Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP ILMU PENDIDIKAN

Aditiya Mufida Azzahro1, Mutia Hafidz Khoiriya2, Rahma Hanatul Ummah3, Zaini
Fasya4
123
Mahasiwa Prodi TIPS FTIK UIN SATU Tulungagung 4Dosen Pengampu Dasar-Dasar
Pendidikan, kaprodi S2 PGMI pascasarjana, UIN SATU TULUNGAGUNG
aditiyamufidaazzahro@gmail.com 1 mutiakhoiriya123@gmail.com 2
rahmahanatulummah@gmail.com 3 zainifasya045@gmail.com 4

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang fungsi filsafat pendidikan dalam ilmu pendidikan. Filsafat
merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau tidak, nampaknya dapat
mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh
harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki
hidup. Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan hakekat manusia dan
berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu,
yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk
menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun
dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya. Filsafat ilmu
pendidikan adalah cabang filsafat yang membahas tentang dasar-dasar, prinsip-prinsip, dan tujuan dari
pendidikan. Fungsi filsafat ilmu pendidikan sangat penting dalam mengembangkan pemahaman dan
praktik pendidikan yang efektif. Abstrak ini akan menjelaskan beberapa fungsi penting dari filsafat
ilmu pendidikan.
Kata kunci: Filsafat, Pendidikan, Ilmu

Abstract: This paper discusses the function of educational philosophy in educational science.
Philosophy is a reference for improving the quality of education. Whether we realize it or not, it seems
that it can affect the current situation and condition. We place all our hopes on education, because we
are aware that only through education can we improve our lives. Humans can’t be separated from the
reach of his mind which characterizes human nature and thinks that he becomes a human being, and
then science develops from curiosity, which is a human characteristic. Science is a special human
effort to reveal reality, so as to enable humans to communicate with each other, build dialogue by
recognizing others, and increase their human dignity. Philosophy of education is a branch of
philosophy that discusses the basics, principles, and goals of education. The function of educational
philosophy is very important in developing understanding and effective educational practice. This
abstract will explain some of the important functions of the philosophy of education.
Keyword: Philosopy, Education, Science

1
A. Pendahuluan
Seiring dengan sifat manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
berpikirnya yang menjadi ciri khasnya sebagai manusia, Dr. Anton Bakker dan Drs.
Achmad Charris Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan tumbuh dari rasa ingin tahu manusia. Ilmu pengetahuan
merupakan usaha manusia untuk mengungkap realitas dan memungkinkan
komunikasi antarmanusia, pembangunan dialog, pengakuan terhadap orang lain, serta
peningkatan martabat kemanusiaannya. Selain itu, manusia juga memiliki kebutuhan
yang lebih dalam untuk menemukan tata susunan yang sebenarnya dalam kenyataan.
Berbeda dengan makhluk lain yang memiliki hubungan alamiah dengan alam dan
hanya tunduk pada kekuasaannya, hubungan manusia dengan alam melibatkan upaya
dan usaha untuk hidup secara manusiawi.
Deskripsi ini menunjukkan bahwa ketika manusia mempertimbangkan
kemajuannya, aspek kemanusiaannya menjadi jelas dalam berpikir. Kemajuan adalah
tanda bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri agar besok lebih
baik daripada hari ini, seperti dalam pendidikan. Pendidikan tidak akan maju jika
hanya diterima apa adanya, tetapi perlu diperbaiki melalui upaya berpikir yang
mendalam. Dengan memahami filsafat dengan baik, seseorang dapat secara konsisten
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajari. Filsafat memeriksa dan
mempertimbangkan hakikat segala sesuatu secara menyeluruh, sistematis, terpadu,
universal, dan radikal sehingga menjadi pedoman dan arah dari perkembangan ilmu
yang relevan. Oleh karena itu, untuk mendukung pendidikan yang optimal, beberapa
teori menjadi acuan dalam menopang terselenggaranya pendidikan yang maksimal.
Masyarakat zaman modern saat ini telah meyakini tentang eksistensi
pendidikan dari yang sifatnya unum sampai kepada yang khusus. Keyakinan ini
makin hari diperkuat dengan berkembangnya metode pengukuran dan cara analisa
yang dapat dipecaya untuk menghasilkan data yang dipercaya pula. Dengan bahasa
ilmiah lazim dikatakan “Apa yang ada itu dapat dihayati karena dapat diukur”
Keterangan ini membutuhkan pemikiran yang mendalam untuk dapat
ditetapkan arah yang seharusnya diupayakan penerapannya. Dari berbagai upaya
yang diterapkan oleh segenap pakar pendidikan terhadap kemajuan pendidikan,

