Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT

KEPEMIMPINAN

Skor Nilai :

“KEPEMIMPINAN (Leadership)”

( Tim Penyusun Universitas Negeri Medan, 2016 )

“Kepemimpinan yang efektif”

(Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan Dra.HJ.M.Martini,2012)

DIANA UTAMI SIHOMBING : 1203351036

SAB ITHA MAULIDYA : 1203351027

INDAH PUTRI DWIYANTI : 1203351038

RIZKY PRATAMA AFRIANSYAH : 1203351040

DOSEN PENGAMPU : Dr. Zuraida Lubis,M.Pd.,Kons

MATA KULIAH : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
Excecutive Summary

Pembinaan manajemen adalah perorangan atau proses yang menyertakan


interaksi seorang laki-laki,pekerjaanya,manajer, dan lingkungan. pengembangan
individu kemudian mengakibatkan pengadaan pengetahuan baru, ketrampilan, dan
sikap di (dalam) suatu mengawaki rapi direncanakan untuk meningkatkan capaian
pekerjaan kini sedang mempercepat persiapan untuk kemajuan ke dalam posisi
yang lebih bertanggung jawab.defination ini menyiratkan suatu sistem mendekati
ke pengembangan manajer. intraction mab, pekerjan, manajer, dan lingkungan
menyarankan kebutuhan itu untuk menguji curret usaha pembinaan manajemen
dan menilai efektivitas mereka yang mempengaruhi kondisi-kondisi itu yang
mempunyai suatu efek penting pada atas kemampuan dan kesediaan para manajer
untuk melaksanakan. sampai di sini, itu adalah tanggung jawab organisasi untuk
menyediakan kondisi-kondisi itu yang akan memungkinkan masing-masing yang
individu untuk kembang;kan dengan segala kekuasaan potensi ini, konsisten
dengan kebutuhan nya, minat, kemampuan, dan kesediaan ke bekas dirinya
merealisir potensi ini

Kondisi-Kondisi yang mempengaruhi dan menjadi bagian dari proses pembinaan


manajemen meliputi, sebagai contoh, bisnis jangka panjang, organisasi, dan
rencana-rencana tenaga kerja; terjemahan dari ini merencanakan ke dalam
pengetahuan dari apa yang diharapkan dari individu; ketetapan untuk kesempatan
yang individu untuk mengambil bagian melukiskan pekerjaan untuk dilaksanakan
dan standar prestasi untuk pekerjaan itu.

sebagai tambahan, pembinaan manajemen meliputi umpan balik hasil berlanjut


pengembangan dari rencana karir individuallly dikhususkan berdasar pada
identifikasi dari kekuatan individu, pembatasan, dan pengembangan nedds;
aplikasi excutive pengembangan teachniques seperti memondokkan dan bahan
pengajaran (di) luar dan bunyi serasi yang menggunakan merekrut dan keputusan
promosi yang berdasar pada mengidentifikasi dan mengembang;kan nomor

2
jumlah yang benar dan macam para eksekutip untuk menerapkan perencanaan
bisnis dan strategi.

perencanaa manajer bukanlah suatu yang program pribadi terdiri dari bagian
terbagi-bagi seperti memondokkan sekolah eksekutip, kursus latihan (di) luar,
program penimbangan prestasi, atau merinci prosedur manual. itu bukanlah suatu
tanggung jawab staffi tu adalah mulai dengan senior perhatian managemen's untuk
pemilihan yang sesuai, pemanfaatan, dan perencanaa sumber daya tenaga kerja
eksekutip

semua juga sering, program pengembangan manajer berhasil di bawah ketika


seorang eksekutip kunci yang tiba-tiba berhenti atau mati dan tidak ada
penggantian siap adalah avaible. di dalam kejadian, pertumbuhan rencana tidak
bisa diterapkan oleh karena kekurangan manajer kunci. atau pimpinan eksekutive
mengambil suatu nampak/wajah kritis pada peran penting di dalam organisasi nya
dan tiba-tiba menyadari bahwa di dalam beberapa tahun, akan ada tidak para
eksekutip cukup ditinggalkan untuk mengisi kekosongan itu biarkan sendiri
menyediakan perluasan masa depan merencanakan. organisasi memerlukan suatu
excutive program pengembangan lagi, seorang eksekutip senior boleh membaca
suatu artikel atau dua tentang kekurangan bakat eksekutip yang kritis dan
kemurahan hati dari kenaikan pangkat dari dalam sistematis. ia kemudian
memutuskan pembinaan manajemen itu akan menjadi suatu hal baik untuk
organisasi nya

pelatihan yang nyata adalah sering tidak dicocokkan tu kebutuhan individu untuk
pengetahuan baru, ketrampilan, dan sikap yang akan meningkatkan capaian
pekerjaannya dan siap dia untuk kemajuan. dan walaupun para manajer puncak
mempertanyakan hasil . seperti itu usaha, mereka melanjut untuk mendukung
aktivitas pembinaan manajemen untuk berbagai pertimbangan. hasil akhir adalah
suatu pusparagam aktivitas dengan keterkaitan untuk satu sama lain atau kepada
sasaran hasil organisasi

dengan singkat manajer pengembangan harus mulai dengan pemilihan individu


dengan arsip capaian superior. itu harus memulai dengan suatu komitmen dari

3
manajemen puncak. itu harus diterima sebagai suatu tanggung jawab kapal
sebagai lawan suatu program personil

4
DAFTAR ISI

Excecutive Summary ............................................................................................ 1


