Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RUANG LINGKUP FILSAFATISLAM DAN


FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat PAI


Dosen Pengampu: Drs. Wawan Suwandi, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Chandra Nurhidayat
Asep Padilah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS – JAWA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

  Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, makalah “RUANG LINGKUP
FILSAFATISLAM DAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM” dapat saya selesaikan
sebagaimana semampu saya. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada baginda
rasulullah saw sebagai suri teladan yang patut kita contoh.
            Dimana makalah ini saya susun sebagai tugas dari dosen pembimbing. Makalah ini
membahas tentang Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam. Agar
mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-sehari.
            Ucapan terimah kasih saya haturkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, yang telah memberikan sumbansinya sehingga makalah bisa
diselesaikan.
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi
mahasiswa bukan saja dari segi kulit dan kertasnya tapi terutama pesan-pesannya.

                                              Ciamis, 29 Oktober 2022

                                                                                                                   Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup
seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu
kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup,
semenjak dari buaian hingga ajal datang.
            Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia. Dalam hal ini
Dewey   berpendapat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of
life) salah satu fungsi sosial (a social function) sebagai bimbingan (as direction), sebagai
sarana pertumbuhan (as means of growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta
membentuk disiplin hidup, lewat transmisi baik dalam bentuk informal, maupun nonformal.
Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa : Pendidikan dan proses hidup dan kehidupan
manusia itu berjalan serentak, tidak terpisah satu sama yang lain.

Pemikiran dan kajian tentang pendidikan dilakukan oleh para ahli dalam berbagai
sudut tinjauan dan disiplin ilmu seperti agama, filsafat, sosiologi, ekonomi, politik, sejarah,
dan antropologi. Sudut tinjauan ini menyebabkan lahirnya cabang ilmu pengetahuan
kependidikan yang berpangkal dari sudut tinjauannya, yaitu pendidikan agama, filsafat
pendidikan, sosiologi pendidikan, sejarah pendidikan, ekonomi pendidikan, politik
pendidikan dan sebagainya.
            Maka dari itu sangat diperluhkan untuk mempelajari tentang pengertian filsafat
pendidikan Islam serta Ruang lingkup filsafat pendidikan islam guna untuk menambah
wawasan mengenai perihal tersebut.
B. Rumusan Masalah
            Berangkat dari latar belakang maka kami menarik beberapa rumusan masalah yang
patut untuk diperbincangkan, diantaranya:
1.      Apa arti dari filsafat, pendidikan dan islam?
2.      Apa pengertian dari filsafat pendidikan islam?
3.      Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti dari Filsafat, Pendidikan dan Islam


Filsafat Pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat,
pendidikan dan Islam. Untuk memahami pengertian Filsafat Pendidikan Islam akan lebih baik
jika dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk selanjutnya secara
menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka pikir sebagai berikut:
Filsafat menurut Sutan Zanti Arbi (1988) berasal dari kata benda Yunani Kuno
philosophia yang secara harpiah bermakna “kecintaan akan kearifan”.makna kearifan
melebihi pengetahuan, karena kearifan mengharuskan adanya pengetahuan dan dalam
kearifan terdapat ketajaman dan kedalaman. Sedangkan John S. Brubacher (1962)
berpendapat filsafat dari kata Yunani filos dan sofia yang berarti “cinta kebijaksanaan dan
ilmu pengetahuan”.
Secara istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli
bersangkutan, diantaranya:

a.   Mohammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat sebagai aktifitas berfikir
murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala sesuatu
b.   Menurut Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan
itu.

