Anda di halaman 1dari 9

Filsafat Pendidikan dalam Islam

Ma’rifatul Jannah Maulani, Nuviati, Rizka Amalia Utami,


Arifatul Azizah, Khairul Umam
Program Studi Tadris IPS FTIK UIN KHAS Jember, E-mail: rifaazizah6@gmail.com
UIN KHAS Jember, Jl. Mataram No.1 Mangli Jember, Jawa Timur, Indonesia, E-mail:
abie.umam80@gmail.com

ABSTRACT

The Islamic education philosophy is a way of thinking about education that


is inspired by or founded on the teachings of Islam. The nature of Muslims' potential
to be nurtured, developed, and guided into human beings whose personalities are
permeated with Islamic teachings is discussed in the philosophy of Islamic
education. The presence of a typology in all parts of mind, with implications for the
simplification of a variety of complex situations. Essentialism, perennialism,
progressivism, existentialism, reconstructionism, and other core ideas produced
through educational philosophy are inextricably linked to curriculum development
in Indonesia today. The philosophy of Islamic education and its characteristics will
be discussed in this essay.

Keywords: Philosophy, Education, Islam

ABSTRAK

Suatu konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau


berlandaskan dari ajaran agama Islam merupakan filsafat pendidikan Islam. hakikat
kemampuan Muslim untuk dibina, dikembangkan, dan dibimbing agar menjadi
manusia yang pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.. Adanya suatu tipologi dalam
semua aspek pemikiran yang berimplikasi pada penyederhanaan terhadap berbagai
persoalan yang kompleks. Pengembangan kurikulum di Indonesia tidak terlepas
dari ide-ide dasar yang telah dikembangkan melalui filsafat pendidikan, seperti
esensialisme, perenialisme, progresivisme, eksistensialisme, rekontruksivisme,
serta lain-lain. Artikel ini akan membahas tentang filsafat pendidikan Islam beserta
tokoh-tokohnya.

Kata Kunci: Filsafat, Pendidikan, Islam


PENDAHULUAN
Pengetahuan adalah komponen penting dalam aktivitas nang juga
memisahkan individu serupa insan lainnya. Anak-anak mendapat pendidikan
pertama kali dari ibu bapaknya dan begitu seterusnya. Apabila kanak-kanak cukup
umur dan menjadi tua sebaliknya akan mendidik jika sudah menjadi orang tua.
Arti filsafat yaitu pemikiran manusia yang selalu bersifat kritis di setiap
orangnya.. Filsafat pendidikan Islam yaitu filsafat yang seluruh tokohnya adalah
seorang muslim. Perkembangan pandangan Islam tidak hanya mengenai norma
Islam saja, namun bertumbuh sampai dengan Ilmu agama dan filsafat. Sampai ada
yang berkembang dengan kontemplasi liberalis.
Pengetahuan Islam sendiri mempunyai dasar masing-masing dalam
pikirannya oleh karena itu kita akan menjelaskan pemikiran tersebut yang ada di
filsafat tersebut. Agar lebih lebih paham akan landasan-landasan tersebut. Oleh
karena itu membaca sangat perlu digunakan agar menjadi pedoman dalam
landasan-landasan filsafat tersebut.

METODE
Penelitian ini menggunakan study kepustakaan dan mengumpulkan banyak
informasi melalui banyak media dari suatu buku ke buku yang lain agar
memperoleh informasi yang lebih jelas. Study dapat dipelajari agar paham akan
landasan tersebut supaya bisa digunakan dan lebih teliti lagi serta bermanfaat untuk
memperoleh tumpuan ide mengenai permasalahan yang bakal diteliti dan masalah
yang akan dipahami mengenai landasan itu sendiri.1

PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam merupakan istilah yang membentuk Islam
dari Islam filosofinya. Filsafat ini masih menjadi perdebatan antar satu
dengan yang lain. Di Indonesia pendidikan masih kurang layak atau kurang
dukungan dari pemerintah setempat jadi sebaiknya upaya pemerintah harus

