawab opsi A
(jawaban benar) hanya 14 siswa pada post-test, bahkan
pada saat pre-test hanya 2 siswa yang menjawab A. Jika
dilihat dari alasan jawabannya, siswa menjawab opsi D
karena siswa beranggapan jika benda mengalami perubahan
kecepatan dalam hal ini penurunan kecepatan, maka benda
juga mengalami perubahan percepatan. Hal ini mungkin
disebabkan karena siswa masih belum menguasai konsep
percepatan secara utuh, sehingga belum dapat membedakan
antara kecepatan dan percepatan. Jadi, jika kecepatan
berubah, belum tentu mempercepat perubahan. Kesulitan
selanjutnya dapat dilihat dari respon siswa terhadap soal
nomor 8. Pada soal siswa diminta untuk menentukan
percepatan berdasarkan diagram gerak benda. Berikut
disajikan item-item penguasaan konsep terkait item nomor
8 dan respon siswa.
11 KESIMPULAN Formative E-Assessment juga membantu siswa
meningkatkan pemahaman konsep. Penerapan E-
Assessment formatif dengan memberikan bacaan pilihan
ganda membantu siswa dalam mempelajari dan
mengidentifikasi konsep yang belum dikuasai sehingga
membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Sutopo et al. (2017) bahwa
program pengajian berbasis komputer secara signifikan
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Selain itu, dengan
pemberian tugas otentik siswa dapat menerapkan apa yang
telah dipelajarinya ke dalam konteks lain (Dennis et al.,
2013). Wijayanti (2014) menemukan bahwa pengembangan
asesmen dapat meningkatkan pemahaman konsep dan

7
kemampuan berpikir kritis. Melalui Formative E-
Assessment mahasiswa juga bisa mendapatkan feedback
secara efektif dan tepat waktu. Dengan memberikan umpan
balik, siswa dapat mengetahui hasil belajarnya, membantu
siswa meningkatkan motivasi dan kepercayaan dirinya,
memodifikasi, mengambil keputusan, dan meningkatkan
proses belajarnya serta memiliki lebih banyak kesempatan
untuk mencapai kompetensi (Pla-Campas et al., 2016).
Meskipun dapat membantu siswa memahami konsep, masih
ada beberapa siswa yang kesulitan memahami konsep gerak
garis lurus.
Siswa mengalami banyak kesulitan dalam hal 1)
membedakan kecepatan dan percepatan, 2) menafsirkan
grafik dan diagram gerak benda. Kesulitan tersebut juga
diungkapkan oleh beberapa peneliti sebelumnya bahwa
siswa kesulitan membedakan besaran posisi, kecepatan, dan
percepatan (Sutopo & Waldrip, 2013; Hestenes et al., 1992;
Rosenblaatt & Hecker, 2011; Obidates & Malkawi, 2009;
Lichtenberger, 2016) dan siswa juga mengalami kesulitan
dalam menginterpretasikan grafik hubungan antara posisi,
kecepatan, dan percepatan waktu pada gerak garis lurus
(Bollen et al., 2016; Erceg & Aviani, 2012; Klein et al.,
2017; Reddy, 2016; Smith 2013; Zavala dkk., 2017).
Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang telah diuraikan,
disarankan agar siswa lebih sering dilatih untuk
menginterpretasikan gerak nyata dalam bentuk grafik dan
diagram dan sebaliknya dan siswa lebih sering menekankan
tentang konsep selisih besar posisi, kecepatan dan
percepatan. dalam gerak benda. Selain itu, siswa perlu
diberikan soal latihan konseptual dan soal perhitungan
berimbang. Untuk penelitian selanjutnya penelitian ini
dapat dilakukan dengan menggunakan eksperimen semu
dengan tujuan untuk melihat keefektifan pembelajaran.

2.2 Ringkasan Jurnal II


1. JUDUL Penerapan Metode Konstruktivisme dengan Pendekatan
Konseptual Tanpa Rumus pada Gerak Berseragam dan
Berseragam pada Assisten Keperawatan Kelas X
2. NAMA JURNAL Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika
3. VOLUME DAN HALAMAN 7(1)21-26
4. TAHUN 2021.

