Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN


PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Malika Putri Septiyani (2231511009)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI

2022
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, yang berkat atas Rahmat, Karunia serta
Taufiq-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Penulis membuat makalah mengenai “Hubungan
antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan” atas dasar penugasan materi pembelajaran dari mata
kuliah Filsafat Pendidikan, serta kesadaran atas pentingnya sejarah dalam kehidupan bernegara.

Materi Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan merupakan materi yang
menarik untuk dikaji. Beranjak dari pentingnya hal tersebut, karenanya penulis mencoba untuk
mengkajinya dengan studi literatur dari berbagai sumber. Diharapkan setelah selesainya makalah
ini, pembaca bisa mendapatkan intisari dari ilmu yang ada di dalamnya. Serta menambah
wawasan dan kesadaran dalam berpikir lebih dalam serta terus mencari kebenaran.

Kami menyadari tidak sempurnanya makalah yang kami buat, maka dari itu kami
memohon kritik dan saran yang membangunnya demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………..i

Daftar Isi …………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..2

2.1 Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan ……………………………..2

2.2 Pentingnya Hubungan Antara Filsafat, Manusia, dan Pendidikan …………………..3

2.3 Manfaat Hubungan dari Filsafat, Manusia dan Pendidikan ……………………..4

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh
manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas
warga negara dari suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-
nilai yang ada di dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan.

Manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal dimisalkan hal tersebut adalah pendidikan.
Maka keterkaitan antara filsafat manusia dan pendidikan akan semakin jelas. Dalam tulisan
khadrotussyaekh Al-Ghazali dikatakan “Pertama-tama yang kucari adalah ilmu tentang hakikat
segala sesuatunya , maka jelas aku harus berusaha mengetahui hakikat ilmu. Sudah jelas bagiku,
bahwa pengetahuan yang pasti sepasti-pastinya adalah pengetahuan yang obyeknya terungkap
dengan cara yang begitu rupa sehingga tidak ada lagi kesangsian yang melekat padanya, sehingga
tidak ada lagi kekeliruan atau ilusi yang menyertainya, dan akal tidak dapat lagi mengandaikan
adanya kemungkinan itu”.

Untuk itu diperlukan proses berfilosofi yang berguna untuk mengetahui dasar, sebab, dan
hukum secara mendetail sesuai dengan definisi filsafat. Sedangkan hubungan antara pendidikan
dan manusia sangat penting, karena tanpa pendidikan, manusia tidak mungkin bisa menjalankan
tugas dan kewajiban didalam kehidupan. Dan hubungan antara pendidikan dan filsafat sendiri
dengan mempertimbangkan bahwa filsafat adalah bidang studi yang mempersoalkan hakikat
segala sesuatu yang ada. Maka yang terjadi adalah pendidikan muncul dan memulai sesuatu.
Manusia mulai mencoba untuk mendidik diri sendiri dan sesamanya. Dan pendidikan yang
dilakukan ditekankan pada materi yang berisi tentang pengetahuan umum berupa wawasan asal
mula, eksistensi dan tujuan hidup.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan?
2. Mengapa hubungan filsafat, manusia, dan pendidikan perlu dilakukan?
3. Bagaimana manfaat yang diperoleh dari hubungan filsafat, manusia, dan pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Menjelaskan mengenai Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan, menjelaskan mengapa
pentingnya hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan bagi kita, serta menjelaskan manfaat
apa saja yang diperoleh dari hubungan filsafat, manusian dan pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang berusaha untuk
memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman
manusia. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hakekat
kebenaran sesuatu. Filsafat adalah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami,
mendalami dan menyelami secara radikal, dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya
yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan tersebut.

Manusia merupakan subyek pendidikan dan sebagai objek pendidikan, karena itu sikap
untuk dididik dan siap untuk mendidik dimilikinya. Berhasil tidakya suatu usaha atau kegiatan
banyak tergantung pada jelas tidak adanya tujuan. Maka pendidikan di indonesia mempunyai
tujuan pendidikan yang berlandaskan pada filsafat hidup bangsa indonesia, yaitu pancasila yang

2
menjadi pokok dalam pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan, dalam keluarga masyarakat,
sekolah dan perguruan tinggi.

Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia yaitu memberikan pengertian dan kesadaran
kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat. Berdasarkan
dasar-dasar hasil kenyataan, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia, pedoman
itu mengenai sesuatu yang berada disekitar manusia sendiri seperti kedudukan dalam hubungannya
dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia seperti akal, rasa
dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh
pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan
mengenai baik dan buruk.
Hubungan antar filsafat dengan pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan ilmu
atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Bahkan Jhon Dewey
berpendapat bahwa filsafat adalah teori umum pendidikan. Filsafat pendidikan haruslah minimal
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam pendidikan.
Ada hubungan yang erat antara filsafat, manusia, dan pendidikan. Hubungan tersebut
dilihat dari berbagai aspek, misalnya objek kajiannya manusia. Filsafat berarti berpikir mendalam
oleh manusia. Manusia mampu berfilsafat di bidang yang dia kuasai. Salah satu kajian filsafat
adalah pendidikan. Inilah keterkaitan antara ketiga hal tersebut.
Tujuan pendidikan merupakan bentuk pengkhususan dari tujuan hidup manusia. Adapun
berfilsafat merupakan upaya untuk penyelesaian maupun pemecahan masalah terkait manusia,
pendidikan, kesehatan, agama, dan sebagainya. Masalah-masalah yang dialami manusia akan
dipikirkan secara mendalam (berfilsafat) untuk kemudian dicapai penyelesaian.

2.2 Pentingnya Hubungan Antara Filsafat, Manusia, dan Pendidikan


Keterkaitan antara manusia dan filsafat tidak dapat dielakkan kembali karena kembali ke
sifat alamiah manusia yang selalu ingin tahu tentang segala hal dan menginginkan sesuatu yang
lebih. Maka filsafat yang merupakan bidang studi yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu
yang ada.
Kemudian dalam membahas hubungan antara Manusia dan Pendidikan, ini adalah 2 hal
yang tak bisa dipisahkan dikarenakan dalam keidupannya, manusia selalu menggunakan aspek
pendidikan, bahkan dikatakan 25 tahun sebelum kelahiran sudah dilakukan sebuah pendidikan

3
yaitu pendidikan yang dilakukan oleh orang tua kepada sang calon anak, dikarenakan guna
memperoleh keturunan yang baik harus disertai dengan individu yang baik pula. Kemudian dalam
kandungan juga telah dibuktikan secara ilmiah pendidikan berupa perangsangan otak pada janin
telah dapat dilakukan.

Dengan tanpa adanya keterkaitan Filsafat dan Manusia maka manusia tidak akan bisa
mengetahui jati diri dan kemana langkah-langkah yang akan ditempuhnya dalam kehidupannya,
dan tentang keterkaitan antara Manusia dan Pendidikan maka manusia bisa dikatakan tidak akan
mampu menjalani hidupnya tanpa pendidikan seluruh aspek kehidupan diawali dengan
pendidikan. Terkecuali mengenai hal-hal yang dirasa tidak rasional namun benar adanya.

Dan mengapa antara filsafat dan pendidikan diperlukan pengaitan adalah untuk jalan atau
penjembatan antara manusia dan filsafat yang dipikirkannya dan fungsi pendidikan adalah untuk
menumbuh kembangkan segala potensi kodrat (bawaan) yang ada dalam diri manusia. Maka
pendidikan akan merangsang otak dan memulai untuk memunculkan sesuatu. Yaitu manusia
mulai mencoba mendidik dirinya sendiri dan sesamanya, dengan sasaran menumbuhkan
kesadaran terhadap eksistensi kehidupan ini. Karena awal mula pendidikan adalah penentu
keteguhan hati akan suatu ilmu bagi manusia. Tanpa pendidikan yang cukup mengenai filosofi
suatu ilmu maka akan timbul suatu kebimbangan dan keabu-abuan sehingga membuat pendirian
mudah tergoyahkan.

2.3 Manfaat Hubungan dari Filsafat, Manusia dan Pendidikan


 Kemampuan Manusia Mengembangkan Diri
Manusia adalah makhluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan ini
menyebabkan manusia berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun mental.
Dengan cara mengatur kadar dan komposisi makanan dan minuman dengan disertai latihan yang
teratur, fisik manusia dapat dibentuk. Usaha seperti itu sudah dilakukan orang-orang Sparta di
zaman Yunani Kuno. Hasilnya adalah manusia yang berotot kekar. Sekarang pun hal yang hampir
sama dipraktikkan oleh para binaragawan.
Sebaliknya, manusia pun memiliki potensi mental untuk dikembangkan. Berbagai potensi
mental yang terangkum dalam aspek kognisi, emosi dan konasi dapat dikembangkan manusia
untuk menjadi makhluk yang berperadaban (homo sapien). Peningkatan dan pengembangan diri