1
Sarwono Jonathan, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),
55
paling efisien di kalangan Islam, Islam juga kurang mendapat apresiasi di
kalangan masyarakat yang mayoritas beragama Islam.2
Menurut Muzayyin, filsafat pendidikan Islam merupakan konsep
pikiran yang selalu mengaju pada ajaran-ajaran Islam di filsafat tersebut.
Filsafat pengetahuan Islam menganalisis yang berhubungan dengan
berbagai maslah dengan berbagai metode di kehidupan manusia contohnya
pendidikan seperti manusia, pembelajaran, silabus, tata cara, entitas
pengkajian, Guru, murid, dll.3
Menurut Zuhairini, filsafat pendidikan Islam merupakan suatu
pembelajaran mengenai nilai filosofis dari sistem dan ajaran Islam terhadap
permasalahan pendidikan dan dampaknya terhadap perkembangan
perkembangan pemeluk Islam.4
Menurut Abuddin Nata, filsafat pendidikan Islam merupakan sebuah
tinjauan filosofis mengenai sesuatu permasalahan yang terdapat dalam
aktivitas pembelajaran berdasarkan pada al-Qur’an dan hadis menjadi akar
utama. Jadi al-quran dan hadis sangat utama dalam kajian filsafat ini agar
memperoleh suatu tujuan yang tetap, dan opini ahli khususnya filosof
muslim sebagai sumber sekunder. Filsafat pendidikan Islam merupakan
upaya menggunakan filosofis, yaitu berfikir secara meluas, radikal,
terancang, dan global mengenai permasalahan pendidikan.
Tanpa mempersoalkan bagaimana filsafat ini diterbitkan dan selalu
berlandaskan pada teori ini yaitu filsafat pendidikan. Filsafat ini
berlandaskan Al-Quran dan Hadist, minimal ada dua hal utama yang harus
dipahami dalam filsafat pendidikan Islam.5
1. Analisis integral, abstrak serta mendalam akan kandungan isi Al-
Quran dan Hadist dengan rangka pembuatan filosofi pokok
pengetahuan islam. Filsafat pendidikan islam memberi tanggapan
bagaimana pendidikan dilakukan dengan arah nilai-nilai islam.

2
Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam (Yogayakarta: Teras, 2010), 1.
3
M. arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 4.
4
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 128.
5
Musthafa, Filsafat Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 99.
2. Analisis integral, abstrak serta mendalam dalam rangka mengatasi
beragam persoalan yang di alami pendidikan islam. Contohnya saat
teori pendidikan islam dilaksanakan dan ternyata di arahkan
terhadap beragam masalah, jadi dilaksanakan analisis dengan
menanggulangi berbagai masalah tersebut. Kegiatan melaksanakan
analisis memperoleh teori serta perilaku menanggulangi masalah
pendidikan islam adalah arti dalam filsafat pendidikan Islam.
Antara analisis mendalam, integral, abstrak mengelompokkan
teori pokok pendidikan Islam dan pikiran menanggulangi masalah
pendidikan Islam susah untuk bisa dilepas dengan keras, maka saat
sebuah masalah pendidikan Islam dipecahkan dengan hasil dari analisis
pokok integral, sebab hasil menjadi teori pokok perwujudan pendidikan
Islam kedepannya.
Kewajiban dasar dari filsafat pendidikan Islam, yaitu
mengarahkan dalam perolehan wujud pendidikan Islam. Wujud
pendidikan yang sedang diperoleh, wajib dipikirkan atau diporogramkan
lewat program pengetahuan. Maka dari itu, program ialah pendorong
yang begitu berarti dalam perjalanan yang tak hanya dalam jasmani dan
akal, tapi juga spiritual, wawasan mengenai alam semesta sebagai wujud
adanya Allah, wawasan mengenai perilaku yang tidak hanya
dilandaskan terhadap perbandingan serta kebiasaan yang terjadi
dimasyarakat, sedangkan nilai-nilai yang benar dari Allah, dan beragam
wawasan pengetahuan Islam lainnya. Segala sesuatu yang harus
diketahui, diresapi, dan dihayati oleh peserta didik harus diterapkan
dalam kurikulum.6
Dari penjelasan di atas daapat diketahui bahwa, filsafat
pendidikan Islam merupakan filsafat pendidikan yang prinsip dasarnya
dimanfaatkan guna merumuskan berbagai konsep serta teori dalam
pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam memiliki perbedaan dengan

6
Abdul Ghofur, “Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum” Jurnal At-Tarbawi: Kajian
Pendidikan Islam 3 (2005): 1-107.
filsafat pendidikan yang umum. Perbedaannya, yaitu ada pada prinsip
ajaran tauhid, akhlak mulia, fitrah manusia sebagai makhluk yang terdiri
dari jasmani, akal, dan spiritual.7

B. Ruang Lingkup dan Kedudukan Filsafat Pengetahuan Islam


Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam, yaitu suatu urusan dalam
maksud, program studi, cara, pelajaran, penilaian, serta kawasan
pendidikan. Ketika menelaah filsafat pengetahuan Islam, manusia bakal
disuruh untuk mempelajari teori tujuan, kurikulum, metode, pendidik,
materi, evaluasi, dan lain-lain yang dikerjakan secara mendalam, universal,
urut, revolusioner, dan logis sesuai dengan peringatan petunjuk Islam.
Secara umum, ruang lingkup filsafat pengetahuan Islam yaitu segala
sesuatu yang mencakup tujuan ketentuan filsafat seperti menelusuri
penjelasan secara revolusioner tentang sang pencipta, mahluk, serta
lingkungan yang belum terjaukau oleh Pendidikan biasa.
Kedudukan filsafat pengetahuan Islam menurut Knight, yaitu filsafat
pengetahuan mempunyai ilmu bahasan yang beragam jauhdengan filsafat
normal. Dari sebab tersebut dapat disimpulkan maka, tingkatan filsafat
pengetahuan Islam yaitu mempunyai tingkatan sebagai komponen
dalamfilsafat turunan.

C. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam


Menurut Al-Syaibany tujuan filsafat pengetahuan Islam, yaitu
menolong merencanakan serta perwujudan wawasan untuk membuat satu
ide yang sesuai bekenaan dengan pengetahuan, dan menjadikan tujuan
dalam pendidikan Islam untuk pokok pengetahuan kependidikan, dalam
ikatannya dengan permasalahan abstrak, kebiasaan, ekonomi serta politik.

D. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam


Menurut Arifin, filsafat pengetahuan Islam ialah dasar yang pokok
dengan menunjukkan jalan pelaksanaan terjadinya pendidikan Islam.

7
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 38.
Filsafat pendidikan Islam berkewajiban untuk memberi suatu tumpuan yang
menunjukkan kewajiban pendidikan Islam sesuai pendidikan Islam.
Kemudian, bertugas melaksanakan kritikan serta menilai metode yang
digunakan dalam suatu proses pendidikan.8
Kegunaan filsafat pendidikan Islam yaitu untuk memberikan
landasan serta menunjukkan pada pokok yang sempurna, mendalam,
radikan, umum, serta logis terhadap beragam permasalahan suatu proses
pendidikan Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Hadist,

E. Tokoh-Tokoh, Pemikiran Pendidikan Islam


1. Ibnu Sina
Ibnu Sina memiliki nama panjang Abu Ali Al-Husain bin
Abdullah bin Sina. Beliau dilahirkan tahun 370 H/980 M di Afshana,
kota kecil dekat Bukhara, saat ini wilayah Uzbekistan (Sebagian dari
Persia). Ibnu Sina merupakan tokoh pemikir islam yang amat luas dalam
menguasai ilmu pengetahuan, seperti agama, sains, kedokteran, dll.
Pendapat Ibnu Sina dalam pendidikan, yaitu pendidikan
merupakan alat pertama dalam mempertahankan unsur pembeda dari
makhluk lainnya. Ibnu Sina mengutamakan pendidikan akhlak, karena
akhlak yang paling diutamakan serta membedakan insan dan makhluk
lainnya. Akhlak di dalam pengetahuan Islam menjadi priorotas utama.
Menurutnya, guru yang baik merupakan guru yang cerdas, Pendidikan
yang bersifat jasmani juga tidak terlupakan oleh pemikiran Ibnu Sina,
seperti membina fisik, berolahraga, makan, minum, tidur, serta menjaga
kesehatan.
2. Al-Ghazali
Al-Ghazali memiliki nama lengkap Abu Hamid Muhammad
bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi An-Naysaburi. Beliau lahir di
kota Thus yang terletak di wilayah Khurasan, pada tahun 450 H/1058
M. Beliau memiliki karya berupa kitab-kitab dalam banyak bidang

8
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, hal 11-12.
keilmuan, seperti al-Qur’an, bidang akidah, bidang ilmu kalam, bidang
usul fiqh, bidang fikih, bidang tasawwuf, falsafah, bidang ilmu
kebatinan, dan lain-lain.
Bentuk pemikiran Al-Ghazali dalam suatu sistem pendidikan,
yaitu terdapat dua cara untuk mendidik peserta didik. Ilmu ladunniah,
yaitu ilmu yang meminta segala sesuatu karena Allah swt. sesuai
dengan akal dan agama. Kemudian ilmu riyadhah, yaitu ilmu yang
membawa diri seseorang pada perbuatan yang dikehendaki dengan
akhlak.9
Menurutnya, suatu tujuan dalam pendidikan harus mengarah
pada perwujudan suatu tujuan dalam agama serta akhlak. Apabila
tujuan dalam pendidikan ditujukan selain untuk beribadah kepada
Allah, maka akan menyebabkan suatu kemundaratan serta kesesatan.
Pada saat proses pembelajaran, adanya guru adalah suatu keharusan.
Karena seorang guru adalah syarat mutlak untuk kemajuan dalam
proses pendidikan.
3. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun memiliki nama asli, yaitu Abdurrahman bin
Muhammad bin Khaldun al-Hadrami. Beliau lahir di Tunis pada tahun
732 H/1332 M. Pada masa Ibnu Khaldun ini disebut dengan masa
kemunduran karena Islam pada masa itu sedang mengalami fase
disintegrasi politik serta kemunduran di berbagai bidang. Karya Ibnu
Khaldun yang banyak dikenal, yaitu kitab model-model dan rekaman
tanggal asal-usul dan insiden hari-hari Arab, Persi, Berber,serta orang-
orang dizaman tersebut yang memiliki kekuasaan akbar.
Pola pemikiran Ibnu Khaldun rasional yang dilatar belakang oleh
Al-Ghazali serta Ibnu Rusyd.beliau Berpikir bahwa pendidikan Islam
berpijak difilosofis dan empiris. Ibnu Khaldun sendiri artinya seorang
tasawuf muslim di dalam global ilmiah.