8
5. PENULIS Dewi Lupiyati
6. ABSTRAK Rendahnya daya tangkap siswa pada pelajaran fisika
pada materi Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan dengan metode konstruktivis
penguasaan materi tanpa rumus merupakan permasalahan
yang harus segera diatasi. Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebabnya dan solusinya, maka perlu dilakukan
penelitian tindakan kelas untuk mengatasinya. Tujuan
penelitian tindakan kelas adalah menggunakan metode
konstruktivis. Model penguasaan materi tanpa rumus
diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa pada
materi GLB dan GLBB. Pelaksanaan penelitian mengikuti
prosedur baku, yaitu dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan/tindakan, pengamatan/pengamatan, dan
diakhiri dengan refleksi. Refleksi adalah kegiatan
menganalisis data penelitian untuk mengambil sikap untuk
dilanjutkan atau dianggap cukup dalam penelitian ini. Data
siklus I dan proses selanjutnya menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar. Sehingga PTK diharapkan dapat
dijadikan sebagai budaya kinerja guru yang profesional.
7. KATA KUNCI Gerak Reguler, Gerak Seragam, Metode Konstruktivisme
8. LATAR Fisika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
BELAKANG/PENDAHULUAN alam pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan
menganalisis pemahaman kuantitatif tentang fenomena dan
proses alam serta sifat zat dan aplikasinya. Pendapat ini
diperkuat dengan pernyataan bahwa fisika adalah ilmu
yang mempelajari bagian-bagian alam dan interaksi yang
ada di dalamnya. Di tingkat SMK, fisika dianggap penting
untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan
beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan
pengetahuan kepada siswa, Fisika dimaksudkan sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang
berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan
untuk tujuan yang lebih spesifik, yaitu membekali siswa
dengan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang
diperlukan untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran fisika dilaksanakan dengan inkuiri ilmiah
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bertindak secara ilmiah serta berkomunikasi sebagai aspek
esensial kecakapan hidup.
Dan di antara tujuan mata pelajaran Fisika adalah
mengembangkan kemampuan nalar dalam berpikir analitis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam,

9
memecahkan masalah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, menguasai konsep dan prinsip fisika serta
memiliki keterampilan untuk mengembangkan
pengetahuan, dan sikap percaya. Menjadi bekal untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya daya tangkap siswa pada pembelajaran fisika
pada materi Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan dengan metode konstruktivis dengan
model penguasaan materi tanpa rumus merupakan
permasalahan yang harus segera diatasi.
Hal ini menjadi tolak ukur yang harus menjadi acuan
dalam menyampaikan materi fisika dikarenakan kurangnya
pemahaman pelajaran fisika pada materi Gerak Lurus.
Gerak lurus dibagi menjadi dua pengertian: Gerak Lurus
Berseragam (GLB) dan Gerak Berubah Seragam (GLBB).
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap suatu
titik acuan, sedangkan titik acuan adalah titik awal ketika
mengukur perubahan bagian suatu benda [1]. Gerak dibagi
menjadi dua; yaitu Gerak Beraturan Gerak Lurus
Berseragam (GLB) adalah gerak lurus tanpa perubahan
arah (tidak berputar, tidak berputar fokus) dengan
kecepatan tetap pada selang waktu [2]. Pada Gerak Lurus
Bervariasi Berseragam, terdapat kecepatan yang berubah
dalam selang waktu tertentu yang disebut percepatan. Pada
Gerak Lurus Beraturan, syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu benda dapat bergerak lurus adalah a) arah gerak
benda tetap sehingga lintasannya lurus; b) Kecepatan
benda selalu tidak berubah [3]. Pengertian lain dari Gerak
Lurus Beraturan adalah gerak partikel dengan lintasan
berupa garis lurus dengan arah tetap yang menempuh jarak
yang sama dalam setiap satuan waktu.
Gerak Lurus Beraturan biasa disebut Gerak Satu
Dimensi dengan Percepatan Nol [4]. Konsep pengertian
gerak lurus berubah secara teratur juga dapat diasumsikan
sebagai suatu benda, dimana pada gerak ini kecepatannya
tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh
pada gerak lurus beraturan adalah kecepatan kali waktu [5].
Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar masih tergantung
pada peran guru dalam menentukan metode pembelajaran.
Dalam hal ini metode pembelajaran merupakan salah satu
upaya guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Salah satu metode pembelajaran yang
digunakan adalah konstruktivisme [7]. Dalam pendekatan
konstruktivisme, siswa sudah memiliki pengetahuan awal
[8], siswa juga sudah mengetahui makna tertentu tentang
keadaan sekitarnya. Pengetahuan mereka yang sudah ada
dapat dikembangkan menjadi pengetahuan baru. Juga
mereka membawa berbagai tingkat intelektual, pribadi,
sosial, emosional, dan budaya.