KATA PENGANTAR................................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 7
A.Rasionalisasi Pentingnya CBR ........................................................................ 7
B.Tujuan Penulisan CBR .................................................................................... 7
C. Manfaat CBR ............................................................................................... 7

D. Identitas Buku Yang Di Review ..................................................................... 8


BAB II. RINGKASAN ISI BUKU. ............................................................................... 9
2.1 Ringkasan Isi Buku (Buku 1) ........................................................................ 9
2.2 Ringkasan Isi Buku (Buku 2) ........................................................................ 17
BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................................... 31
3.1 Definisi Kepemimpinan ............................................................................... 31
3.2 Definisi Para Ahli ........................................................................................ 32
3.3 Instruksi Akhir Bab...................................................................................... 33
3.4 Karakteristik penampilan buku ................................................................... 33
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................. 34
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 34
4.2 Saran .......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35

5
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan Critical Book Review ini. Cbr ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu ”Kepemimpinan”

Cbr ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa Cbr ini masih jauh dari
kesempurnaan.Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca

Apabila dalam membuat Cbr ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya
Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa
banyak.Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna sempurna nya makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Cbr ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan, 3 Desember 2020

Penyusun

6
BAB I PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR


Melakukan Critical Book Riview pada suatu buku dengan membandingkannya
dengan buku lain sangat penting dilakukan, karena dari kegiatan tersebut kita bisa
menemukan kekurangan dan kelebihan dari buku buku yang di bandingkan.
Kemudian setelah kita bisa menemukan beberapa kekurangan tersebut maka dapat
memperoleh suatu informasi yang kompeten pada buku tersebut dengan cara
menggabungkan beberapa informasi dari buku pembandingnya

B.Tujuan Penulisan CBR


 Menanambah pengetahuan tentang menejement dalam suatu organisasi
dan melengkapi tugas perkulliahan mata kulliah kepemimpinan
 Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan dengan dengan
manajement
 Menguatkan kemampuan melakukan critical book reviewterhadap suatu
buku

C.Manfaat CBR

 Untuk menambah pengetahuan dan wawsan mahasiswa tentang critical


book review
 Memilik pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen
 Untuk mengetahui banyak hal tentang buku

7
D. Identitas Buku Yang Di Review
 Buku Utama
1. Judul Buku : KEPEMIMPINAN (Leadership)
2. Pengarang : Tim Penyusun Universitas Negeri Medan
3. Penerbit : Universitas Negeri Medan
4. Tahun Terbit : 2016
5. Kota Terbit : Medan
6. Kode : 1 UMD57001
7. Tebal Buku : 235 halaman
8. Ukuran : (29 x 21) cm

 Buku Pembanding
1. Judul Buku : Kepemimpinan yang Efektif
1. Pengarang : Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan
Dra.HJ.M.Martini
2. Penerbit : Gajah Mada University Press
3. Tahun Terbit : 2012
4. Kota Terbit : Yogyakarta
5. ISBN : 979-420-271-1

8
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU.

2.1 Ringkasan Isi Buku (Buku 1)


BAB 1

KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

A.Konsep Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa kuno ”management” yang memiliki arti


“seni melaksanakan dan mengatur”. Mary Parker Follet mendefinisikan
manajemen sebagai “seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain’. Ricky W
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan ,
pengorganisasian, pengkoordanisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.Jadi manajemen adalah suatu kegiatan
yang memiliki target dan tujuan dengan menggunakan perencanaaa,pengarahan
serta pengorganisasian dalam mencapai tujuan tersebut.

B.Konsep Kepemimpinan/Leadership

Menurut Gareth jones and jenifer George yang dimaksud dengan


kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh
terhadap orang lain dan mengilhami,memberi semangat,memotivasi dan
mengarahkan kegiatan kegiatan mereka guna mencapai tujuan kelompok atau
organisasi.Jadi kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja Para
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.Kepemimpinan yang baik
diyakini mampu mengikat,mengharmonisasi,serta mendorong potensi sumber
daya organisasi agar dapat bersaing secara baik.

9
BAB 2

MODEL DAN TEORI KEPEMIMPINAN

A.Pendekatan Studi Kepemimpinan

1. Pendekatan kesifatan
2. Pendekatan perilaku
3. Pendekatan situasional

B.Perkembangan Teori Kepemimpinan

 Teori Sifat

Teori yang memusatkan perhatianya pada sifat-sifat dari pemimpin.Para


ahli teori ini mencoba menemukan karakteristik sifat individual dari pemimpin.

 Teori Perilaku

Teori yang memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa


yang diperbuat dan bagaimana dia melakukannya.

 Fungsi Kepemimpinan
a) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan,
penyelesaian, informasi dan pendapat.
b) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial,yaitu mencakup segala
seuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lancar,penengahan
perbedaan pendapat,dan sebagainya.
 Gaya Kepemimpinan
a) Gaya dengan orientasi tugas
b) Gaya dengan orientasi karyawan
c) Teori X dan Y dari Mc.Gregor

10
BAB 4

MASALAH KEPEMIMPINAN DAN SOLUSINYA

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan


masalah seperti:

1. Mencari penyebab terjadinya masalah


2. Mencari siapa saja yang terlibat dalam masalah
3. Bersikap santai tapi serius.
4. Tidak/jangan sampai pekerjaan lain terganggu
5. Memanfaatkan orang-orang disekitar anda.

Adapun masalah kepemimpinan nasional seperti masalah kepemimpinan di


bidang pendidikan.Yang dimana hal ini dapat diselesaikan dengan solusi :

1. Mengembangkan budaya mutu organisasi


2. Kepemimpinan pendidikan berbasis pemberdayaan
3. Efektivitas peran kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan.