2
namun kenyataannya selalu ber-evolusi., artinya selalu ada peningkatan pemahaman
yang lebih kongkrit untuk dipahami bersama., dan makin maju peradaban manusia,
maka selalu dibarengi dengan cara berfikir yang semakin kritis., dan pemikiran kritis
inilah mengantar filsafat pendidikan mendapatkan jatidirinya sebagai disiplin ilmu
yang mengantar segenap para ilmuan untuk memperoleh hasil maksimal., yang
dalam hal ini argument-argumen agama sebagai acuan untuk diuji kebenarannya
melalui pemikiran mendalam yang pada gilirannya menghasilkan sesuatu yang
sangat berguna bagi kesejahteraan manusia.
Masalah pokok yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu bagaimana
kegunaan Fungsi Filsafat Pendidikan terhadap Ilmu Pendidikan

B. Kajian Teori
Fungsi filsafat pendidikan melibatkan pemahaman dan penelitian tentang
tujuan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip dasar pendidikan. Kajian teori tentang fungsi
filsafat pendidikan menguraikan konsep-konsep filosofis yang relevan dengan
pendidikan dan bagaimana filsafat dapat memberikan panduan bagi praktik
pendidikan. Berikut ini beberapa kajian teori yang terkait dengan fungsi filsafat
pendidikan:
1. Penentuan Tujuan Pendidikan: Filsafat pendidikan membantu dalam menentukan
tujuan-tujuan pendidikan yang berarti dan signifikan. Kajian teori dalam hal ini
mencoba untuk mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan yang harus dicapai
melalui pendidikan, seperti pengembangan pribadi, pemahaman etika,
keterampilan kritis, atau pemberdayaan masyarakat.
2. Justifikasi Pendidikan: Filsafat pendidikan memberikan landasan teoritis untuk
membenarkan dan mengkritisi sistem pendidikan yang ada. Melalui kajian teori,
filsuf pendidikan berusaha memahami asumsi-asumsi filosofis yang mendasari
praktik pendidikan dan mencari justifikasi rasional untuk metode dan kurikulum
yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Pengembangan Kurikulum: Filsafat pendidikan dapat memberikan panduan
dalam pengembangan kurikulum. Kajian teori dalam hal ini melibatkan refleksi
filosofis tentang apa yang seharusnya dipelajari, bagaimana materi tersebut harus

3
disajikan, dan metode pengajaran yang paling efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.
4. Etika Pendidikan: Filsafat pendidikan juga berkaitan dengan etika dan moralitas
dalam pendidikan. Kajian teori ini berusaha memahami pertanyaan-pertanyaan
etis yang muncul dalam konteks pendidikan, seperti tanggung jawab guru
terhadap siswa, keadilan pendidikan, atau hak individu dalam proses pendidikan.
5. Analisis Konseptual: Kajian teori filsafat pendidikan juga mencakup analisis
konseptual terkait dengan istilah-istilah dan konsep-konsep pendidikan. Filsuf
pendidikan melakukan kajian mendalam tentang konsep-konsep seperti
pendidikan, pembelajaran, kebebasan, otoritas, atau penilaian, dan berupaya
memberikan klarifikasi dan pemahaman yang lebih baik tentang makna dan
implikasinya.
Kajian teori tentang fungsi filsafat ilmu pendidikan membahas peran dan
kontribusi filsafat dalam memahami sifat, tujuan, dan metode ilmu pendidikan.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipertimbangkan dalam kajian teori
tentang fungsi filsafat ilmu pendidikan:
1. Dasar Epistemologis: Filsafat ilmu pendidikan mempertanyakan dasar
epistemologis pengetahuan dan metode ilmiah yang digunakan dalam
pendidikan. Kajian teori ini melibatkan pemeriksaan pandangan tentang sumber
pengetahuan, proses penelitian, dan hubungan antara teori dan praktek dalam
konteks pendidikan.
2. Konseptualisasi Ilmu Pendidikan: Kajian teori filsafat ilmu pendidikan mencoba
untuk memahami konsep dan kategori yang terkait dengan ilmu pendidikan. Ini
melibatkan analisis konseptual tentang istilah seperti pembelajaran, pengajaran,
kurikulum, evaluasi, dan pengembangan profesional guru.
3. Metodologi Penelitian: Filsafat ilmu pendidikan juga membahas metodologi
penelitian yang digunakan dalam mempelajari fenomena pendidikan. Kajian teori
dalam hal ini mengeksplorasi pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif,
epistemologi subjektif dan objektif, serta aspek etika dalam penelitian
pendidikan.

