Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu: Bapak M. Iksan Kahar, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Oleh:

1. Hestina Putri (211220001)


2. Mijra (211220002)
3. Nafilah Ulfa Kharisma (211220003)

TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih Bapak M. Iksan Kahar, S.Pd.I., M.Pd
selaku dosen pengampu yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami berharap dapat mendapatkan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari teman-teman sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Sigi, 09 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 3

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 3

C. TUJUAN ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ......................................... 3

B. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ................................. 6

C. TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 4

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 4

B. SARAN ............................................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat pendidikan Islam adalah bagian dari ilmu filsafat. Adapun ruang
lingkup filsafat pendidikan Islam mengandung indikasi bahwa filsafat
pendidikan islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat
dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang
menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan
Islam memasuki area pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan
menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya di latar belakangi
olehpengetahuan agama saja, melainkan menurut kita untuk mempelajari ilmu-
ilmu lain yang relavan. Artinya persoalan-persoalan yang difikirkan mencakup
hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan
tingkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan manusia, baik di
masa sekarang maupun di masa mendatang.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud filsafat pendidikan Islam?


2. Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan Islam?
3. Apa saja tujuan filsafat pendidikan Islam?
4. Bagaimana fungsi filsafat Pendidikan Islam?

1
Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (revisi). Bumi Aksara. Jakarta. 2005. Hal 7.

1
2

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud filsafat pendidikan Islam


2. Mengetahui apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
3. Mengetahui apa tujuan filsafat pendidikan Islam
4. Mengetahui fungsi filsafat Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Poedjawijatna menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang
berhubungan rapat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata
Yunani. Kata filsafat dalam bahasa Yunani adalah philosophia. Kata
philosophia dalam bahasa Yunani merupakan kata majemuk yang terdiri dari
atas philo dan Sophia. Philo artinya cinta dalam artian luas, yaitu ingin, dan
karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu, Sophia artinya
kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Berdasarkan asal
katanya, filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan. 2
Dalam arti sederhana pendidikan sering kali diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan
atau paedagogic berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara
sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang
lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental.3
Islam menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul. Islam adalah Agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-
Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, Bandung: PT
Rosdakaryan, hal 8
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, hal 1.

3
manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam
semesta.4
Berdasarkan konsep dan pengertian di atas filsafat pendidikan Islam
adalah suatu aktivitas berpikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka
merumuskan konsep, menyelenggarakan dan atau mengatasi berbagai problem
pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan, makna dan nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, filsafat pendidikan Islam diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam
kandungan, makna dan nilai-nilai Al-Qur’an atau Al-Hadis guna merumuskan
konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik
agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran Islam.5
Menurut Ahmad Fuad Al-Ahwani Filsafat Islam adalah Pembahasan
tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam. Dan menurut Mustofa
Abdur Razik Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh dinegeri islam dan
dibawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa
pemiliknya.6
Menurut Zuhairini, dkk filsafat pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap
masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Selain Itu
filsafat pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan
penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika
pendidikan umat Islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang
jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.7
Sedangkan Abuddin Nata mendefinisikan filsafat pendidikan Islam
sebagai suatu kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat

4
Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (cet. 1; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005) hal. 1.
5
Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (cet.1, Jakarta: Pustaka Firdaus. 2005. Hal 5.
6
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal.28.
7
Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
5

dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadis


sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya para filosof muslim
sebagai sumber sekunder. Selain itu, filsafat pendidikan Islam dikatakan
Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berpikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode
dan lingkungan dengan menggunakan Al-Qur’an dan Al-hadis sebagai dasar
acuannya.8
Tanpa mempersoalkan apakah filsafat pendidikan Islam itu sebagai
aktivias berpikir mendalam, menyeluruh, dan spekulatif atau ilmu pengetahuan
yang melakukan kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai
masalah-masalah pendidikan dari sumber wahyu Allah, baik al-Qur'an maupun
al-Hadis, paling tidak terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari
pengertian filsafat pendidikan Islam:
1. Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhedap kandungan al-
Quran/al-Hadis dalam rangka merumuskan konsep dasar pendidikan Islam.
Artinya, filsafat pendidikan Islam memberikan jawaban bagaimana
pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntunan nilai-nilai Islam.
Misalnya saja ketika muncul pertanyaan bagaimana aplikasi pendidikan
Islam menghadapi peluang dan tantangan millennium III, maka filsafat
pendidikan Islam melakukan kajian mendalam dan menyeluruh, sehingga
melahirkan konsep pendidikan Islam yeng akan diaktualisasikan di era
millennium III.
2. Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi
berbagai problema yang dihadapi pendidikan Islam. Misalnya ketika suatu
konsep pendidikaon Islam diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada
berbagai problema, maka ketika itu dilakukan kajian untuk mengatasi

8
Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (cet. 1, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hal 5-6
6

berbagai problem tadi. Aktivitas melakukan kajian yang menghasilkan


konsep dan perilaku mengatasi problem pendidikan Islam tersebut
merupakan makna dari filsafat pendidikan Islam.

Sebenarnya antara kajian mendalam, menyeluruh dan spekulatif


merumuskan konsep dasar pendidikan Islam dengan pikiran mengatasi
problematika pendidikan Islam sulit untuk dapat dipisahkan secara tegas, sebab
ketika suatu problem pendidikan Islam dipecahkan melalui hasil sebuah kajian
mendasar menyeluruh, maka hasil tersebut sesungguhnya menjadi konsep
dasat pelaksanaan pendidikan Islarn selanjutnya. Sebaliknya ketika suatu
rumusan pemikiran pendidikan Islam dibuat misalnya konsep pendidikan di era
globalisasi yang penuh persaingan kualitatif maka sebetulnya konsep yang
dihasilkan tadi merupakan konsep antisipasi menghadapi problem pendidikan
Islam di era millennium III yang ditandai globalisasi informasi dan persaingan
kualitatif.

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Pemikiran dan kajian tentang filsafat pendidikan Islam menyangkut 3 hal


pokok, yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang
Islam. Karena itu setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam
dunia filsafat pendidikan Islam seharusnya memahami dan memiliki modal
dasar tentang filsafat, Pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai Pendidikan pada dasarnya menyangakut
aspek yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan
dan/atau kehidupan manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian
dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka tidak
dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat Islam. Mengapa? Karena tujuan
Pendidikan Islam pada hakikatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
7

Islam, sehingga esensi dasar dan tujuan pendidikan Islam sebetulnya sama
dengan tujuan hidup umat Islam. Sesungguhnya tujuan Pendidikan Islam
identic dengan tujuan hidup setiap muslim. 9
Sebagai contoh, firman Allah dalam surah Ali Imran (3) ayat 102:

ْ ‫ق ت ُٰقىتِهَ وّلَ ت ُم ْوت ُنََ ا ََِّل وا ْنت ُ َْم ُّم‬


َ‫س ِل ُم ْون‬ َٰ ‫ٰيَايُّها الَ ِذيْنَ ٰامنُوا اتَقُوا‬
ََ ‫ّللا ح‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah


dengan ketakwaan yang sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam
keadaan muslim.”
Ayat ini menggambarkan tujuan hidup umat Islam yang harus mencapai
derajat ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat dalam
kehidupan umat islam hingga akhir hayatnya. Filsafat Pendidikan Islam
merumuskan tujuan Pendidikan dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
Islam. Bila tujuan hidup umat Islam untuk mencapai derajat ketaqwaan yang
sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan Pendidikan Islam yang
dirumuskan filsafat pendidikan Islam tentu pembinaan peserta/anak didik
rangka menjadi manusia muttaqiin. Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan
dalam diri setiap individu umat Islam guna mencapai posisi manusia muttaqin
selain menjadi tujuan hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi tujuan akhir
Pendidikan Islam (The Ultimate Goal).
Dari beberapa uraian tadi dapat diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang
lingkup kajian filsafat peodidikan Islam bertumpu pada pendidikan Islam itu
sendiri baik menyangkut rumusan/konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan
pikiran antisipatif mengatasi ptoblematika yang dihadapi dalam pelaksanaan

9
Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Alma’arif, hal. 8
8

pendidikan Islam. Secara garis besar ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
mencakup kajian dan pembahasan mengenai; dasar dan tujuan, pendidikan
peserta didik proses, strategi pendekatan dari metode, kurikulum, lingkungan,
sumber dan media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan Islam.

C. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam

Mengutip Zanti Arbi mengungkapkan tentang tujuan filsafat pendidikan


sebagai berikut:10
1. Menginspirasikan;
2. Menganalisis;
3. Mengpreskriptifkan;
4. Mengivestigasi.

Maksud menginspirasi adalah memberikan inspirasi kepada para pendidik


untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang
pendidikan, filosof memaparkan idenya: bagaimana pendidikan itu? kemana
diarahkannya pendidikan itu? siapa saja yang patut menerima pendidikan? dan
bagaimana cara mendidik dan peran pendidik?
Selanjutnya yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat
pendidikan adalah memeriksa secara teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat
diketahui secara jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam
penyusunan konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi kerancuan, tumpang
tindih, serta arah yang simpang siur.
Mendeskriptifkan dalam filsafat pendidikan adalah upaya menjelaskan
atau memberi pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. Yang
dijelaskan dapat berupa hakikat manusia, aspek peserta didik yang perlu

10
Minin Utami, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Sumatera Utara: UIN Medan, hal 8
9

dikembangkan, batas-batas keterlibatan pendidik, arah dan target pendidikan


sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Maksud menginvestigasi adalah memeriksa atau meneliti kebenaran teori
pendidikan. Pendidik tidak dibenarkan begitu saja mengambil suatu konsep
atau teori pendidikan untuk dipraktekkan di lapangan.
Senada dengan Made Pidarta, J.M. Daniel (1986:26) mengatakan bahwa
filsafat memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:11
1. Inspirasional, yaitu tujuan filsafat pendidikan yang menyatakan cita-
cita utopia bagi pendidikan manusia, baik pendidikan formal maupun informal;
2. Analitik, yaitu menemukan dan menafsirkan makna dalam
percakapan/bahasa dan praktek pendidikan;
3. Preskriptif, yaitu tujuan filsafat pendidikan memberikan panduan
yang jelas dan tepat bagi praktik pendidikan;
4. Investigasi, yaitu tujuan filsafat pendidikan menyelidiki kebijakan
dan praktek pendidkan yang diadopsi.

D. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam

Jika dilihat dari aspek hubungan antara filsafat dengan pendidikan, bisa
terlihat dari beberapa indicator. Indikator ini sekaligus merupakan tujuan
filsafat pendidikan. Tujuan tersebut antara lain:
Pertama, filsafat dijadikan oleh para pakar pendidikan sebagai bahan atau
media (intrument) analisis. Hal ini berarti bahwa filsafat merupakan salah satu
cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan. Di samping
menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak terhadap teori-teori
pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata

11
Ibid, hal. 9
10

lain, teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh


seorang filosof, pasti berdasar dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan
aliran filsafat yang dianutnya. Adapun corak atau aliran filsafat secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Aliran Progresivisme.
Aliran ini disebut juga aliran pragmatisme. Aliran ini menaruh
kepercayaan terhadap kekuatan alamiah manusia. Dan menolak otoritarianisme
absolut termasuk agama.
2. Aliran Essensialisme.
Aliran ini merupakan kritik terhadap kondisi hidup yang mengarah kepada
keduniawian atau materialisme. Tujuan aliran ini adalah membentuk pribadi
bahagia dunia dan akherat.
3. Aliran Perennialisme.
Aliran ini muncul dikarenakan adanya kekecewaan terhadap dunia
modern. Aliran ini menyarankan kembali pada masa lampau sebagi solusi
menghadapi modernisme.
4. Aliran rekontruksionisme.
Aliran ini sama mempunyai kekecewaan terhadap proyek modernitas.
Jalan yang ditempuh aliran ini berbeda dengan perennialisme. Aliran ini
menyarankan dibentuknya konsensus umum tentang tujuan pokok atau tujuan
tertinggi hidup manusia.
5. Aliran Eksistensialisme.
Aliran ini pada hakikatnya ingin mengembalikan keberadaan umat
manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya.12
Kedua, filsafat juga berfungsi memberikan arah dan tujuan agar teori
pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang didasarkan dan
menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan

12
Zuhairini, dkk. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 20-30
11

kehidupan yang realistis (nyata). Artinya mengarahkan agar teori dan


pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut dapat
diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan dan
filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu sama lainnya, dan
dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak
fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-
teori pendidikan dan kalau perlu adanya relevansi dengan kebutuhan, tujuan,
dan pandangan hidup dan masyarakat.
Ketiga, filsafat termasuk filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk (guide) dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang
didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejalagejala kependidikan
yang tertentu pula. Hal ini adalah merupakan data-data kependidikan yang ada
dalam suatu masyarakat tertentu. Analisis filsafat berusaha untuk menganalisis
dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan selanjutnya
menyimpulkan serta menyusun teori-teori pendidikan yang realistis, yang
selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).13
Setiap ilmu sudah pasti memiliki kegunaan, termasuk juga ilmu filsafat
pendidikan Islam. Omar Mohammad al-Taomy al-Syaibany misalnya
mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan Islam
tersebut sebagai berikut:

1. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan


dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk

13
Uus Ruswandi, dkk. Tujuan Filsafat Pendidikan. 2008, hal 38.
12

membentuk pemikiran sehat terhadap sistem pendidikan.


Disamping itu, ia dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan
fungsifungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah
pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk
rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna
untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta
kaidah dan cara mereka mengajar yang mencakup penilaian,
bimbingan dan penyuluhan.
2. Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian
pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan itu
dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik.
Dalam pengertian yang terbaru, penilaian pendidikan meliputi
segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, institusi-
institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan baru
dan warga Negara dan segala yang berkaitan dengan itu.
3. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dan memberikan
pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial,
ekonomi, dan politik di Negara14

Dalam rangka memahami nilai mampaat mempelajari filsafat pendidikan,


perlu diajukan tiga asumsi yang berhubungandengan hal ini, antara lain:
1. Bahwa hidup tanpa perenungan adalah suatu kehidupan yang
kurang berbobot;
2. Bahwa apabila pendidikan sebagai proses eksperimentasi, maka
hasil eksperimentasi pendidikan ini tidak segera diketahui;
14
Abudin Nata, 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal 16
13

3. Bahwa berbuat salah tetapi kemudian tahu letak kesalahan dan


memperbaikinya, lebih baik daripada berbuat baik tetapi tidak tahu
letak kebaikannya.

Jika asumsi yang dikemukakan diatas benar, maka dapat dikemukakan


beberapa nilai atau mampaat filsafat pendidikan sebagai berikut:
1. Membiasakan berpikir kritis dan reflektif terhadap problemattika
hidup dan kehidupan manusia;
2. Memberikan pengertian-pengertian yang mendalam akan
problematika esensial dan dasar pertimbangan mana yang harus
digunakan dalam menyelesaikan problem tersebut;
3. Memberikan kesempatan kepada pendidik untuk merenungkan
kembali dan meninjau kembali filsafat pendidikan yang selama ini
diyakininya.15

Mengutip pendapat Brubacher mengatakan tentang fungsi filsafat


pendidikan kepada para pendidik sebagai berikut:16
1. Fungsi spekulatif;
2. Fungsi normatif;
3. Fungsi kritik;
4. Fungsi teori bagi praktik.

Dalam melaksanakan fungsi spekulatifnya, filsafat berusaha melakukan


hal-hal sebagai berikut:
1. Menarik kesimpulan atau merangkum berbagai persoalan
pendidikan ke dalam satu gambaran pokok melalui proses
abstrak dan generalisasi;
15
(Burhanudin Salam, 2002:44).
16
Djumransjah (2006:65)
14

2. Memahami persoalan pendidikan secara keseluruhan, dan


faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan.

Menurut Sanusi Uwes mengatakan bahwa fungsi filsafat pendidikan Islam


adalah sebagi berikut:
1. Berfungsi sebagai infra struktur bagi perilaku guru pada saat
melaksanakan tugas pendidikan. Guru yang memahami filsafat
akan memperlakukan unsur-unsur yang terlibat kegiatan pendidikan
khususnya murid, waktu, bahan ajar, dan proses pendidikan dengan
perilaku yang lebih manusiawi, bertujuan dan jelas argumennya
karena di dukung oleh suasana batin yang memiliki karakter
filsafat, seperti analitik, sistematik, rasional, dan universal.
2. Mendisiplin perilaku pendidik dan terdidik. Disiplin dalam
pengertian memiliki kesadaran berperilaku yang konsisten dengan
nilai yang dihasilkan dari berpikir radikal dan sistematis mengenai
hakikat mengajar dan mendidik. Filsafat pendidikan akan menuntun
guru mendisiplinkan dirinya berdasarkan kesadaran makna hakiki
pendidikan dan pengajaran tersebut.
3. Kritis terhadap lingkungan pendidikan. Berdasarkan
pemahamannya terhadap hakikat pendidikan, hakikat ilmu, dan
hakikat anak didik, guru akan selalu berpihak kepada kepentingan
anak didik, dan karena itu segala hal yang mengakibatkan kerugian
bagi anak didik, akan dikritisi secara proporsional sesuai dengan
tingkat pemahaman yang dimilikinya.
4. Selektif atas alternatif yang tersedia. Guru yang menjiwai filsafat
akan selalu terdorong untuk senantiasa membaca dan membaca
berbagai informasi yang berkaitan dengan teori, konsep, dan praksis
pendidikan dari berbagai sudut pandang, baik ideologi, politik,
ekonomi, dan sebagainya.
15

5. Kritis terhadap istilah-istilah. Dengan memahami filsafat sebagai


hasil dari bacaannya, maka akan sangat kritis terhadap penggunaan
istlah-istilah yang digunakan oleh ilmuwan lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat pendidikan Islam adalah suatu aktivitas berpikir menyeluruh dan


mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan atau
mengatasi berbagai problem pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan,
makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Secara garis besar ruang lingkup filsafat pendidikan Islam mencakup
kajian dan pembahasan mengenai; dasar dan tujuan, pendidikan peserta didik
proses, strategi pendekatan dari metode, kurikulum, lingkungan, sumber dan
media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan Islam.
Tujuan filsafat pendidikan ialah filsafat dijadikan oleh para pakar
pendidikan sebagai bahan atau media (intrument) analisis. Hal ini berarti
bahwa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para
ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun
teori-teori pendidikan.
Mengutip pendapat Brubacher mengatakan tentang fungsi filsafat
pendidikan kepada para pendidik sebagai berikut:
1. Fungsi spekulatif;
2. Fungsi normatif;
3. Fungsi kritik;

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.

16
17

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Alma’arif
Ahmad, Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam. (cet.1; Jakarta Pustaka Firdaus, 2005)
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam (revisi). Bumi Aksara. Jakarta. 2005
Djamaludin, Ahmad. Filsafat Pendidikan. 2014
Haris, A Hermawan. Filsafat Pendidikan Islam. 2009
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Pt. Raja Grapindo Persada,
2002)
Minin Utami, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Sumatera Utara: UIN Medan.
Supriyadi, Dedi. 2010. Pengantar Filsafat Islam. Pustaka Setia. Bandung.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James (Bandung:
PT Rosdakarya Bandung, 2000)

18

Anda mungkin juga menyukai