Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Banyak pengertian –pengertian tentang filsafat atau defenisi-defenisi tentang

filsafat yang dikemukan oleh filsuf. Menurut Merriam- Webster dalam suparmo

(1984),secara harafiah filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya adalah

pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan umum dan kaidah-kaidah realitas serta

hakikat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti logika, estestika, moral dan

teori ilmu pengetahuaan. Semua filsuf membangun filsafat mereka berdasarkan pikiran

dan pengetahuan mereka, entah dari mana dan bagaimana pengetahuan itu diperoleh

menurut cara dan pandangan mereka.

Menurut Jalaluddin dan Abdullah idi1 filsafat disimpulkan sebagai ilmu pengetahuan

komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam

keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian diharapkan agar

manusia dapat mengerti dan memiliki pandangan yang menyeluruh dan sistematis

mengenai alam semesta dan tempat manusia didalamnya.

Perkembangan filsafat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu (pengetahuan)

dan teknologi bahkan dalam kemajuan dunia pendidikan termasuk Pendidikan sains

1
Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2011,”Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan”, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

1
salah satunya adalah pendidikan kimia sebagai suatu bidang ilmu alam yang dapat

diklasifikasikan ke dalam ilmu pendidikan dan sains. Sebagai ilmu pendidikan,

pendidikan sains bertujuan untuk mencapai pendidikan yang berhasil yaitu membangun

manusia secara utuh tidak hanya dalam hal pengetahuan tetapi juga karakter,

kepribadian yang berhubungan dengan tingkah laku dan sikap moral. Dalam pendidikan

sains, sains itu sendiri dipelajari dalam konteks pendidikan bukan sebagai ilmu murni

atau terapan. Jadi pembelajaran sains disini untuk mencapai tujuan pendidikan.

Filsafat ilmu dan sains memainkan peran penting dalam ilmu pendidikan sains,

dalam hal ini landasan pendidikan filsafat diperlukan dalam pendidikan kimia karena

ilmu filsafat memiliki peran untuk membangun konsep sains kimia untuk mencapai

tujuan pendidikan. Peran filsafat ilmu memberi pemahaman tentang pikiran para filsuf

atau tokoh-tokoh ilmu pendidikan.Peran pendidik/pengajar kimia adalah mengutamakan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya dalam hal pendidikannya baik secara

sosial maupun individual, memperlengkapi siswa dengan berbagai kompetensi dalam

bidang sains kimia. Pendidik atau pengajar perlu mengetahui dan memahami pikiran

para filsuf guna membangun dan mengembangkan teori ilmu pendidikan pada

zamannya untuk masa depan. Dari uraian diatas maka filsafat dan ilmu saling terkait

dalam hal ini mempunyai hubungan yang saling mengisi dan melengkapi

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan dalam makalah ini adalah

bagaimana peran filsafat membangun ilmu pendidikan sains kimia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Pendidikan

Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan

masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-

asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa

landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam

menentukan tujuan pendidikan adalah landasan filosofis, landasan sosiologis,

landasan psikologis, landasan teknologi dan landasan lainnya. Selanjutnya

landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput

masa depan. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu

bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.

Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar

utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.

B. Filsafat Pendidikan

Berdasarkan artikel Nopriawan2 Ada tiga karakteristik berpikir filsafat yakni:

1. Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya

mengenal ilmu hanya dari sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu

2
Asi, berkat, Nopriawan, http://www.kampus-digital.com/2017/02/filsafat-ilmu-pendidikan-kimia.html, 12 September 2017

4
hakekat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin

menempatkan hal-hal yang telah diketahui ke dalam suatu sistem yang

tertib ). Hal ini akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling

hebat. Di atas langit masih ada langit. contoh: Socrates menyatakan dia tidak

tahu apa-apa, menurutnya ilmu adalah pertanyaan. Profesor matematika

mengakui hanya mampu menguasai tidak lebih dari 2% dari ilmu matematika

(Marsigit, 2010).

2. Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu

benar. Mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan

kriteria tersebut dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar

sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar yang harus

dimulai dengan menentukan titik yang benar. Berpikir filsafat sebagai upaya

memperoleh kebenaran obyektif dan tidak memihak.

3. Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal

sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah

sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun pembuktiannya, sehingga

dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.

5
Berbagai pengertian Filsafat Pendidikan telah dikemukan oleh para ahli. Menurut

al-syahbani 3, Filsafat Pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur, yang

menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan

memadukan proses pendidikan. Artinya Filsafat Pendidikan dapat menjelaskan

nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk pengalaman

kemanusian merupakan faktor yang integral. Filsafat Pendidikan juga bisa

didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang

mengambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitik beratkan

pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari

filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara

praktis. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat.

Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana

pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakanpandangan

hidupmasyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan

pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar

yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok,

yakni

(1). Cita-cita masyarakat, dan

(2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.