BAB 5

GAYA KEPEMIMPINAN

 Gaya Kepemimpinan Otokratis

Adalah kepemimpinan yang berpusat pada diri pemimpin atau gaya


direktif yang mendasarkan diri pada kekuasaan mutlak dan harus dipenuhi.Setiap
perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahanya.

 Gaya Kepemimpinan Demokratis

Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia berkerja sama


untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

11
 Gaya kepemimpinan Delegatif

Adalah gaya yang dilakukan pemimpin kepada bawahanya yang


memilikin kemampuan,agar dapat menjalankan kegiatanya yang untuk sementara
waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai sebab.

 Gaya kepemimpinan Birokratis

Adalah gaya kepemimpinan yang semua kegiatan hamper terpusat pada


pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan
bertindak,itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.

 Gaya kepemimpinan Laissez faire

Adalah gaya kepemimpinan yang mendorong kemampuan anggota untuk


mengambil insiatif.

 Gaya kepemimpinan Otoriter/Authoritium


 Gaya kepemimpinan Demokratis
 Gaya kepemimpinan Karismatis
 Gaya kepemimpinan Diplomatis
 Gaya kepemimpinan Moralis
 Gaya kepemimpinan Situasional
 Gaya kepemimpinan Administratif
 Gaya kepemimpinan Visioner.

BAB 6

TUPOKSI MANAJER DALAM ORGANISASI

Tugas manajer seperti :Memimpin organisasi, mengatur, mengendalikan,


mengembangkan, mengatasi berbagai masalah, menumbuhkan kepercayaan,
meningkatkan rasa tanggung jawab, mengawasi/mengendalikan, melakukan
evaluasi,menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya.

12
Fungsi manjerial seperti :perencanaan,pengaturan, pengawasan,
kepemimpinan, dan evaluasi.

BAB 7

KEPEMIMPINAN PROFESIONAL

Kepemimpinan professional adalah berkaitan dengan kemampuan


menjabarkan visi,misi kedalam kegiatan operasional pada organisasi yang
dipimpinnya.Model kepemimpinan operasional tidak hanya aktif dan proaktif
dalam merumuskan visi atu misi dalam tatanan administrasi saja,tetapi juga secara
implementasi dilapangan.

Kepemimpinan operasional di lembaga pendidikan adalah kepemimpinan


efektif yang mengarahkan pada perilaku semua unsur dalam program
studi,nilaii,norma,etika dan budaya.

BAB 8

KEPEMIMPINAN TIM KERJA DALAM ORGANISASI

Efektifitas tim kerja didasrkan pada hasil produktif dan kepuasan


pribadi.Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konteks organisasional,
struktur, strategi, lingkungan budaya,dan sistem penghargaan.Adapun jenis tim
seperti :formal, vertical,horizontal,dengan tujuan khusus, dengan kepemimpinan
mandiri,di lingkungan kerja baru.Adapun karakteristik tim seperti: Ukuran
tim,Peran anggota,proses tim,kekompakan tim,norma tim.

BAB 9

KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI PUBLIK

Peran pemimpin pada organisasi public seperti : Penetapan tujuan,


memotivasi, komunikasi, pengambilan keputusan. Birokrasi public masih
menunjukan lemahnya kepemimpinan,kapasitas dan kesadaran pemimpin
melayani sangat terbatas.Beberapa fenomena kepemimpinan public seperti :

13
a) Pemimpin public dalam menjalankan roda birokrasi umumnya belum
digerakkan oleh visi dan misi.
b) Pemimpin public senantiasa mengendalikan kewenangan formal yang
dimilikinya.
c) Pemimpin public memiliki kompetensi rendah.
d) Lemahnya akuntabilitas pimpinan public.

BAB 10

KONSEP DAN PENERAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.Keputusan ini diambil


setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternative.Sebelum
pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin anda lalui oleh pembuat
keputusan.Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama,menyusun alternative yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.Adapun 4 metode dalam pengambilan keputusan yakni:
Kewenangan tanpa diskusi, pendapat ahli, kewenangan setelah diskusi,dan
kesepakatan.Perilaku dalam pengambilan keputusan terdapat banyak model
seperti : Model rsionalitas ekonomi, dan model sosial.

BAB 11

KOORDINASI DAN ETIKA KOMUNIKASI PADA ORGANISASI

Etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-


norma yang mengatur dan mengukur perilaku professional seseorang.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan


adanya komunikassi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja
ataupun menjalani kehidupan sehari-hari maka untuk membina hubungan kerja
antara pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi
secara terperinci.

14
BAB 13

KONSEP DAN PENERAPAN PENDELEGASIAN WEWENANG

Wewenang pada dasarnya nmerupakan bentuk lain dari kekuasaan yang


sering kali digunakan dalam sebuah organisasi yang merupakan kekuasaan formal
atau legitimasi.

Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang dan tanggung


jawab yang merupakan proses pengalihan tugas kepada orang lain yng sah atau
terlegitimasi dalam melakukan berbagai proses aktivitas dalam
organisasi.Tindakan pelimpahan wewenang seperti :

a) Penentuan hal yang dapat di delegasikan


b) Penentuan orang bawahan yang layak menerima delegasi
c) Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
d) Pelimpahan tugas yang akan diberikan
e) Intervensi pada saat diperlukan.

