KEPEMIMPINAN
Skor Nilai :
“KEPEMIMPINAN (Leadership)”
2020
Excecutive Summary
2
jumlah yang benar dan macam para eksekutip untuk menerapkan perencanaan
bisnis dan strategi.
perencanaa manajer bukanlah suatu yang program pribadi terdiri dari bagian
terbagi-bagi seperti memondokkan sekolah eksekutip, kursus latihan (di) luar,
program penimbangan prestasi, atau merinci prosedur manual. itu bukanlah suatu
tanggung jawab staffi tu adalah mulai dengan senior perhatian managemen's untuk
pemilihan yang sesuai, pemanfaatan, dan perencanaa sumber daya tenaga kerja
eksekutip
pelatihan yang nyata adalah sering tidak dicocokkan tu kebutuhan individu untuk
pengetahuan baru, ketrampilan, dan sikap yang akan meningkatkan capaian
pekerjaannya dan siap dia untuk kemajuan. dan walaupun para manajer puncak
mempertanyakan hasil . seperti itu usaha, mereka melanjut untuk mendukung
aktivitas pembinaan manajemen untuk berbagai pertimbangan. hasil akhir adalah
suatu pusparagam aktivitas dengan keterkaitan untuk satu sama lain atau kepada
sasaran hasil organisasi
3
manajemen puncak. itu harus diterima sebagai suatu tanggung jawab kapal
sebagai lawan suatu program personil
4
DAFTAR ISI
5
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan Critical Book Review ini. Cbr ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu ”Kepemimpinan”
Cbr ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa Cbr ini masih jauh dari
kesempurnaan.Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca
Apabila dalam membuat Cbr ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya
Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa
banyak.Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna sempurna nya makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Cbr ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
Penyusun
6
BAB I PENDAHULUAN
C.Manfaat CBR
7
D. Identitas Buku Yang Di Review
Buku Utama
1. Judul Buku : KEPEMIMPINAN (Leadership)
2. Pengarang : Tim Penyusun Universitas Negeri Medan
3. Penerbit : Universitas Negeri Medan
4. Tahun Terbit : 2016
5. Kota Terbit : Medan
6. Kode : 1 UMD57001
7. Tebal Buku : 235 halaman
8. Ukuran : (29 x 21) cm
Buku Pembanding
1. Judul Buku : Kepemimpinan yang Efektif
1. Pengarang : Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan
Dra.HJ.M.Martini
2. Penerbit : Gajah Mada University Press
3. Tahun Terbit : 2012
4. Kota Terbit : Yogyakarta
5. ISBN : 979-420-271-1
8
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU.
A.Konsep Manajemen
B.Konsep Kepemimpinan/Leadership
9
BAB 2
1. Pendekatan kesifatan
2. Pendekatan perilaku
3. Pendekatan situasional
Teori Sifat
Teori Perilaku
Fungsi Kepemimpinan
a) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan,
penyelesaian, informasi dan pendapat.
b) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial,yaitu mencakup segala
seuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lancar,penengahan
perbedaan pendapat,dan sebagainya.
Gaya Kepemimpinan
a) Gaya dengan orientasi tugas
b) Gaya dengan orientasi karyawan
c) Teori X dan Y dari Mc.Gregor
10
BAB 4
BAB 5
GAYA KEPEMIMPINAN
11
Gaya kepemimpinan Delegatif
BAB 6
12
Fungsi manjerial seperti :perencanaan,pengaturan, pengawasan,
kepemimpinan, dan evaluasi.
BAB 7
KEPEMIMPINAN PROFESIONAL
BAB 8
BAB 9
13
a) Pemimpin public dalam menjalankan roda birokrasi umumnya belum
digerakkan oleh visi dan misi.
b) Pemimpin public senantiasa mengendalikan kewenangan formal yang
dimilikinya.
c) Pemimpin public memiliki kompetensi rendah.
d) Lemahnya akuntabilitas pimpinan public.
