FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Rosdiana,M.Pd
DISUSUN OLEH:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan
puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, Sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan belajar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) pada tahun 2020. Shalawat beriringkan salam tak lupa pula Saya panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam tugas ini telat Saya susun dengan maksimal dan mendapatkam bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu Saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan tugas ini..
Semoga tugas ini dapat dipahami dan dimengerti bagi siapapun yang membacanya. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para membaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan tugas ini kedepannya. Terima Kasih
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
- Kesimpulan…………………………………….16
- Saran…………………………………………....16
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang
diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan
bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah;
memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract
yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan
metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.
• Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal.
D. Identitas Jurnal
Jurnal pertama
Judul: Kebijakan, implementasi dan isu strategis pendidikan bagi individu
berkebutuhan khusus
Jurnal: Pendidikan islam
Download
Volume: Vol.4, nomor 1
Tahun: Juni 2014
Penulis: Aini Mahabbati
Reviewer: Indah putri dwiyanti
Jurnal kedua
Judul: Evaluasi pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK) di kelas inklusif
di SD plus darul `ulum jombang
Jurnal: Studi islam
Download
Volume: Vol.5, nomor 2
Tahun: Oktober 2014
Penulis: Lilik Maftuhatin
Reviewer: Indah putri dwiyanti
BAB II
JURNAL PERTAMA
PENDAHULUAN
Critical review bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku
atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi
dan analisis) kita mengenai keunggulan & kelemahan artikel tersebut, apa yang
menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi
cara berpikir kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian
tertentu. Dengan kata lain, melalui critical review kita menguji pikiran
pengarang/ penulis berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan pengetahuan &
pengalaman yang kita miliki. Maksud pemberian tugas kuliah berupa critical
review ini adalah untuk mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis &
kritis, dan mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325).
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mencari solusi pemecahan masalah
bagaimana sistem perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk
pelaporan hasil evaluasi yang terdapat di kelas inklusif. Penelitian ini difokuskan
pada perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi yang dilakukan, dan
bentuk laporan evaluasi yang telah dilakukan di kelas inklusif yang terdapat di SD
Plus Darul Ulum.
RINGKASAN JURNAL
Penelitian pada Evaluasi pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus (ABK)
bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada anak berkebutuhan khusus,
penilaian terhadap ABK ringan yang mengikuti kurikulum umum dapat
menggunakan kriteria penilaian reguler sepenuhnya. Penilaian terhadap ABK
sedang yang menggunakan kurikulum modifikasi sistem penialaianya
menggunakan perpaduan antarasistem penilaian umum dan system penilaian
individual. Penilaian terhadap ABK berat pada sekolah inklusif yang
menggunakan kurikulum yang diindividualisasikan, sistem penilaiannya
menggunakan norma penilaian individual yang didasarkan pada tingkat daya
serap yang didasarkan pada baseline seperti yang diterapkan pada sekolah khusus.
Proses pelaksanaan evaluasi di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah tersebut, jika sekolah
tersebut memakai kurikulum umum maka pelaksanaan evaluasi disamakan
dengan anak pada umumnya, jika sekolah memakai kurikulum modifikasi maka
pelaksanaan evaluasinya pun disesuaikan dengan kesepakatan sekolah tersebut.
Dan jika memakai kurikulum yang diindividualisasikan maka pelaksanaan
evaluasinya pun tergantung kesepakatan guru dan anak.
PEMBAHASAN
DILIHAT DARI ASPEK TAMPILAN
Dari tampilan yang disajikan jurnal tampak terlihat menarik. Jurnal menyertakan
layout yang yang baik. Dari segi tampilan jurnal, pada jurnal dalam pembahasan
ini terdapat 12 lembar. Dari segi tampilan tulisan jurnal terlihat baik dan rapi.