10
9. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan
kelas, yang menitikberatkan pada kegiatan kelas sehingga
penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas
[14]. Penelitian ini mendeskripsikan proses pembelajaran
dalam memahami konsep gerak lurus yang merupakan
materi untuk mencapai kompetensi dasar dalam
menganalisis besaran fisis yang bergerak dengan kecepatan
dan percepatan tetap. Penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan model pembelajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Penelitian ini dirancang berdasarkan
kajian teori belajar dan masukan dari lapangan.
Rancangan solusi yang dimaksud adalah model
pembelajaran bebas rumus dengan pendekatan
konstruktivis dalam pembelajaran materi gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus beraturan (GLBB) di
kelas X Assisten Keperawatan semester I (semester ganjil)
. Konstruktivisme dalam PTK ini berperan aktif
membangun pengetahuannya berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya [16]. Prosedur penelitian adalah prosedur
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap
siklus dilakukan mengikuti strategi organisasi
pembelajaran dengan perubahan yang ingin dicapai.
Berikut gambar alur Penelitian Tindakan Kelas :

Gambar 1 di atas menggambarkan dua siklus dalam


penelitian tindakan kelas; siklus satu terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Kemudian berdasarkan refleksi tersebut, siklus kedua
dilakukan kembali dengan langkah yang sama seperti
siklus pertama sehingga tercapai capaian. Lokasi penelitian
dilaksanakan di SMK Negeri 28 Jakarta Selatan khususnya
di dalam kelas. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
pertimbangan bahwa pencapaian kompetensi dasar analisis
besaran fisis gerak dengan kecepatan dan percepatan
konstan pada tahun sebelumnya rendah. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Agustus hingga November.

11
Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian, yaitu
variabel tindakan dan variabel masalah. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi dan
tes.
10. HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas X-Askep, dimana kondisi pembelajaran selama ini
masih lemah dengan indikasi rendahnya nilai rata-rata
ketuntasan belajar pada kompetensi esensial Mengukur
Besaran Fisika. (massa, panjang, dan waktu) dan
Melakukan penjumlahan vektor adalah 53,42. Matematika
khususnya aljabar tergolong rendah yang ditunjukkan
dengan pencapaian kompetensi hasil belajar siswa 59,97.
Diketahui pula bahwa pada kegiatan pembelajaran fisika di
kelas X-Askep motivasi belajar siswa masih rendah. Hal
ini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa berpartisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar pasif. Jumlah siswa yang
aktif menanggapi setiap penjelasan dan pertanyaan guru
masih sedikit, dan yang bertanya. Selain itu, selisih nilai
ujian nasional tingkat SMP dengan hasil tes formatif 1
sangat tajam. Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tes tertulis, serta
refleksi dan perencanaan ulang. Dalam penelitian ini,
siklus I terdiri dari dua pertemuan.
Pengamatan aktivitas guru pada guru dalam kegiatan
belajar mengajar pada siklus I sudah cukup baik, dengan
perolehan skor 8,1 atau 67,32% dari nilai ideal 12. Namun
pada awal aktivitas guru, siswa tidak mengabaikan jawaban
atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Evaluasi
penguasaan materi dilakukan secara tertulis dalam tes
formatif. Pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran
masih tergolong kurang. Dari nilai sangat baik 100, nilai
rata-rata kelas hanya 59,1. Jika dibandingkan dengan hasil
penguasaan materi sebelumnya terjadi peningkatan sebesar
5,68 (59,1 – 53,42) meskipun tingkat kesulitan materi lebih
sulit dari materi sebelumnya.
11 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
konstruktivisme dengan model konseptual tanpa rumus
dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar;
model pembelajaran ini dapat menghilangkan kesan siswa
bahwa belajar fisika identik dengan menghafal rumus,
melalui pembelajaran metode konstruktivisme dengan
model penguasaan konsep ini. Menumbuhkan rasa percaya
diri siswa karena melalui tahapan yang direncanakan, siswa
merasa telah menemukan resep melalui pemahaman

12
konsep.