BAB 14

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM ORGANISASI

Reward dan punishment merupakan suatu konsep yang


dikembangkan dari suatu konsep sumber daya manajemen manusia,terutama
ditujukan dalam rangka memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan
meningkatkan prestasinya.Punishment adalah pemberian efek jera sedangkan
reward adalah penghargaan atau imbalan.Keduanya berpengaruh terhadap moral
dan disiplin kerja.
Jenis-jenis reward seperti : penghargaan intrinsic, penghargaan
ekstrinsik, dan penghargaan non financial.
Jenis-jenis punishment seperti :Hukuman ringan, hukuman sedang,
dan hukuman berat.

15
BAB 15
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DALAM ORGANISASI

Laporan pertanggungjawaban adalah suatu dokumen tertulis atau


tidak tertulis (dalam bentuk lisan) yang disusun dengan tujuan memberikan
laporan tentang pelaksanaan kegiatan dari suatu unit organisasi kepada unit
organisasi yang lebih tinggi atau sederajat.Adapun pusat-pusat
pertanggungjawaban dibagi menjadi 4 bagian yakni : Pusat biaya,pusat
pendapatan,pusat laba, dan pusat investasi.
Adapun format laporan pertanggungjawaban seperti :
1. Halaman depan laporan
2. Halaman pengesahan
3. Pengantar
4. Bab 1:Pendahuluan
5. Bab 2:pelaksanaan kegiatan
6. Bab 3:Penutup,Usul dan rekomendasi,Kata penutup dan lampiran.

16
2.2 Ringkasan Isi Buku (Buku 2)

Dalam buku utama yang ditulis oleh Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan


Dra.H.M.Martini Hadari terdapat 10 Bab sebagai berikut :

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam Bab ini penulis masih memanjatkan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa serta menerangkan latar belakang mengapa penulis membahas suatu
topik tertentu yaitu Kepemimpinan yang Efektif. Manusia pada dasarnya
memiliki hakikat sosial yang tidak bisa hidup sendiri karena setiap individu
memerlukan individu lain. Untuk itu setiap individu memerlukan bantuan/
kerja sama dari individu lain, maka terbentuklah suatu kelompok. Setiap
individu memiliki karakter/sifat serta kelebihan dan kelemahan yang berbeda
dalam kepribadian, latar belakangkecerdasan, bakat dan sebagainya.
Hal itu lah yang dapat menimbulkan munculnya seorang Pemimpin
yang Efektif. Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki motivasi yang
tidak sama dengan anggotanya, baik dalam mewujudkan tujuan/cita-cita,
maupun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan
melaksanakan kepemimpinan sesuai dengan batasan yang berlaku dalam
berorganisasi/berkelompok yang kooperatif dan bernilai administratif, akan
menjadi faktor yang menunjang berlangsungnya proses Kepemimpinan yang
Efektif.

BAB 2

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi


mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain pemimpin
(leader) adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya.

17
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerkasan
mendorong sejuml;ah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
A. Kepemimpinan dalam Konteks Struktural, adalah kepemimpinan yang
memiliki struktur yang relatif permanen dan mekanisme serta prosedur kerja
yang statis, pasti, dan teratur yang biasanya ditetapkan secara resmi oleh pihak
yang berwenang. Misalnya organisasi sebuah Departemen di lingkungan
pemerintahan yang ditetapkan strukturnya oleh Presiden dari unit kerja paling
tinggi, sampai yang terendah. Suatu total sistem memiliki pimpinan tertinggi
yaitu Presiden dengan dibantu oleh sub-sistem di lingkungan maupun unit kerja
masing-masing. Dalam konteks ini pimpinan maupun pemimpin pembantu
adalah orang-orang yang diangkat oleh suatu kekuasaan yang memiliki
wewenang untuk itu.
B. Kepemimpinan dalam Konteks Non-Struktural, adalah kepemimpinan
yang organisasinya non-formal yang semi permanen. Sehubungan dengan itu
organisasi non-formal memakai sistem kesepakatan anggotanya, dalam
menetapkan struktur organisasi, unit kerja, maupun kewenangannya. Misalnya
organisasi dalam sekolah, luar sekolah, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini
pimpinan tertinggi maupun pemimpin lain diangkat oleh anggotanya karena
alasan tertentu seperi dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan sebagainya.

Bertolak dari kedua konteks kepemimpinan tersebut. Adapun unsur-unsur


kepemimpinan antara lain :

1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin (Leader)


2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan menggerakkan menggerakkan orang lain yang
dilakukan dengan mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran,
dan tingkah lakunya.
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik secara sistematis maupun
seketika.
5. Berlangsung berupa proses di dalam kelompok/organisasi, baik besar
dengan banyak maupun kesil dengan sedikit orang/kelompok.

18
Dari uraian diatas maka diketahui bahwa kepemimpinan adalah kegiatan,
setiap ada kegiatan pasti ada proses pengendalian kerja sama atau disebut
Manajemen dan Administrasi. Kegiatan, proses, dan mekanisme manajemen
yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan
(Actuating), Pengendalian (Controlling), dan Pembiayaan (Budgeting).
Sedangkan kegiatan Administrasi pada dasarnya perwujudan kepemimpinan
dan manajemen, yang ruang lingkupnya luas meliputi Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan (Actuating),
Pengendalian (Controlling), Koordinasi, dan Komunikasi.

BAB 3

DINAMIKA KEPEMIMPINAN

Perkembangan dan pergerakan dari pengertian Kepemimpinan


sangatlah banyak bahkan sampai sekarang ini. Oleh karena itu dapat
diungkapkan, dianalisa, diuraikan, dan dilaksanakan secara ilmiah bahwa
pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan teori-teori yang objektif, baik
sebagai hasil berpikir rasional maupun berdasarkan pengalaman dan hasil
penelitian. Dari uraian tersebut secara tidak langsung dinyatakan bahwa
kepemimpinan berkenaan dengan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Hubungan manusiawi dalam kepemimpinan, terdiri atas :
1. Hubungan manusiawi efektif (positif), yaitu komunikasi dan
perlakuan yang menimbulkan rasa senang dan puas antar kedua belah
pihak
2. Hubungan manusiawi tidak efektif (negatif), yaitu komunikasi dan
perlakuan yang menimbulkan perasaan tidak senang, tidak puas,
saling bertolak belakang.
b. Proses pengambilan keputusan dalam kegiatan berkelompok secara
bersama untuk mencapai tujuan yang dirumuskan secara jelas, tegas, dan
terperinci haruslah bijaksana dan penuh tanggung jawab
Adapun proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Menghimpun data melalui pencatatan dan berupa pengamatan.

19
2. Menganalisis data secara kritis, diskusi (sharing),bahkan perhitungan-
perhitungan matematik dan statistik.
3. Menetapkan keputusan yang terbaik untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
4. Mengoperasikan keputusan menjadi tindakan secara optimal.
5. Mengevaluasi keputusan yang berlangsung dengan melakukan
perbaikan, pergantian, bahkan perubahan dari keputusan sebelumnya
ke keputusan yang baru.
c. Pengendalian dalam kepemimpinan setiap kelompok pada dasarnya
memerluakn penyusunan rencana dalam bentuk “Program Kerja”, yang
kemudian membentuk pengorganisasian setiap unit kerja, lalu
melaksanakan kegiatan pengorganisasian tersebut yang kemudian
muncullah konsekuensi lain yang mengharuskan pemimpin melaksanakan
kegiatan menggerakkan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, dan mengontrol, baik input maupun output.
Pemimpin hanya mungkin melakukan pengendalian apabila berusaha
menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang-
orang yang dipimpinnya. Dalam kerja sama itu pemimpin selalu
mempunyai kesempatan untuk membimbing dan mengarahkan kegiatan
anggotanya tanpa paksaan atau tekanan.

BAB 4

KEPRIBADIAN PEMIMPIN

Pemimpin dengan sifat-sifat kepribadiannya harus menyesuaikan


diri dengan kepribadian anggota kelompoknya. Dalam penyesuaian antar
pemimpin dan orang yang dipimpin atau sesama pemimpin, bukan berarti
seorang individu menjadikan kepribadiannya menjadi sama dengan
individu lain melainkan menyesuaikan dengan aspek yang baik sehingga
menjadi pengendali dalam mewujudkan kepemimpinan.

Berikut hubungan kepribadian dengan motivasi.

20
a. Hubungan kepribadian dengan motivasi terbentuk karena
keterpaduan jiwa dan tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi tubuh (jasmani).
Untuk itu timbul rasa dorongan (motivasi) yang dapat menjadi acuan kegiatan
(usaha) dalam menempuh/mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum
motivasi terbagi 2 yaitu :
 Motivasi Intrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya
perbuatan/kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Motivasi
ini lebih kepada tanggung jawab karena keinginan.
 Motivasi ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu
perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi ini
timbul karena keinginan yang disengaja.
b. Aspek-aspek kepribadian pemimpin sebagai berikut :
1. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan yang Maha Esa.
2. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain
3. Mampu bekerja sama dengan orang lain
4. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan
(intelegensi) yang memadai
5. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan
petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain.
6. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,
serta kreatif, dan penuh inisiatif.
7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen,
berdisiplin, dan bijaksana.
8. Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani

BAB 5

FUNGSI DAN TIPE KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan


sesuai dengan fungsinya.
Selanjutnya secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan
sebagai berikut :

21
a) Fungsi Instruktif yaitu pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi
memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin,
b) Fungsi Konstituatif yaitu pemimpin yang menetapkan keputusan dan
memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c) Fungsi Partisipasi yaitu antar pemimpin dan sesama orang yang dipimpin
harus ikut serta dalam mengambil keputusan secara aktif dalam
melaksanakan hasil keputusan tersebut.
d) Fungsi Delegasi yaitu pemimpin memberikan pembagian
tugas/wewenang dalam membuat/menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
e) Fungsi Pengendalian yaitu kepemimpinan yang sukses/efektif mampu
mengatur kegiatan anggotanya secara terarah dan terkendali sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

1. Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu :
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas
secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara
maksimal
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan
hubungan kerja sama
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat
dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.

Tipe Kepemimpinan terbagi 9 yaitu :


 Tipe Kepemimpinan Otoriter, tipe ini menunjukkan perilaku yang
dominan berupa perilaku kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan
ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka
tetap ada seseorang yang paling berkuasa.
 Tipe Kepemimpinan Bebas, tipe ini kebalikan dari tipe kepemimpinan
otoriter yaitu sebagai rangkaian kegiatan menggerakkan dan
memotivasi anggota kelompok/organisasi dengan cara apapun juga