Kajian  dan telaah filsafat memang sangat luas, karena itu filsafat merupakan sumber
pengetahuan. Namun paling tidak, ada 2 hal pokok yang dapat kita mengerti dari istilah
filsafat, yaitu : Pertama, aktivitas berfikir manusia secara menyeluruh, mendalam dan
spekulatif terhadap sesuatau baik mengenai ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu
sendiri guna menemukan jawaban hakikat sesuatu itu. Kedua, ilmu pengetahuan yang
mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu yang berhubungan dengan ketuhanan,
manusia dan alam semesta secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka
memperoleh jawaban tentang hakikat sesuatu itu yang akhirnya temuan itu menjadi
pengetahuan.
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik
agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun segala
sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan
mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan
arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan
sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda yang sedang
tumbuh dan berkembang secara biologis dan psikologis tetapi manusia dewasa yang sedang
mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dirinya juga dukualifikasikan sebagai peserta didik. Hadari
Nawawi (1988) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan redaksi
yang berbeda, Hasan Langgulung (1986) mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk
mengubah dan memimndahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam suatu
masyarakat
Islam menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam
adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka
mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama
manusia dan dengan alam semesta.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat Pendidikan Islam adalah
suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep,
menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji
kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat
Pendidikan Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan
mendalam kandungan makna dan nilai-nilai al-Qur’an/al-Hadis guna merumuskan konsep
dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia
dewasa sesuai tuntunan ajaran islam.
Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula
sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan
problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas
terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.
Sedangkan Abuddin Nata (1997) mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai
suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan
yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli
khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam
dikatakan Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti
masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan
menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Tanpa mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu sebagai aktifitas berfikir
mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan yang melakukan kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai masalah-masalah pendidikan dari sumber
wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun al-Hadis, paling tidak terdapat 2 hal pokok yang patut
diperhatikan dari pengertian Filsafat Pendidikan Islam:
1.      Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan al-Qur’an/al-Hadis
dalam rangka merumuskan konsep dasar pendidikan islam. Artinya, Filsafat Pendidikan
Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan sesuai sengan
tuntunan nilai-nilai Islam. Misalnya saja ketika muncul pertanyaan bagaimana aplikasi
pendidikan Islam menghadapi peluang dan tantangan millenium II, maka Filsafat Pendidikan
Islam melakukan kajian mendalam dan menyeluruh, sehingga melahirkan konsep pendidikan
islam yang akan diaktualisasikan di era millenium III.
2.      Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi berbagai
probelam yang dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep pendidikan islam
diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema, maka ketika itu dilakukan
kajian untuk mengatasi berbagi problema tadi. Aktivitas melakukan kajian menghasilkan
konsep dan prilaku mengatasi problem pendidikan islam  tersebut merupakan makna dari
Filsafat Pendidikan Islam.
Sebenarnya antara kajian mendalam, menyeluruh dan spekulatif merumuskan konsep dasar
pendidikan islam dengan pikiran mengatasi problematika pendidikan Islam sulit untuk dapat
dipisahkan secara tegas, sebab ketika suatu problem pendidikan islamdipecahkan melalui
hasil sebuah kajian mendasar menyeluruh,  maka hasil tersebut sesungguhnya menjadi
konsep dasar pelaksanaan pendidikan islam selanjutnya. Sebaliknya ketika suatu rumusan
pemikiran pendidikan islam dibuat, misalnya konsep pendidikan di era globalisasi yang
penuh persaingan kualitatif maka sebetulnya konsep yang dihasilkan tadi merupakan
antisipatif menghadapi problem pendidikan islam di era millenium III yang di tandai
globalisasi informasi dan persaingan kualitatif.
Perpaduan antara agama dan akal fikiran membuat kita untuk menjelaskan persoalan khusus
(misalnya tentang universalisme), pemikiran pengakuan, dan menjawab keberatan-keberatan
utama yang ditujukan pada solusi Aristotealismenya, yaitu dengan menyempurnakan metode
skolastiknya.

C. Dasar filsafat pendidikan islam

Di dalam buku Filsafat Pendidikan Islam karya Prof. DR. H. Ramayulis dijelaskan,
bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam itu seperti juga ruang lingkup yang terdapat
pada filsafat secara umum yang meliputi kosmologi, ontologi, epistimologi dan aksiologi.
Penjelasannya adalah sebagai berikut;

1. Kosmologi merupakan pemikiran yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan
waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, proses kejadian dan perkembangan
hidup manusia di alam nyata dan lain-lain.

2. Ontologi merupakan pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta dari mana
asalanya, bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya. Pemikiran ontologi pada
akhirnya akan menentukan bahwa ada sesuatu yang menciptakan alam semesta ini, apakah
pencipta itu bersifat kebendaan (materi) atau bersifat kerohanian (immateri), apakah ia
banyak/berbilang atau tunggal/esa.

3. Epistimologi merupakan pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan


manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran, apakah dari pengalaman indrawi, apakah dari
perasaan/ilustrasi, apakah dari Tuhan.