2.3 Ringkasan Jurnal III


1. JUDUL Lintasan Pembelajaran Hipotetis untuk Gerak Seragam dan
Gradien Menggunakan Pendekatan STEM
2. NAMA JURNAL Prosiding Pendamping SEADRIC 2019
3. VOLUME DAN HALAMAN -
4. TAHUN 2019).
5. PENULIS B. Wulansari , B. L. Handayani, H. Julie, & A. H. Panuluh
6. ABSTRAK Pembelajaran di bidang sains, teknologi, teknik, dan
matematika (STEM) telah berkembang menjadi meta-
disiplin. Pembelajaran di keempat bidang difokuskan pada
munculnya solusi inovatif untuk masalah kontekstual
kompleks yang dihadapi dunia saat ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan desain
pembelajaran tentang gerak beraturan pada IPA dan
gradien garis pada Matematika dengan menggunakan
pendekatan STEM. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain model Gravemeijer dan Cobb
yang terdiri dari tiga fase. Paparan yang disajikan dalam
makalah ini hanya terbatas pada tahap pertama penelitian
desain. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hipotesis lintasan belajar.
Dalam rancangan yang dibuat peneliti, peneliti akan
bereksperimen dengan menjatuhkan pohon mahoni dari
ketinggian tertentu. Dari percobaan ini, peneliti akan
membangun pemahaman dan makna tentang konsep gerak
lurus beraturan dan gradien garis lurus.
7. KATA KUNCI Pendekatan STEM, gerakan seragam, gradien
8. LATAR Siswa di SMP Negeri 2 Yogyakarta memiliki nilai
BELAKANG/PENDAHULUAN rata-rata di atas rata-rata siswa pada umumnya di kota
Yogyakarta, namun kemampuan komunikasi mereka tidak
sesuai dengan kemampuan akademik yang mereka miliki.
Hal ini terlihat dari cara mereka menjawab soal-soal IPA
dan matematika, siswa cenderung hanya menuliskan
jawaban akhir, tidak menuliskan langkah-langkah
penyelesaian masalah. Hal ini dikarenakan kemampuan
siswa untuk menggambarkan apa yang mereka pikirkan
secara tertulis kurang baik. Begitu juga dengan
kemampuan komunikasi verbal mereka. Ketika siswa

13
mempresentasikan hasil percobaan, siswa hanya membaca
apa yang mereka tulis di catatan, mereka belum
menjelaskan bagaimana proses berlangsung dan bagaimana
proses mereka memperoleh hasil percobaan. Ketika siswa
mempelajari materi persamaan linier, siswa mengalami
kesulitan dalam menafsirkan gradien dari garis lurus, dan
mewakili secara matematis dua garis sejajar, tegak lurus
atau berhimpitan dalam persamaan garis lurus.
Misalnya, siswa tidak dapat menjelaskan apa yang
dimaksud dengan suatu garis yang memiliki gradien 1/3
dan garis manakah yang lebih tegak jika gradien kedua
garis tersebut 1/2 dan 1/4. Siswa juga masih kesulitan
memahami mengapa jika dua garis sejajar diketahui, maka
gradien kedua garis tersebut sama atau jika kedua garis
tersebut saling tegak lurus, maka hasil kali perkalian kedua
garis tersebut adalah -1. Ketika siswa menyelesaikan soal
pada materi persamaan linear, siswa lebih banyak
menggunakan rumus yang telah diturunkan oleh guru
dibandingkan pengertian gradien garis lurus dan hubungan
antara gradien 2 garis lurus. Dalam pembelajaran IPA di
SMP Negeri 2 Yogyakarta khususnya pada materi gerak
linier siswa mengalami kesulitan dalam membuat dan
membaca grafik.
Sehingga pada saat presentasi siswa tidak dapat
menjelaskan secara detail tentang hasil percobaan yang
mereka lakukan. Misalnya, siswa kesulitan menjelaskan
hasil percobaan yang mereka lakukan dalam kaitannya
dengan gerak lurus beraturan. Mereka bereksperimen
menggunakan ticker timer dan menjatuhkan bunga mahoni.
Permasalahan yang dijelaskan di atas mendorong peneliti
untuk mencoba membuat hipotesis desain lintasan
pembelajaran yang dapat mengajarkan materi persamaan
linear pada matematika dan gerak linier beraturan pada
mata pelajaran IPA secara integral. Hasil dalam tulisan ini
masih dibatasi oleh peneliti dalam penjelasan tentang
bagaimana lintasan belajar hipotetik untuk mengajarkan
materi persamaan linier pada Matematika dan gerak linier
beraturan pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan STEM dan memperhatikan proses komunikasi
siswa secara lisan dan dalam menulis. STEM merupakan
pembelajaran terpadu antara sains, teknologi, teknik, dan
matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa
melalui proses pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari (Winarni, Zubaidah, & Koes, 2016). Tujuan
pembelajaran STEM bagi siswa adalah mengantarkan