BAB 10
BAB 11
14
BAB 13
BAB 14
15
BAB 15
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DALAM ORGANISASI
16
2.2 Ringkasan Isi Buku (Buku 2)
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis masih memanjatkan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa serta menerangkan latar belakang mengapa penulis membahas suatu
topik tertentu yaitu Kepemimpinan yang Efektif. Manusia pada dasarnya
memiliki hakikat sosial yang tidak bisa hidup sendiri karena setiap individu
memerlukan individu lain. Untuk itu setiap individu memerlukan bantuan/
kerja sama dari individu lain, maka terbentuklah suatu kelompok. Setiap
individu memiliki karakter/sifat serta kelebihan dan kelemahan yang berbeda
dalam kepribadian, latar belakangkecerdasan, bakat dan sebagainya.
Hal itu lah yang dapat menimbulkan munculnya seorang Pemimpin
yang Efektif. Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki motivasi yang
tidak sama dengan anggotanya, baik dalam mewujudkan tujuan/cita-cita,
maupun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan
melaksanakan kepemimpinan sesuai dengan batasan yang berlaku dalam
berorganisasi/berkelompok yang kooperatif dan bernilai administratif, akan
menjadi faktor yang menunjang berlangsungnya proses Kepemimpinan yang
Efektif.
BAB 2
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
17
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerkasan
mendorong sejuml;ah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
A. Kepemimpinan dalam Konteks Struktural, adalah kepemimpinan yang
memiliki struktur yang relatif permanen dan mekanisme serta prosedur kerja
yang statis, pasti, dan teratur yang biasanya ditetapkan secara resmi oleh pihak
yang berwenang. Misalnya organisasi sebuah Departemen di lingkungan
pemerintahan yang ditetapkan strukturnya oleh Presiden dari unit kerja paling
tinggi, sampai yang terendah. Suatu total sistem memiliki pimpinan tertinggi
yaitu Presiden dengan dibantu oleh sub-sistem di lingkungan maupun unit kerja
masing-masing. Dalam konteks ini pimpinan maupun pemimpin pembantu
adalah orang-orang yang diangkat oleh suatu kekuasaan yang memiliki
wewenang untuk itu.
B. Kepemimpinan dalam Konteks Non-Struktural, adalah kepemimpinan
yang organisasinya non-formal yang semi permanen. Sehubungan dengan itu
organisasi non-formal memakai sistem kesepakatan anggotanya, dalam
menetapkan struktur organisasi, unit kerja, maupun kewenangannya. Misalnya
organisasi dalam sekolah, luar sekolah, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini
pimpinan tertinggi maupun pemimpin lain diangkat oleh anggotanya karena
alasan tertentu seperi dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan sebagainya.
18
Dari uraian diatas maka diketahui bahwa kepemimpinan adalah kegiatan,
setiap ada kegiatan pasti ada proses pengendalian kerja sama atau disebut
Manajemen dan Administrasi. Kegiatan, proses, dan mekanisme manajemen
yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan
(Actuating), Pengendalian (Controlling), dan Pembiayaan (Budgeting).
Sedangkan kegiatan Administrasi pada dasarnya perwujudan kepemimpinan
dan manajemen, yang ruang lingkupnya luas meliputi Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan (Actuating),
Pengendalian (Controlling), Koordinasi, dan Komunikasi.
BAB 3
DINAMIKA KEPEMIMPINAN
19
2. Menganalisis data secara kritis, diskusi (sharing),bahkan perhitungan-
perhitungan matematik dan statistik.
