Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

ILMU ALAMIAH DASAR

Dosen Pengampu :
Dra. Adriana Yulinda Dumaria Lumban Gaol. M. Kes

Disusun Oleh :
Suci Ramadani 7221210008

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review untuk mata kuliah Ilmu Alamiah
Dasar.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Ibu Dra. Adriana
Yulinda Dumaria Lumban Gaol. M. Kes atas bimbingan dan pengarahannya dalam pengerjaan
tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk pengerjaan tugas yang lebih baik ke depannya.

Medan, 1 April 2024

Suci Ramadani

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI…................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR......................................................................4


1.2 Tujuan Penulisan CJR..................................................................................4
1.3 Manfaat CJR..................................................................................................4
1.4 Identitas Jurnal…..........................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 Jurnal Utama…..............................................................................................6


2.2 Jurnal Pembanding........................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Jurnal…........................................................................................12


3.2 Kelemahan Jurnal..........................................................................................12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...................................................................................................14
4.2 Rekomendasi….............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA….................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Review jurnal atau hasil dari penelitian termasuk salah satu bentuk penugasan yang penting
dalam kurikulum KKNI yang berlaku di prodi manajemen FE UNIMED. Tujuan dari review jurnal
atau hasil dari penelitian sendiri adalah untuk mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian
ataupun jurnal yang telah ada.
Review jurnal ataupun review hasil penelitian merupakan salah satru strategi untuk bisa
mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh
sebab itu, setiap mahasiswa khususnya jurusan manajemen harus memiliki kompetensi untuk
membaca serta menganalisis agar jurnal review ataupun hasil penelitian yang dibahas dapat
dipahami sepenuhnya oleh mahasiswa.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


Tujuan penulisan Critical Journal Review ini, yakni:
1. Untuk memenuhi salah satu bentuk penugasan kkni, critical journal review
2. Menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari jurnal
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis jurnal
4. Menguatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menganalisis jurnal

1.3 Manfaat CJR


1. Terpenuhinya salah satu bentuk penugasan KKNI, Critical Journal Review
2. Bertambahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari suatu jurnal
3. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menganalisis jurnal
4. Semakin kuatnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menganalisis jurnal

1.4 Identitas Jurnal


Jurnal Utama
Judul THE DEVELOPMENT OF CRITICAL THINKING AS THE PRIMARY
GOAL OF THE EDUCATIONAL PROCESS
Penulis Muhammad Athar Hussain, Sundus Ahsan
Tahun Terbit 2023
4
No ISSN -
Vol, No Vol 6, No 3

Jurnal Pembanding
Judul THE ROLE OF SCIENTIFIC THINKING AND MENTAL
DEVELOPMENT IN IMPROVING HUMAN DEVELOPMENT AND
VALUE
Penulis Shodiyev Jahangir Jurakulovich
Tahun Terbit 2023
No ISSN 2181-3523
Vol, No Vol 2, No 9

5
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 Jurnal Utama


Tujuan pendidikan di abad kedua puluh satu adalah membantu siswa memperoleh
keterampilan hidup, seperti Berpikir Kritis, yang mereka perlukan untuk menangani tantangan masa
depan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Amrullah et al., 2022). Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan lebih dari sekedar cara untuk mengubah informasi; ini juga
merupakan cara untuk membantu siswa mengembangkan kapasitasnya dalam mengevaluasi klaim
yang berkembang menjadi penilaian (sesuatu yang diyakini) yang pada akhirnya menjadi klaim.
Menurut Brookfield (2012), CT (Critical Thinking) merupakan keterampilan hidup yang
penting untuk kesuksesan. Selain itu, dinyatakan bahwa CT harus dimasukkan ke dalam proses
belajar-mengajar karena bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan akademik individu (Dwyer et al.,
2011). Dapat dikatakan bahwa pendidikan dan kesadaran CT harus menjadi bagian dari revolusi
budaya yang lebih besar yang dimulai di kelas dengan guru yang kompeten agar dapat mengajar dan
mempromosikan CT secara efektif. Hasilnya, siswa dilatih dan didorong untuk berpikir hati-hati
sejak usia dini, suatu keterampilan yang akan mereka bawa sepanjang hidup. Sebaliknya, guru yang
telah mendapat pelatihan seperti itu harus memberi ceramah kepada siswanya.
Fakta bahwa CT telah menjadi fokus beberapa konferensi internasional, publikasi teknis, dan
artikel akademis bukanlah hal yang mengejutkan. Untuk mempersiapkan siswanya memanfaatkan
akal sehat dan pemikiran kritis bersama-sama, mengevaluasi, dan menerapkan informasi sehingga
mereka dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang lebih baik dalam pekerjaan dan
kehidupan pribadi, banyak institusi akademis telah memberikan penekanan jangka panjang pada CT
(Ebadi & Rahimi , 2018).
Memilih untuk menerima informasi, menciptakan opini berdasarkan penalaran yang sesuai,
logis, dan non-subyektif, serta memastikan kesimpulan yang benar semuanya memerlukan
penggunaan CT (Bassham et al., 2011). Menurut Lloyd & Bahr (2010), seseorang yang berpikir
kritis dan cermat mengumpulkan referensi dan bukti sebelum mengambil suatu kesimpulan atau
menerima suatu informasi tertentu. Pengembangan teknik CT wajib digunakan dalam proyek
penelitian akademis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan kritis. Siswa secara umum
diakui sebagai salah satu sumber daya manusia terpenting di setiap negara.