14
siswa memenuhi kemampuan abad 21, antara lain
keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi: berpikir
kritis dan mampu memecahkan masalah, kreatif dan
inovatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi,
terampil menggunakan media, teknologi, informasi dan
komunikasi (ICT) (Winarni et al., 2016). William F.
Glueck (dalam Winarni et al., 2016) mengatakan bahwa
komunikasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu sebagai
berikut: (a) komunikasi antarpribadi, dan (b) komunikasi
organisasi. Menurut William F. Glueck (dalam Winarni et
al., 2016) komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi dan transfer pemahaman antara dua
orang atau lebih dalam sekelompok kecil orang, sedangkan
komunikasi organisasi adalah proses di mana pembicara
secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan
pemahaman kepada banyak orang dalam organisasi dan
kepada individu dan institusi di luar hubungan. Widjaya
mengatakan bahwa pengertian komunikasi adalah
hubungan kontak antara dan antara manusia baik individu
maupun kelompok (As’ari, Tohir, Valentino, Imron, &
Taufiq, 2017a).
9. METODE Dalam penelitian ini kami menggunakan design
research yang modelnya Gravemeijer dan Cobb (dalam
Van den Akker et al., 2006) yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: (1) Interventionist, artinya design research
bertujuan untuk merancang sebuah intervensi di dunia
nyata. ; (2) Iterative, artinya dalam proses penelitian desain
terdapat siklus (a) desain, (b) evaluasi, dan (3) revisi; (3)
Process oriented, artinya penelitian difokuskan pada
pemahaman proses dan dampak yang terjadi pada
intervensi yang dilakukan peneliti dan pengembangan
intervensi; (4) Utilitas oriented, artinya kegunaan
penelitian ini diukur dari kepraktisan bagi pengguna; dan
(5) Theory oriented, artinya desain dibangun berdasarkan
preposisi teoritis kemudian dilakukan uji lapangan untuk
memberikan kontribusi terhadap teori.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat
semua proses pelaksanaan pembelajaran di kelas dan
keterampilan komunikasi baik lisan maupun tulisan yang
ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran, dan tes
yang digunakan untuk melihat bagaimana proses
pembelajaran. kemampuan mempengaruhi siswa dalam
materi garis lurus biasa dan persamaan garis lurus dan

15
keterampilan komunikasi tertulis siswa. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membuat catatan lapangan dan melaksanakan tes. Catatan
lapangan dibuat selama proses pembelajaran dan setelah
proses pembelajaran selesai. Tes dilakukan di akhir proses
pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan mengikuti
analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu (1)
mereduksi data, (2) menyajikan data, (3) dan membuat
kesimpulan (Miles & Huberman, 1994.
10. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun kegiatan yang dilakukan guru dan siswa yang
dirancang peneliti untuk pertemuan pertama yang
direncanakan berlangsung selama 5×40 menit adalah
sebagai berikut: 1. Guru menyapa siswa. 2. Siswa dan guru
berdoa untuk memulai pelajaran. 3. Guru mengecek
kehadiran siswa. 4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa. 5. Siswa mengamati fenomena
kelereng yang menggelinding pada papan yang tidak
miring dan tidak miring. 6. Guru dan siswa mendiskusikan
fenomena yang diamati. Untuk memulai diskusi, guru
dapat memberikan pertanyaan berikut, apa perbedaan
kondisi antara kelereng yang digulingkan di papan tulis
yang tidak miring dan tidak miring? Berapakah kecepatan
kelereng yang menggelinding pada papan yang tidak
dimiringkan dengan yang dimiringkan? Dapatkah kamu
menjelaskan mengapa kelereng yang digulingkan pada
papan miring mengalami peningkatan kecepatan,
sedangkan kelereng yang digulingkan pada papan yang
tidak dimiringkan tidak mengalami peningkatan kecepatan.
7. Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa
kelompok (setiap kelompok terdiri dari 8 siswa). 8. Guru
membagikan lembar kerja siswa yang perlu dikerjakan oleh
siswa. Berikut LKS yang dibagikan kepada siswa:
A. LEMBAR KERJA SISWA
1) TUJUAN: siswa menganalisis fenomena jatuhnya kayu
mahoni dengan program tracker.
2) ALAT DAN BAHAN: handphone untuk merekam
video, laptop yang dilengkapi program tracker, dan bunga
mahoni 3) LANGKAH EKSPERIMEN:
a) Jatuhkan bunga mahoni dari ketinggian tertentu.
b) Video proses jatuhnya bunga mahoni.
c) Lakukan langkah pertama dan kedua tiga kali dari
ketinggian yang berbeda.

