Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan: 2 LEMBARAN KERJA 1 NILAI

Hari / Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN


………, ………. 2022 Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FIP – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Deni Kurniawan


Drs. Demmu Karo – Karo, M.Pd NIM : 6221111025
Materi: Filsafat Pendidikan sebagai system dan sub sistem.
Indikator Capaian: Mahasiswa dapat mendeskripsikan, mengelaborasi,dan mensintesiskan konsep,
konsep, filsafat dan filsafat pendidikan.
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat beserta rujukannya?
2. Simpulkan definisi filsafat menurut Saudara berdasarkan definisi yang dideskripsikan
di atas(no.1)!
3. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat Pendidikan
besertarujukannya?
4. Simpulkan definisi Filsafat Pendidikan menurut Saudara berdasarkan definisi yang
dideskripsikandi atas (no.3)!
5. Deskripsikan hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
Jawaban:
1. -Al Farabi
Jika menanyakan ilmu filsafat menurut para tokoh, jawabannya berbeda-beda, tergantung
perspektif tokoh tersebut. salah satunya menurut Al Farabi yang mengartikan filsafat sebagai ilmu
tentang sifat yang mencoba untuk mengetahui sifat sebenarnya dari kebenaran.
-Hasbullah Bakry
Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang secara spesifik mendalami tentang ilmu alam
semesta, mendalami manusia dan mendalami ketuhanan demi menghasilkan pengetahuan lebih
jauh. Memikirkan ilmu tersebut hingga ke esensinya untuk menemukan makna filosofisnya
-Ibnu Sina
Atau pendapat dari salah satu tokoh yang namanya juga besar di kalangan Muslim, Ibnu Sina
yang mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

2.Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
3. *Brubacher
Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan
pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat
Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan
kebijakan.
*Mulder
Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir tentang diri sendiri
ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di dalam kehidupan sehari-hari, ataupun
masalah yang dihadapi dunia.
*Louis Kattsof
Pengertian filsafat Pendidikan menurut Louis kattsof mengartikan bahwa ilmu filsafat memiliki
jangkau yang sangat luar biasa luas. seberapa luas? meliputi segala pengetahuan termasuk meliputi
ilmu yang tidak diketahui oleh manusia.

4. Filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan baru,
sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai
proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan.

5.Hubungan Filsafat dan Pendidikan


Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita- cita) yang lebih baik, sedangkan pendidikan
mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia.

Pertemuan: 3 LEMBARAN KERJA 2 NILAI


Hari / Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
………, ………..2022 Prodi ……………………………….
…….. – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Deni Kurniawan


Drs. Demmu Karo – Karo, M.Pd NIM : 6221111025
Materi :Hubungan Filsafat dan Filsafat Pendidikan.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan membedakan Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Soal:
1. Buatlah bagan (peta konsep) Filsafat Pendidikan sebagai suatu system!
2. Deskripsikan keterkaitan antara sub-sub system yang terdapat pada soal No.1
3. Rancanglah suatu Bagan sederhana menurut Saudara dengan alasan berdasarkan Teori-
Teori Pendidikan.
4. Jelaskan hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan?
5. Kemukakan unsur-unsur filsafat yang melekat pada Pendidikan?
6. Diskripsikan mengapa manusia perlu berfilsafat?
7. Sebutkan beberapa persoalan yag harus dijawab dalam filsafat.

Jawaban :
1.
.
FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI
SISTEM

PENGERTIAN SISTEM FILSAFAT


PENDIDIKAN

TUJUAN DAN ALASAN FILSAFAT


PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN


FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN YANG


DOMINAN DI DUNIA

2. Filsafat pendidikan merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar-
akarnya mengenai pendidikan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik. substansi filsafat pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah
sebagai bagian dari fondasi-fondasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menegakkan
tentang konsep-konsep dasar pendidikan. Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan
berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang yang disebut dengan
filsafat pendidikan.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga negara tua-muda,kaya-
miskin, di kota-desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan, kognitif,
psikomotor,afektif, totalitas dan integratif. seperti dikatakan di buku ajar filsafat pendidikan Unimed,
filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini
filsafat seolah-olah dijabarkan secara untuk menghasilkan pendidikan yang berasal dari satu cabang atau
aliran filsafat. misalnya dengan idealism. bila konsep dasar tentang kekayaan yang pada hakikatnya
nya,menurut idealism, dimana mengutamakan perkembangan aspek aspek spiritual dan kerohanian pada
peserta didik.
3. Bagan sederhana dengan alasan teori-teori pendidikan yaitu :