6
Proses menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis fakta, ide, pandangan, dan teori
disebut dengan CT (berpikir kritis). Salah satu definisi CT adalah “proses berpikir yang
bijaksana dan rasional yang menggabungkan kedalaman, ketepatan, dan penalaran yang tajam
untuk menentukan nilai suatu pilihan, objek, atau teori”; yang lain menggambarkannya sebagai
“suatu teknik di mana seorang pemikir mengendalikan pemikirannya” (Alwehaibi, 2012).
Berpikir Kritis Wajar dipandang sebagai pemikiran yang berfokus pada penentuan apa yang
harus diyakini atau dilakukan (Ennis, 2018). Kemampuan Berpikir Kritis merupakan bagian
penting dalam pendidikan kontemporer (Walter & Walter, 2018). Serta kompetensi krusial dalam
kinerja efektif siswa (Mutakinati & Anwari, 2018). Ini adalah keterampilan yang diperlukan
siswa untuk memecahkan kesulitan dan metode untuk membuat penilaian yang cerdas (Ozgenel,
2018) sehingga kita dapat melakukan apa yang kita yakini terbaik mengenai suatu fakta.

Telah dikemukakan bahwa CT sangat penting untuk pencapaian pendidikan yang efektif
(Spatariu et al., 2016). Mengembangkan kemampuan CT (Critical Thinking) diperlukan untuk
menjadi pemikir reflektif yang sukses (Higgins, 2015). Pengembangan Guru memainkan peran
penting dalam mengembangkan keterampilan CT, dan lembaga pendidikan berupaya untuk
memastikan bahwa siswa siap untuk beroperasi “Dalam lingkungan yang multitasking,
multifaset, didorong oleh teknologi, terdiversifikasi, dan hidup” (Bialik & Fadel, 2015) .
Alosaimi (2013) menyoroti pentingnya mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan
CT:

- Mendorong partisipasi dalam pembelajaran di kelas

- Hal ini menciptakan suasana kelas yang bergantung pada percakapan yang disengaja,
yang dapat mengarah pada usulan kegiatan-kegiatan teersebut, sehingga siswa dapat
terlibat baik dalam maupun di luar kelas

- Hal ini mengubah perolehan pengetahuan dari proses pasif menjadi proses aktif,
meningkatkan penguasaan lebih dalam dan pemahaman informasi kognitif yang lebih
baik.

- Hal ini memberikan siswa kemampuan untuk mengevaluasi secara kritis dan
mengendalikan pikiran mereka, yang mengarah pada peningkatan keakuratan penalaran
mereka, yang pada akhirnya membantu mereka dalam membuat penilaian dan
7
melindungi mereka dari kepasifan emosi dan estimasi yang tidak dimoderasi.