16
d) Analisis video dengan program tracker, untuk itu
lakukan langkah-langkah sebagai berikut (1) install
program tracker pada laptop yang akan digunakan. (2)
buka program pelacak. (3) buka file pilih video yang akan
dianalisa. (4) klik kanan pada mouse – filter – new – rotate
(pilih yang tepat) – close. (5) lihat video dan tentukan
waktu mulai dan berakhirnya objek bergerak dengan
mengklik pengaturan klip – bingkai awal.....- bingkai
akhir..... ok. (6) buat jalur kalibrasi dengan langkah-
langkah berikut: klik show-new – kalibrasi stick. Pada
keyboard tekan shift dan klik di awal objek bergerak -
tekan shift dan klik di akhir objek bergerak. (7) mengubah
panjangnya. (8) buatlah garis koordinat.. tarik itu letakkan
di tengah-tengah objek yang disembunyikan. (9) analisis
video dengan mengklik create – point mass. (10) tekan
shift dan control bersamaan dan klik pada bola - muncul
kotak dialog - shift dan control dilepaskan - klik search -
close. (11) klik 2x pada bagian tabel digrafik, maka akan
muncul tabel baru - klik ukur - koordinat dicentang..lope
dicentang.area dicentang. (12) klik analisis- statistik
diperiksa - kurva cocok diperiksa. (13) mengamati
hasilnya, (14) membuat kesimpulan tentang fenomena
mahoni. Menjelaskan fenomena dari perspektif ilmiah. 9.
Setiap kelompok membuat poster yang menjelaskan proses
uji coba yang dilakukan dan hasil yang diperoleh dari
eksperimen yang dilakukan oleh mereka. 10. Beri
kesempatan kepada dua sampai tiga kelompok untuk
menjelaskan proses percobaan yang mereka lakukan dan
hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan oleh
mereka. 11. Siswa diajak melakukan diskusi kelas tentang
fenomena jatuhnya bunga mahoni. Guru mengarahkan
diskusi agar siswa dapat (1) menjelaskan bahwa fenomena
jatuh mahoni merupakan fenomena gerak linier beraturan,
(2) menjelaskan mengapa fenomena tersebut merupakan
fenomena gerak lurus linier, dan (3) mendefinisikan gerak
linier beraturan . 12. Ambil salah satu grafik yang
dihasilkan oleh salah satu kelompok yang diperoleh dari
percobaan menjatuhkan bunga mahoni dan tampilkan
grafiknya agar setiap siswa dapat melihat grafik tersebut
dengan jelas. 13. Minta siswa membuat kelompok diskusi
yang terdiri dari 2-3 siswa. 14. Minta siswa mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) apakah grafik tersebut
merupakan garis lurus, (2) berapakah kemiringan garis dari
grafik tersebut, (3) kemiringan garis menyatakan fenomena
apa yang dicoba untuk dijatuhkan bunga mahoni, dan (4)
tentukan persamaan garis lurus tersebut. 15. Setiap

17
kelompok diminta untuk menuliskan hasil diskusinya pada
kertas poster. 16. Minta satu sampai tiga kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusi mereka. 17. Ajaklah siswa untuk
melakukan diskusi kelas.
Arahkan diskusi agar siswa dapat (1) menjelaskan
bahwa grafik persamaan garis lurus adalah garis lurus, (2)
menginterpretasikan makna kemiringan garis
menggunakan fenomena guguran bunga mahoni, (3)
mengidentifikasi apakah suatu grafik tersebut merupakan
grafik persamaan garis lurus atau bukan, (4) menjelaskan
langkah-langkah mencari persamaan garis lurus, dan (5)
menemukan persamaan garis lurus. Adapun kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa yang dirancang peneliti untuk
pertemuan kedua yang direncanakan berlangsung selama
5×40 menit adalah sebagai berikut: 1. Guru menyapa
siswa. 2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. 4. Guru mengulas
kembali pembelajaran pertemuan sebelumnya. 5. Guru
menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
6. Guru memberikan gambaran tentang kegiatan dan
penilaian yang akan dilakukan pada pertemuan ini. 7.
Siswa berkelompok (setiap kelompok terdiri dari 8 siswa)
dan berkelompok sama dengan pertemuan pertama 8.
Siswa mencari benda yang bergerak lurus tidak beraturan
di luar kelas dan mencatatnya. 9. Siswa menganalisis hasil
video dengan program tracker. 10. Setiap kelompok
membuat poster yang menjelaskan proses uji coba yang
dilakukan dan hasil yang diperoleh dari eksperimen yang
dilakukan oleh mereka. 11. Beri kesempatan kepada dua
sampai tiga kelompok untuk menjelaskan proses percobaan
yang mereka lakukan dan hasil yang diperoleh dari
percobaan yang dilakukan oleh mereka. 12. Siswa diajak
untuk melakukan diskusi kelas tentang fenomena yang
diamati siswa. Guru mengarahkan diskusi agar siswa dapat
(1) menjelaskan bahwa fenomena tersebut merupakan
fenomena gerak linier beraturan, (2) menjelaskan mengapa
fenomena tersebut merupakan fenomena gerak linier
beraturan, dan (3) mendefinisikan gerak linier beraturan.
13. Ambil salah satu grafik yang dihasilkan oleh satu
kelompok yang diperoleh dari mengamati fenomena gerak
lurus beraturan dan tampilkan grafiknya agar setiap siswa
dapat melihat grafik tersebut dengan jelas. 14. Minta siswa
membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 2-3 siswa. 15.
11 KESIMPULAN Ada beberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan
dari pembahasan di atas, yaitu: 1. Fenomena jatuhnya kayu

