Anda di halaman 1dari 19

Pengertian, Tujuan, Dan Ruang Lingkup

Filsafat Pendidikan IsIam


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Ustadzah Nurbiah Pohan, M.Pd

Disusun Oleh :
Taufiq Hidayat Gea : 2201423
Wardah puspita gulo : 2201425

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM - NIAS
GUNUNGSITOLI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
dosen pengampu mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gunungsitoli, 11 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

1.1 Pengertian filsafat islam................................................................................................ 3

1.2 Dasar Filsafat Pendidikan Islam .................................................................................. 6

1.3 Tujuan mempelajari filsafat pendidikan islam........................................................... 9

1.4 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam ................................................................11

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ................................................................................................................. . 14

B. Saran .............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan


Kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap
pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan
Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan
pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik
masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat Pendidikan
menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat
masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan
landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.

Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai


sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya.
Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia
mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya. Ajaran dan
pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka kita
akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat
pendidikan Islam.

Paparan di atas memberikan sedikit gambaran tentang pengertian filsafat


pendidikan Islam, Kedudukan dan Sumbernya, tetapi gambaran tersebut masih
terbatas dan samar. Sebagai bagian dari pelaku pendidikan Islam tentunya kita
dituntut untuk mengerti seluk beluk Filsafat Pendidikan Islam untuk kepentingan
pengembangan Pendidikan Islam. Hal itu bisa kita mulai dengan mempelajari
pengertian, kedudukan dan sumber-sumbernya. Pelaku pendidikan Islam baik
apabila membaca makalah ini untuk melengkapi khasanah pengetahuan Filsafat
Pendidikan Islam. Demikianlah pendahuluan makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan Islam?

2. Apa yang merupakan dasar dan tujuan dari Filsafat Pendidikan Islam?

3. Bagaimana ruang lingkup dari Filsafat Pendidikan Islam

C. Tujuan Pembahasan

Adapun Tujuan dari Penulisan Makalah ini yaitu :

1. Untuk Memenuhi salah satu Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat

Pendidikan Islam

2. Untuk mengetahui pengertian dan dasar Filsafat Pendidikan Islam.

3. Untuk menambah wawasan mengenai ruang lingkup dari Filsafat

Pendidikan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian filsafat islam

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata

Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta

terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan

bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan

berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap

positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti

mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha

menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang

mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa

Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti

pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan

atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab

disebut failasuf.

Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah

mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang

dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari

beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dar segi kebahsan atau

semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian

filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan sebagai

sasaran utamanya. Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan

3
yang lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis. Dalam pengertian

yang lebih luas Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut:

1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan

alam yang biasanya diterima secara krtitis.

2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan

sikap yang sangat kita junjung tinggi.

3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang sesuatu

( Jalaluddin dan Said, 1994 : 9)1.

Selanjutnya bagaimanakah pandangan para ahli mengenai pendidikan dalam arti

yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai

rumusan yang berbeda-beda. Ahmad D. Marimba, misalnya mengatakan bahwa

pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si – terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama. Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama

dalam pendidikan, yaitu: (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau

pertolongan yang dilakukan secara sadar; (2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong;

(3) Ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan

tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.

Menurut Hasbullah Bakry ( dalam prasetya,1997 ) filsafat adalah ilmu yang

menyediliki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dam

manusia sehingga dapat mengahasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya

sejauh yang dapat dicapai akan manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya

setelah mengetahui pengetahuan itu2.

1
Affifuddin Harisah Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan (Yogyakarta: penerbit
Deepublish,2018 ) hal. 1
2
H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta, Penerbit Pustaka Firdaus, 2005,Hal. 2
4
Dari segi terminologi, untuk mendefenisikan filsafat bukan lah persoalan yang

mudah, sehingga sulit ditemukan defenisi filsafat yang dapat memuaskan semua orang,

hal demikian disebabkan oleh filsafat itu sendiri merupakan suatu yang sayangat sulit

untuk didefenisikan dan merupakan bidang yang sangat luas cakupannya dan sangat

kompleks. Kesulitan lainnya disebabkan karena pengertian filsafat berkembang dari

masa ke masa, dan karena pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dan tokoh

lainnya 3.

Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan

kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan

Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi

pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur

cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada

Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia

termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah

pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al

Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah dibuktikan

oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan

dan pengajaran. Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui

memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad

SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life education ).

Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya

bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di

bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat

strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan

3
Dr. H. Fatah Syukur.M,Ag, Dkk (Depok, Penerbit Kencana, 2017) hal. 9

5
jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari

keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari

ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.

1.2 Dasar Filsafat Pendidikan Islam

Dasar pelaksanaan Filsafat Pendidikan Islam adalah al Qur’an dan al Hadist yang

mana Firman Allah : “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an)

dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah

iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki

diantara hamba-hamba kami.