Pengembangan CT melalui self-assessment merupakan tahapan yang diperlukan dalam


proses CT di setiap tahapan. Setiap mata kuliah akademik harus memasukkan penilaian diri ke
dalam struktur strukturalnya dan tidak hanya mengandalkan metode serampangan karena betapa
pentingnya hal itu bagi CT. Mereka menjadi lebih baik dalam evaluasi diri dan menjadi lebih
sadar akan fakta bahwa selalu ada ruang untuk pengembangan. Strategi studi luas tentang
kekuatan dan kelemahan pekerjaan siswa di kelas dipilih dalam pengembangan prosedur penilaian
rekan dan diri CT ini. Dalam penelitiannya, Wahyuddin dan Ristiana (2022), menegaskan ciriciri
CT antara lain sebagai berikut:

1. Menguasai komponen keseluruhan

2. Mampu mengenali persoalan

3. Mampu memisahkan konsep-konsep yang penting dan tidak penting

4. Mengetahui perbedaan kesenjangan informasi

5. Mampu membedakan argumen-argumen logis dari yang tidak logis

Kemampuan berpikir kritis membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik. Praktik CT
memerlukan tujuan yang jelas. Kemampuan berpikir kritis memungkinkan seseorang
mengevaluasi pentingnya informasi baru. Menggunakan keterampilan CT seseorang untuk
mempertimbangkan dengan cermat alasan yang disampaikan oleh orang lain. Sebagian besar
peserta percaya bahwa berbagai strategi, termasuk bertanya, pemecahan masalah, proyek,
investigasi, dan bermain peran, digunakan untuk mendorong pengembangan CT di kalangan
siswa. Sebagian besar responden percaya bahwa CT siswa dapat distimulasi melalui karya tulis,
membaca, presentasi, dan komentar kritis terhadap presentasi.

Sebagian besar responden berpendapat bahwa siswa takut membuat kesalahan, siswa
memandang literatur mereka sebagai sumber resmi, dan siswa tidak memiliki pemahaman yang
diperlukan tentang konteks yang relevan untuk meningkatkan kemampuan CT mereka.
Kurangnya pengetahuan siswa mengenai pentingnya CT, tingkat kecerdasan mereka, dan
kurangnya rasa percaya diri, pola asuh keluarga siswa, sistem pendidikan di Pakistan tidak

8
mendukung CT; instruktur tidak memberikan waktu yang cukup di kelas bagi siswa untuk terlibat
dalam penalaran kritis. CT mencakup materi yang luas dalam waktu yang singkat, program
prajabatan tidak menekankan CT, dan juga kurangnya semangat dalam kegiatan belajar mengajar.
Para guru menganggap bahwa hanya beberapa siswa terpilih yang mampu melakukan penalaran
tingkat tinggi. Para pendidik tidak memiliki akses yang memadai terhadap materi. Anak-anak
muda kurang pengalaman; ketidaksabaran siswa dalam menghadapi kesulitan CT menjadi kendala
yang menghambat perkembangan CT.

2.2 Jurnal Pembanding

Penelitian perkembangan intelektual manusia dan pemikiran ilmiah bukan hanya salah satu
tugas ilmu pengetahuan saat ini, namun masalah ini telah menjadi fokus perhatian para pemikir
dan ilmuwan tercerahkan sejak zaman dahulu. Persoalan ini tercakup dalam analisis hakikat
pengetahuan oleh para filosof Yunani kuno Democritus, Socrates, Plato, Aristoteles, serta para
pemikir Asia Tengah. Plato dan Aristoteles menafsirkan kecerdasan sebagai tingkat pengetahuan
tertinggi dalam karya mereka. Sains adalah produk pengetahuan, dan perolehan profesi dan berita
apa pun hanya mungkin dilakukan melalui sains. Umat manusia telah menciptakan sejumlah
kemudahan bagi dirinya sendiri dengan merangkum pengetahuan yang telah diperolehnya selama
berabad-abad dan mewariskannya kepada generasi berikutnya. Segala jenis aktivitas manusia
bergantung pada pengetahuan tertentu, dan pengetahuan baru tercipta dalam proses aktivitas.

Selain jasa tokoh-tokoh besar seperti Imam Bukhari, Imam Termizi, Imam Moturidi,
Burhoniddin Marginani, mistikus besar Abdukhaliq Ghijduvani dan Bahauddin Naqshband, yang
telah berkontribusi terhadap perkembangan spiritual bangsa kita di masa lalu, dunia juga
mengakui kontribusi besar mereka. untuk pengembangan ilmu-ilmu Islam, serta matematika dan
astronomi. ilmu pengetahuan; ilmu pengetahuan alam seperti kedokteran, farmakognosi,
mineralogi; Di bidang logika, filologi, dan ilmu-ilmu sosial, para ulama ensiklopedis yang
mempunyai pengaruh berkah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dunia, seperti Muhammad ibn
Musa Khorezmi, Ahmed Fargani, Abu Rayhan Beruni, Ibnu Sina, Mahmud Zamakhshari, Mirza
Ulugbek, akan fokus pada masing-masing secara terpisah, tidak hanya spiritualitas nasional kita,
tetapi juga layak diterima sebagai sebuah model teoritis-metodologis yang penting bagi para
ilmuwan di bidang ini, bahwa dampak yang ditunjukkan pada perkembangan spiritual umat
manusia dicatat satu per satu.

