Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan: 2 LEMBARAN KERJA 1 NILAI

MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN


Hari / Tanggal :
Prodi Bahasa Prancis FBS-UNIMED
Senin 14 Sept. 2020

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Filsafat Pendidikan sebagai system dan sub sistem.
Indikator Capaian: Mahasiswa dapat mendeskripsikan, mengelaborasi dan mensintesiskan konsep,
Konsep, Filsafat dan Filsafat Pendidikan.
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat beserta rujukannya?
2. Simpulkan definisi Filsafat menurut Saudara berdasarkan definisi yang dideskripsikan
di atas(no.1)!
3. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat Pendidikan
besertarujukannya?
4. Simpulkan definisi Filsafat Pendidikan menurut Saudara berdasarkan definisi yang
dideskripsikan di atas (no.3)!
5. Deskripsikan hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
Jawaban:
1. Pendapat ahli tentang definisi filsafat beserta rujukannya:
- Plato ( 427-342 SM)Merupakan Seorang filsuf yunani terkenal(murid Socrates dan guru
Aristoteles) ini dalam teori etika kenegaraannya menyebutkan empat budi yang meliputi
penguasaandiri,keberanian,kebijaksanaan,dan keadilan.Kebijaksanaan itulah filsafat yang
disebutkebijaksaan berpikir. Jadi menurut PlatoFilsafat adalah pengetahuan tentang segalayang
ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asliataukebenaran yang
sebenarnya).(Muhammad Anwar.2015;Sumardjo, Jakob. 2000)
- Aristoteles, filsuf ini mengatakan bahwa filsafat ialah ilmu atau pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika atau
filsafat keindahan. Buku karyanya berjudul Etika Nikomacheia.
- Immanuel Kant, menurutnya filsafat merupakan ilmu atau pengetahuan yang merupakan dasar
dari semua pengetahuan dalam meliputi isu-isu epistemology (filsafat pengetahuan) yang
menjawab pertanyaan mengenai apa yang dapat kita ketahui. Buku yang ditulis oleh Immanuel
Kant berjudul Kritik atas Nalar Murni.
2. Menurut pendapat saya berdasarkan deskripsi diatas, filsafat ialah ilmu yang mempelejari tentang
kebenaran suatu pernyataan yang ada di dalam ilmu pengetahuan lainnya.
3. Pendapat ahli tentang definisi filsafat pendidikan:
-Prof. Dr. Hasan Langgulung, Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang
muncul dari sifat filsafat seorang pendidik, dari pengalaman-pengalamnnya dalam pendidikan
dan kehidupan dari kajiannya tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan pendidikan, dan
berdasar itu pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang.
- Al-Syaibany, Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
menjadi sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
Artinya Filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya.
- John Dewey
Filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik
yang menyangkut daya pikir intelektual maupun daya perasaan emosional menuju tabiat
manusia.

4. Berdasarkan definisi yang di deskripsikan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
adalah sebuah cara berpikir tentang pendidikan secara mendalam demi tercapai yang namanya
kebijaksanaan dari pendidikan itu sendiri.

5. Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah
dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan
merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang ingin di capai. Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.

Daftar Pustaka:
 Mantabz.com
 https://mangmumin.blogspot.com
Pertemuan: 3 LEMBARAN KERJA 2 NILAI
MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Bahasa Prancis
Senin, 21 Sept. 2020 FBS – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


.Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi :Hubungan Filsafat dan Filsafat Pendidikan.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan membedakan Filsafat dan Filsafat Pendidikan

Soal:
1. Buatlah bagan (peta konsep) Filsafat Pendidikan sebagai suatu system!
2. Rancanglah suatu Bagan sederhana menurut Saudara dengan alasan berdasarkan Teori-
Teori Pendidikan.
3. Jelaskan hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan?
4. Kemukakan unsur-unsur filsafat yang melekat pada Pendidikan?
5. Diskripsikan mengapa manusia perlu berfilsafat?
6. Sebutkan beberapa persoalan yag harus dijawab dalam filsafat.
Jawaban :
1. Peta konsep:

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

PENGERTIAN SISTEM FILSAFAT


PENDIDIKAN

TUJUAN DAN ALASAN FILSAFAT


PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN


FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT YANG DOMINAN DI


DUNIA
2. Bagan Teori Teori Pendidikan

TEORI TEORI PENDIDIKAN

Behaviorisme Kerangka kerja teori pendidikan behaviorisme adalah


empirisme

Kognitivisme Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan


Kognitivisme adalah dasarnya rasional

Kontruktivisme Menurut teori kontruktivisme yang menjadi dasar bahwa


siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan
siswa itu sendiri

Humanistik Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk


memanusiakan manusia.

3. Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah
dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan
merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang ingin di capai. Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis
yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.

4. - Ontologi, membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu
(S.Suriasumantri, 1990:63). Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan
pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas.

- Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang
mengitari teori ilmu pengetahuan (Uyoh Sadulloh,2007:30). Epistemologi adalah bagian filsafat
yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi
penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat, atau cara mendapatkan pengetahuan
yang benar (Suriasumantri J, 1990:101)

- Axiologi (teori tentang nilai) sebagai filsafat yang membahas apa kegunaan ilmu pengetahuan
manusia Aksiologi menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?

5. Manusia perlu berfilsafat karena dengan berfilsafat, manusia akan mampu menjadi seorang
yang lebih manusiawi. Dalam arti, mereka akan lebih lebih mampu menggunakan rasio yang
dimilikinya sebagaimana manusia adalah mahluk yang berakal. Sehingga dalam memutuskan
sesuatu, tidak serta-merta mereka akan berpatokan lagi terhadap apa yang belum riil, seperti
pemahaman-pemahaman yang telah ada yang tidak menutup kemungkinan sudah tak bisa layak
pakai dalam suatu konteks. Dengan berfilsafat juga, manusia pun akan mampu berpikir secara
radikal. Radikal yang termasuk di sini adalah radikal yang universal, kritis/peka, dan menjauhkan
seseorang dari sifat-sifat akuisme dan akusentrisme. Olehnya, berfilsafat adalah hal yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan manusia.

6. - Persoalan tentang ada (being)


- Persoalan tentang pengetahuan (knowledge)
- Persoalan tentang metode (methods)
- Persoalan tentang penyimpulan
- Persoalan tentang moralitas
- Persoalan tentang keindahan

Daftar Pustaka:
rajanarai.blogspot.com
 https://marchaunyu.wordpress.com/
 https://nalarpolitik.com/
 http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/
Pertemuan: 4 LEMBARAN KERJA 3 NILAI
MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 28 Sept. 2020 FBS – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza
.Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001

Materi: Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme, Realisme, dan Materialisme.


Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, menganalisis dan memverifikasi Aliran Filsafat
Pendidikan Idealisme, Realisme, dan Materialisme.
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
 Idealisme
 Realisme
 Materialisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di
atas(no.1)!
Jawaban:

1. - Aliran Idealisme
 Plato (477 -347 SM) Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari
kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi
pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang
pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan
dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
 J. G. Fichte (1762-1914 M.)[3] la adalah seorang filsuf Jerman. Ia belajar teologi di Jena
(1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812 M, ia menjadi rektor Universitas Berlin. Filsafatnya
disebut "Wissenschaftslehre" (ajaran ilmu pengetahuan). Secara sederhana pemikiran
Fichte: manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek
tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka berjalanlah proses
intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian
seperti yang dipikirkannya.
 G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)[4] Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada
tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh
atau spirit), suatu istilah yang di ilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang
mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa, menjelma pada alam dan
dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide (berpikir).
• Aliran Realisme
 Johan Amos Comenius. Dia adalah pemikiran tokoh terhadap pendidikan yang dapat
digolongkan Realisme Religius yaitu tentang manusia untuk mencapai dua tujuan yang
pertama yaitu keselamatan dan kebahagiaan dan yang kedua yaitu keadaan dan kehidupan
yang sejahtera.
 Wiliam MC Gucken. Dia pengikut dari Aristoteles dan Thomas yang berakal pada
metafisika dan epistemologi vfia juga natural dan supranatural. Menutut Gucken tanpa
tuhan tidak ada tujuan hidup pada akhirnya tidak ada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
itu sendiri adalah mempersiapkan manusia untuk hidup didunia pada akhirnya untuk
mencapai akhir yang abadi didunia. Dia juga beranggapan tentang Moral Realisme
menyatujui bahwa kita dapat mengetahui hukum moral tersebut dengan menggunakan akal
namun secara tegas beranggapan bahwa hukum moral tersebut diciptakan oleh Tuhan.
 John Locke. Dia filsuf yang berasal dari Inggris yang banyak mempelajari Kristen. Filsafat
ini dikatakan anti metafisika dia memandang bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat
metafisik dan universal. Dia berkeyakinan bahwa sesuatu yang dikatakan benar jika
didasarkan pengalaman-pengalaman indrawi yang sifatnya induksi.
 Aliran Materialisme
• Julient de Lamettrie. Julient berpendapat bahwa manusia dan hewan itu sama, sama dalam
artian manusian dan hewan dianggap sebagai mesin.
• Ludwig Feuerbach. Menurutnya sesuatu yang ada hanyalah materi kalaupun sesuatu
tersebut benar ada maka ia pasti memliki jumlah dan jumlah itu sendiri bisa diukur. Ludwig
juga berfikir bahwa suatu metafisik,etika humaniatis,dan epistimologi menjunjung tinggi
alat indera.
• Karl Marx. Mendapat gelar dokter dalam pemikirannya yang dipengaruhi oleh ajaran hegel.
Pemikirannya disebut hiatoria materialisme dan dialektik materialisme.

