Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU

(Dra. Siti Wahidah, M. Si / Astrid Sitompul, S.Pd., M.Pd)

DISUSUN OLEH :

ANASTASYA SABATINI

(5193144004)

REGULER – A 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas Critical Journal
Review ini dengan baik, dan tepat pada waktunya. Sekaligus sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si dan ibu
Astrid Sitompul, S. Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian yang telah membimbing saya dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan


yang tidak disengaja. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan kritik dan saran.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 04 Desember 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan CJR.............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan CJR........................................................................................................... 1
1.4 Identitas Journal yang direview................................................................................................ 2
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL.............................................................................................. 3
BAB IIIKELEBIHAN DAN KEKURANGAN..............................................................................9
3.1 Kelebihan Jurnal...................................................................................................................... 9
a) Jurnal Utama...................................................................................................................... 9
b) Jurnal Pembanding.......................................................................................................... 10
3.2 Kekurangan Jurnal................................................................................................................. 12
a) Jurnal Utama................................................................................................................... 12
b) Jurnal Pembanding.......................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 13
4.2 Saran...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) sangat penting di kalangan pendidikan
terutama untuk mahasiswa/i karena dengan mengkritik suau jurnal maka mahasiswa/i
ataupun si pengkritik dituntut untuk membaca keseluruhan isi jurnal dan
membandingkannya dengan jurnal lainnya. Setelah mengkritik jurnal maka
diharapkan mahasiswa/i mampu mengetahui karaktersitik jurnal yang baik,
mengetahui struktur jurnal yang sesuai dengan standart penulisan jurnal, dan
membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik
dan benar untuk dijadikan referensi.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


Mengkritik jurnal (critical Journal review) ini dibuat sebagai salah satu
referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan reviewers dan pembaca
dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, dan juga menyelesaikan
salah satu tugas individu mata kuliah Metodologi Penenlitian pada Program Studi
Pendidikan Tata Rias di Universitas Negeri Medan.

1.3 Manfaat Penulisan CJR


Adapun manfaat dari penulisan makalah Critical Journal Review ini adalah;

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah


jurnal secara singkat

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal yang direview

3. Mengetahui latar belakang dan alasan dibuatnya jurnal tersebut

1
4. Mengetahui kualitas suatu jurnal dengan membandingkannya dengan jurnal
karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.

1.4 Identitas Journal yang direview


JURNAL UTAMA

 Judul : Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam


Perspektif Bimbingan Dan Konseling

 Nama Jurnal : Quanta

 Pengarang : Wiwin Yuliani

 Volume/Nomor : Vol. 2, No. 2

 Tahun Terbit : 2018

 ISSN : (e) 2614-2198 / (p) 2614-6223

 Halaman : 83-91

JURNAL PEMBANDING

 Judul : Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang

Bimbingan Dan Konseling

 Nama Jurnal : Jurnal Fokus Konseling

 Pengarang : Galang Surya Gumilang

 Volume, Nomor : Vol. 2, No. 2

 Tahun Terbit : 2016

 ISSN :-

 Halaman : 144-159

2
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

JURNAL UTAMA

Deskriptif kualitatif (QD) adalah istilah yang digunakan dalam penelitian


kualitatif untuk suatu kajian yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini umumnya
dipakai dalam fenomenologi sosial (Polit & Beck, 2009, 2014). Deskriptif kualitatif
(QD) adalah suatu metode penelitian yang bergerak pada pendekatan kualitatif
sederhana dengan alur induktif. Alur induktif ini maksudnya penelitian deskriptif
kualitatif (QD) diawali dengan proses atau peristiwa penjelas yang akhirnya dapat
ditarik suatu generalisasi yang merupakan sebuat kesimpulan dari proses atau
peristiwa tersebut.

Deskriptif kualitatif (QD) dikaitkan dengan bimbingan dan konseling terletak


pada esensi bimbingan dan konseling itu sendiri. Esensi bimbingan dan konseling
yang diartikan sebagai proses memfasilitasi perkembangan peserta didik di dalam
lingkungan sosialnya (Corey, M.S., Corey, G & Corey, C. ,2010). Proses
perkembangan peserta didik tersebut berjalan secara alami. Proses interaksi yang
alami ini dikaji dalam ranah penelitian deskriptif kualitatif. Dimana penelitian
deskriptif kualitatif diartikan sebagai penelitian yang mengkaji peristiwa tindakan
sosial yang alami menekankan pada cara orang menafsirkan, dan memahami
pengalaman mereka untuk memahami realitas sosial sehingga individu mampu
mecahkan masalahnya sendiri (Mohajan, Haradhan, 2018).

