Soal:
1. Buatlah bagan (peta konsep) Filsafat Pendidikan sebagai suatu system!
2. Deskripsikan keterkaitan antara sub-sub system yang terdapat pada soal No.1
3. Rancanglah suatu Bagan sederhana menurut Saudara dengan alasan berdasarkan Teori-
Teori Pendidikan.
4. Jelaskan hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan?
5. Kemukakan unsur-unsur filsafat yang melekat pada Pendidikan?
6. Diskripsikan mengapa manusia perlu berfilsafat?
7. Sebutkan beberapa persoalan yag harus dijawab dalam filsafat.
Jawaban :
1. FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
2. Keterkaitan antara sub-sub sistem yang terdapat pada no. 1 adalah Filsafat merupakan hasil
pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan.
Kedudukan Filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-
fondasi pendidikan. Filsafat Pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat, merumuskan metode praktik
pendidikan atau proses pendidikan yang menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Filsafat Pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan.
Filsafat Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem pendidikan karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
1
3. Bagan Teori-Teori Pendidikan
MACAM-MACAM TEORI
PENDIDIKAN
TEORI BELAJAR
KOGNITIVME
5. Unsur-Unsur Filsafat:
i. Ontologi
ii. Epistemologi
iii. Axiologi
Unsur-Unsur pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
i. Subyek yang dibimbing (peserta didik)
ii. Orang yang membimbing (pendidik)
iii. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
iv. Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
v. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
vi. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
vii. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
6. Alasan manuia ber Filsafat ialah Kekaguman atau keheranan, keraguan atau kesangsian, dan
kesadaran akan keterbatasan merupakan 3 hal yang mendorong manusia utuk berfilsafat.
Plato (filsuf Yunani, guru dari Aristoteles ) menyatakan bahwa : Mata kita memberi
pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan
kepada kita untuk meyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda dengan
Plato; Agustinus dan Rene Descartes beranggapan lain. Menurut mereka, berfilsafat itu
bukan dimulai dari kekaguman atau keheranan, tetapi sumber utama mereka berfilsafat
dimulai dari keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan mulai
berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya yang sedang keheranan?
Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam,
menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara
2
mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat.
Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada
dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada saat
mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu
manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu
yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang hakiki.
Daftar Pustaka:
• https://www.zilfaroni.web.id/2012/05/mengapa-manusia-
berfilsafat.html?m=1#:~:text=Bagi%20manusia%2C%20berfilsafat%20dapat%20juga,aka
n%20keterbatasannya%20itu%20manusia%20berfilsafat
• Abdullah, Idi. dan Jalaluddin. 2017. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Depok: RajaGrafindo Persada.
3
4