2. Kesimpulan yang saya dapat dari pernyataan diatas ialah:


- Aliran idealisme, ialah aliran yang mengutamakan ide untuk mencapai suatu kebenaran.
- Aliran realisme, aliran yang nyata atau menyesuaikan dengan realita yang ada.
- Aliran materialism, aliran ini lebih mementingkan materi, semua kebenaran pasti memiliki jumlah
sendiri yang dapat diukur secara material.

Daftar Pustaka:
 Kompasiana.com

Pertemuan: 5 LEMBARAN KERJA 4 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal : Prodi Prodi Bahasa Prancis
FBS – UNIMED
Senin, 05 Okt. 2020

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
gMateri: Aliran Filsafat Pragmatisme. Eksistensialisme, dan Progresivisme.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, menganalisis dan memverifikasi konsep Aliran
Filsafat Prahmatisme. Eksistensialisme, dan Progresivisme.
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
 Pragmatisme
 Eksistensialisme
 Progressivisme
2. Simpulkan masing-masing menurut pendapat Saudara deskripsikan di
atas(no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
eksistensialisme?
Jawaban:
1. - Aliran Pragmatisme
 William james. Menurut William pragmatism adalah realitas sebagai mana yang kita
ketahui, dan menurut pendapatnya pragmatism adalah filsafat praktis, karena ia
memberikan kontrol untuk bertindak bagi kebutuhan, harapan dan keyakinan manusia
untuk sebagian dari masa depannya.
 John dewey. John dewey mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan
bagi perbuatan nyata, dewey suka menyebut sistemnya dengan istilah instrumentalisme,
dalam teori intinya dewey mengembangkan filsafat sebagai berikut : situasi dikeliling kita,
itu sebagai pengalaman pertama merupakan situasi indeterminate, maka dengan berfikir
reflektif situasi tersebut menjadi indeterminate atas refleksi kita. Karena filsafat harus
berpijak pada pengalaman dan pengelolahannya secara aktif, kritis, dengan demikian
filsafat akan dapat menyusun sistem norma – norma dan nilai – nilai.
 Heracleitos. Pemikiran heracleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan –
perubahan mengenai alam semesta, ia terkenal dengan ucapannya “ pantarenkay uden
meney” yang berarti “ semuanya yang mengalir dan tidak ada satupun yang tinggal tetap”
melalui ajaran tentang hal – hal yang bertentangan tetapi disatukan dengan logos,
heracleitos disebut filsafat sebagai filsafat dialegtis melalui ajaran tentang hal – hal yang
bertentangan tetapi disatukan logos, heraclitos disebut filsafat dialegtis yang pertama dalam
sejarah filsafat.
- Aliran Eksistensialisme
 Soren Aabye Kierkegaard. Pemikiran Kierkegaard tentang manusia yaitu hal yang paling
utama adalah tentang keberadaan dirinya. Yang dimana eksistensi manusia tidak bersifat
"statis" melainkan suatu "menjadi" yang didalamnya akan mengalami perubahan dari hal
yang mungkin menjadi hal yang nyata.
 Jean Paul Sartre. Menurut pandangan sartre adanya esensi (karakter) manusia merupakan
hasil dari perilaku bebas manusia "eksistensi". Sartre juga berpendapat bahwa manusia itu
ada pada kebebasan yang mutlak dan konsekuensi secara tanggung jawab. Artinya setiap
manusia mempunyai kebebasan dalam kehidupan.
 Martin Heidegger. Beliau salah satu tokoh filsafat asal Jerman lahir pada Tahun 1889.
Pemikirannya banyak mempengaruhi beberapa filosof di Amerika Selatan dan beberap di
Eropa. Menurut Pemikirannya,pokok utama filsafat eksistensialisme ialah manusia dan
bagaimana cara manusia itu ada. Karangan tulisannya kebanyakan membahas persoalan-
persoalan keberadaan serta cara bagaimana manusia bereksistensi dikehidupan masyarakat
untuk pemenuhan dirinya.
- Aliran Progressivisme
 William James. William James adalah salah satu tokoh pemikiran filsafat pendidikan
progresivisme yang lahir pada tahun 1842 dan meninggal pada tahun 1910. William
James juga pendiri pragmatisme. William James berpendapat bahwa sebuah fungsi otak
dan pikiran yang dipelajari sebagai bagian mata pelajaran pokok dan ilmu pengetahuan
alam.
 John Dewey. John Dewey juga menyumbangkan pendapatnya tentang kekuatan
intelektual yang dapat menggerakkan sebuah perkembangan progresivisme. John Dewey
berpendapat bahwa sekolah merupakan sebuah lingkungan masyarakat kecil dan
cerminan bagi dirinya. Dalam konteks pendidikan progresivisme, John Dewey
berpendapat bahwa sebuah pendidikan itu menghendaki adanya suatu filsafat pendidikan
yang berlandasan pada filsafat pengalaman.
 Hans Vaihinger. Hans Vaihinger adalah salah satu tokoh pemikiran filsafat pendidikan
progresivisme yang lahir di Jerman pada tahun 1852 dan meninggal pada tahun 1933
yang berpendapat bahwa kata tahu itu hanya memiliki arti praktis saja karena kesesuaian
objeknya tidak mungkin dibuktikan dengan nyata sebab satu-satunya pemikiran hanya
digunakan dalam mempengaruhi peristiwa yang ada didunia.
2. Berdasarkan deskripsi diatas saya menyimpulkan bahwa aliran pragmatism adalah suatu
aliran filsafat yang mengemukakan pemikiran dan mengajarkan pembuktian pembenaran dalam
pemikiran demi mendapatkan hasil yang praktis. Dan aliran eksistensialisme ialah sebuah
pemikiran filsafat yang subjeknya bukan hanya manusia. Dan progresivisme merupakan
perubahan pola pikir menuju kea rah pendidikan yang positif.

3. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang ketidakpuasan


beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu seperti protes
terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang manusia.

Daftar Pustaka:
1. Kompasiana.com

Pertemuan: 6 LEMBARAN KERJA 5 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 12 Okt. 2020
FBS – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Aliran filsafat Prenialisme, Eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mengelaborasi dan merefleksi Aliran filsafat
Prenialisme, Eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
 Prenialisme
 Essensialisme
 Rekonstruksionisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas(no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
Rekonstruksionisme?
Jawaban:

1. – Aliran Perenialisme
 Robert Maynard Hutchins. Ia merupakan tokoh pendidikan yang berasal dari Amerika. Ia
merupakan juru bicara di Aliran Perenialisme. Robert beanggapan bahwa pendidikan harus
menumbuhkan kecerdasan dan pengembangan pada diri peserta didik. Tujuan pendidikan
menurutnya adalah harus mengembangkan kekuatan pikirannya.
 Plato. Menurut Plato, pendidikan adalah membina yang sadar dalam melaksanakan aspek
kehidupan. Pendidikan yang ideal harus di dasarkan pada faham, kemauan dan akal.
 Menurut Aristoteles pendidikan adalah bentuk kebiasaan pada tingkat pendidikan usia
muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Pendidikan perkembangan
merupakan titik pusat perhatian dengan filsafat sebagai alat untuk pencapaiannya.
- Aliran Essensialisme
 William C. Bagley, ia meyakini bahwa fungsi utama dari pendidikan adalah dengan
menyampaikan warisan budaya yang diterapkan kepada generaasi muda yang akan datang.
 Johann Henrich Pestalozzi, ia mempercayai bahwa sifat-sifat alam itu tercerminpada
manusia, sehingga pada diri manusia terdapat kemampuan-kemampuaan yang sewajarnya.
 Frederich Breden, ia berpendapat bahwa pendidikan esensialisme ini lebih mementingkan
apa yang mendukung seorang siswa untuk memilih apa yang penting baginya.
- Aliran Rekontruksionisme
 George Counts (1889-1974). George Counts mengembangkan pendekatan baru terhadap
pendidikan. Pokok pikiran George Counts yaitu mengajak para pendidik untuk membuang
mentaliatas budak, agar berhati-hati dalam mengumpulkan kekuatan dan berjuang
membentuk sebuah tatanan sosial baru yang didasarkan pada sistem ekonomi kolektif dan
juga prinsip demokratis.
 Caroline Pratt (1867-1954). Caroline Praty mengungkapkan idenya dari Friedrich Froebel
tentang sesuatu yang bisa memberikan anak-anak kesempatan untuk mewakili dunia
mereka. Ia juga merancang sebuah unit blok yang menjadi bahan dasar di sekolah yang ada
di Amerika Serikat.
 Paulo Freire (1921-1997). Ide-idenya tentang pendidikan dan menganalisis masalah
pendidikan yang berkaitan dengan politik pemerintah yang menjadikan masyarakat bawah
sebagai kaum yang tertindas. Tujuan pendidikan tersebut adalah penyadaran, bukan teknik
