Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN FILOSOFIS DAN IDEOLOGIS PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-dasar Pendidikan
Islam yang dibina oleh Dr. Ahmad Mubaligh,M.HI

Oleh :

Safira Naili Alkamala (19150095)

Aimmatul Arifah (19150109)

Fahima Al-Ulumi (19150111

Aisyah Qotrunnada (19150119

KELAS C

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA IBRAHIM MALANG

Maret, 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Rumusan Masalah … 3

1.3 Tujuan … 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Filosofis dan Landasan Ideologis Pendidikan … 4

2.2 Pembagian Aliran-aliran dalam Pendidikan … 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan … 9

3.2 Saran … 9

DAFTAR PUSTAKA … 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan terencana untuk memperoleh suatu


tujuan pengetahuan. Sedangkan disisi lain definisi pendidikan menurut sebagian
ahli patut dijadikan sebagai suatu bahan perdebatan. Pendidikan sendiri tidak
lepas dari kritik sebagai bagian dari eksistensi perkembangan pendidikan.

Perspektif mengenai pendidikan sendiri muncul dari berbagai lapisan.


Perbedaan perspektif tersebut memunculkan banyak pendapat yang berbeda-beda
serta muncul bermacam-macam aliran dalam pendidikan.

Dalam pendidikan kita akan mengenal istilah-istilah berupa landasan


filosofis, landasan ideologis dan landasan psikologis. Pada kesempatan ini,
Penulis akan membahas mengenai landasan filosofis dan landasan ideologis
pendidikan serta macam-macam aliran dalam pendidikan. Semua hal tersebut
akan dibahan dalam makalah penulis.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa pengertian Landasan Filosofis dan Landasan Ideologis Pendidikan?

b. Bagaimana Pembagian Macam-macam Aliran dalam Pendidikan?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui Pengertian dari Landasan Filosofis dan Landasan Ideologis


Pendidikan

b. Mengetahui Macam-macam aliran pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Filosofis dan Lancasan Psikologis Pendidikan


a. Landasan Filosofis Pendidikan

Landasan menurut KBBI dapat diartikan sebagai alas, dasar atau


tumpuan. Istilah landasan dapat diartikan juga sebagai fundasi. Dengan mengacu
arti dari istilah tersebut dapat dipahami bahwa landasan adalah suatu pijakan,
titik tumpu atau titik tolak, suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.

Filsafat berasal dari dua patah kata bahasa Yunani, yaitu philos dan
Sophia. Secara etimologis, philos berarti cinta sedangkan Sophia berarti
kebijaksanaan atau kepahaman yang mendalam. Jadi pengertian filsafat menurut
bahasa aslinya adalah “cinta terhadap kebiksanaan”. Berfilsafat berarti berfikir
secara radikal, atau merenung secara mendalam terhadap segala sesuatu secara
metodik, sistematik menyeluruh atau universal untuk mencari hakekat sesuatu.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Filsafat Pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara
mendalam sampai akar-akarnya mengenai pendidikan. 1 Landasan Filosofis
pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem
gagasan tentang pendidikan atau edukasi yang dijabarkan dari suatu sistem
gagasan filsafat umum yang diarahkan pada suatu aliran filsafat tertentu.
b.Landasan Ideologis
Ideologi berasal dari kata idea (inggris) gagasan atau pengertian.
Dan juga berasal dari kata kerja Yunani Oida (mengetahui, melihat dengan
budi). Kata logi berasal dari bahasa Yunani Logos (Pengetahuan). Jadi,
Ideologi mempunyai arti pengetahuan-pengetahuan tentang gagasan,