4
ini menyebabkan manusia memiliki tingkat peradaban yang berbeda dan mengarah dari zaman
ke zaman. Kemajuan peradaban manusia ini terlihat dari adanya periodisasi sejarah umat
manusia seperti zaman prasejarah dan zaman sejarah: zaman kuno, zaman pertengahan, zaman
modern hingga zaman pascamodern (post modern).
 Filsafat dalam Pendidikan dan Manfaatnya
Secara sederhana filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang
menjiwai, mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan. Artinya
filsafat pendidikan adalah jiwa, roh dan kepribadian sistem pendidikan nasional.
Sebagaimana telah disampaikan di atas, eksistensi suatu bangsa adalah eksistensi dan ideologi atau
filsafat hidupnya, maka demi kelansungan eksistensi itu ialah dengan mewariskan nilai-nilai
ideologi itu kepada generasi selanjutnya. Adalah realita bahwa jalan dan proses yang efektif untuk
ini hanya melalui pendidikan. Setiap masyarakat, setiap bangsa melaksanakan aktivitas pendidikan
secara prinsipil untuk membina kesadaran nilai-nilai filosofis nasional bangsa itu, baru sesudah itu
untuk pendidikan aspek-aspek pengetahuan dan kecakapan-kecakapan lain. Pendidikan sebagai
suatu usaha membina dan mewariskan kebudayaan, mengemban satu kewajiban yang luas dan
menentukan prestasi suatu bangsa, bahkan tingkat sosial-budayanya. Sehingga pendidikan
bukanlah usaha dan aktivitas spekulatif semata-mata. Pendidikan secara fundamental didasarkan
atas asas-asas filosofis dan ilmiah yang menjamin pencapaian tujuan yakni meningkatkan
perkembangan sosio-budaya bahkan martabat bangsa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Adapun hubungan fungsional antara filsafat
dan teori pendidikan dapat diuraikan :
1. Analisis filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli
pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori pendidikan
yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
2. Filsafat berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan
ahlinya dapat mempunyai relavansi dengan kehidupan nyata.
3. Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dalam pengembangan
teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik.

5
 Manfaat mempelajari Filsafat Manusia
Dengan mempelajari filsafat manusia, maka kita akan dibawa kepada suatu panorama
pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia. Panorama
pengetahuan seperti itu, paling tidak, mempunyai manfaat ganda, yakni manfaat praktis dan
teoretis.
Secara praktis filsafat manusia tidak saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia
secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita didalam
pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu. Pemahaman yang demikian pada gilirannya
akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan-keputusan praktis atau dalam menjalankan
berbagai aktifitas hidup sehari-hari, dalam mengambil makna dan arti dari setiap peristiwa yang
setiap saat kita jalani dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita. Sedangkan secara teoretis,
filsafat manusia mampu memberian kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia,
sehingga pada gilirannya, kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik
teori-teori yang terdapat didalam ilmu-ilmu tentang manusia.
Manfaat lainya dalam mempelaari filsafat manusia adalah mencari dan menemukan
jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Setelah kita mempelajari filsafat manusia,
maka paling tidak kita akan dapatkan sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia,
yang tidak habis-habisnya dipertanyakan apa makna dan hakikatnya. Karena kompleksitas yang
melekat pada manusia itu, seperti dari beberapa filsup yang menarik kesimpulan bahwa esensi
manusia pada prinsifnya adalah sebuah misteri, sebuah teka-teki yang barangkali tidak akan pernah
terungkap secara tuntas kapan dan oleh siapa pun.
 Filsafat Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dari sudut pandang
potensi yang dimiliki itu, dinamakan dengan berbagai sebutan. Dilihat dari potensi inteleknya,
manusia disebut homo intelecus. Manusia juga disebut homo faber, karena manusia memiliki
kemampuan untuk membuat beragam barang atau peralatan. Kemudian manusia pun disebuthomo
sacinss atau homo saciale abima, karena manusia adalah makhluk bermasyarakat. Dilain pihak,
manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan, kearifan,
kebijaksanaan, dan pengetahuan. Atas dasar adanya kemampuan tersebut, manusia disebut homo
sapiens (K. Prent, CM, J. Adisubrata, W.J.S. Poewardarminta, 1969: 322-764).