untuk menyalurkan atau untuk pelatihan ketrampilan, melainkan merupakan proses dialogis
yang mengantarkan seseorang secara bersama dalam memecahkan masalah eksistensial
mereka.
2. Menurut saya berdasarkan penjelasan diatas diatas:
- Aliran Perenialisme ialah Aliran filsafat yang berkembang dari kepercayaan zaman kuno
sebagai dasarnya.
- Aliran eksistensialisme adalah aliran filsafat yang berpusat khusus pada individu tanpa
memikirkan yang benar atau salah.
- Aliran rekontruksionisme yaitu aliran filsafat yang bertujuan merubah pola susunan dari yang
lama menjadi yang lebih baru.
3. Jauh pada tahun 1930-an, dunia mengalami krisis yang sangat hebat, yaitu krisis ekonomi yang
tidak hentinya terus merongrong perekonomian dunia. Sistem ekonomi kapitalis telah
meningkatkan sikap egosentris masyarakat dunia. Masa krisis dunia bukan hanya terjadi pada era
modern seperti saat ini, yang tengah gencarnya menghantui setiap penjuru dunia. Tidak ubahnya
dengan sebuah politik, dalam ekonomi kapitalis tidak lagi mengenal siapa teman sejati dan siapa
musuh yang sejati. Sistem kapitalis telah menumbuhkan sikap kesombongan negara-negara yang
merasa memiliki sistem perekonomian di atas atau yang disebut dengan negara-negara maju.
Kesombongan-kesombongan itu antara lain adalah kesombongan sikap dari sebuah negara yang
notabene dianggap sebagai polisi dunia yaitu Amerika Serikat. Amerika merasa sanggup hidup
dengan perekonomian sendiri, hingga akhirnya defisit perdagangan Amerika mulai terasa sejak
menjadi elemen penting ekonomi dunia pada awal abad ke-17. Antara tahun 1990 sampai tahun
2000 defisit perdagangan Amerika dari 100 miliar naik menjadi 450 miliar.[4] Krisis yang terjadi
di Amerika tersebut secara otomatis juga telah menjadi krisis bagi dunia. Sedangkan krisis yang
terjadi pada tahun 1930-an pada saat itu juga merupakan sebuah krisis ekonomi dunia yang
menyebabkan terjadinya depresi dunia sehingga menyebabkan lumpuhnya bangsa-bangsa kapitalis
secara ekonomi. Adanya krisis ini akhirnya berdampak pula kepada pendidikan. Krisis inilah yang
melatarbelakangi munculnya aliran rekonstruksionisme yang bertujuan untuk dapat berusaha
merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern.

Daftar Pustaka:
1. Kompasiana.com
2. http://ipmawanku.blogspot.com/

Pertemuan: 7 LEMBARAN KERJA 6 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
FBS – UNIMED
Senin, 19 Okt. 2020

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Pandangan Filsafat Pancasila tentang manusia, masyarakat, Pendidikan dan nilai.
Indikator Capaian: Dapat menggali dan menganalisis konsep Pandangan Filsafat Pancasila tentang
manusia, masyarakat, Pendidikan dan nilai.
Soal:
1. Diskripsikan Pandangan Filsafat Pancasila tentang :
- manusia,
- masyarakat
- Pendidikan dan
- Nilai
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas(no.1)!
3. Deskripsikan Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia?