4
4. Refleksi Praktik Pendidikan: Filsafat ilmu pendidikan berperan penting dalam
merangsang refleksi kritis terhadap praktik pendidikan. Kajian teori ini
melibatkan pemeriksaan asumsi, nilai-nilai, dan pemikiran filosofis yang
mendasari pendekatan pendidikan yang digunakan dalam konteks sosial dan
budaya yang lebih luas.
5. Konstruksi Pengetahuan dan Kurikulum: Filsafat ilmu pendidikan
mempertanyakan cara konstruksi pengetahuan dan pengembangan kurikulum
dalam pendidikan. Kajian teori ini melibatkan refleksi tentang keberagaman
epistemologi dan teori pembelajaran serta peran mereka dalam merancang
kurikulum yang relevan dan efektif.

C. Pengertian dan Hubungan Filsafat dengan Pendidikan


1. Pengertian Filsafat Pendidikan
Secara umum, filsafat pendidikan merupakan bentuk pelaksanaan pandangan
falsafah dan kaidah-kaidah falsafah dalam bidang pendidikan yang
mencerminkan suatu bentuk dari pelaksanaan falsafah umum dan bertumpu
kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi
dasar falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara
praktis dan mudah diterapkan. Masalah filsafat umum antara lain yaitu tentang
hakikat hidup yang baik, hakikat manusia yang ingin menerima pendidikan,
hakikat masyarakat yang menjalani proses sosial, dan hakikat realitas akhir yang
ingin dicapai semua pengetahuan dan seluruh aspek pendidikan.
Menurut Kneller (dalam Sadulloh, 2008:72) filsafat pendidikan adalah
sebuah aplikasi filsafat spekulatif, preskriptif, dan analitik. Pada dasarnya,
filsafat dikatakan spekulasi karena berusaha membentuk teori-teori hakikat
masyarakat, membangun teori-teori hakikat manusia, serta hakikat dunia yang
amat bermanfaat dalam mengartikan data sebagai hasil penelitian sains yang
berbeda. Filsafat juga dikatakan bersifat preskriptif bila filsafat pendidikan
menentukan tujuantujuan yang harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan
cara-cara yang tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan. Selain
itu, filsafat pendidikan dikatakan analitik bila ingin menjelaskan pertanyaan-

5
pertanyaan spekulatif dan preskriptif seperti menguji rasionalitas yang berkaitan
dengan ideide atau gagasan-gagasan pendidikan, dan bagaimana konsistensinya
dengan gagasan lain.
Filsafat sendiri memiliki cabang-cabang ilmu pokok. Ontologi, epistemologi,
dan aksiologi adalah tiga bidang utama dalam filsafat yang mempelajari aspek-
aspek yang berbeda tentang realitas, pengetahuan, dan nilai-nilai. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang masing-masing bidang beserta referensi yang
mungkin dapat menjadi sumber lebih lanjut untuk studi mendalam.
1) Ontologi:
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang sifat dan struktur
realitas atau yang menjadi pertanyaan "Apa yang ada?". Ontologi mencoba
menjawab pertanyaan tentang eksistensi entitas, hubungan antara entitas, dan
sifat-sifat fundamental realitas. Dalam ontologi, filsuf mempelajari konsep
seperti substansi, atribut, hubungan, ruang, waktu, dan berbagai tingkat
keberadaan.1
2) Epistemologi:
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang sifat
pengetahuan atau yang menjadi pertanyaan "Bagaimana kita tahu?".
Epistemologi mencoba memahami asal-usul, sifat, batas, metode, dan
kebenaran pengetahuan. Filsuf epistemologi mempelajari masalah-masalah
seperti hubungan antara subjek dan objek pengetahuan, cara membenarkan
keyakinan, peran pengalaman, logika, serta isu-isu lain yang berkaitan
dengan pengetahuan manusia.
3) Aksiologi:
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang nilai atau yang
menjadi pertanyaan "Apa yang berharga?". Aksiologi mencoba memahami
sifat nilai, etika, estetika, dan pertimbangan nilai dalam tindakan manusia.
Filsuf aksiologi mempelajari teori-teori etika yang berbicara tentang tindakan
yang baik atau benar, teori estetika yang membahas tentang keindahan dan
kesenian, serta pertimbangan nilai-nilai dalam kehidupan manusia.

1
Loux, M. J. (2006). Metaphysics: A Contemporary Introduction. Routledge. Hlm. 27

6
2. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Kaitan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali,
sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Dapat
dikatakan bahwa filsafat pendidikan ialah kegiatan pemikiran terstruktur yang
menjadikan filsafat sebagai media dalam menyambungkan proses pendidikan,
menyusun, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin
dicapai. sehingga, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan,
dan pengalaman manusia.
Berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha; berfilsafat ialah
memikirkan dan memper-timbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik,
sedangkan mendidik ialah usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu dalam
kehidupan, dalam kepribadian manusia (Kilpatrik) . kegiatan mendidik adalah
mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan filsafat, dimulai dengan
generasi muda, untuk membimbing rakyat, membina nilai-nilai dan kepribadian
mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan melembagakannya
dalam kehidupan mereka.
Kaitan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat diketahui dari
pengertian filsafat itu sendiri yaitu salah satu cara pendekatan yang digunakan
oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan
menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metoda-metoda
ilmiah lainnya. Selain itu, fungsi filsafat juga memberikan arah agar teori
pendidikan yang telah berkembang oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan
menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata serta bermaksud untuk membimbing agar teori-teori dengan
pandangan filsafat pendidikan yang telah berkembang tersebut bisa diterapkan
dalam praktik kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang
juga berkembang dalam masyarakat.
Filsafat pendidikan termasuk ke dalam filsafat yang mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik. Selain hubungan fungsional tersebut,
antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat

7
suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saefullah dalam bukunya
antara Filsafat dan pendidikan, sebagai berikut ; filsafat pendidikan merupakan
bentuk dalam merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan dalam pendidikan,
konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsephakikat dan segi-segi
pendidikan serta moral pendidikannya, dan juga sebagai aktivitas merumuskan
sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran,
termasuk pola-pola akulturasi dan peran pendidikan dalam pembangunan
masyarakat dan negara.
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan filsafat, yaitu untuk membimbing
kearah kebijaksanaan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah
realisasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan
pendidikan sebagai wadah pembi-naan manusia yang telah melahirkan ilmu
pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan. Filsafat pendidikan
merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dari penjelasan di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan berikut; 1. filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara
pendekaatan yang dipakai dalam memecahkan problematikan; 2. filsafat
berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata; 3. filsafat pendidikan,
memiliki fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan
teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).

D. Filsafat Menyikapi Ilmu Pedidikan dan Fungsi Filsafat dalam Pendidikan


1. Filsafat dalam menyikapi ilmu pendidikan
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor
pencerahan peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati
hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk
meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang
diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak
dan batu zaman dulu sampai komputer zaman ini. Argumen ini menunjukkan

8
bahwa berpikir kritis pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam
mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Oleh karenanya untuk mendapatkan
pengetahuan, ilmu membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek
empiris. Asumsi ini perlu, sebab pernyataan asumtif inilah yang memberikan
arah dan landasan bagi kegiatan penelahan kita. Maka dengan itu sebuah
pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang
dikemukakaknya2
Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari
atau tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang
memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada
pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat
memperbaiki hidup. Memang seharusnya demikian, tetapi mengapa kehidupan
bangsa ini tidak juga mengalami perbaikan setelah lebih dari 60 tahun merayakan
kemerdekaannya. Mengapa pendidikan yang kita selenggarakan selama rentang
waktu itu, dengan biaya yang tentu saja tidak sedikit, belum juga mampu
mengangkat harkat dan martabat bangsa., dengan keadaan ini menggabarkan ada
masalah dengan pendidikan kita; itulah jawabannya. Sistem pendidikan kita
terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini dari berbagai permasalahan
hidup yang mengimpitnya.3
Dari keterangan ini terlihat jelas dan lebih terfokus terhadap sistem
pendidikan yang belum maksimal rumusannya, sehingga hampir setiap ada
pergantian pucuk pimpinan negara, pemikiran rumusan kurikulum juga
mengalami perobahan. Perobahan demi perobahan terus berlanjut yang arahnya
belum tuntas konsep satu dalam penerapannya untuk diimplementasikan
maksimal, muncul lagi konsep baru yang terjadi lagi pergantian nama yang
sampai saat ini dikenal kurikulum 2013. Artinya lain pimpinan lain pula

2
Sidigazalba, 1992 Sistematika Filsafat “pengantar kepada dunia filsafat” (Cet. Jakarta: Bulan
Bintang), h. 50
3
Sutrisno, dan Muhyidin Albarobis, tahun 2012 Pendidikan Islam ´berbasis problem social (Jakarta:
Ar-Ruzz Media, cetI)., h.15

9
konsepnya., dan disitulah peranan Filsafat untuk terus menerus melihat aspek
aspek yang kurang untuk disempurnakan.
Untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam beraktivitas sesuatu yang sangat
sulit kita lakukan, namun jika sekiranya para pemimpin ingin ikhlas dan
menjabarkan segenap programnya untuk kemajuan pendidikan, dapat dipastikan
bahwa bangsa ini akan maju selangkah dengan situasi pendidikan bangsa lain.
Kemajuan suatu pendidikan merupakan langkah awal menuju kemajuan di
bidang lainnya. Kemajuan-kemajuan bangsa bangsa yang terkemuka saat ini
bukan ditunjang dengan keadaan alamnya yang melimpah, tetapi sangat
ditunjang dengan kamajuan pendidikan manusianya. Baik itu Amerika, Jepang,
Jerman maupun bangsa bangsa di Eropa Timur lainnya. Memajukan suatu
pendidikan dampaknya bukan hanya terasa bagi individu yang bersangkutan,
namun dapat memberikan dampak yang positif terhadap segenap manusia yang
mempergunakannya.

2. Fungsi filsafat dalam ilmu pendidikan


Filsafat bukanlah hasil dari riset atau eksperimen. Benar atau salahnya tidak
mungkin diuji dengan fakta. Filsafat adalah hasil pemikiran. Maka pemikiran
pula yang akan menerima atau menolak9 Keterangan ini mengisyaratkan bahwa
filsafat adalah hasil pemikiran yang tentunya dalam proses peningkatan ilmu
terdapat klasifikasi, yang pro dan kontra. Pendapat yang mengatakan bahwa
filsafat itu adalah ilmu, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa filsafat itu
tidak terkait dengan ilmu.10 Menurut Alfred Whitehead sebagaimana yang
diungkapkan oleh Prof. Dr. HM. Rasjidi dalam bukunya Filsafat Agama “Banyak
orang berkata, bahwa agama dan ilmu tidak akan bertabrakan (clash), sebab
mereka mempunyai bidang yang berlainan”4
Gambaran pernyataan di atas, menunjukkan bahwa baik agama maupun
filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya memiliki tujuan yang
sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati. Agama yang dimaksud di sini
adalah agama “samawi”, yaitu agama yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi dan

4
HM., Rasjidi, Filsafat Agama 1978(Cet. IV, Jakarta: Bulan Bintang)., 152

10
Rasul-Nya.5 Walaupun antara kebenaran yang disajikan oleh agama mungkin
serupa dengan kebenaran yang dicapai oleh filsafat, tetapi tetap ada agama tidak
bisa disamakan dengan filsafat. Perbedaan ini disebabkan cara yang berbeda. Di
satu pihak agama ber-alat-kan kepercayaan, di lain pihak filsafat berdasarkan
penelitian yang menggunakan potensi manusiawi, dan meyakininya sebagai satu
satunya alat ukur kebenaran, yaitu akal manusia, namun demikian tidak mutlak
filsafat tidak bisa mengkaji agama untuk menemukan kebanaran-Nya.
Menyikapi masalah kebenaran dalam filsafat dan kebanaran Agama pada
umumnya dimaknai di satu sisi agama ber-alat-kan kepercayaan, di lain pihak
filsafat berdasarkan penelitian yang menggunakan potensi manusiawi, jika
kebenaran yang dibicarakan dengan mempergunakan alat yang sama seperti akal
manusia dan terdapat perbedaan yang gambarannya tidak bisa dipertemukan,
pada dasarnya hal yang kita cari dapat dikatakan bukan kebenaran. Karena
namanya kebenaran walaupun bagaimana wujudnya tetap mengandung makna
(kebenaran)., makna lain menurut Drs. H.M. Amir Said (almarhum), mengatakan
bahwa kalau dia memang berlian walaupun di dalam lumpur tetap menampakkan
cahaya aslinya. Artinya dalam membicarakan kebanaran pastilah wujudnya akan
nampak perbedaan dengan bukan kebenaran.
Kebenaran yang diwujudkan ajaran Agama dan hubungannya dengan
kebenaran Filsafat sukar untuk dipisahkan, jika hal kebenaran yang kita fikirkan
betul-betul kebenaran, karena kebenaran wujudnya sama, tidak berobah dan
bahkan sangat menyolok perbedaannya dengan yang namanya bukan kebenaran.
Arti dari perbedaan antara kebenaran dan bukan kebenaran ibarat siang dan
malam. Kecuali jika di-akali atau diserupakan, sehingga dia seakan
menampakkan suatu kebenaran, hal ini bisa terjadi jika pelakunya tidak dibarengi
dengan iman. Peranan iman-lah yang dapat mengantar suatu pesan untuk
dipikirkan lebih jauh dan menghasilkan suatu kebenaran yang bermanfaat dalam
bidang filsafat pendidikan.

E. Kesimpulan
5
HM. Amir Said, tahun 1996 Ceramah Ilmiah dengan Civitas Akademika STAIN Sultan Amai
Gorontalo

11
1. Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor
pencerahan peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan
menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan
dikembangkan manusia untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses penemuan dan
penerapan itulah yang menghasilan kapak dan batu zaman dulu sampai
komputer zaman ini. Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya
yang mencirikan hakekat manusia dan berpikirlan dia menjadi manusia,
dan selanjutnya Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khas manusia.
2. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat
menjadikan pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang
hakiki, dengan demikian diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir
kritis yang positif serta dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam
menghadapi segala permasalahan kehidupan. Ilmu pengetahuan
merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya
memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun
dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat
kemanusiaannya,
3. Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau
tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan
seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena
sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Memang
seharusnya demikian, tetapi mengapa kehidupan bangsa ini tidak juga mengalami
perbaikan setelah lebih dari 60 tahun merayakan kemerdekaannya. Mengapa
pendidikan yang kita selenggarakan selama rentang waktu itu, dengan biaya yang
tentu saja tidak sedikit, belum juga mampu mengangkat harkat dan martabat
bangsa., dengan keadaan ini menggabarkan ada masalah dengan pendidikan kita;

12
itulah jawabannya. Sistem pendidikan kita terbukti belum berhasil mengeluarkan
bangsa ini dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya
4. Kebenaran yang diwujudkan ajaran Agama dan hubungannya dengan kebenaran
Filsafat sukar untuk dipisahkan, jika hal kebenaran yang kita fikirkan betul-betul
kebenaran, karena kebenaran wujudnya sama, tidak berobah dan bahkan sangat
menyolok perbedaannya dengan yang namanya bukan kebenaran. Arti dari
perbedaan antara kebenaran dan bukan kebenaran ibarat siang dan malam.
Kecuali jika di-akali atau diserupakan, sehingga dia seakan menampakkan suatu
kebenaran, hal ini bisa terjadi jika pelakunya tidak dibarengi dengan iman.
Peranan iman-lah yang dapat mengantar suatu pesan untuk dipikirkan lebih jauh
dan menghasilkan suatu kebenaran yang bermanfaat dalam bidang filsafat
pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Anton Bakker dan Drs. Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian
Filsafat (Cet: I, Yogyakarta: Kanisius (anggota Ikapi), 1990), h. 12-13
Fasya, Zaini, Dasar-dasar Pendidikan, menginspirasi arah dan karakteristik
kajian ilmu pendidikan islam, Akademika Pusat, 2019
HM., Rasjidi, Filsafat Agama (Cet. IV, Jakarta: Bulan Bintang, 1978)., 152
HM. Amir Said, Ceramah Ilmiah dengan Civitas Akademika STAIN Sultan Amai
Gorontalo, Tahun 1996
Sidigazalba, Sistematika Filsafat “pengantar kepada dunia filsafat” (Cet.
Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 50

Sutrisno, dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam ´berbasis problem social


(Jakarta: Ar-Ruzz Media, cet I, 2012).h.15

Nomor Telepon

Mutia Hafidz Khoiriya: 081459024934


Aditiya Mufida Azzahro: 085850126982
Rahma Hanatul Ummah: 082331603382

14

Anda mungkin juga menyukai