3. Menetapkan keputusan yang terbaik untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
4. Mengoperasikan keputusan menjadi tindakan secara optimal.
5. Mengevaluasi keputusan yang berlangsung dengan melakukan
perbaikan, pergantian, bahkan perubahan dari keputusan sebelumnya
ke keputusan yang baru.
c. Pengendalian dalam kepemimpinan setiap kelompok pada dasarnya
memerluakn penyusunan rencana dalam bentuk “Program Kerja”, yang
kemudian membentuk pengorganisasian setiap unit kerja, lalu
melaksanakan kegiatan pengorganisasian tersebut yang kemudian
muncullah konsekuensi lain yang mengharuskan pemimpin melaksanakan
kegiatan menggerakkan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, dan mengontrol, baik input maupun output.
Pemimpin hanya mungkin melakukan pengendalian apabila berusaha
menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang-
orang yang dipimpinnya. Dalam kerja sama itu pemimpin selalu
mempunyai kesempatan untuk membimbing dan mengarahkan kegiatan
anggotanya tanpa paksaan atau tekanan.
BAB 4
KEPRIBADIAN PEMIMPIN
20
a. Hubungan kepribadian dengan motivasi terbentuk karena
keterpaduan jiwa dan tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi tubuh (jasmani).
Untuk itu timbul rasa dorongan (motivasi) yang dapat menjadi acuan kegiatan
(usaha) dalam menempuh/mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum
motivasi terbagi 2 yaitu :
Motivasi Intrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya
perbuatan/kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Motivasi
ini lebih kepada tanggung jawab karena keinginan.
Motivasi ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu
perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi ini
timbul karena keinginan yang disengaja.
b. Aspek-aspek kepribadian pemimpin sebagai berikut :
1. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan yang Maha Esa.
2. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain
3. Mampu bekerja sama dengan orang lain
4. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan
(intelegensi) yang memadai
5. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan
petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain.
6. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,
serta kreatif, dan penuh inisiatif.
7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen,
berdisiplin, dan bijaksana.
8. Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani
BAB 5
21
a) Fungsi Instruktif yaitu pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi
memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin,
b) Fungsi Konstituatif yaitu pemimpin yang menetapkan keputusan dan
memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c) Fungsi Partisipasi yaitu antar pemimpin dan sesama orang yang dipimpin
harus ikut serta dalam mengambil keputusan secara aktif dalam
melaksanakan hasil keputusan tersebut.
d) Fungsi Delegasi yaitu pemimpin memberikan pembagian
tugas/wewenang dalam membuat/menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
e) Fungsi Pengendalian yaitu kepemimpinan yang sukses/efektif mampu
mengatur kegiatan anggotanya secara terarah dan terkendali sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
1. Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu :
Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas
secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara
maksimal
Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan
hubungan kerja sama
Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat
dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.
22
serta memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
melakukan segala sesuatu.
Tipe Kepemimpinan Demokratis, tipe ini diwarnai dengan usaha
mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif,
berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara satu
dengan yang lain. Kemauan, kehendak, kemampuan, ide, pendapat,
kreativitas, inisiatif dan hal lain dapat disalurkan secara bebas. Tipe
inilah yang sangat diharapkan setiap kelompok/organisasi.
Tipe Kepemimpinan Kharismatik, yaitu tipe yang digerakkan seseorang
sebagai kemampuan untuk mendayagunakan keistimewaan atau
kelebihan dalam sifat/aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin,
sehingga menimbulkan rasa hormat, segan, dan kepatuhan pada orang-
orang yang dipimpinnya.
Tipe Kepemimpinan Simbol, tipe ini hanya menempatkan seorang
pemimpin sebagai simbol atau lambang, tanpa menjalankan kegiatan
kepemimpinan yang sebenarnya. Kedudukan pemimpin tidak boleh
digantikan orang lain walaupun pemimpin sebagai simbol pada dasrnya
tidak menjalankan fungsi kepemimpinan.
Tipe Pengayom (Headmanship), tipe ini menempatkan seseorang
sebagai Kepala yang berfungsi sebagaimana layaknya seorang Kepala
Keluarga.
Tipe Pemimpin Ahli (Expert), yaitu tipe pemimpin yang memiliki
keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu.