DILIHAT DARI ASPEK LAYOUT DAN TATA LETAK
Dari segi layout dan tata letak, jurnal memberikan tata penulisan yang baik sesuai
dengan tata cara atau syarat penulisan ilmiah dan tampilan menggunakan sajian 2
collumn pada jurnal. Didalam jurnal menggunakan font huruf yang nyaman untuk
dibaca , baik itu jenis fontnya maupun ukuran fontnya dan kerapatan yang sesuai.
Pengetikan jurnal juga menggunakan rata kanan-kiri. Jurnal juga menggunakan
nomor halamandi setiap setiap halamannya pada bagian bawah tengah.Selain itu
pada buku utama juga menggunakan footer yang berisi informasi mengenai judul
bab yang dibaca dan sub-bab materi sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami materi.
DILIHAT DARI ASPEK ISI JURNAL
Dilihat dari aspek isi jurnal, penulis melihat materi yang disajikan cukup bagus.
Sudah terdapatnya tata cara penulisan berupa : bahwasannya kedua jurnal sudah
terdapat 1. Judul; 2. Abstrak; 3. Pendahuluan; 4. Bahan dan metode; 5. Hasil; 6.
Pembahasan; 7. Kesimpulan; 8. Daftar pustaka. Sedangkan, materi yang disajikan
cukup menjelaskan materi mengenai maksud dan tujuan dari pembuatan jurnal,
adapun yang dibahas dalam jurnal ini antara lain sebagai berikut: pembelajaran
ilmiah secara terus menerus dalam pembelajaran ilmiah ini seperti yang
dikemukakan oleh (Shymansky & Kyle, 1992) dalam Journal of Research in
Science Teaching “tidak mungkin terjadi kecuali kita bersedia untuk membawa
asumsi implisit di mana kita pedagogi berakar ke permukaan sehingga kita dapat
menginterogasi mereka. disimpulkan bahwa pada struktur yang ada dan ide-ide
baru dipahami dalam pengertian pemahaman yang ada. Seperti yang dicatat
Broughton, “ketika dunia, objek pengetahuan, menolak gangguan dan
penyerapan, subjek 'mengakomodasi,” artinya strukturnya beradaptasi
sejauh mungkin untuk membuat pengalaman itu dapat diasimilasi, untuk
membuatnya lebih mudah dipahami.
DILIHAT DARI ASPEK TATA BAHASA
Dari aspek bahasa, jurnal ini sudah memenuhi telah sesuai dengan EYD mulai
dari penggunaan kosakata pemakaian huruf, penulisan kata, pemberian tanda
baca dan lain sebagainya.Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ialah tata bahasa
dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta
penulisan unsur serapan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analsis data yang telah diuraikan, maka
dapat ditarik disimpulkan bahwa evaluasi pemelajaran pada anak berkebutuhan
khusus belum terdapat standart penilaian Melalui pendidikan inklusif diharapkan
anak berkebutuhan khusus dapat dididik bersama-sama dengan anak normal
lainnya. Tujuannya adalah agar tidak ada kesenjangan diantara anak berkebutuhan
khusus dengan anak normal lainnya. Diharapkan pula anak dengan kebutuhan
khusus dapat memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
PENDAHULUAN
Individu berkebutuhan khusus (person with special needs) merupakan
sebutan
bagi seseorang yang mengalami keadaan atau kapasitas diri yang berbeda dari
orang-orang pada umumnya. Berbagai padanan kata dari istilah special needs
(kebutuhan khusus) antara lain adalah exceptional (berbeda dari orang pada
umumnya), impairment (rusak/cacat atau sakit, lebih pada makna medis),
handicap (tidak bisa mengakses lingkungan), dan disability (tidak ada atau
kurangnya fungsi). Kategori kebutuhan khusus meliputi disabilitas intelektual dan
perkembangan, disabilitas fisik, disabilitas sensoris (indera), hambatan/masalah
perilaku, kesulitan belajar,serta cerdas dan bakat istimewa.
Apabila dilihat dari sisi kebutuhan khususnya, orang dengan disabilitas
intelektual dan perkembangan mengalami hambatan yang signifikan pada area
mental (kemampuan berpikir dan reasoning), dan disebut retardasi mental.