22
serta memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
melakukan segala sesuatu.
 Tipe Kepemimpinan Demokratis, tipe ini diwarnai dengan usaha
mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif,
berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara satu
dengan yang lain. Kemauan, kehendak, kemampuan, ide, pendapat,
kreativitas, inisiatif dan hal lain dapat disalurkan secara bebas. Tipe
inilah yang sangat diharapkan setiap kelompok/organisasi.
 Tipe Kepemimpinan Kharismatik, yaitu tipe yang digerakkan seseorang
sebagai kemampuan untuk mendayagunakan keistimewaan atau
kelebihan dalam sifat/aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin,
sehingga menimbulkan rasa hormat, segan, dan kepatuhan pada orang-
orang yang dipimpinnya.
 Tipe Kepemimpinan Simbol, tipe ini hanya menempatkan seorang
pemimpin sebagai simbol atau lambang, tanpa menjalankan kegiatan
kepemimpinan yang sebenarnya. Kedudukan pemimpin tidak boleh
digantikan orang lain walaupun pemimpin sebagai simbol pada dasrnya
tidak menjalankan fungsi kepemimpinan.
 Tipe Pengayom (Headmanship), tipe ini menempatkan seseorang
sebagai Kepala yang berfungsi sebagaimana layaknya seorang Kepala
Keluarga.
 Tipe Pemimpin Ahli (Expert), yaitu tipe pemimpin yang memiliki
keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu.
Dengan kata lain pemimpin itu harus Profesional untuk mengelola
kelompok/organisasinya.
 Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator, tipe ini
dijalankan oleh para pemimpin yang senang dan memiliki kemampuan
mewujudkan dan membina kerjasama, yang pelaksanaannya
berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas.
 Tipe Kepemimpinan Agitator, tipe ini diwarnai dengan kegiatan
memimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, atau hal negatif lain

23
demi memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Dapat dikatakan
sebagai tipe kepemimpinan yang tidak sehat.

BAB 6

PROSES KADERISASI

Proses kaderisasi adalah proses yang meberikan kesempatan kepada


orang-orang untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan.
Kaderisasi diperlukan karena untuk melanjutkan generasi penerus dari seorang
pemimpin yang sudah maupun akan menempuh batas kepemimpinanya, yang
berkemampuan memimpin suatu kelompok/organisasi.

Adapun kaderisasi Formal dan Informal,


a. Kaderisasi Formal ialah mempersiapkan seorang calon pemimpin secara
berencana, teratur, tertib, dan resmi. Kaderisasi Formal ini juga memiliki
cara-cara tertentu agar pengkaderan dapat berjalan sesuai rencana dan
aturan.
b. Kaderisasi Informal ialah proses pengakderan yang berlangsung berupa
upaya membentuk pribadi, agar memiliki keunggulan dalam aspek-aspek
yang dibutuhkan seorang pemimpin.

BAB 7

KETERBATASAN KEPEMIMPINAN

Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu


juga dengan keterbatasan kepemimpinan yang bersifat manusiawi, yang dalam
aspeknya mungkin saja untuk dikurangi, namun sulit bahkan tidak boleh
dihilangkan.

Adapun keterbatasannya antara lain :

24
a) Keterbatasan Manusiawi, terbagi 3 yaitu :
1. Keterbatasan normatif/spiritual, adalah keterbatasan atas perilaku
pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinanya yang berdasarkan
norma-norma yang bersifat spiritual/agama yang melarang berbuat
kekufuran dan keburukan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan.
Setiap perilakunya dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar
tidak menyimpang atau bertentangan dengan semua norma yang
berlaku.
2. Keterbatasan Fisik (Jasmani), adalah keterbatasan atas kondisi tubuh
seorang pemimpin yang bisa saja menghalangi atau mengurangi
pelaksanaan kepemimpinan yang efektif.
3. Keterbatasan Psikis (Rohani), adalah keterbatasan terhadap jiwa dan
mental seorang pemimpin yang berupa kemampuan berpikir,
mengingat, menghayal, emosi, dan lain sebagainya yang dapat
mempengaruhi suatu keputusan yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu pemimpin harus bisa mengendalikan emosi dan
bijaksana dalam mengambil tindakan agar mampu mewujudkan
kepemimpinan yang efektif.

b) Keterbatasan Administratif
Keterbatasan ini adalah kepemimpinan yang dibatasi oleh berbagai
kondisi yang terdapat di dalam pengendalian proses kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Beberapa dari keterbatasan administratif yakni keterbatasan karena misi,
berupa kepentingan bersama dari orang-orang yang berhimpun di dalamnya.
Kerja sama yang terjadi di luar misi organisasi tidak sepatutnya dibina dan
dikembangkan, baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengawasannya. Para pemimpin akan dibatasi juga oleh posisinya yang
tidak sama peran dan fungsinya dalam mewujudkan misi dan tujuan
organisasinya.

25
BAB 8

HAK-HAK ASASI KEMANUSIAAN DAN KEPEMIMPINAN

Masalah hak asasi manusia sering muncul di berbagai negara. Setiap


masalah hak asasi manusi timbul, selalu terlihat hubungannya dengan
pemerintah/penguasa di negara masing-masing yang sangat berhubungan erat
dengan kepemimpinan yang juga merupakan sebab adanya permasalahan
tersebut. Sehubungan dengan itu masalah pokoknya selalu berkisar pada
dimensi sebagai berikut :
1. Dimensi yang berkenaan dengan kemampuan para pemimpin menghormati
hak asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam perlakuan formal
maupun informal.
2. Dimensi yang berkenaan dengan kematangan dan kemampuan orang-
orang yang dipimpin dalam mempergunakan hak asasinya sebagai manusia
bertanggung jawab.

Hal inilah yang menjadi masalah bahwa para pemimpin tidak mampu
melindungi hak asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik sebagai individu
maupun kelompok. Untuk itu dibawah ini mengenai hak-hak asasi manusia
yang sepatutnya mendapat perhatian para pemimpin agar kepemimpinan
berlangsung secara efektif.

C. Harkat Individu Sebagai Pribadi


Setiap individu berbeda dengan individu lain, karena masing-masing
mempunyai jati diri (identitas) yang tidak sama. Setiap individu sebagai
makhluk hidup yang aktif secara terus-menerus melakukan aktualisasi, baik
untuk menemukan dan mengembangkan identitas dirinya. Dalam usaha
merealisasikan dan mengaktualisasikan diri inilah setiap manusia memiliki
hak-hak asasi yang harus dihormati dan dilindungi oleh pihak berwajib. Untuk
itu pemerintah sebagai para pemimpin berkewajiban mencegah dan
menghukum tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

D. Harkat Manusia Sebagai Makhluk Sosial

26
Makhluk sosial adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup sendiri tetapi
saling membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan dan
menyelesaikan masalah kehidupan bermasyarakat. untuk itu perlunya menjalin
hubungan baik antar sesama mahkluk hidup tetapi sering kali hal ini menjadi
pertentangan seperti permusuhan, penekanan, pembunuhan, penganiayaan,
penghinaan, dan lain sebagainya. Setiap negara mempunyai sistem
pemerintahan dan kebebasan dalam beragama. Para pemimpin sangat berperan
penting dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan suatu negara demi
mewujudkan negara yang adil dan makmur serta mencapai tingkat
kepemimpinan yang efektif.

E. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan yang Maha Esa


Kehidupan manusia ada karena berkat Tuhan yang Maha Esa yang
menciptakan kita semua dengan sempurna. Manusia patut menyadari bahwa
segala sesuatu yang melekat pada dirinya dan semua kondisinya adalah milik
Tuhan yang Maha Esa yang telah dipinjamkan sementara pada manusia. Dari
segi kepemimpinan, yang penting diwujudkan adalah usaha menciptakan dan
membina kerja sama, agar setiap anggota organisasi terpenuhi hak asasinya
sebagai manusia yang memiliki harkat mulia dengan menyesuaikan norma dan
aturan yang berlaku.

BAB 9

PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN

Berkembangnya zaman modern yang semakin canggih oleh tekhnologi


serta kondisi dan proses globalisasi membuat kualitas hidup negara semakin
meningkat pula, begitu juga dengan kepemimpinannya. Setiap aspek dan
bidang akan mengalami peningkatan, baik dari segi ilmu maupun
pengetahuan. Untuk itu perlunya sikap yang tepat untuk menghadapi
perkembangan berikut ini :

27
 Berpikir Efektif dalam Menetapkan Keputusan, sikap inilah yang paling
penting dalam menjalani kehidupan agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil setiap
keputusan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga
kepentingan bersama.
 Mengkomunikasikan Hasil Berpikir, artinya setiap pemimpin harus
bertukar pikiran kepada sesama pemimpin maupun bawahannya agar
terjalin kerja sama yang kompleks. Hasil berpikir tersebut akan
menciptakan keputusan yang efektif karena terdapat komentar, saran,
kritik, solusi, ide, perintah, dan sebagainya
 Meningkatkan Partisipasi dalam Pemecahan Masalah, dalam hal ini
kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama itu pada dasarnya
sangat mendorong dan memanfaatkan partisipasi anggota
kelompok/organisasi secara efektif dan efisien. Untuk itu setiap
pemimpin dan anggotanya harus saling ikut serta dalam menyelesaikan
segala permasalahan atas resiko dan solusinya.
 Menggali dan Meningkatkan Kreativitas, para pemimpin harus bisa
mendorong anggotanya dalam menumbuhkan keberanian untuk
menyatakan kreativitasnya serta menciptakan dan mengembangkan rasa
ikut bertanggung jawab dalam memajukan organisasinya. Proses
menggali dan meningkatkan kreativitas anggota dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi dan berbagi serta menilai
kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan dengan waktu tertentu juga.

BAB 10

MENGENDALIKAN KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN

Setiap pemimpin mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda-


beda maka setiap pemimpin dan anggotanya harus dapat menyesuaikan diri
satu sama lain. Hal inilah yang terkadang menjadi kendala untuk tidak
saling mementingkan diri sendiri karena harus menghormati kepentinganh
orang lain juga.. Kejadian ini yang menyebabkan persaingan menjadi

28
runcing dan terjadilah konflik antar individu dalam organisasi. Konflik ini
juga akan menimbulkan ketegangan yakni tidak tenang, gelisah, khawatir,
takut, dan lain sebagainya.

F. Pengertian Ketegangan dan Konflik


Ketegangan dan Konflik adalah kondisi batin yang dapat dipengaruhi oleh
emosi dan proses berpikir. Apabila kondisi batin seperti ini terjadi maka
perasaan akan merasa tidak tenang dan bahkan akan sulit menyelesaikan
dan memecahkan suatu konflik/masalah.
Adapun jenis ketegangan, yaitu :
1. Ketegangan yang bersumber dari kondisi organisasi, dalam kegiatan
sehari-hari kondisi organisasi dapat menjadi penyebab terjadinya
ketegangan diantaranya adalah sikap menekan dan pilih kasih, perbedaan
garis politik, prosedur kerja, persaingan dan perebutan wewenang, gaya
kepemimpinan, beban pekerjaan, dan lain sebagainya.
2. Ketegangan yang bersumber dari kondisi individu, veverapa diantaranya
adalah harapan yang tidak terpenuhi, cita-cita yang terlalu tinggi, cara
berpikir yang merusak diri, kebiasaan buruk, dan lain sebagainya.
Kondisi pribadi ini merupakan pupuk menyuburkan ketegangan dalam
diri sindividu yang terjadi karena individu tidak mampu menguasai dan
mengendalikan dirinya, sehingga selalu memberikan reaksi yang
berlebihan.