Macam-macam teori
pendidikan

Teori belajar
Teori-teori teori belajar
konstruktivis
belajar behaviorisme
me

Teori belajar
kognitivisme

a) Teori belajar kognitivisme merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak.
b) Teori belajar konstruktivisme merupakan tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa
yang dipelajari.
c) Teori belajar behaviorisme merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati,diukur, dan
dinilai secara konkret.
4. Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab Ia menjadi
dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran
teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, kan
menyelaraskan dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
Jadi terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, pendidikan dan manusia.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, yaitu :
a) Epistemologi
Istilah berikut ini muncul untuk pertama kalinya pada tahun 1854 yang dipelopori g. f.
Ferrier. epistemologi diambil dari bahasa Yunani yaitu episteme yang berarti pengetahuan,
dan logos yang berarti teori. ilmu ini merupakan filsafat yang membahas segala jenis
masalah yang berkaitan dengan filosofikal seputar teori pengetahuan. bagian filsafat ini
meneliti sifat-sifat dasar dan asal usul dalam memperoleh sebuah pengetahuan dengan cara
yang benar. melihat dari pengertian epistemologi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
unsur ini sangat berpengaruh terhadap karakter pengetahuan. terlebih dalam memilih mana
kebenaran yang harus ditolak, dan mana yang harus diterima. jika pengetahuan-pengetahuan
tersebut dikumpulkan dengan benar, kemudian diklarifikasi, dan disusun secara sistematis,
maka dapat menjadi metode epistemologi.
b) Axiologi
Aksiologi atau yang lebih dikenal dengan teori tentang nilai adalah suatu unsur filsafat yang
menelusuri tentang kegunaan pengetahuan. aksiologi ada untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti akan digunakan untuk apa ilmu pengetahuan itu, Lalu seperti apa kaitan
antara manfaat pengetahuan tersebut dengan kaidah moral yang ada, dan bagaimana cara
menentukan objek yang dikaji menurut berbagai pilihan moral.
c) Ontologi
Ontologi menelusuri tentang sesuatu yang ada secara universal dan menampilkan dalam
pemikiran semesta universal. unsur ini tidak terikat oleh perwujudan tertentu serta memiliki
upaya untuk mencari sebuah inti yang ada dalam kenyataan. dengan kata lain objek dari
ontologi secara formal yaitu hakikat dari semua realitas.
6. Manusia perlu berfilsafat karena :
Mengapa manusia berfilsafat? kekaguman atau keheranan, keraguan atau kesangsian, dan
kesadaran akan keterbatasan merupakan tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat.
Plato( Filsuf Yunani, guru dari Aristoteles) mengatakan bahwa: maka kita memberi pengamatan
bintang bintang matahari dan langit. pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk
menyelidiki. dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. berbeda dengan Plato, Agustinus dan Rene
Descartes beranggapan lain menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari kekaguman atau
keheranan tetapi sumber utama mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kesangsian. ketika
manusia heran,ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir Apakah ia sedang tidak ditipu oleh Panca
inderanya yang sedang keheranan?
Rasa heran dan keraguan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam,
menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang Hakiki. Berpikir secara
mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat.
Bagi manusia berfilsafat dapat juga bermulai dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan
pada dirinya. Apabila seseorang merasa wa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada saat
mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu
manusia berfilsafat. ia akan memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu
yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang Hakiki.
7. Beberapa persoalan yang harus dijawab dalam filsafat yaitu :
a) Mengapa setiap manusia perlu berfilsafat?
b) Apa yang harus kita ketahui ataupun kita kerjakan di dunia semesta ini?
c) Atas dasar apa filsafat perlu dalam kehidupan sehari-hari?
d) Unsur-unsur apa saja yang mendukung filsafat dalam berbagai kehidupan manusia?

Pertemuan: 4 LEMBARAN KERJA 3 NILAI


Hari / Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
………, ………..2022 Prodi ……………………………….
…….. – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Deni Kurniawan
Drs. Demmu Karo – Karo, M.Pd NIM : 6221111025
Materi: Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme, Realisme, dan Materialisme.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, menganalisis dan memverifikasi Aliran Filsafat
Pendidikan Idealisme, Realisme, dan Materialisme.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Idealisme
- Realisme
- Materialisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di
atas(no.1)!
Jawaban:
1. -Idealisme
1. Menurut Henry Ford arti idealis adalah sebuah pengaruh positif lain dari seorang idealis
adalah orang yang membantu orang lain untuk menjadi makmur.
2.Forsyth (1992)
Menurut Forsyth, arti idealisme adalah pandangan ditunjukkan kepada seseorang yang dianggap
memiliki pendirian teguh pada nilai kebenaran yang diyakininya, sehingga atas nilai kebenaran
tersebut segala tindakan-tindakannya akan tercermin pada perilaku positif dan terhindar dari
perilaku berkonsekuensi negatif.
3.Fichte
Dan menurut Fichte, arti idealisme adalah sikap yang ada dalam diri seseorang atas dasar
keyakinan kebenaran, jujur, dan teguh pada segala bentuk prinsip-prinsip yang telah menjadi
perjanjian umum dalam melakukan tindakan sosialnya di kehidupan masyarakat.