Jawaban:

1. - Pandangan filsafat pancasila tentang manusia: Kodrat manusia merupakan keseluruhan sifat-
sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami, kekuasaan, bekal disposisi yang melekat
pada kebaradaan/eksistensi manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan
Tuhan YME. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki
kemampuan-kemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Derajat manusia adalah tingkat
kedudukan atau martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki bakat, kodrat,
kebebasan hak, dan kewajiban asasi.
- Pandangan filsafat pancasila tentang masyarakat: Nilai yang terkandung dalam Pancasila,
Nilai-nilai itulah sebagai ciri kepribadian masyarakat-bangsa dan negara Indonesia. Rakyat
Indonesia adalah keseluruhan jumlah semua orang, warga dalam lingkungan negara Indonesia.
Hakekat rakyat Indonesia adalah pilar negara dan yang berdaulat. Segala sesuatu yang merupakan
hak dalam hubungan hidup kemanusiaan yang mencakup hubungan antara negara dengan warga
negara, hubungan negara dengan negara, dan hubungan antar sesama warga negara yang
dinamakan adil (Surajiyo, 2008).
- Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
- Pandangan filsafat pancasila tentang nilai: Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk
mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan sumber nilai bagi bangsa
Indonesia. Menurut Kaelan, 2000, (dalam Surajiyo, 2008, 161) menjelaskan bahwa Pancasila
merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta
asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Berdasarkan pendapat saya:


- Pandangan filsafat pancasila terhadap manusia yaitu derajat manusia adalah tingkat kedudukan
atau martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki bakat, kodrat, kebebasan
hak, dan kewajiban asasi.
- Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang mendiami suatu daerah.
- Pendidikan tentunya harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, sehingga dengan demikian
baik isi
pendidikan maupun cara-cara pembelajarannya dipilih, diturunkan dan dilaksanakan dengan
mengacu
kepada dasar dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
- Nilai yang terkandung dalam Pancasila, Nilai-nilai itulah sebagai ciri kepribadian masyarakat-
bangsa dan negara Indonesia.

3. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta filsafat hidup bangsa Indonesia, pada hakekatnya
merupakan suatu nilai dasar yang bersifat fundamental, sistematis, dan holistik. Sila per sila yang
tersusun adalah satu kesatuan yang bulat, utuh dan hirarkis, sehingga dapat diartikan sebagai suatu
sistem filsafat.

Daftar Pustaka:
1. http://yohaneshutauruk.blogspot.com/
2. neraca.co.id

Pertemuan: 8 LEMBARAN KERJA 7 NILAI


MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
FBS – UNIMED
Senin, 26 Okt. 2020

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Pandangan Filsafat Pancasila terhadap system Pendidikan Nasional.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep Filsafat Pancasila terhadap system
Pendidikan Nasional
Soal:
1. Diskripsikan Pandangan Filsafat Pancasila terhadap system Pendidikan Nasional :
2. Simpulkan mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas(no.1)!
3. Deskripsikan Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia!
4. Wujud sistem sosial-kebudayaan Pancasila dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu :
(1) Sistem nilai (2) Sistem social, dan (3) Wujud fisik. Jelaskan maksudnya!

Jawaban:

1. Pandangan filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan nasional terdapat pada acuan
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 hasil amandemen 2002 yaitu :
 Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
 Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
2. Menurut pendapat saya, filsafat pancasila dalam sistem Pendidikan Nasional, lebih
mengutamakan tindakan dari pemerintah dan Negara untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Dan warga Negara cukup menjalani kewajiban untuk mengikutin pendidikan dasar.

3. Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta filsafat hidup bangsa Indonesia, pada hakekatnya
merupakan suatu nilai dasar yang bersifat fundamental, sistematis, dan holistik. Sila per sila
yang tersusun adalah satu kesatuan yang bulat, utuh, dan hirarkis, sehingga dapat
diartikan sebagai suatu sistem filsafat.

4. - Pancasila sebagai sistem nilai artinya mengandung serangkaian nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan yang merupakan satu kesatuan utuh dan sistematis
- Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai tata sosial dan tata laku manusia.
Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah Negara pancasila ke dalam
segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara
Daftar Pustaka:
1. kompas.com

Pertemuan: 10 LEMBARAN KERJA 9 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 09 Nov. 2020 FBS – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza
Dr. Irwandy, M.Pd NIM : 2201131001
Materi: Hakekat Pendidikan.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mereview dan memvalidasi Hakekat Pendidikan di
Indonesia.
Soal:
1. Kritisilah penyelenggaraan Pendidikan kita dewasa ini secara menyeluruh
berdasarkan UUD 1945.
2. Mengapa pendidikan nasional berkaitan dengan kebudayaan?
3. Buatlah saran/ide saudara penyelenggaraan Pendidikan yang seperti apa yang dapat
mengayomi anak bangsa kita.
(Misalnya : Pemerataan Pendidikan; Seleksi mahasiswa baru; Kesempatan belajar bagi
anak berkebutuhan khusus; dan sebagainya)

Jawaban:

1. Salah satu prinsip gerakan reformasi dalam pendidikan adalah pendidikan diselenggarakan
dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta mereka dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan masa depan adalah pelaksanaan pendidikan
berbasis sekolah atau madrasah pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, serta otonomi
perguruan tinggi pada tingkat pendidikan tinggi.