1
Abdul Kadir dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012), hal.95.

4
Pengetahuan ide-ide, dan ajaran-ajaran tentang pengertian dasar.2
Sisi Positif dan Negatif Ideologi
Ideologi bagi pengikutnya memiliki fungsi positif. Menurut Vago y
ang dikutip oleh Haidar Nashir, ideologi memiliki fungsi: (1) memberikan
legitimasi dan rasionalisasi terhadap perilaku dan hubungan-hubungan soc
ial dalam masyarakat; (2) sebagai dasar atau acuan pokok bagi solidaritas s
ocial dalam kehidupan kelompok atau masyarakat, (3) memberikan motiva
si bagi para individu mengenai pola-pola tindakan yang pasti dan harus dil
akukan.
Menurut golongan positivistic yang dikategorikan ideologi adalah segala p
enilaian etis, norma, teori-teori metafisik dan keagamaan.Semua yang termasuk id
eology itu merupakan keyakinan yang tidak ilmiah karena tidak rasional dan hany
a merupakan keyakinan subjektif.
Ideologi dalam arti netral adalah sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasa
r rohani sebuah gerakan kelompok social atau kebudayaan. Dalam hal ini, ideologi
tergantung isinya, jika isinya baik, maka ideology itu baik, begitu pula sebaliknya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang hanya menetapkan nilai-nilai dasar, sedang
penerjemahannya ke dalam tujuan dan norma-norma social/ politik selalu dapat di
pertanyakan dan disesuaikan dengan prinsip moral dan perkembangan cita-cita ma
syarakat.

2.2. Macam-macam Aliran Pendidikan


a. Aliran empirisme
Aliran ini menitik beratkan pada pengalaman atau pengaruh lingkungan
dari pada bakat alamiah (bawaan lahir) anak. Mereka (penganut aliran ini)
berpendapat bahwa bakat/kepribadian anak terbentuk dari pengaruh lingkungan
dan memandang manusia sebagai makhluk pasif yang dapat dimanipulasi.
Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis, karena
upaya pendidikan optimis hasilnya dapat mempengaruhi perkembangan anak,
sedangkan pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Beberapa lingkungan yang
berperan dalam proses pendidikan, diantaranya adalah lingkungan sekolah,
2
Bambang Satriya, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Surabaya: Nirmana Media Utama, 2019),
Hal. 136.

5
keluarga, dan masyarakat. Aliran ini dalam perkembangannya menjelma menjadi
aliran/teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James dan Large.

b.Aliran nativisme
Aliran ini adalah kebalikan dari aliran empirisme dimana perkembangan
individu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Sedangkan
lingkungan kurang brpengaruh dalam perkembangan kemampuan dan
pengetahuan anak.
Nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat/kepribadian baik, maka ia
akan menjadi baik. Begitupun sebaliknya. Pendidikan yang tidak sesuai dengan
bakat anak, tidak akan berpengaruh pada perkembangan anak.
Kaum nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat mrengubah
sifat-sifat pembawaan. Jadi, percuma mendidik anak untuk menjadi lebih baik,
karena jika pembawaannya sejak lahir jahat tidak akan bisa berubah menjadi baik.
Pandangan ini dikenal dengan pesimisme paedagogis, karena sangat pesimis
terhadap upaya dn hasil pendidikan.
Salah satu tokoh penganut aliran ini adalah Rosear yang berpendapat
bahwa manusia tidak dapat dididik. Tetapi pada dasarnya aliran ini masih
memungkinkan adanya pendidikan, yaitu pendidikan yang membiarkan anak
tumbuh berdasarkan pembawannya.

c.Aliran naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rosseau yang berpandangan bahwa sifat
bawaan baik atau buruk pada anak dapat berubah karena pengaruh lingkungan.
Naturalisme memiliki prinsip tentang proses pembelajaran, bahwa anak didik
belajar melalui pengalaman sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman
dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam diri secara alami.
Pendidik berperan sebagai fasilitator yang menydiakan lingkungan yang
kondusif bagi anak untuk tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh
bimbingan dan sugesti dari pendidik. Program pendidikan di sekolah harus
disesuaikan dengan minat bakat dengan menyedikan lingkungan belajar yang
berorientasi kepada pola belajar anak didik.