Dengan kata lain pemimpin itu harus Profesional untuk mengelola
kelompok/organisasinya.
Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator, tipe ini
dijalankan oleh para pemimpin yang senang dan memiliki kemampuan
mewujudkan dan membina kerjasama, yang pelaksanaannya
berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas.
Tipe Kepemimpinan Agitator, tipe ini diwarnai dengan kegiatan
memimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, atau hal negatif lain
23
demi memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Dapat dikatakan
sebagai tipe kepemimpinan yang tidak sehat.
BAB 6
PROSES KADERISASI
BAB 7
KETERBATASAN KEPEMIMPINAN
24
a) Keterbatasan Manusiawi, terbagi 3 yaitu :
1. Keterbatasan normatif/spiritual, adalah keterbatasan atas perilaku
pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinanya yang berdasarkan
norma-norma yang bersifat spiritual/agama yang melarang berbuat
kekufuran dan keburukan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan.
Setiap perilakunya dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar
tidak menyimpang atau bertentangan dengan semua norma yang
berlaku.
2. Keterbatasan Fisik (Jasmani), adalah keterbatasan atas kondisi tubuh
seorang pemimpin yang bisa saja menghalangi atau mengurangi
pelaksanaan kepemimpinan yang efektif.
3. Keterbatasan Psikis (Rohani), adalah keterbatasan terhadap jiwa dan
mental seorang pemimpin yang berupa kemampuan berpikir,
mengingat, menghayal, emosi, dan lain sebagainya yang dapat
mempengaruhi suatu keputusan yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu pemimpin harus bisa mengendalikan emosi dan
bijaksana dalam mengambil tindakan agar mampu mewujudkan
kepemimpinan yang efektif.
b) Keterbatasan Administratif
Keterbatasan ini adalah kepemimpinan yang dibatasi oleh berbagai
kondisi yang terdapat di dalam pengendalian proses kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Beberapa dari keterbatasan administratif yakni keterbatasan karena misi,
berupa kepentingan bersama dari orang-orang yang berhimpun di dalamnya.
Kerja sama yang terjadi di luar misi organisasi tidak sepatutnya dibina dan
dikembangkan, baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengawasannya. Para pemimpin akan dibatasi juga oleh posisinya yang
tidak sama peran dan fungsinya dalam mewujudkan misi dan tujuan
organisasinya.
25
BAB 8
Hal inilah yang menjadi masalah bahwa para pemimpin tidak mampu
melindungi hak asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik sebagai individu
maupun kelompok. Untuk itu dibawah ini mengenai hak-hak asasi manusia
yang sepatutnya mendapat perhatian para pemimpin agar kepemimpinan
berlangsung secara efektif.
26
Makhluk sosial adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup sendiri tetapi
saling membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan dan
menyelesaikan masalah kehidupan bermasyarakat. untuk itu perlunya menjalin
hubungan baik antar sesama mahkluk hidup tetapi sering kali hal ini menjadi
pertentangan seperti permusuhan, penekanan, pembunuhan, penganiayaan,
penghinaan, dan lain sebagainya. Setiap negara mempunyai sistem
pemerintahan dan kebebasan dalam beragama. Para pemimpin sangat berperan
penting dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan suatu negara demi
mewujudkan negara yang adil dan makmur serta mencapai tingkat
kepemimpinan yang efektif.
BAB 9
27
Berpikir Efektif dalam Menetapkan Keputusan, sikap inilah yang paling
penting dalam menjalani kehidupan agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil setiap
keputusan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga
kepentingan bersama.