18
mahoni dapat menjadi salah satu fenomena yang dapat
diamati oleh siswa untuk mempelajari gerak lurus
beraturan. 2. Hasil eksperimen yang diperoleh dari
mengamati jatuhnya kayu mahoni juga dapat dijadikan
fenomena bagi siswa yang belajar tentang (1) menjelaskan
bahwa grafik persamaan garis lurus adalah garis lurus, (2)
menginterpretasikan makna kemiringan garis
menggunakan fenomena bunga mahoni gugur, (3)
mengidentifikasi apakah suatu graf merupakan graf
persamaan garis lurus atau bukan, (4) menjelaskan
langkah-langkah mencari persamaan garis lurus, dan (5)
mencari persamaan garis lurus. 3. Hasil yang disajikan
dalam makalah ini hanya sebatas lintasan pembelajaran
hipotetik, sehingga peneliti masih perlu melakukan uji
lapangan pada lintasan pembelajaran hipotetik ini.

19
BAB III
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JURNAL

3.1 JURNAL I
A. Kecukupan Isi
Didalam jurnal ini terdapat kelengkapan yang sanagt mencakup luas sesuai dengan
kompetensi dasar dan materi ajar tentang GLBB. Dalam jurnal juga dijelaskan materi
sepenuhnya dengan jelas dan rinci sehingga pembaca juga dapat mengerti materi yang
diajarkan tentang GLBB. Dalam isi jurnal juga dilengkapi dengan gambar grafik. Yang
memudahkan pembaca memahaminya.

B. Relevansi
Jurnal ini memiliki referensi bacaan yang terpercaya. Didalam jurnal ini juga sudah
menjelaskan, memaparkan dan menginput materi tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) dengan kompetensi dasar pada silabus yang sesuai, sehingga buku ini sangat cocok
digunakan bagi guru yang mengajar Fisika kelas X karena buku ini dapat dijadikan referensi
mengajar dan panduan dalam menjelaskan materi didalam kelas.

C. Kedalaman Isi
Jurnal ini memaparkan materi gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dengan rinci.
Jurnal juga menuliskan metode penelitian dengan baik mulai dari awal-akhir, serta
pmemaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan dalam jurnal.

D. Daya Tarik
Jurnal ini paling lengkap dengan daya Tarik yang baik juga dikarenakan dalam jurnal
dipaparkan gambar yang memperkuat penjelasan materi. Serta grafik yang dilengkapi
penjelasan yang rinci. Penulisan yang rapi membuat pembaca juga mudah memahaminya.

20
3.2 JURNAL II
A. Kecukupan Isi

Jurnal ini lebih menjelaskan tentang tahapan penelitian, metode penelitian, serta hasil
dan pembahasannya. Dalam jurnal ini berbeda dengan jurnal lain yang menjelaskan materi
dengan dalam dan lengkap.

B. Relevansi

Jurnal ini mengambil referensi bacaan yang lengkap dan terakreditas. Yang membuat
setiap penelitian dalam jurnal merupakan hal yang tepat dikarenakan dikuatkan oleh referensi
bacaannya tersebut.

C. Kedalaman Isi

Jurnal ini memaparkan metode penelitian dengan rinci mulai dari awal-akhir, jurnal ini
juga menyajikan tabel kebenaran dalam penelitian yang telah dilakukan dalam jurnal.

D. Daya Tarik

Jurnal ini sudah mencakup semua materi dengan penulisan yang rapid an ukuran font
yang tepat yang memudahkan pembaca untuk membaca jurnal tersebut.

21
3.3 JURNAL III

A. Kecukupan Isi

Jurnal ini memaparkan materi tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan
lengkap memaparkan penelitiannya juga dengan metode yang baik dan rinci dijelaskan dalam
jurnal.