2. Pendidikan dan kebudayaan saling terkait, yaitu dengan pendidikan bisa membentuk manusia
atau insan yang berbudaya, dan dengan budaya pula bisa menuntun manusia untuk hidup yang
sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.

3. - Pembangunan gedung sekolah secara merata


- Pembagian buku pelajaran secara gratis
- Program pembagian peralatan sekolah secara gratis
- Pemenuhan kebutuhan guru diberbagai pelosok daerah
- Peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolah

Daftar Pustaka:
1. core.ac.uk
2. kompasiana.com

Pertemuan: 11 LEMBARAN KERJA 10 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 16 Nov. 2020 FBS – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza
Dr. Irwandy,M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Hakekat Manusia.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan mensimulasikan skenario
hakekat manusia.
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Hakekat Pendidikan ?
2. Mengapa pendidikan selalu memperhatikan perkembangan manusia?
3. Simpulkan Hakekat Pendidikan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
4. Sebutkan landasan yang menjadi hakikat dari bentuk penyelanggaraan Pendidikan di
Negara kesatuan Republik Indonesia.
5. Kemukakan alasan filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntunan nasional adalah
Jawaban:

1. - Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) merumuskan


pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam selaras dengan alam dan masyarakatnya”
- Darmaningtyas mengatakan tentang difinisi pendidikan yaitu pendidikan sebagai usaha dasar
dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.
- Ahmad D. Marimba, Education is guidace manner conscius by to teach toward change bodily
and spiritual natalis clestiny formend personality who excellent(Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama).

2. Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses memanusiakan manusia (humanizing human


being). Karena itu, semua yang ada dalam praktek pendidikan mestinya selalu memperhatikan
hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah, sebagai mahkluk individu yang khas, dan
sebagai mahluk sosial yang hidup dalam realitas sosial yang majemuk. Untuk itu, pemahaman yang
utuh tentang karakter manusia wajib dilakukan sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Namun
demikian, dalam realitasnya banyak praktek pendidikan yang tidak sesuai dengan misi tersebut.

3. Hakekat pendidikan adalah proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek didik
untuk mencapai tujuan

4. Landasan Pendidikan di Indonesia


 Landasan Filosofis.
 Landasan sosiologis.
 Landasan Kultural.
 Landasan psikologis.
 Landasan Ilmiah dan Teknologis.
 Landasan Yuridis.
 Landasan religius.

5. Alasan Filsafat Pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional, karena Filsafat pendidikan
Pancasila merupakan sub sistem dari sistem negara yang merupakan perwujudan nilai dan jiwa
pancasila yang dapat melestarikan kebudayaan, martabat dan kepribadian bangsa dan Negara.

Daftar Pustaka:
1. Kompasiana.com
2. Slideshare.net

Pertemuan: 12 LEMBARAN KERJA 11 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 13 Nov. 2020 FBS – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza
Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Hakekat masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan mensimulasikan skenario
Hakekat masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar.
Soal:
1. Diskripsikan serta sinkronisasikan Hakekat masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik,
dan pembelajar!
2. Buatlah Formulasi (Peta konsep) hubungan masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik,
dan pembelajar dalam kaitannya dengan Pendidikan Nasional!
3. Jelaskan masing-masing komponen secara jelas dan ringkas (soal No, 2).

Jawaban:

1. - Hakekat masyarakat
Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat
berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antar aksi.
- Peserta didik
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten
menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
- Pendidik
Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai
kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

2.
PENDIDIKAN NASIONAL

Masyarakat Peserta Didik Pendidik Pembelajar

3. Manusia butuh belajar agar dia bisa menggunakan seluruh potensinya sehingga bermanfaat bagi
kehidupan diri dan lingkungan. Aktifitas belajar memungkin manusia menciptakan tata kehidupan
dunia yang beradab yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
Daftar Pustaka:
1. simbolonbermanhot.blogspot.com