Disabilitas fisik mengalami hambatan pada area gerak dan mobilitas dikarenakan
tidak lengkap atau tidak berfungsinya organ gerak. Disabilitas sensori meliputi
hambatan pada penglihatan dan atau pendengaran yang disebabkan karena kondisi
impairment pada organ indera.
Pada area pendidikan, keberadaan individu berkebutuhan khusus
mengarah pada pembahasan mengenai bagaimana mereka tetap bisa mengakses
pendidikan sebagaimana orang pada umumnya. Berdasarkan konsep pendidikan,
pengertian individu berkebutuhan khusus adalah seseorang yang membutuhkan
layanan pendidikan khusus dengan segala pendukungnya agar mereka tetap dapat
mencapai kemampuan sesuai dengan potensinya. Area atau kategori kebutuhan
khusus yang dialami seringkali tidak memungkinkan mereka untuk bisa
mendapatkan proses dan hasil pendidikan yang optimal. Penyesuaian pendidikan
dibutuhkan dikarena hambatan intelektual, sensori, fisik, komunikasi, dan atau
perilaku yang dialami. Misalnya, seseorang dengan hambatan intelektual
membutuhkan metode yang sederhana dan fungsional untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan area materi yang disesuaikan dengan kapasitas intelektual
mereka.
Pendidikan untuk individu berkebutuhan khusus lebih dari sekedar
pengaturan teknis layanan pendidikan saja, melainkan sebuah praktik yang lahir
dari kesadaran gerakan hak asasi manusia sehingga isunya terus berkembang
searah dengan kompleksitas dinamika kemanusiaan itu sendiri. Individu
berkebutuhan khusus termasuk populasi minoritas yang rentan terhadap
diskriminasi dalam setiap aspek kehidupan.
KESIMPULAN
Isu pendidikan bagi individu berkebutuhan khusus tidak bisa hanya dilihat
dari implementasinya, melainkan dari paradigma berpikir. Terjebaknya pemikiran
pendidikan khusus pada tataran pragmatis hanya akan membawa penyimpangan
yang bisa muncul dari tataran kebijakan sampai pada tataran implementasi. Kasus
yang dewasa ini banyak terjadi adalah, meskipun sejak tahun 2000-an pendidikan
inklusif menjadi program yang disebarluaskan di Indonesia untuk searah dengan
ikut sertanya kebijakan pendidikan Indonesia pada prinsip education for all,
keluhan akan berbagai infrastruktur yang tidak siap pada pelaksanaan menjadi
masalah tersendiri. Secara pragmatis, implementasi pendidikan khusus di
Indonesia diupayakan untuk menjawab tantangan bagi kemudahan akses
pendidikan bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penentu
kebijakan bahkan telah memfasilitasi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dari sisi pendanaan yang besar sampai pada penyediaan bantuan guru khusus dan
alat belajar yang diperlukan, dan bahkan dengan pelatihan-pelatihan bagi guru
dan pengelola secara berkala dan massif.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kita tarik dari jurnal ini yaitu Anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang mengalami gangguan yang signifikan baik aspek psikis, sosial, emosional, dan
indrawi yang menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut, sehingga
membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaaan mereka.
Pendidikan Inklusif muncul sebagai suatu layanan pendidika program pemerintah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dimana penyelenggaraannya dengan cara memadukan anak-anak
yang berkelainan atau berkebutuhan khusus bersama anak normal lainnya, menggunakan
kurikulum yang berlaku di lembaga yang bersangkutan.
Tujuan pendidikan inklusif yaitu agar semua anak mendapatkan hak pendidikan dan
kedudukan yang sama tak terkecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Sekolah reguler
yang berorientasi inklusi ini merupakan alat untuk memerangi sikap diskriminasi, menciptakan
masyarakat yang ramah, mencapai pendidikan bagi semua, sehingga akan memberikan
pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi karena akan
menurunkan biaya bagi seluruh sistem pendidikan.
SARAN