9
Eko Setiawan, “Konsep Pendidikan Akhlak Anak Perspektif Imam Al-Ghazali,” Jurnal
Kependidikan 5, no. 1 (2017): 46-47.
Menurutnya, tujuan pendidikan Islam sudah ada memberikan
kesempatan pada logika dan pikiran buat lebih ulet lagi dalam
melaksanakan aktivitas serta peningkatan keceradasan manusia serta
kemampuan pada berpikir. Melalui kemampuan tadi,manusia akan
mampu meningkatkan pengetahuannya menggunakan cara mendapat
warisan pengetahuan yang lebih poli waktu belajar. Menurut Ibnu
Khaldun, berperan berperan penting dalam proses pendidikan karena
ilmu-ilmu pengetahuan sangat penting bagi para pengajar. Bagaimana
dan pendidik cakap dalam manfaatkan banyak sekali metode yang
sempurna serta baik.
4. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim
ibn Asy'ari ibn Abd. Al Wahid bin Abd. Al Halim. KH dia lahir pada
Jombang, Jawa Timur di tanggal 25 Juli 1871. Hasyim Asy'ari artinya
salah satu tokoh ulama yang produktif dalam menghasilkan suatu karya.
Pemikiran KH Hasyim Asy'ari terkait pengajaran, yaitu belajar
merupakan suatu ibadah buat mendapat ridha Allah yang
menyampaikan gila buat menuju kedamaian menuju global serta akhirat.
Menurutnya, pendidikharusmembiasakan diri menulis, mengarang,dan
meringkas serta pendidik wajib melakukan pengarahan dan arahan
secara sadar oleh pendidik terhadap kemajuan lahir serta batin peserta
didik agar terbentuk karakter yang primer.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pedagogis yang teori
panduannya digunakan untuk membentuk berbagai rancangan dan pendapat
pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam berbeda dengan filsafat
pendidikan pada umumnya. Perbedaannya terletak pada prinsip keunikan,
akhlak mulia, kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak hanya material
dan spiritual, tetapi juga spiritual.
Lingkungan filsafat pendidikan Islam berkaitan dengan sasaran
pedagogis, kurikulum, metode, bahan, penilaian, dan lingkungan
pendidikan. Pada saat itu kedudukan filsafat pendidikan Islam mempunyai
posisi menjadi komponen dari filsafat terapan.
Kegunaan filsafat pendidikan Islam, ialah memberikan landasan
serta mengarahkan pada pemikiran yang terancang, mendalam, mendasar,
menyeluruh atau umum, dan logis terhadap berbagai masalah dalam proses
pengajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadis.
Tokoh-tokoh pemikir pendidikan Islam ada banyak sekali, tetapi
yang kerap selalu terdengar yaitu Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Ghazali, dan
K.H. Hasyim Asy’ari. Setiap tokoh mempunyai pemikirannya sendiri
tentang pendidikan Islam. Dari tokoh-tokoh yang sudah disebutkan di atas
pengajaran Islam dapat berkembang dengan kesesuaian zaman.Pemikiran
tokoh-tokoh tersebut untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
terjadi pada saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Ghofur, Abdul. “Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum,” Jurnal
At-Tarbawi: Kajian Pendidikan Islam 3 (2005): 1-107
Jonathan, Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Musthafa. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: Rajawali Pers,
2013.
Riyadi, Ahmad Ali. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2010.
Setiawan, Eko. “Konsep Pendidikan Akhlak Anak Perspektif Imam Al-Ghazali,”
Jurnal Kependidikan 5, no. 1 (2017): 46-47.
Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.

Anda mungkin juga menyukai