B. Relevansi

Didalam jurnal ini penulisnya sudah menjelaskan, memaparkan dan menginput materi
tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan kompetensi dasar pada silabus yang
sesuai, sehingga buku ini sangat cocok digunakan bagi guru yang mengajar Fisika kelas X
karena buku ini dapat dijadikan referensi mengajar dan panduan dalam menjelaskan materi
didalam kelas.

C. Kedalaman Isi

Jurnal ini yang lebih rinci dari buku lainnya terkhusus dalam materi tentang Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Buku ini dilengkapi contoh soal, penjelasan dilengkapi
gambar berupa grafik yang menambah wawasan pembaca dan memudahkan pembaca
memahami materi GLBB. Diawal materi buku ini menampilkan kegiatan awal yang dapat
dilakukan pembaca agar dapat menyelidiki gerak lurus berubah beraturan pada suatu benda
dengan menggunakan pewaktu ketik. Berbeda dengan buku lainnya buku ini memaparkan
rumus-rumus serta penurunan rumus yang membuat pembaca lebih mudah memahami materi
yang ditampilkan dalam jurnal ini.

D. Daya Tarik

Jurnal ini belum memaparkan gambar atau tabel tentang penelitiannya yang seharusnya
menambah wawasan pembaca dan pemahaman dengan diinputnya gambar-gambar
seharusnya akan membuat daya tarik tampilan jurnal ini.

22
BAB IV
IMPILAKSI TERHADAP
4. 1 Teori/ konsep

Melalui jurnal ini pembaca dapat memahami pokok-pokok pembahasan mengenai


Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) melalui materi yang ada dan kegiatan-kegiatan yang
dikerjakan. Dengan contoh soal yang beragam mampu membuat pemahaman siswa lebih
mudah dalam materi GLBB ini. Serta kegiatan-kegiatan yang ditampilkan dalm buku dapat
digunakan pembaca dalam referensi bacaan.

Jurnal dengan beberapa penelitian yang berbeda juga membuat pembaca memahami
materi dengan penelitian yang ada. Serta beberapa metode yang dipakai dalam jurnal akan
menambah wawasan pembaca tentang materi Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

4.2 Analisis Mahasiswa

Sesuai dengan yang telah saya paparkan pada bab sebelumnya mengenai kelebihan dan
kelemahan yang terdapat dalam buku ini, saya sebagai mahasiswa yang masih dalam proses
belajar berpendapat bahwa jurnal ini yang baik digunakan untuk pamahaman awal mengenai
materi topik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Dapat digunakan menjadi referensi
bacaan dalam materi tersebut serta penelitian yang dilakukan didalam jurnal tersebut.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah membaca ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing jurnal
tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Mulai dari segi tampilan
buku, isi buku, sampai tata bahasa dari kedua buku tersebut ada yang lebih unggul atau ada
yang lebih lemah. Namun dari setiap buku yang telah dipaparkan dapat diambil sisi positifnya
dalam menggunakan sebagai referensi bacaan terkhusus untuk materi Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) ini. Dan setiap penelitian yang berbeda-beda namun dengan topic materi
yang sama yaitu tentang GLBB yang mampu menambah wawasan pembaca tentang setiap
yang dipaparkan dalam jurnal tersebut.

5.2 Saran

Dari ringkasan dan kritikan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, jurnal dapat
dijadikan referensi bagi mahasiswa karena pembahasannya mencakup keseluruhan. Dari
kesekian banyak kelebihan diatas, telah juga diuraikan kelemahan dari jurnal, harapan
kedepan jurnal ini terus diperbaiki sesuai dengan anggapan atau kebutuhan pembaca pada
khususnya. Jurnal ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi kelangsungan kehidupan kita
masing- masing calon pendidik, maka diharapkan kedepan buku ini tetap terupdate denga
revisi-revisi yang lebih membangun dan mendetail lagi sesuai dengan materi yang telah
dipaparkan dalam makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sentot Kusairi, dkk. (2019). Pemahaman Siswa tentang Gerak Pada Konsep Garis Lurus:
Pembelajaran Pemodelan dengan Formative E-Assessment. Jurnal Intruksi Nasional.
12(4) 353-364

Dewi Lupiyati (2021). Penerapan Metode Konstruktivisme dengan Pendekatan Konseptual


Tanpa Rumus pada Gerak Berseragam dan Berseragam pada Assisten Keperawatan
Kelas X. Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika. 7(1)21-26

Wulansari, B,dkk. (2019). Lintasan Pembelajaran Hipotetis untuk Gerak Seragam dan
Gradien Menggunakan Pendekatan STEM. Prosiding Pendamping SEADRIC 2019

21

Anda mungkin juga menyukai