Artikel metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan


konseling bertujuan untuk memberi gambaran umum dari hakikat metode penelitian
deskriptif kualitatif dalam penelitian bimbingan konseling, analisis data dalam
penelitian deskriptif kualitatif, langkah langkah serta kekuatan dan kelemahan dalam

3
penelitian kualitatif itu sendiri. Artikel ini disusun berdasarkan metode literature
review dari artikel yang mengkaji terkait penelitian deskriptif kualitatif

Pengertian bimbingan dan konseling dijelaskan oleh Hepner, Wampold, &


Kivlinghan (2008) sebagai suatu profesi yang bertujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perubahan positif pada individu didasarkan pada pengetahuan yang
ada pada sebuah realitas di luar keyakinan pribadi penyandang profesi dan prasangka.
Penelitian kualitatif adalah payung istilah yang digunakan untuk merujuk pada desain
perspektif teoretis seperti penelitian narasi, fenomenologi, penelitian tindakan, studi
kasus, etnografi, penelitian sejarah, dan analisis konten (Creswell, 2009; Hancock et
al., 2009). Sedangkan deskriptif kualitatif masuk kepada penelitian kualitatif dasar.
Tapi bukan berarti penelitian deskriptif kualitatif diartikan sebagai penelitian rendah
(Kim, H., Sefcik, J. S., & Bradway, C. ,2016).

Penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling


dapat diartikan penelitian bidang bimbingan dan konseling yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran detail mengenai setting proses bimbingan atau konseling di
sekolah dimaksudkan untuk eksplorasi bagaimana suatu bimbingan atau konseling
terjadi,apakah bimbingan atau konseling yang telah dilakukan dapat sejalan untuk
mengatasi sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah diteliti. Penelitian
deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling tetap melibatkan
variabel-variabel penelitian seperti variabel terikat dan variabel bebas.

Deskriptif kualitatif (QD) adalah suatu metode penelitian yang bergerak pada
pendekatan kualitatif sederhana dengan alur induktif.Jenis penelitian deskriptif
kualitatif (QD) umumnya dipakai dalam fenomenologi sosial. Salah satu penelitian
sosial adalah penelitian bimbingan dan konseling. Penelitian deskriptif kualitatif
dalam perspektif bimbingan dan konseling dapat diartikan penelitian bidang
bimbingan dan konseling yang tujuannya untuk menyajikan gambaran detail
mengenai setting proses bimbingan atau konseling di sekolah dimaksudkan untuk
eksplorasi bagaimana suatu bimbingan atau konseling terjadi, apakah bimbingan atau

4
konseling yang telah dilakukan dapat sejalan untuk mengatasi sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah diteliti.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki


lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Sebelum dilakukan
analisis data, terlebih dahulu harus dilakukan triangulasi untuk menguji tingkat
kepercayaan data yang dipakai saat melakukan interpretasi untuk menarik kesimpulan
penelitian. Langkah langkah analisis data kualitatif meliputi reduksi data, display dan
penarikan kesimpulan.

Penelitian kualitatif memiliki kekuatan dan kelemahan.Kekuatan penelitian


kualitatif paling utama terletak dari fleksibilitas dari gaya peneliti untuk
mendekripsikan alur penelitian dengan masalah penelitian yang sangat terbuka.
Karena dalam penelitian kualitatif kemungkinkemungkinan baru bisa terjadi saat
penelitian dilakukan. Sedangkan kelemahan penelitian kualitatif terletak dari seberapa
cermat peneliti menangkap momen ataupun data yang penting pada saat penelitian
terjadi.

JURNAL PEMBANDING

Penelitian pada hakikatnya adalah berusaha mendapatkan informasi tentang


sistem yang ada (beroperasi) pada objek yang sedang diteliti, maka peneliti perlu
menentukan cara menemukan informasi tentang sistem yang sedang dicari itu. Cara
menemukan informasi itulah yang bervariasi baik dengan menggunakan metode
kuantitatif, kualitatif, maupun menggabungkan dari kedua metode tersebut.

Penelitian kualitatif memiliki dua ciri utama, yaitu: Pertama, data tidak
berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan
tidak tertulis. Kedua, penelitian kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolut
untuk mengolah dan menganalisis data.

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui


makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan

5
teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Istilah
penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986) pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif bahwa
metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan


empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup,
wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual: yang menggambarkan
momen rutin dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan individual dan
kolektif (Denzim & Lincoln,1994).

Metode penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan


metode penelitian kuantitatif.

1. Para ahli penelitian kualitatif memiliki pandangan bahwa hakekat realitas


adalah bersifat: subjektif, personal, dan merupakan hasil dari konstruksi
sosial.

2. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif atau “dari bawah ke atas”.

3. Pandangan para ahli penelitian kualitatif tentang perilaku manusia adalah


bersifat dinamis, mengalir, situasional, sosial, kontekstual, dan personal.

4. Tujuan penelitian kualitatif adalah: deskripsi, eksplorasi, dan discovey.

5. Fokus penelitian adalah penekanan pada sudut yang lebih luas dan lebih
dalam (ketimbang penelitian kuantitatif yang memiliki sudut pandang lebih
sempit, seperti hanya menguji hipotesis).

6. Hakekat observasi pada penelitian kualitatif adalah meneliti objek fenomena


perilaku dalam setting alamiah atau ini berarti melakukan penelitian terhadap
objek fenomena perilaku dalam konteks tempat perilaku itu terjadi.

6
7. Alat pengumpul data dalam penelitian kualitatif adalah: wawancara
mendalam, observasi partisipasi, field notes, atau open ended.

8. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui prosedur


pengembangan pola, tema, dan ciriciri umum.

9. Temuan khusus dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk


digeneralisasikan pada subjek lain dan pada tempat yang lain.

10. Bentuk laporan hasil penelitian kualitatif adalah bersifat naratif dengan
deskripsi kontekstual dan rujukan langsung dari partisipan atau subjek
penelitian.

Kedudukan metode penelitian kualitatif dalam bimbingan dan konseling yaitu


sebagai penyeimbang yang artinya selama ini dalam bimbingan dan konseling masih
didominasi penelitian kuantitatif seperti penelitian eksperimen, penelitian
eksplanatory, dan penelitian pengembangan. Alasan didominasi penelitian kuantitatif
yaitu bimbingan dan konseling erat kaitannya dengan tingkahlaku, kognitif, dll.

Penelitian kualitatif sangat cocok diaplikasikan dalam bimbingan dan


konseling karena secara esensi, penelitian kualitatif menemukan fenomena-fenomena
yang riil. Misalkan, peneliti ingin mengupas tuntas mengenai siswa bullying, peneliti
disarankan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus atau
fenomenologi. Oleh karena itu, sudah saatnya penelitian kualitatif dijadikan
penelitian utama karena penelitian kualitatif memiliki kekhasan yang unik sesuai
dengan perpektif peneliti.

7
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 Kelebihan Jurnal


1. Dilihat dari aspek penulisan, jurnal utama dan pembanding memiliki
format penulisan cukup baik, penggunaan font dan font size yang baik.

2. Dari aspek isi jurnal, jurnal utama dan pembandingan memaparkan materi
sesuai dengan judul jurnal yang sudah diberikan dan sangat mudah
dipahami isi dari jurnal tersebut.

3. Jurnal utama memiliki abstrak yang terdiri dari dua bahasa yaitu, Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia dan abstrak pada jurnal utama sangat
mewakili isi jurnal, sedangkan pada jurnal pembanding terdapat abstrak
yang menggunakan Bahasa Inggris saja.

4. Pada jurnal utama dan pembanding, pada bagian pendahuluan dan


pembahasan penulis memaparkan beberapa kutipan dari para ahli,
sehingga pembaca lainnya dapat mengerti isi jurnal dengan baik..

5. Kesimpulan pada jurnal utama dan pembandingyang diberikan oleh


penulis juga sangat singkat, padat dan jelas, sehingga pembaca dan
pengkritik sangat mudah memahami inti dari jurnal tersebut

3.2 Kekurangan Jurnal


1. Pada Jurnal utama dan pembanding, penulis tidak memaparkan teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data
2. jurnal pembanding hanya memiliki abstrak yang menggunakan Bahasa
Inggris, sehingga pembaca sulit memahami

8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tujuan dari adanya penugasan Critical Journal Review untuk membantu
mahasiswa lebih banyak lagi dalam membaca dan dapat membantu mahasiswa untuk
berpikir lebih kritis terhadap suatu masalah. Dari kelemahan dan kelebihan yang telah
dipaparkan diatas, jurnal utama dan pembanding memiliki kelemahan dan
kelebihannya baik itu dari segi penulisan bahasa, dan juga materi yang dipaparkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal tersebut sudah baik dan dapat dijadikan
referensi untuk pembaca.

4.2 Saran
Untuk kedepannya kelemahan atau kekurangan dari jurnal utama perlu
diperbaiki agar jurnal dapat menjadi sumber referensi yang relevan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gumilang, G. S. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan Dan


Konseling. Jurnal Fokus Konseling, 144-159.

Yuliani, W. (2018). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif


Bimbingan Dan Konseling. Quanta, 83-91.

10

Anda mungkin juga menyukai