4. Aksiologi merupakan pemikiran tentang masalah nilai-nilai, misalnya nilai moral, etika,
estetika nilai religius dan sebagainya. Menurut George Thomas, aksiologi mengandung
pengertian lebih luas daripada etika atau nilai kehidupan yang bertaraf lebih tinggi.
D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok,
yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam. Karena itu,
setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia Filsafat Pendidikan Islam
seharusnya memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat, pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat
luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan dan/atau kehidupan umat manusia,
khususnya umat islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan
Pendidikan Islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena
tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup
umat manusia. Menurut Ahmad D. Marimba (1989) sesungguhnya tujuan pendidikan islam
identik dengan tujuan hidup setiap muslim
Sebagai contoh, firman Allahh dalam surah Ali Imran (3) ayat 102:

“hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan ketaqwaan yang
sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam keadaan muslim”.
Ayat ini menggambarkan tujuan hidup umat manusia Islam yang harus mencapai derajat
ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat dalam kehidupan umat manusia
hingga akhir hayatnya. Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan hidup umat manusia. Bila tujuan hidup umat islam untuk mencapai
derajat ketaqwaan yang sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan
islam yang dirumuskan Filsafat Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta/anak didik rangka
menjadi manusia muttaqin. Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri setiap
individu umat islam guna mencapai posisi manusia muttaqin selain menjadi tujuan hidup
setiap muslim sekaligus pula menjadi tujuan akhir pendidikan Islam. Dari beberapa uraian
tadi dapat diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan
Islam bertumpu pada pendidikan islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan/konsep dasar
pelaksanaan maupun rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi
dalam pelaksanaan pendidikan Islam.
Dimana arah dan ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam mempunyai dua orientasi; objektif
teoritis dan objektif praktis. Orientasi pertama menghendaki penelitian agama agar bersifat
murni dan teoritis melalui bidang-bidang berikut:
Ø    Tradisi agama yang mencakup sumber-sumber ajaran agama yang diyakini sebagai
sumber kebenaran abadi.
Ø    Bidang yang mencakup dasar-dasar eksistensi agama yang dapat dilakukan dengan
pendekatan teologis
Ø    Bidang yang menyangkut prilaku kegamaan dan aturan-aturan agama yang mengatur
bagaimana pemeluk agama harus berrilaku sesuai dengan ajaran agamanya.
Ø    Bidang eksperimen atau pengalaman keagamaan, baik pengalaman pribadi maupun
masyarakat penganut agama.
Dengan adanya pendidikan ini maka dapat diketahui bakat dan kemampuan anak-anak didik,
sehingga bakat dan kemampuan tersebut dapat di bina dan dikembangkan. Dan menjadi tugas
seorang pendidik utnuk membntu anak didik untuk mengetahui bakat dan kemampuannya. Di
samping itu, pendidik juga berkewajiban untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang
membatasi perkembangan potensinya serta membantu menghilangkan hambatan itu untuk
mencapai kemajuan anak didik.
Dalam rangka menggali, menyusun, dan mengembangkan fikiran kefilsafatan tentang
pendidikan terutama pendidikan islam, kiranya perlu di ikuti pola dan sistem pemikiran dan
kefilsafatan pada umumnya.
Adapun pola dan sistem pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah sebagai berikut.
1.      Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti bahwa cara berfikirnya
bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil pemikirannya
tersusun secara sistematis artinya satu bagian dengan bagian yang lainnya saling
berhubungan secara bulat dan terpadu.
2.      Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut
persoalan-persoalan sampai ke akar-akarnya.
3.      Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang
difikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis
dan tignkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik di masa
sekarang maupun di masa mendatang.
4.      Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif , artinya pemikiran yang
tidak di dasari pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu alam),
tetapi mengandung nilai-nilai objektif, oleh karena permasalahannya adalah suatu realitas
(kenyaaan) yang ada pada objek yang difikirnkannya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu. Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha
manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan
bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain,
hewan dan sebagainya. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-
Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta[16].
Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadis.
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok, yaitu:
penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Muzayyin, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Beavers Tedd, 2001, Paradigma Filsafat Pendiikan Islam, Jakarta: Riora Cipta.
Praja Juhaya, 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam, Jakarta: Teraju
Syar’I Ahmad, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Tafsir Ahmad, 2010, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Rosdakarya.
Zuhairini, 2008,  Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai