Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUGAS RUTIN

DOSEN PEMBIMBING:

Dra.Rosdiana,M.Pd

DISUSUN OLEH:

-Indah Putri Dwiyanti

-Sabitha Maulidya

-Rizky Pratama Afriansyah

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa sholawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya hingga pada
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
yang membahas tentang “Hubungan filsafat dan filsafat pendidikan”. Kami menyadari bahwa
masih terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala
tegur sapa, kritik, koreksi dan saran yang diberikan akan saling membantu kami dalam
menyusun makalah selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis khususnya,Aminn.

Langsa, 20 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ………………………………………………4


B. Rumusan masalah …………………………………………………….4
C. Tujuan masalah ……………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

Mendeskripsikan tentang hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan……..5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ……………………………………9

DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dari hidup dan kehidupan manusia, dan
mestinya sejalan dengan perkembangan tuntunan masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan
adalah sebagai pelestari tata sosial dan tata nilai yang ada dan berkembang dalam masyarakat
sekaligus sebagai agen pembaruan. Di sini terlihat adanya dimensi pendidikan berarti berbicara
mengenai filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan, seperti halnya juga filsafat umum berusaha mencari yang hak dan
hakekat serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Dengan demikian maka dalam
banyak hal pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan islam, perlu berlandaskan pada
konsep-konsep tertentu yang perumusannya diambil dari filsaftat. Karena memang, demikian
tandas imam bernadib, pendidikan itu “Berjabat Tangan” dengan filsafat. Filsafat menetapkan
ide-ide dan idealisme, sedangkan pendidikan merupakan usaha untuk meralisasikan ide-ide dan
idealisme tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku dan bahkan pembinaan terhadap
kepribadian manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Mendeskripsikan hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

C.Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengananak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.

Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a) pendidikan,

b) teori umum pendidikan, dan

c) ilmu pendidikan.

Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu mendidik yang dilakukan oleh masyarkat
umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman
purba, kebanyakan manusia memerlukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat
pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara lain
sikaf melindungi anak, rasa cinta terhadap anak, bayi menangis, kempuan menyusu air susu ibu
dan merasakan kehangatan dekapan ibu.

Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan
perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran,
perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud membuat
manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan
alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia.

Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey pendidikan itu adalah The general
theory of education dan Philoshophy is the general theory of education, dan dia tidak
membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan
teri pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.

Konsep di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti filsafat
pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti filsafat pendidikan
progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup dan kehidupan manusia.

Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah
teori.
B. FILSAFAT

Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-
akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti
terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat
membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara
itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran
filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang
sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia
saja, sesungguhnya isi alam yang dapat dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya
mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan di laut saja. Sementara itu
filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba sesuatu yang ada
dipikiran dan renungan yang kritis.

Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu: metafisiska, epistemologi, logika, dan
etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :

1) Metafisika adalah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat
dialam ini. Dalam kaitannya dengan manusia, ada dua pandangan menurut Callahan (1983) yaitu
:

a. Manusia pada hakekatnya adalah spritual. Yang ada adalah jiwa tau roh, yang lain adalah
semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah untuk
mengaktualisasikan diri, pandangan ini dianut oleh kaum Idealis, Scholastik, dan beberapa
Realis.

b. Manusia adalah organisme materi.Pandangan ini dianut kaum Naturalis, Materialis,


Eksprementalis, Pragmatis, dan beberapa Realis. Pendidikan adalah untuk hidup. Pendidikan
berkewajiban membuat kehidupan menusia menjadi menyenangkan.

2) Epistemologi adalah filfat yang membahas tentang pergaulan dan kebenaran, dengan rincian
masing-masing sebagai beikut :

a. ada lima sumber pengetahuan yaitu:

1) Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedia, buku teks yang baik, rums dan tabel.

2) Comman sense yang ada pada adat dan tradisi

3) Intuisi yang berkaitan dengan perasaan

4) Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengelaman


5) Pengalaman yang terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.

b. ada empat teori kebenaran yaitu:

o Koheren, sesuatu akan benar bila ia konsesten dengan kebenaan umum.

o Koresponden, sesuatu akan benar bila ia dengan tepat dengan fakta yang jelas.

o Pragmatisme, sesuatu dipandang benar bila konsekuensinya memberi manfaat bagi


kehidupan.

o Skeptivisme, kebenaran dicari secara ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap.

2) Logika adalah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan
memahami filsafat logika diharapkan manusia bisa berpikir dan mengemukakan penadapatnya
secara tepat.

3) Etika adalah filsafat yang menguaraikan tentang perilaku manusia, Nilai dan norma
masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat etika sangat
besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk mengembangan perilaku
manusia, anatara lain afeksi peserta didik.

Junjun (1981) membagi proses perkembangan ilmu menjadi dua bagian yang seling berkaitan
satu dengan yang lain. Tingkat proses perkembangan yang dimaksud adalah:

1) Tingkat empiris adalah ilmu yang baru ditemukan di lapangan. Ilmu yang masih berdiri
sendiri, baru sedikit bertautan dengan penemuan yang lain sejenis. Pada tingkat ini wujud ilmu
belum utuh, masing-masing sesuai dengan misi penemuannya karena belum lengkap.

2) Tingkat penjelasan atau teoretis, adalah ilmu yang sudah mengembangkan suatu struktur
teoretis. Dengan struktur ini ilmu-ilmu emperis yang masih terpisah-pisah itu dicari kaitannya
satu dengan yang lain dan dijelaskan sifat kaitan itu. Dengan cara ini struktur berusaha
mengintergrasikan ilmu-ilmu empiris itu menjadi suatu pola yang berarti.

Dari uraian di atas kita sudah berkenalan dengan ilmu empiris berupa simpulan-simpulan
penelitian dan konsep-konsep serta ilmu teoretis dalam bentuk teori-teori atau grand theory-
grand theory.

Pendidikan adalah merupakan salah satu bidang ilmu. Sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain,
pendidikan lahir dari induknya filsafat. Sejalandengan proses perkembangan ilmu ilmu
pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan bersama
dengan filsafat sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia.
Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia,
pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
1. HUBUNGAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Hubungan Filsafat dengan Filsafat PendidikanHubungan antara filsafat dan filsafat


pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadidasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32)filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafatsebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan
danmengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat danteori pendidikan adalah:

1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.

2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memilikirelevansi dengan
kehidupan yang nyata.

3. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antaralain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadilandasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenaan dengan
realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepadafilsafat untuk dijadikan bahan-bahan
pertimbangan dan tinjauan untukmemperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapatdirumuskan sebagai berikut :

1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja

2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yanglebih


mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam

3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,mempersatukan dan


mengkoordinasikannya

4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapisudut


pandangannya berlainan.Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan
yang eratsekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat
pentingdalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar
bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknyasistem
pendidikan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Menurut Nana S.
Sukmadinata (1997) mengemukakan empat teori pendidikan yaitu: Pendidikan klasik,
pendidikan pribadi, teknologi pendidikan, dan pendidikan interaksional. Antara fisafat dan teori
pendidikan terdapat hubungan fungsional. Jadi, analisis filsafat secara sistematis , radikal dan
universal tentang pendidikan itu akan menghasilkan teori pendidikan yang baru.
DAFTAR PUSAKA

http://windasitirahmawati.blogspot.com/2016/11/apa-hubungan-filsafat-dengan-
filsafat.html

https://www.academia.edu/37719948/Hubungan_Filsafat_dengan_Filsafat_Pendidikan

https://lenterakecil.com/hubungan-filsafat-dan-pendidikan/

http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com/2011/12/makalah-hubungan-filsafat-dan.html

Anda mungkin juga menyukai