Disusun Oleh :
Taufiq Hidayat Gea : 2201423
Wardah puspita gulo : 2201425
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
dosen pengampu mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
A. Kesimpulan ................................................................................................................. . 14
B. Saran .............................................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa yang merupakan dasar dan tujuan dari Filsafat Pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata
Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta
terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan
bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan
mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha
menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang
mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti
atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab
disebut failasuf.
dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari
beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dar segi kebahsan atau
filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan sebagai
sasaran utamanya. Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan
3
yang lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis. Dalam pengertian
yang lebih luas Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut:
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
utama. Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama
dalam pendidikan, yaitu: (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau
pertolongan yang dilakukan secara sadar; (2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong;
(3) Ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan
menyediliki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dam
sejauh yang dapat dicapai akan manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya
1
Affifuddin Harisah Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan (Yogyakarta: penerbit
Deepublish,2018 ) hal. 1
2
H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta, Penerbit Pustaka Firdaus, 2005,Hal. 2
4
Dari segi terminologi, untuk mendefenisikan filsafat bukan lah persoalan yang
mudah, sehingga sulit ditemukan defenisi filsafat yang dapat memuaskan semua orang,
hal demikian disebabkan oleh filsafat itu sendiri merupakan suatu yang sayangat sulit
untuk didefenisikan dan merupakan bidang yang sangat luas cakupannya dan sangat
masa ke masa, dan karena pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dan tokoh
lainnya 3.
Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan
Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi
pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur
cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada
Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia
pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al
Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah dibuktikan
oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan
dan pengajaran. Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui
memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad
SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life education ).
Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya
bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di
bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat
strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan
3
Dr. H. Fatah Syukur.M,Ag, Dkk (Depok, Penerbit Kencana, 2017) hal. 9
5
jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari
keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari
Dasar pelaksanaan Filsafat Pendidikan Islam adalah al Qur’an dan al Hadist yang
mana Firman Allah : “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an)
iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki
mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat
Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan
hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi
Allah SWT.
Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati
untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam
bentuk pendidikan Islam. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah
benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan
6
kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan,
dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi
hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya. Corak pendidikan itu erat
hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah,
berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan
penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan
memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa
ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli
pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara
bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran
Jika teori pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-
asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek
pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat dan
mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang mungkin timbul dari setiap dua
tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa
hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam sistem pendidikan, hanya
untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil dengan sukses,
7
Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya mungkin tersesat dalam
abstraksi yang tinggi yang penuh dengan debat tiada berkeputusan,akan tetapi tanpa
adanya gagasan jelas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal. Tidak ada
satupun dari permasalahan kita mendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan
mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa
orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus berpikir,yang lebih
baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akan menyadari bahwa mereka itu telah
Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai diatas mana proses
tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh
muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur)
pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan.
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu
Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan
8
Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber
primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber
sekunder.
Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah
filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai
oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika
Tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakekatnya identik dengan tujuan ajaran
Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu al-Qur`an dan al- Hadis. Dari
tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al
bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi dan politik di negara kita.
Selain kegunaan yang tersebut di atas filsafat pendidikan Islam juga sebagai proses
kritik-kritik tentang metode– metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam,
didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam harus bertugas dalam 3
dimensi, yakni:
10
1.4 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam ini Muzayyin
Arifin dalam Abudin Nata mengatakan bahwa ruang lingkup pemikirannya bukanlah
mengenai hal-hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan segala hal yang
mendasari serta mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang
sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan atau kehidpan umat
manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran
mengenai tujuan pendidikan Islam maka, tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat
Islam. Mengapa? Karena tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya dalam rangka
mencapai tujuan hidup umat Islam, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan Islam
sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat Islam. Menurut Ahmad D. Marimba (1989)
sesungguhnya t tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim 4.
Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis,
menyeluruh dan universal mengenai konsepkonsep tersebut mulai dari perumusan tujuan
dan Usman Said menjelaskan bahwa secara makro, apa yang menjadi objek filsafat yaitu
ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan
manusia merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Secara mikro yang menjadi
4
H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta Penerbit Pustaka Firdaus, 2005) hal.7
11
kebudayaaan;
Pendidikan.
1. Pendidik
2. Murid atau anak didik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Dan lingkungan pendidikan6
5
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, ( Jakarta: Gaya Media Pratama,
hal. 24
12
1. Para pendidik adalah guru, orang tua, tokoh masyarakat dan siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat menjadi pendidik dan melakukan
upaya untuk mendidik secara formal maupun non formal. Para pendidik adalah orang
yang patut diteladani dan pendidik itu harus membina, mengarahkan, menuntun dan
mengembangkan minat serta bakat anak didik, agar tujuan pendndikan dapat tercapai
dengan baik7.
Para pendidik adalah subjek yang melaksanakan pendidikan. Pendidik mempunyai
peran penting dalam berlangsungnya pendidikan, baik atau tidaknya pendidikan
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan. Para pendidik memikul tanggung jawab
yang berat untuk memajukan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, negara bertanggung
jawab untuk meningkatkan kinerja kerja para pendidik melalui berbagai peningkatan.
Contohnya, peningkatan kesejahteraan pendidik, meningkatkan tunjangan fungsional
pada pendidik, membantu dana pendidikan lanjutan hingga meraih peran doktor, dan
memberikan beasiswa untuk berbagai penelitian8.
2. Anak didik secara filosofis merupakan objek para pendidikan dalam melakukan
tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji dari beberapa segi seperti usia anak didik,
kondidi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat intelegensinya, itu
membuat seorang pendidik mengutamakan fleksibilitas dalam mendidik. Anak didik
meruapakan subjek pendidikan, yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan materi
pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya, maka jalan pendidikannya yang ditempuh harus sesuai dengan perkembangan
psikologis anak didik 9.
7
Nur Ubbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung:Pustaka Setia 2005),hal. 14
8
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia 2011), cet. Ke-10, hal. 24-25
9
Ibid, hal.25
10
Ibid, hal.25
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh
penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap
berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk
kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang
Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif.
Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima
oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak
terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli
tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman
mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh
terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah
percaturan global.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta,
1990.
Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan, Cet. II, Pustaka Setia, Bandung, 2000
1984.
Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional,
Surabaya, 1983.
Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu,
Jakarta, 1997
Perpustakaan Darussalam)
15
Pertanyaan Pembanding Kelompok 5
Jawaban :
16