Mengkomunikasikan Hasil Berpikir, artinya setiap pemimpin harus
bertukar pikiran kepada sesama pemimpin maupun bawahannya agar
terjalin kerja sama yang kompleks. Hasil berpikir tersebut akan
menciptakan keputusan yang efektif karena terdapat komentar, saran,
kritik, solusi, ide, perintah, dan sebagainya
Meningkatkan Partisipasi dalam Pemecahan Masalah, dalam hal ini
kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama itu pada dasarnya
sangat mendorong dan memanfaatkan partisipasi anggota
kelompok/organisasi secara efektif dan efisien. Untuk itu setiap
pemimpin dan anggotanya harus saling ikut serta dalam menyelesaikan
segala permasalahan atas resiko dan solusinya.
Menggali dan Meningkatkan Kreativitas, para pemimpin harus bisa
mendorong anggotanya dalam menumbuhkan keberanian untuk
menyatakan kreativitasnya serta menciptakan dan mengembangkan rasa
ikut bertanggung jawab dalam memajukan organisasinya. Proses
menggali dan meningkatkan kreativitas anggota dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi dan berbagi serta menilai
kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan dengan waktu tertentu juga.
BAB 10
28
runcing dan terjadilah konflik antar individu dalam organisasi. Konflik ini
juga akan menimbulkan ketegangan yakni tidak tenang, gelisah, khawatir,
takut, dan lain sebagainya.
29
H. Konflik dan Pertikaian
Konflik dan Pertikaian adalah hal yang sama, yaitu sama-sama kondisi
yang dipertentangkan atau dipermasalahkan yang dapat menimbilkan
dampak negatif. Dilingkungan suatu organisasi dalam menyelesaikan
konflik dan pertikaian ada 4 cara yaitu :
1. Paksaan, dengan memaksakan salah satu atau kedua belah pihak
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku (patuh)
2. Kekuasaan, dengan menekan salah satu atau kedua belah pihak agar
mengikuti kehendak/kemuan pemimpin sebagai pihak berkuasa
(menurut)
3. Acuh dan dibiarkan, dengan tidak mencampuri kedua belah pihak
yang sedang bermasalah, otomatis kedua belah pihak tersebut akan
sadar dengan kesalahan masing-masing.
30
BAB III. PEMBAHASAN
31
6.Sutarto
7.Sondang p.Siagin
8.Ordway Tead
9.George Terry
10.Franklin G.Mooore
11.Young
13.R.Tanenbaum
14.Robert Dubin
15.J.K.Henphill
16.Stoner
Dalam buku utama banyak sekali disajikan pandapat-pendapat para ahli yang
pendapatnya sangat beragam sehingga menambah wawasan yang lebih luas
lagi.Berbeda dengan pada buku pembanding di masukkan juga beberapa pendapat
ahli namun hanya beberapa saja.
32
Diberi arahan untuk berdiskusi dan Diberikan Ikhtisar,latihan dan
juda diberi topik pembahasan pertanyaan.
diskusinya.
Dalam buku utama,pada setiap akhir pembahasan bab, Selalu disajikan topik-
topik pembahasan yang perlu didiskusikan oleh para pembaca agar bisa lebih
dalam memahami pembahasan bersama teman agar bisa saling bertukar
pendapat..Sedangkan pada buku pembanding kepada setiap akhir bab diberi
ikhtisar atau yang disebut intisari dari pembahasan bab tersebut.Lalu juga diberi
latihan dan pertanyaan yang berguna untuk lebih mengasah kemampuan dalam
memahami pembahasan.
33
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi
atau usaha.Baik didunia bisnis maupun didunia pendidikan, kesehatan, perusahaan
,religi, sosial, politik,pemerintahan negara dan lain-lain.Kualitas pemimpin
menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya.Sebab pemimpin dan
manajer yang sukses itu mampu mengelola organisasi,bisa mempengaruhi secara
konstruktif orangt lain,dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus
dikerjakan bersama-sama.
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional,kekuatan semangat,dan
kekuatan moral yang kreatif,yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
menguah sikap,sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan
pemimpin.Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan
kemampuan dan aspirasi pemimpin oleh pengaruh interpersonal terhadap anak
buahnya.
4.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
35