9
Pemikir besar Abu Rayhan Beruni dengan cermat mempelajari tempat manusia di alam, asal
mula pengetahuan manusia, hubungan kesadaran dan pemikiran dengan keberadaan, dan apakah
mungkin untuk mengetahui dunia. Kesalahpahaman yang menghambat ilmu pengetahuan dunia
Beruni juga berkutat pada penyebab obyektif dan subyektif dari narasi. Dia menyorotinya sebagai
berikut:

- Seseorang tidak boleh merujuk langsung ke sumber yang dipelajarinya

- Memadukan pengetahuan ilmiah dengan pandangan keagamaan

- Ketidakmampuan untuk menghilangkan informasi palsu

- Kegagalan mengembangkan salah satu alat Indera juga menyebabkan kesalahan dalam
ilmu pengetahuan, bahkan orang yang indranya mati tidak mengerti atau memahami
apapun
Berani berpendapat bahwa kebenaran ilmiah harus menjadi kriteria tertentu. Dia percaya
bahwa masalah yang rumit dan sulit dalam membuktikan tidak berdasarnya mitos-mitos yang tidak
benar, tidak teruji, membenci hati, memekakkan telinga, dan mencengangkan, klaim-klaim yang
tidak berdasar, hanya dapat diselesaikan melalui pengalaman dan praktik. Pada saat yang sama,
seorang jenius adalah seorang ilmuwan yang memahami pentingnya kesimpulan logis dan
mengajarkan untuk melihat konsep intuisi dan pengetahuan intelektual secara bersamaan.
Untuk meningkatkan batin lahiriah diperlukan ilmu intelektual, harus mempertajam
pemikiran. Berani mengagungkan pemikiran manusia. Ia menafsirkan manusia dan tujuan hidupnya,
tujuan mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan, berdasarkan pandangan sosio-filosofisnya. Ketika
seorang ilmuwan menentukan batas-batas pengetahuan ilmiah, ia perlu membedakannya dari
kebohongan, argumen dan penilaian yang tidak terbukti.
Salah satu mahakarya terbesar dalam sejarah sastra dan budaya Uzbekistan adalah karya
"Khamsa" oleh pemikir besar, penyair Alisher Navoi. Epik pertama Khamsa "Hayratul-Abror"
memiliki karakter filosofis dan religius, menggambarkan kualitas orang dewasa, seperti kebaikan,
kemurahan hati, kemurnian, kesopanan, kebaikan, perhatian, sopan santun, kesopanan, kepuasan,
kebenaran, kejujuran, keadilan, toleransi, dan caranya kesempurnaan spiritual. dianalisis. Pada
masanya, Navoi menganggap orang sempurna adalah orang yang bermakna. Ahli artinya orang yang
berpikir. Berpikir berarti memahami kenyataan. Artinya observasi independen terhadap segala hal.
Karena ahli manni, seseorang mempunyai kemampuan memandang nasib manusia dan dunia dengan
hati nurani. Orang yang mempunyai kualitas ini mempunyai pemikiran yang luas. Sebab karunia
10
agama, keadilan, keimanan, cinta, kesakitan akan sempurna di dalamnya. Dalam ayat berikutnya,
beliau menjelaskan bahwa manusia memahami seluruh rahasia dunia melalui kontemplasi.
Semakin banyak seseorang mengetahui, semakin luas pengetahuannya, semakin banyak
pertanyaan dan pemikiran baru yang muncul, semakin aktif dan mandiri pemikirannya. Pengetahuan
seseorang bertambah, timbul persoalan-persoalan baru, pemikiran menjadi aktif. Kita bisa yakin
bahwa Abu Abdullah Rudaki benar ketika menyatakan dalam karyanya bahwa ilmu adalah perisai
dari segala kesulitan. “Saya melihat sahabat adalah ilmu,” tegas Najmuddin Kubro dalam
pandangannya. Merupakan salah satu kesalahan yang paling tidak dapat dimaafkan bagi siapa pun
untuk menghabiskan masa mudanya yang polos, kemampuan yang berbakat, dan pikiran yang tajam
pada pekerjaan yang tidak perlu dan tidak berguna, alih-alih memperoleh ilmu dan mempelajari
profesi yang bermanfaat. Mirza Bedil mengatakan ilmu pengetahuan adalah permata kemanusiaan.
Pengetahuan yang mendalam dan profesi yang bermanfaat, perilaku yang baik dan kerja keras
merupakan faktor utama Pembangunan.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Jurnal


