Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH FILSAFAT ILMU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI

DUNIA PENDIDIKAN
Qonita Wahyu Habibah
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Email : qonitawahyuhabibah@gmail.com

Abstrak
Artikel ini mencoba menemukan dampak dari pengaruh filosofis ilmu terhadap karakter
siswa dalam pengetahuan di bidang pendidikan. Filsafat pendidikan adalah kekhususan
filsafat yang menitikberatkan pada pengetahuan (epistemologi), etika dan estetika
khususnya mempelajari hakikat pendidikan. Pendidikan karakter adalah suatu keharusan
yang wajib ada, adanya kekurangan dalam pendidikan karkter yang tercermin pada bangsa
ini menjadikannya menjadi dasar fiosofi. Pendidikan karakter bermaksud untuk
mengembangkan karakter positif pada diri kita hingga berpuncak di suatu norma yang
berakibat insan berkarakter dan berakhlak mulia sebab pada dasarnya dalam diri insan
mempunyai dua segi, yaitu segi baik dan buruk. Menggunakan pendidikan karakter kita
bisa mengandalkan pada sisi positif dan memadamkan sisi negatifnya. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kepustakaan. Adanya hasil penelitian ini menjadikan
seorang insan mengetahui bahwa pendidikan dan akhlak memiliki karakter yang sangat
erat, ketika akhlak berkata soal baik dan buruk maka problem budi pekerti tidak bisa
terlepas dari tekad insan untuk mendapatkan kebenaran, sebab untuk menumbuhkan dan
mempertahankan kebenaran maka keberanian budi pekerti sangat diperlukan, secara
keadilan serta nilai-nilai akhlak moral dan agama. Budi pekerti merupakan bagian dari
filsafat yakni suatu ilmu pengetahuan berkenaan nilai-nilai moral insan, ilmu sebagai daya
pikat insan untuk mencari kebenaran tanpa henti, maka akhlak sebagai akibat tambahan
dari ilmu setelah dipergunakan di dalam masyarakat.
Kata Kunci : Filsafat ilmu, Dampak filsafat, Pendidikan akhlak

A. PENDAHULUAN
Ajari dan persiapkan anak-anak anda untuk masa yang berbeda dengan masa
anda, mereka akan mendiami masa yang berbeda dengan masa anda (dari Ali bin
Abi Thalib). Pesan Khalifah Ali menanamkan dalam diri kita pentingnya
pendidikan karena berkaitan dengan masa depan umat manusia dan kehidupan itu
sendiri. Untuk terus berbangsa dan bertahan dalam lingkungan global yang
kompetitif, negara ini harus terlebih dahulu mengatasi persoalan bagaimana

1
mempersiapkan sejumlah besar sumber daya manusia Indonesia yang merupakan
pesaing yang unggul (Purnama, 2016).
Dikutip oleh KBBI, pengetahuan yaitu proses pergantian perilaku dan watak
sesorang atau anggota dalam upaya mendidik individu melewati pendidikan serta
bimbingan kepada orang lain. Pendidikan merupakan bagian integral dari kehidupan
sosial. Inilah salah satu alasan mengapa pendidikan harus dimulai sedini mungkin.
Pengutamaan pembentukan nasional sama dengan yang dimasukan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (UU No.
17 Tahun 2007) antara lain yaitu membangun warga yang mempunyai akhlak
terhormat, budi pekerti, etika, budaya serta bersusila sesuai filsafah pandangan
hidup bangsa Indonesia. Salah satu usaha untuk melaksanakan kepribadian dan
watak rakyat melewati pembelajaran. Usaha ini bermaksud untuk membuat dan
membentuk masyarakat Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengikuti arahan ketentuan undang-undang, menjaga perdamaian internal sesama
umat beragama, menjalankan hubungan sesama tradisinya, menumbuhkan modal
kemasyarakatan, melaksanakan poin-poin luhur budaya bangsa, dan mempunyai
kebanggan menjadi negara Indonesia dalam bentuk menguatkan dasar keagamaan,
budi pekerti, dan akhlak penyusunan negara.
Landasan filosofis pembelajaran sangat penting bagi bidang pembelajaran,
keadaan ini karena pembelajaran bersifat normatif dan preskriptif. Melalui filosofi
pembelajaran, pendidik hendak memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu,
kenapa beserta dengan cara apa melakukan pengajaran, seseorang akan dilatih
dengan asas pembelajaran (Putri Maralis, 2019). Filosofis ilmu berfungsi menjadi
dasar pertanggungjawaban terhadap masyarakat bahwa berpartisipasi pada
pembelajaran terkait asas implementasi pembelajaran dalam madrasah. Konsep
dasar implementasi pengetahuan dituangkan pada pandangan, tujuan serta
dituangkan pada rencana pembelajarans.
Konsep dasar implementasi pembelajaran dituangkan pada pandangan,
tujuan serta diimplementasikan pada rencana pembelajaran. Ini dimungkinkan bagi
mereka yang idenya berasal dari filosofi pendidikan (Utamy et al, 2020).
B. METODE
Analisis berikut yakni analisis kepustakaan, informasi disatukan dengan
mempelajari literatur melewati kumpulan buku, makalah, jurnal dan artikel di
internet yang berkaitan dengan pengaruh pendidikan karakter dalam bidang
pendidikan dari perspektif filosofis. Peneitian kepustakaan adalah usaha teoretis
yang memanfaatkan referensi dan referensi keilmuan berbeda antara lain
berhubungan melalui adat istiadat, perhitungan serta ketentuan yang lazim dalam
keadaan kemasyarakatan dalam mengamati (Sugiyono, 2012). Hasil tersebut
bersumber melalui arsip individu yang diucapkan oleh berbagai orang melalui
ucapan orang-orang tersebut (Arief Furqon, 1992 dalam Pujawardani). Penguraian

2
informasi memakai analisis deskriptif, dengan menggabungkan data untuk
selanjutnya menganalisisnya. Cara selanjutnya yaitu mengambil keputusan.
C. HASIL PENELITIAN
1. Filsafat
Sangat sulit mendefinisikan filsafat secara sempurna, sebab akan ada banyak
definisi yang cendereung tidak sama serta bervariasi. Tetapi menurut
pengertian, istilah filosofis bersumber pada dua kata Philein mempunyai arti
mengasihi serta Sophos memiliki arti kebaikan maupun keistimewaan.
Secara etimologi Philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan, cinta
pengetahuan atau teman kebijaksanaan, teman pengetahuan.
Kata Filosofis berhubungan kuat bersama segalas sesuatu yang dapat
dipikirkan oleh individu, bahkan tidak akan pernah terdapat habisnya karena
mengandung dua kemungkinan, yaitu proses berpendapat dan hasil
berpendapat.
(Anwar, 2018 dalam Pujawardani) mengatakan bahwa filsafat dalam arti
pertama yaitu jalan yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah.
Sedangkan, pada penjelasan ke dua, yakni kesimpulan yang didapat dari
hasil penyelesaian atau pembahasan masalah.
Immanuel Kant mengemukakan bahwa filsafat ialah dasar asal seluruh ilmu
pengetahuan yang meliputi banyak hal. Mulai dari meliputi informasi
epistemology atau yang lebih familiar menggunakan sebutan filsafat
pengetahuan dan berperan untuk menjawab pertanyaan apa yang manusi a
ketahui.
Berdasarkan beberapa definisi diatas bisa diambil konklusi bahwa filsafat
artinya suatu cara berpikir yang sistematis (runtut, teratur, logid dan tidak
asal), radikal (mendalam, fundamental, hingga ke akar-akarnya) serta
universal (umum, terintegral, tidak spesifik) terhadap suatu yang mungkin,
dan juga sebagai sebuah metode untuk menemukan kebenaran dan hakekat
terhadap sesuatu. Filsafat selalu berkaitan dengan aktivitas berpikir serta
pemikiran yang dilakukan sang manusia.
Filsafat akan selalu ada dalam kehidupan insan, sebab merupakan sesuatu
yang natural selama insan mempunyai kebebasan untuk berpikir dan
aktivitas berpikir akan selalu ada selama manusia masih hayati di dunia ini.
Filsafat dibutuhkan saat kita ingin mendapat satu pemahaman rasional dan
menyeluruh mengenai dunia yang kita diami ini, dan proses-proses dasar
yang bekerja pada alam, masyarakat dan cara kita memandangnya. Maka,
persoalannya akan jadi lain. Jadi filsafat dipergunakan untuk memahami
kehidupan, alam, serta hubungan-korelasi pada dalamnya dan juga untuk
memahami bagaimana manusia berpikir serta menerima pengetahuan.
2. Pengaruh Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan

3
Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki pengaruh satu sama lain dalam
pengetahuan, jika memandang realitas hubungan filsafat dan ilmu
pengetahuan bahwa semuanya adalah dari kegiatan individu. Kegiatan
individu diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya.
Filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan yang mempunyai
pengaruh yang saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan yang ada pada
keduanya bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi,
dan saling mengisi. Pada hakikatnya, adanya perbedaan terjadi dikarenakan
model pendekatan yang berbeda. Maka dalam hal ini perlu memadankan
antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang berkaitan dengan perbedaan-
perbedaan maupun titik temu di antaranya.
Semua keilmuan sudah dibincangkan di dalam filsafat, terlebih beberapa
ilmu pengetahuan lahir dari filsafat, jadi ilmu yang melepaskan diri dari
filsafat. Seumpama matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi,
dan sosiologi. Ilmu juga bersifat analitis, ilmu pengetahuan sekedar
mengerjakan salah satu lapangan pendidikan menjadi objek formalnya
(Varpio & Macleod, 2020 dalam Rijal Fadli).
Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu, melainkan menolong individu
dalam mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa saja yang
harus dan boleh diperbuat manusia. Filsafat tidak netral, akibat faktor-faktor
subjektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat, ilmu datang
dengan asumsi-asumsi. Verifikasi terhadap teori dilaksanakan dengan jalan
mengujinya dalam praktik menurut penginderaan. Sedangkan filsafat dengan
melewati akal pikiran yang didasarkan bagi semua pengalaman manusia,
sehingga dengan itu filsafat dapat menyelesaikan problem-problem yang
tidak bisa dicarikan penanganannya oleh ilmu (French & McKenzie, 2016
dalam Rijal Fadli).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan dan ilmu
pengetahuan saling bertautan karena semuanya merupakan kegiatan
individu. Hubungan keduanya diungkapkan filsafat sebagai induknya ilmu
sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak filsafat. Mengapa begitu, karena
filsafat bersifat lebih luas atau universal objeknya. Sedangkan ilmu
pengetahuan objeknya terbatas sebab hanya di dalam bidang tertentu.
Filsafat dan ilmu pengetahuan bisa saling bertemu dikarenakan keduanya
memanfaatkan metode pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi fakta-
fakta dunia dan kehidupan.
3. Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Hasil Belajar
Seorang peserta didik yang mengikuti proses kegiatan belajar tidak terlepas
dari pendidikan karakter yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut.
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan peserta didik yang
didalmnya memiliki suatu perilaku yang mendidik kearah hidup yang lebih

4
baik. Kemudian apabila pendidikan karakter peserta didik bsa terkontrol
dengan baik bisa mempengaruhi perkembangan hasil belajar siswa kearah
yang lebih baik. Oleh sebab itu, pendidikan karakter yang diperoleh dalam
diri peserta didik akan berdampak positif pada perkembangan hasil belajar
peserta didik yang baik di sekolah maupun di rumah. Dalam menerapkan
pendidikan karakter kepada peserta didik akan mendorong peserta didik
untuk bisa memotivasi dan bertekad agar lebih giat lagi dalam belajar
dimanapun. Jadi pendidikan karkter merupakan faktor dominan dalam
mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik.
Hasil belajar peserta didik amat baik dan di atas KKM yang diamati dari
nilai akhir siswa. Hasil belajar ditunjang oleh sikap guru dalam
pembelajaran yang baik (Mulyani, 2016 dalam Marnawati).
Menurut teori Wahyuliono (2013) pendidikan karakter mandiri berdampak
secara simultan terhadap hasil belajar peserta didik (Wahyuliono, 2013).
Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa pendidikan karakter yang
diberikan oleh guru dan selalu memberikan respon yang baik bagi peserta
didik maka dapat mengembangkan hasil belajar yang baik dan memuaskan.
D. KESIMPULAN
Sangat sulit mendefinisikan filsafat secara sempurna, sebab akan ada banyak
definisi yang cendereung tidak sama serta bervariasi. Tetapi menurut pengertian,
istilah filosofis bersumber pada dua kata Philein mempunyai arti mengasihi serta
Sophos memiliki arti kebaikan maupun keistimewaan. Secara etimologi Philosophia
berarti cinta pada kebijaksanaan, cinta pengetahuan atau teman kebijaksanaan,
teman pengetahuan. Filsafat dan ilmu pengetahuan bisa saling bertemu dikarenakan
keduanya memanfaatkan metode pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi
fakta-fakta dunia dan kehidupan. pendidikan karakter yang diberikan oleh guru dan
selalu memberikan respon yang baik bagi peserta didik maka dapat
mengembangkan hasil belajar yang baik dan memuaskan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Pujawardani, H. H., Hasan, M., Saefurridjal, A. (2023). Implikasi Paradigma
Aliram-Aliran Filsafat Terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia Di
Sekolah. Jurnal Ilmiah Manajemen, vol 4(1), 209-224.
Ummah, F. (2018). Filsafat Ilmu Dalam Bidang Pendidikan. Perkembangan
Pendidikan, 1-8.
Fadli, R. M. (2021). Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan Dan
Relevansinya Di Era Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0). Jurnal Filsafat, vol
31(1), 131-161.
Sitorus, M., Gaol, L. R., Abi, R. A. (2020). The Effect Of Character Education On

5
Students’ Learning Outcomes On The Theme Of “Indahnya Kebersamaan”.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol 9(6), 828-835.

Anda mungkin juga menyukai