6
Dengan adanya filsafat, manusia di mungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu
di antara kebenaran yang lain. Hal ini membuat manusia mencoba mengambil pilihan, di antara
alternatif yang ada saat itu, sehingga manusia mampu menghadapi masalah-masalah yang ada dan
pelajaran untuk menjadi bijaksana.
Disamping itu filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif agar kita
dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama pemenuhan kebutuhan hidup
yang sejahtera.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan yang banyak. Adanya kehidupan
inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Menurut Ashley Montagu, kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap
kebutuhan dasar hidupnya.
Dari pendekatan pertama, terkait dengan kualitas potensi manusia, terdapat tiga aliran
filsafat. Pertama, aliran naturalisme, yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bawaan
(natur) yang dapat berkembang secara alami tanpa memerlukan bimbingan dari luar (lingkungan).
Tokoh aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau.
Kedua, aliran empirisme. Menurut aliran ini, manusia bertumbuh dan berkembang atas
bantuan atau karena adanya intervensi lingkungan. Manusia dianggap sebagai makhluk pasif dan
tanpa potensi bawaan. Tokoh aliran ini adalah Schopenhauer.
Ketiga, aliran konvergensi, yang memiliki pandangan gabungan antara naturalisme dan
empirisme. Menurut aliran ini, manusia secara kodrati memang telah dianugerahi potensi yang
disebut bakat. Bakat hanyalah kemampuan atau potensi dasar, layaknya bakal pada tumbuh-
tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya sangat bergantung dari pemeliharaan atau
pengaruh lingkungan. Tokoh aliran ini adalah William Stern.
Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi pemikiran tentang manusia dalam kaitan dengan
problema pendidikan. Namun kemudian, Kohnstamm menambah faktor kesadaran sebagai faktor
keempat. Dengan demikian, menurutnya, selain fakrot dasar (natur) dan faktor ajar (empiri), yang
kemudian dikonvergensikan, masih perlu adanya faktor kesadaran individu.
Menurutnya, walaupun manusia memiliki bakat yang baik, kemudian dididik secara baik
pula, maka hasilnya akan menjadi lebih baik ada motivasi intrinsik (dorongan kesadaran dari
dalam diri) dari peserta didik itu sendiri. Kohnstamm, melihat bahwa faktor lingkungan (melicu)
belum dapat memberi hasil yang optimal bila tidak disertai dorongan dari dalam diri peserta

7
didik. Pendapat ini dapat dinilai sebagai temuan yang memperkaya pemikiran tentang manusia
dalam kaitannya dengan pendidikan.

BAB III
KESIMPULAN

1. Bentuk hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan. Filsafat bisa digunakan sebagai
pegangan atau pedoman dan juga memberikan dasar-dasar khusus yang digunakan dalam tiap-
tiap ilmu pengetahuan. Filsafat yang berarti cinta akan kebijakan, tentunya mendorong
manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang yang bijaksana dalam menjalani keidupan.
Dengan akal manusia, filsafat memberi pedoman untuk berfikir, guna memperoleh
pengetahuan.
2. Dengan berfilsafat maka manusia akan mampu untuk menghilangkan suatu keraguan dan
keabu-abuan yang sangat berguna dalam mempelajari suatu ilmu pngetahuan agar tidak mudah
goyah dalam pendirian. Dan dengan adanya pendidikan maka muncullah suatu rasa keingin
tahuan lebih dari manusia. Dikarenakan memang semua hal yang didapatkan manusia
diperoleh dari pengajaran. Maka, begitu penting bagi manusia untuk memulai mendidik diri
sendiri dan sesamanya dan merangsang otak mereka agar mampu berfilsafata tentang apa ilmu
pngetauan itu, bagaimana pengetehuan tersebut, dan untuk apa ilmu pngetauan itu ada dan
dipelajari yang diperoleh dengan cara berfilsafat karena definisi filsafat adalah bidang studi
yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu yang ada.
3. Filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam kehidupannya
dan juga filsafat sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik dalam
hidup.Untuk dasar menghadapi banyak kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang selalu
berubah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, Abdullah Idi (2011). Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ipank, Suhendra, (2013), Filsfat Manusia
Mohammad Adib, Filsafat ilmu, (Cet. I, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)

Anda mungkin juga menyukai