-Realisme
1. John Amos Comenius ia memiliki pemikiran terhadap pendidikan dan dapat digolongkan pada
realisme relegius yaitu manusia harus mencapai 2 tujuan dalam masa hidupnya, (1) keselamatan
dan kebahagiaan, (2) keadaan dan kehidupan yang sejahtera saat manusia masih hidup.

2. Francis Bacon ia adalah seorang ahli filsuf negarawan dan juga penulis terkenal di Inggris, ia
sangat disegani oleh masyarakat di Inggris sehingga ia sangat terkenal. Francis Bacon juga seorang
kritikus yang hebat dalam kekeliruan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ia adalah ahli filsuf yang
menyatakan suatu kebenaran pada objek yang dapat diukur dan diuji. Semua kebenaran yang
didapatkan harus pasti tidak keliru.

3. John Locke ia adalah seorang ilmuwan anti metafisika yang memaparkan bahwa suatu
kebenaran tidak bersifat metafisik dan universal. Metafisik adalah suatu cabang ilmu yang
membahas suatu permasalahan yang sifatnya ada. Sedangkan universal bisa dikatakan umum, jadi
kebenaran yang bisa didapat dan diterima oleh khayalak umum. Ia berkeyakinan bahwa suatu
dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-pengalaman indrawi yang sifatnya induksi,
maksudnya adalah pengalaman tersebut bersifat real.
3. John Locke ia adalah seorang ilmuwan anti metafisika yang memaparkan bahwa suatu
kebenaran tidak bersifat metafisik dan universal. Metafisik adalah suatu cabang ilmu yang
membahas suatu permasalahan yang sifatnya ada. Sedangkan universal bisa dikatakan umum, jadi
kebenaran yang bisa didapat dan diterima oleh khayalak umum. Ia berkeyakinan bahwa suatu
dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-pengalaman indrawi yang sifatnya induksi,
maksudnya adalah pengalaman tersebut bersifat real.

-Materialisme
1.Menurut Richins dan Dawson (1992), materialisme dalam psikologi didefinisikan sebagai suatu
keyakinan yang berkenaan dengan seberapa penting perolehan dan pemilikan barang dalam hidup.
2.Belk (1985), mendefinisikan materialisme sebagai the importance a consumer attaches to
worldly possessions (sebuah kelekatan konsumen pada kepemilikan barang duniawi yang penting).
3.Kasser (2002) menyatakan bahwa materialisme adalah pandangan yang berisi orientasi, sikap,
keyakinan, dan nilai-nilai hidup yang menekankan atau mementingkan kepemilikan barangbarang
material atau kekayaan material di atas nilai-nilai hidup lainnya, seperti yang berkenaan dengan
hal-hal spiritual, intelektual, sosial, dan budaya

2. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memilirkan segala sesuatunya secara
mendalam dan sunguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Dalam rangka perwujudan pendididkan yang baik maka filsafat berperan penting dalam
penciptaan-penciptaan kondisi-kondisi yang benar-benar mendukung bagi pelaksanaan suatu
kegiatan kependidikan. Dimana adapun aliran-aliran filsafat pendidikan diantaranya adalah aliran
filsafat idealisme, realisme dan materialisme.
Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang mengajarkan bahwa hakikat
dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Sebagai aliran filsafat,
realisme berpendirian bahwa yang ada yang ditangkap pancaindra dan yang konsepnya ada dalam
budi itu memang nyata ada.
Materialisme adalah salah satu paham filsafat yang banyak dianut oleh para filosof, seperti
Demokritus, Thales, Anaximanoros dan Horaklitos. Paham ini menganggap bahwa materi berada
di atas segala-galanya.

Pertemuan: 5 LEMBARAN KERJA 4 NILAI


Hari / Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
………, ………..2022 Prodi ……………………………….
…….. – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Deni Kurniawan