G. Bentuk-bentuk Ketegangan Batin


1. Kegelisahan
2. Kecemasan
3. Perasaan Bersalah
4. Konflik
5. Perasaan Takut
6. Stress
7. Frustasi

29
H. Konflik dan Pertikaian
Konflik dan Pertikaian adalah hal yang sama, yaitu sama-sama kondisi
yang dipertentangkan atau dipermasalahkan yang dapat menimbilkan
dampak negatif. Dilingkungan suatu organisasi dalam menyelesaikan
konflik dan pertikaian ada 4 cara yaitu :
1. Paksaan, dengan memaksakan salah satu atau kedua belah pihak
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku (patuh)
2. Kekuasaan, dengan menekan salah satu atau kedua belah pihak agar
mengikuti kehendak/kemuan pemimpin sebagai pihak berkuasa
(menurut)
3. Acuh dan dibiarkan, dengan tidak mencampuri kedua belah pihak
yang sedang bermasalah, otomatis kedua belah pihak tersebut akan
sadar dengan kesalahan masing-masing.

30
BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Definisi Kepemimpinan

Buku Utama Buku Pembanding

Kepemimpinan adalah entitas yang Kepemimpinan adalah masalah relasi


mengarahkan kerja para anggota antara pemimpin dan yang dipimpin yang
organisasi untuk mencapai tujuan pada umumnya berfungsi atas dasar
organisasi. kekuasaan pemimipin untuk mengajak
dan menggerakkan orang lain guna
melakukan sesuatu,demi pencapaian
tujuan tertentu.

Dalam penjelasan definisi kepemimpinan pada buku utama,penjelasan definisi


yang diberikan sangat singkat dibanding dengan penjelasan definisi
kepemimpinan pada buku pembanding.Meskipun penjelasan definisinya sangat
singkat,namun maksud dari kalimat tersebut sudah mencakup luas seluruh kalimat
yang dijelaskan pada kedua buku pembanding.

3.2 Definisi Para Ahli

Buku Utama Buku Pembanding

1.Stephen Robins 1.Henry pratt fairchild

2.J.Mullins 2.John Gage Alle

3.Robert N.Lussier dan Crithoper 3.Ordway tead


F.Achua
4.George R.Terry
4.Peter G.Northouse
5.Howard H.Hoyt
5.Charteris Black

31
6.Sutarto

7.Sondang p.Siagin

8.Ordway Tead

9.George Terry

10.Franklin G.Mooore

11.Young

12.H.Koontz dan C.O’Donnel

13.R.Tanenbaum

14.Robert Dubin

15.J.K.Henphill

16.Stoner

18.Katz dan Kahn

19.Rauch dan Behling

20.Jacob dan jacques

Dalam buku utama banyak sekali disajikan pandapat-pendapat para ahli yang
pendapatnya sangat beragam sehingga menambah wawasan yang lebih luas
lagi.Berbeda dengan pada buku pembanding di masukkan juga beberapa pendapat
ahli namun hanya beberapa saja.

3.3 Instruksi Akhir Bab

Buku Utama Buku Pembanding

32
Diberi arahan untuk berdiskusi dan Diberikan Ikhtisar,latihan dan
juda diberi topik pembahasan pertanyaan.
diskusinya.

Dalam buku utama,pada setiap akhir pembahasan bab, Selalu disajikan topik-
topik pembahasan yang perlu didiskusikan oleh para pembaca agar bisa lebih
dalam memahami pembahasan bersama teman agar bisa saling bertukar
pendapat..Sedangkan pada buku pembanding kepada setiap akhir bab diberi
ikhtisar atau yang disebut intisari dari pembahasan bab tersebut.Lalu juga diberi
latihan dan pertanyaan yang berguna untuk lebih mengasah kemampuan dalam
memahami pembahasan.

3.4 Karakteristik penampilan buku

Buku Utama Buku Pembanding

1.Desain cover menarik 1.Desain cover menarik

2.Gambar sesuai 2.Gambar menarik dan sesuai

3.Penulisan karakter rapi 3.Penulisan karakter rapi

4.Penggunaan warna kontras 4.Penggunaan warna kontras

5.penggunaan kertas formal (putih) 5.Penggunaan kertas formal

6.Penulisan rapi dan jelas. 6.Penulisan rapi,penuh dan jelas.

33
BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi
atau usaha.Baik didunia bisnis maupun didunia pendidikan, kesehatan, perusahaan
,religi, sosial, politik,pemerintahan negara dan lain-lain.Kualitas pemimpin
menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya.Sebab pemimpin dan
manajer yang sukses itu mampu mengelola organisasi,bisa mempengaruhi secara
konstruktif orangt lain,dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus
dikerjakan bersama-sama.
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional,kekuatan semangat,dan
kekuatan moral yang kreatif,yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
menguah sikap,sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan
pemimpin.Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan
kemampuan dan aspirasi pemimpin oleh pengaruh interpersonal terhadap anak
buahnya.

4.2 Saran

Dalam melakukan Critical Book Review penulis seharus berkonsentrasi dalam


menyimak kedua buku yang akan di kritik. Dalam Critical Book Review penulis
harus mempunyai keahlian dalam, menyimak, membaca, berbicara dan menulis,
sehingga tidak menimbulkan salah paham dan mengandung pengertian yang
salah.

34
DAFTAR PUSTAKA

Penyusun,Tim Universitas Negeri Medan. 2017.Kepemimpinan (leadership).


Medan:Universitas Negeri Medan
Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan Dra.HJ.M.Martini,2012 kepemimpinan yang efektif

35

Anda mungkin juga menyukai