Pertemuan: 13 LEMBARAN KERJA 12 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 30 Nov. 2020 FBS – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Hakekat masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan mensimulasikan skenario
Hakekat masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar.
Soal:
1. Buatlah tulisan singkat (Maksimal 5 Halaman) tentang topic Hakekat
masyarakat,Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar
2. Tulisan disertai dengan Literatur dan/atau Jurnal 3 tahun terakhir.
Jawaban:

1. Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus
pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata
pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Seorang pendidik mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya sebagai seorang
pendidik. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ghazali bahwa” tugas pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan serta membawa hati manusia untuk Taqarrub
kepada Allah.
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini,
maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu,
bimbingan dan pengarahan.
Sedangkan masyarakat adalah suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri
sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap
untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah
geografls tertentu, kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun
temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, suatu ke orang yang
mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota anggotanya secara
bersama dalam keselurühan yang terorganisasi.
Karakteristik pendidik dan peserta didik adalah norma atau kaidah yang mengatur hubungan dan
interaksi pendidik dan peserta didik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat sehingga
pendidik dan peserta didik dapat memahami posisinya secara benar. Kode etik tersebut merupakan
aturan yang semestinya dipatuhi oleh kedua unsur dalam pendidikan yaitu pendidik dan peserta
didik sehingga proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan
dapat tercapai maksimal.
Daftar Pustaka:
1. http://akademik.uhn.ac.id/

Pertemuan: 14 LEMBARAN KERJA 13 NILAI


MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN
Hari / Tanggal :
Prodi Prodi Bahasa Prancis
Senin, 07 Des. 2020 FBS – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Nur Faiza


Dr. Irwandy, M.Pd. NIM : 2201131001
Materi: Landasan dan Azas-azas pendidikn serta pembelajaran berbasis hybrid dan blended.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mengelaborasi, dan mengidentifikasi Landasan dan
Azas-azas pendidikan serta pembelajaran berbasis hybrid dan blended..
Soal:
1. Berdasarkan pada azas-azas penddikan, terdapat konsep belejar sepanjang hayat.
Bagaimana konsep belajar sepanjang hayat tersebut?
2. Seorang guru sebagai pendidik perlu memahami landasan-landasan Pendidikan
mengapa demikian.
3. Mengapa terjadi penyempurnaan dari KBK ke KTSP lanjut ke K-13,
kemudiandikembangkan dengan model pembelajaran hybrid/blended? Buat alasan serta
rujukannya!
4. Deskripsikan secara luas tetapi ringkas manfaat model pembelajaran hybrid/blended?.
Jawaban:

1. Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah
bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih
dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu
lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu
yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar
sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning).
Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu
diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile
atau pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di
lingkungannya.

2. Karena pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya
akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan,
sehingga praktek pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan pembangunan.

3. Dalam waktu dua tahun, sosialisasi KBK dan Sistem Penialainnya memang belum cukup.
Kebingungan dan kegamangan masih tampak dirasakan oleh guru dan kelompok MGMP tentang
KBK dan Sistem Penilaiannya. Keadaan ini makin “diperparah” dengan diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Nomor
22 dan 23 Tahun 2006. Anan (2008) menyatakan bahwa penyebab berubahnya KBK ke KTSP
adalah KBK tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena berbagai faktor sebagai berikut.
a. Konsep KBK belum dipahami secara benar oleh guru.
b. Draft kurikulum yang terus-menerus mengalami perubahan.
c. Belum adanya panduan strategi pembelajaran yang mumpuni (mayoritas masih berbasis materi),
yang bisa dipakai pegangan guru ketika akan menjalankan tugas instruksional bagi siswanya.
Dengan demikian KTSP sebenarnya KBK yang telah dilaksanakan berdasarkan kurikulum 2004,
hanya telah mengalami penyempurnaan dengan tujuan agar kelemahan dan kekurangan yang
terdapat dalam KBK bisa ditanggulangi, baik pada tataran perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.KTSP lebih sederhana dan memberikan keleluasaan guru untuk berimprovisasi dalam
praktik kegiatan belajar dan mengajar. Visi KSTP masih mengedepankan kompetensi siswa yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah atau sekolah tertentu.
Pada tahun ajaran baru 2013/2014 pemerintah menetapkan diberlakukannya kurikulum baru
yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP. Penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari
melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Sisdiknas, 2012).

4. Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media
dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai
sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu
sebagai elemen dari interaksi sosial.

Daftar Pustaka:
1. http://linda-haffandi.blogspot.com/
2. http://duniarosi.blogspot.com/
3. https://sevima.com/

Anda mungkin juga menyukai