Drs. Demmu Karo – Karo, M.Pd NIM : 6221111025
gMateri: Aliran Filsafat Pragmatisme. Eksistensialisme, dan Progresivisme.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, menganalisis dan memverifikasi konsep Aliran
Filsafat Prahmatisme. Eksistensialisme, dan Progresivisme.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Pragmatisme
- Eksistensialisme
- Progressivisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di
atas(no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
eksistensialisme?
Jawaban:
1. *FILSAFAT PRAGMATISME CHARLES SHANDER PEIRCE
Pierce, seorang matematikus, fisikawan, filosof pendiri aliran pragmatisme. Ayahnya, benjamin
pierce, adalah tokoh matematikus amerika dan sebagai profesor matematika dan astronomi
a. Sistem Pertama, Tahun 1859 hingga 1861
Sistem ini merupakan bentuk idealisme ekstrem dari post-kantian dengan mengkombinasikan
analitic transendental dengan idealis Plato. Dari sini, ia berangkat membuat kategori dari doktrin
Kant tentang Sains transendenta mencakup tiga serangkai klasifikasi ontologis, yaitu :
- Matter ( Objek Kosmologi )
- Mind ( Objek Psiokologi)
- God ( Objek Teologi )
Ketiga objek tersebut diatas, Pierce mengembangkannya dalam istilah it ( untuk dunia yang kasat
mata), the thou (untuk dunia mental), dan the i ( untuk dunia abstrak). Yang menjadi masalah
Pierce selanjutnya disini adalah bagaimana menggabungkan kategori-kategori itu. Dari sini, ia
berpandangan bahwa fungsi filsafatadalah menerangkan dan menunjukan adanya kesatuan
kebhinekaan alam.
*PRAGMATISME WILLIAM JAMES
Untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang dikemukakan James, kita harus mulai dengan
teorinya tentang kesadaran, yang sebagian besar dikembangkan secara lengkap di dalam The
Principles of Psychology. James percaya bahwa psikologi dan filsafat erat-terkait melalui cara
berikut: keduanya perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan
menemukan penjelasan kausal.
Setelah menerbitkan The Principles of Psychology, James mempersembahkan dirinya lebih lanjut
di dalam penjelajahan filosofis. Namun, ini tidak berarti bahwa ia memutuskan diri dari perhatian
awalnya pada psikologi dan fisiologi. Dalam kenyataannya, karya filosofisnya dapat dipandang
mengambil beberapa cabang sentral dari penekanan awalnya pada satu ide : bahwa kesadaran
manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk
sebuah lingkungan yang religius dan lunak menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini,
tulisan-tulisan lima belas tahun terakhir dari hidup James berpusat pada (1) arti penting pilihan
dalam menentukan kepercayaan kita, (2) penilaian tentang hidup religius manusia, (3) hakikat
makna dan kebenaran, dan (4) perkembangan sebuah metafisika pluralistik (yakni sebuah
pandangan yang menekankan otonomi dan independensi hal-hal individual di alam semesta,
hubungan dan ketergantungannya satu sama lain).
Eksistensialisme
.-Plato.
Plato berpendapat bahwa esensi lebih nyata daripada jika berpartisipasi dalam materi dan bila
mengasimilasikan eksistensi pada esensi maka materi akan berasosiasi dengan bukan ada.

-Aristoteles.
Aristoteles menegosiasikan eksistensi dengan materi yang berforma yaitu substansi, sambil
menegosiasikan esensi dengan forma dan menggunakan unsur defenisi yang benar.

-Thomas Aquinas.
Thomas Aquinas adalah tokoh yang menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi.
*Progressivisme
-william James
William James berpandangan menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai
bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan.
-John Dewey
John Dewey berpandangan tentang sekolah adalah "Progresivism" yang lebih menekankan pada
anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.
-Hans Vaihinger berpandangan bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis persesuaian dengan
obyeknya tidak mungkin dibuktikan

2.safat eksistensialisme bersifat individualistis sebagai paham yang mendorong manusia untuk
berbuat dan berbuat terus memperbarui dirinya dengan bertitik tolak dari individu masing-masing
apapun keadaannya.
Filsafat eksistensialisme memberikan modal kekuatan dan keberanian dengan tidak perlu
mencemaskan kelemahannya sebagai manusia.
Mazhab filsafat eksistensialisme teistis lebih berbobot daripada mazhab ateistis, karena mazhab
teistis mengandung pengertian adanya pengakuan di luar subjek yang dapat merupakan penggerak
dalam usaha manusia bereksistensi.
Terdapat relevansi atau signifikansi antara ajaran filsafat eksistensialisme teistis dengan
tujuanpendidikan di Indonesia terlebih dalam mendorong terwujudnya tujuan pendidikan di ranah
afektif yang selama ini nampak terabaikan.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang
bermanfaat secara praktis.
Pragmatisme di Amerika berkembang melalui tiga tokohnya, yaitu Charles Sandre Peirce, William
James, John Dewey. Peirce dipandang sebagai penggagas pragmatisme, James sebagai
pengembangnya dan Dewey sebagai orang yang menerapkan pragmatisme dalam pelbagai bidang
kehidupan.
Dewey secara realistis mengkritik praktek pendidikan yang hanya menekankan pentingnya
uan.
3. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang
ketidakpuasan beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu
seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang
manusia.

Anda mungkin juga menyukai