6
d.Aliran konvergensi
Aliran ini merupakan gabungan dari empirisme dan nativisme dimana
faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama berperan penting dalam
perkembangan anak. Anak yang baru lahir telah memiliki bakat baik dan buruk,
kemudian perkembangan selanjutnya akan ditentukan oleh pengaruh lingkungan.
Bakat bawaan tidak akan berkembang dengan baik jika lingkungannya tidak
mendukung.
Teori konvergensi memiliki tiga prinsip: 1) pendidikan mungkin untuk
dilakukan semua orang, 2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang
diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik
dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik, dan 3) hasil pendidikan
tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
Intinya dalam teori ini proses pendidikan ialah hasil keja sama dari faktor-
faktor yang dibawa ketika lahir dengan lingkungan. Tokoh dalam teori ini adalah
William Stern.
e. Aliran progresivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini memandang peserta didik
sebagai seorang yang mempunyai akal dan kecerdasan. Hal ini ditunjukkan
melalui fakta bahwa masing-masing manusia memilki kemampuan. Manusia
memilki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai
bekal mengahadapi berbagai masalah. Kecerdasaan ini perlu dikembangkan
melalui proses pendidikan. Dimana peserta didik diberi kesempatan untuk bebas
dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang
berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di
luar sekolah.
Pengembangan kurikulum pendidikan progresivisme menekankan pada
how to think dan how to do. Bukan what to think dan what to do artinya lebih
mengutamakan metode dari pada materi. Tujuannya adalah memberikan individu
kemampuan yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan perubahan
lingkungan, menyesuaikan situasi dan kondisi, fleksibel dalam mengadapi
perubahan, dan familiar dengan masa kini. Progresivisme memandang masa lalu

7
sebagai cerminan masa kini dan masa kini sebagai landasan bagi masa mendatang.
f. Aliran konstruktivisme
Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Ia mengemukakan bahwa
pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu dengan lingkungannya.
Mengerti adalah proses intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat tebentuk pengertian baru.
Aliran konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasil konstruksi (bentukan) positif dalam diri seseorang, melalui
pegalaman yang diterima pancaindra, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba,
penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer ilmu
dalam suatu proses pembelajaran, melainkan pembelajaran ini ditujukan untuk
menggali pengalaman. Dimana belajar merupakan kegiatan aktif yang didalamnya
peserta didik membangun sendiri pengalamannya, mecari sendiri makna sesuatu
yang dipelajarinya untuk menyesuaikan ide-ide baru dengan kerangka
pengetahuan yang telah dimilki siswa. Siswa diminta untuk membuat hipotesis,
memecahkan masalah, mencari jawaban, mengungkapkan pertanyaan,
mengekspresikan gagasan, dll untuk membentuk pola pikir baru. Pengetahuan
yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan oleh siswa akan lebih
dikuasai dan memilkiki makna mendalam bagi siswa sehingga tidak mudah
dilupakan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

8
1. a. Landasan Filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan
titik tolak dalam pendidikan.
b.Landasan Ideologis Pendidikan Merupakan suatu Dasar dari ide-ide
yang mengkaji tentang potensi-potensi yang bersifat manusiawi
2. macam-macam aliran Pendidikan:
a. Empirisme
b. Nativisme
c. Naturalisme
d. Korvergensi
e. Progresivisme
f. Konstruktivisme

Saran :
Setelah mempelajari materi-materi yang telah dijelaskan diatas, masih
banyak penjabaran yang belum penulis cantumkan. Diantaranya seperti aliran-
aliran dalam landasan fisiologis dan ideologis, dikarenakan keterbatasan referensi.
Untuk itu diharapkan kepada pembaca juga mencari literatur-literatur dari
berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

9
As-sa’id, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Mitra Pustaka:
Yogyakarta.

Kadir, Abdul dkk.. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Kencana Prenada Media:


Jakarta.

Satrio, Bambang. 2019. Pancasila dan Kewarganegaraan. Nirmana Media


Utama: Surabaya.

10

Anda mungkin juga menyukai