Jurnal Utama

- Abstrak dari jurnal ini sangat lengkap

- Keterkaitan konsep dengan isi jurnal sangat baik. Judul jurnal mewakili yang ada pada
jurnal. Di pendahuluan jurnal, dijelaskan apa yang dicantumkan pada judul jurnal.

- Pada pembahasan telah diuraikan dengan sangat jelas yang didukung oleh beberapa
teori yang disampaikan oleh para ahli. Dan pada pembahasan ini materi yang dimuat
sangat lengkap dan sangat berkaitan.

- Isi dari jurnal ini cukup lengkap sehingga hampir mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan Ilmu Alamiah Dasar.

- Jurnal menggunakan tabel untuk memperjelas pembahasan.

Jurnal Pembanding

- Isi dari jurnal ini cukup lengkap sehingga hampir mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan Ilmu Alamiah Dasar dan gaya belajar.

- Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca.

- Dilengkapi pendapat para ahli, contoh, dan dengan tabel.

3.2 Kelemahan Jurnal


Jurnal Utama

- Jurnal tidak menggunakan ISSN

- Tidak terdapat saran

- Ada beberapa kata yang sulit dipahami dan tidak dijelaskan secara rinci

12
Jurnal Pembanding
- Ada beberapa kalimat yang diulang dan mempunyai arti yang sama
- Tidak terdapat saran
- Tidak terdapat volume jurnal

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam konteks berfikir kritis, makalah ini menekankan pentingnya memahami dan
menganalisis konsep-konsep dasar ini dengan cara yang kritis dan objektif. Berfikir kritis
memungkinkan kita untuk mengevaluasi informasi, menyelidiki asumsi, dan mengeksplorasi
berbagai perspektif untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan akurat tentang
fenomena alam.

Dengan memahami konsep-konsep dasar Ilmu Alamiyah Dasar, kita dapat


mengembangkan kemampuan berfikir kritis kita sendiri. Ini tidak hanya membantu kita dalam
memahami dunia sekitar kita dengan lebih baik, tetapi juga dalam membuat keputusan yang
lebih tepat dan bertanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan.

Secara keseluruhan, makalah ini menunjukkan bahwa Ilmu Alamiyah Dasar adalah fondasi
penting untuk berfikir kritis. Melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep dasar
ini, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan objektif, yang
merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai bidang.

4.2 Rekomendasi
Sarannya ialah kita sebagai generasi mda penerus bangsa seharusnya lebihmeningkatkan ilmu
pengetahuan yang kita miliki dan kembangkan ilmu pengetahuanyang sudah ada demi ekmajuan
bangsa Indonesia. Kita juga sudah sepatutnyameneladani sikap-sikap lmiah dalam ipa. Agar sejak
dini, sikap-sikap ilmiah erssebutsudah tertanam dalam benak kita dan berguna bagi masyarakat luas
dan Negara.Penerapan metode ilmih juga sebaiknya kita lakukan, yaitu kita harus mengujikebenaran
dari segala aspek baik yang kita lihat maupun yang kita dengar dan harusselalu sesuai dengan
realita yangada.

14
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Athar Hussain, Sundus Ahsan. “THE DEVELOPMENT OF CRITICAL THINKING
AS THE PRIMARY GOAL OF THE EDUCATIONAL PROCESS”. PJER, Vol.6, Issue 3(2023).
Shodiyev Jahangir Jurakulovich. “THE ROLE OF SCIENTIFIC THINKING AND MENTAL
DEVELOPMENT IN IMPROVING HUMAN DEVELOPMENT AND VALUE”. Scientific Journal
Impact Factor. Vol 2 (2023).

15

Anda mungkin juga menyukai