3
Al-Syahbani, Omar Muhammad al-Toumy, 1979, “ Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta, Bulan Bintang

6
C. Landasan Filsafat Pendidikan Diperlukan Dalam Pengajaran Kimia

Landasan pendidikan filsafat diperlukan dalam pendidikan kimia karena ilmu

filsafat memiliki peran untuk membangun konsep sains kimia untuk mencapai

tujuan pendidikan. Peran filsafat ilmu memberi pemahaman tentang pikiran para

filsuf atau tokoh-tokoh ilmu pendidikan.Peran pendidik/pengajar kimia adalah

mengutamakan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya dalam hal

pendidikannya baik secara sosial maupun individual, memperlengkapi siswa

dengan berbagai kompetensi dalam bidang sains kimia. Pendidik atau pengajar

perlu mengetahui dan memahami pikiran para filsuf guna membangun dan

mengembangkan teori ilmu pendidikan pada zamannya untuk masa depan.

Misalnya saja sebelum sampai pada pembelajaran kimia ada kompetensi atau

pengetahuan awal peserta didik yang telah dikonstruksi sebelumnya. Tahap

awal yang perlu dikuasai peserta didik adalah mengenal objek pembelajaran

kimia. Objek pembelajaran kimia adalah materi, baik dalam wujud padat, cair

dan gas. Peserta didik perlu mengenal nama-nama materi yang mereka jumpai

sehari-hari. Pengalaman empirik, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui

panca indera ditekankan pada tahap ini. Contoh cara membangun pengetahuan

melalui pengalaman empirik, yaitu: Guru menggunakan gula sebagai objek

pembelajaran sains. Peserta didik membangun pengetahuan mereka dengan

mengamati gula tersebut. Misal, warna putih, bentuk kristal padat, rasa manis,

larut dalam air, bila dipanaskan melebur membentuk padatan warna cokelat.

Namun seringkali guru salah kaprah, pembelajaran sains malah belajar sosial

7
yang dibahas malah manfaatnya. Setelah mengenal contoh-contoh objek

pembelajaran sains, peserta didik perlu mengenal unsur-unsur kimia yang

terdapat di alam melalui pengamatan atau melalui referensi dan menguasai

simbol-simbol atau lambang-lambang unsur kimia. Pada tahap ini mereka mulai

membangun konsep bahwa segala jenis materi tersusun dari unsur-unsur kimia

yaitu atom-atom. Pada contoh gula tersebut mereka akan mulai mengidentifikasi

gula termasuk unsur apa. Melalui referensi mereka akan mulai membangun

konsep bahwa gula merupakan gabungan dari beberapa atom unsur, disini

mereka mengenal senyawa yang merupakan gabungan atom unsur-unsur. Pada

tahap ini peserta didik mulai berpikir kearah formal. Mereka mengetahui simbol

atau lambang kimia untuk gula. Mereka mampu memberi simbol untuk unsur-

unsur atau menyebutkan unsur-unsur berdasarkan simbol-simbol atau lambang-

lambang unsur. Selanjutnya peserta didik mampu berpikir formal dengan

melakukan analisis, membuat hipotesis, melakukan abstraksi dari pengamatan

dan eksperimen atau pembelajaran yang dilakukan. Pada pengamatan tentang

gula mereka sudah mampu menganalisis bagaimana atom-atom membentuk

senyawa gula. Contoh pembelajaran kimia membuktikan bahwa materi terdiri

dari atom-atom atau unsur-unsur dan senyawa. Misal, melakukan percobaan

Dalton adalah salah satu percobaan yang sederhana. Guru memberikan instruksi

mengenai prosedur pengamatan dan eksperimen. Peserta didik dapat

merancang sendiri percobaan dan melakukan sendiri eksperimennya dengan

pengetahuan dan konsep yang telah mereka kuasai

8
BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

1. Filsafat disimpulkan sebagai ilmu pengetahuan komprehensif yang berusaha

memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan ruang lingkup

pengalaman manusia

2. Perkembangan filsafat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu (pengetahuan)

dan teknologi bahkan dalam kemajuan dunia pendidikan termasuk Pendidikan

sains salah satunya adalah pendidikan kimia sebagai suatu bidang ilmu alam

yang dapat diklasifikasikan ke dalam ilmu pendidikan dan sains

3. Sebagai ilmu pendidikan, pendidikan sains bertujuan untuk mencapai pendidikan

yang berhasil yaitu membangun manusia secara utuh tidak hanya dalam hal

pengetahuan tetapi juga karakter, kepribadian yang berhubungan dengan

tingkah laku dan sikap moral.

4. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan,

prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat

mendidik.

5. Landasan pendidikan filsafat diperlukan dalam pendidikan kimia karena ilmu

filsafat memiliki peran untuk membangun konsep sains kimia untuk mencapai

tujuan pendidikan

9
DAFTAR RUJUKAN

1. Asi, berkat, Nopriawan, http://www.kampus-digital.com/2017/02/filsafat-ilmu-

pendidikan-kimia.html, 12 September 2017

2. Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2011,”Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan

Pendidikan”, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

3. Al-Syahbani, Omar Muhammad al-Toumy, 1979, “ Filsafat Pendidikan Islam”,

Jakarta, Bulan Bintang

10

Anda mungkin juga menyukai