‫كنإو ىدهتل ىلإ طرص ميقتسم‬


Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar

( QS. Asy-Syura : 52 )” Dan Hadis dari Nabi SAW : “ Sesungguhnya orang

mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat

kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya,

serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh

kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”

Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :

Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan

hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi

Allah SWT.

Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati

untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam

bentuk pendidikan Islam. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah

benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan
6
kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan,

dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi

utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal

yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.

Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi

tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta

keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi

hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya. Corak pendidikan itu erat

hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah,

berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan

penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan

memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa

ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli

pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara

bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran

kepada para peserta didik.

Jika teori pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-

asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek

pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat dan

mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang mungkin timbul dari setiap dua

tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa

hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam sistem pendidikan, hanya

untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil dengan sukses,

yang ada pada hakikatnya belum dipertimbangkan dengan hati-hati sebelumnya.

7
Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya mungkin tersesat dalam

abstraksi yang tinggi yang penuh dengan debat tiada berkeputusan,akan tetapi tanpa

adanya gagasan jelas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal. Tidak ada

satupun dari permasalahan kita mendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan

mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa

orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus berpikir,yang lebih

baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akan menyadari bahwa mereka itu telah

membicarakan masalah yang sangat mendasar.

Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai diatas mana proses

pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten menuju

tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh

muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur)

pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan.

Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu

Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :

• Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah

makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.

• Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta

tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.

• Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk

beribadah kepada Nya.

• Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan

membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk lain, serta

memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya.

Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan

8
Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam

kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber

primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber

sekunder.

Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah

filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai

oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika

sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.

1.3 Tujuan memepelajari filsafat pendidikan islam

Tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakekatnya identik dengan tujuan ajaran

Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu al-Qur`an dan al- Hadis. Dari

kedua sumber tadi kemudian muncul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah

keislaman dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. Prof. Mohammad

Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5

tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al

Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :

Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa


pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

1. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam


tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi
keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
2. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk
mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga
agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
3. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia
dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia
mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian
9
dan keagamaan.
4. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.
Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau sprituil
semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan,
kurikulum, dan aktivitasnya.
Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan
ilmu pengetahuan. Semestinya, bahwa setiap ilmu mempunyai kegunaan, menurut Omar
Mohammad al Toumy al-Syaibani misalnya mengemukakan tiga manfaat dari
mempelajari filsafat pendidikan Islam, antaralain:
• Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan yang
melaksanakannya dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses
pendidikan
• Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan

dalam arti menyeluruh; dan,

• Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran

bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi dan politik di negara kita.

Selain kegunaan yang tersebut di atas filsafat pendidikan Islam juga sebagai proses

kritik-kritik tentang metode– metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam,

sekaligus memberikan arahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus

didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut

Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam harus bertugas dalam 3

dimensi, yakni:

• Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan

pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam;

• Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut; dan,

• Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.

10
1.4 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam ini Muzayyin

Arifin dalam Abudin Nata mengatakan bahwa ruang lingkup pemikirannya bukanlah

mengenai hal-hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan segala hal yang

mendasari serta mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu.

Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang

sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan atau kehidpan umat

manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran

mengenai tujuan pendidikan Islam maka, tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat

Islam. Mengapa? Karena tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya dalam rangka

mencapai tujuan hidup umat Islam, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan Islam

sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat Islam. Menurut Ahmad D. Marimba (1989)

sesungguhnya t tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim 4.

Dengan demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan

Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis,

menyeluruh dan universal mengenai konsepkonsep tersebut mulai dari perumusan tujuan

pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan, dan seterusnya. Selanjutnya Jalaludin

dan Usman Said menjelaskan bahwa secara makro, apa yang menjadi objek filsafat yaitu

ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan

manusia merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Secara mikro yang menjadi

objek pemikiran atau ruang lingkup filsafat pendidikan sebagai berikut :

• Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan;

• Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan pendidikan;

• Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan

4
H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta Penerbit Pustaka Firdaus, 2005) hal.7

11
kebudayaaan;

• Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, pendidikan;

• Merumuskan hubungan antara filsafat Negara, filsafat pendidikan, dan politik

Pendidikan.

• Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral Pendidikan5.

Berbeda dengan yang di atas, Drs.Anas Salahudin, M.Pd, di dalam bukunya


“Filsafat Pendidikan” merumuskan, bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan adalah
sebagai berikut:

1. Pendidik
2. Murid atau anak didik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Dan lingkungan pendidikan6

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan satu persatu

5
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, ( Jakarta: Gaya Media Pratama,

2002 cet. Ke-2, hal. 13


6
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan,(Bandung: Pustaka Setia 2011 ), cet. Ke- 10,

hal. 24

12
1. Para pendidik adalah guru, orang tua, tokoh masyarakat dan siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat menjadi pendidik dan melakukan
upaya untuk mendidik secara formal maupun non formal. Para pendidik adalah orang
yang patut diteladani dan pendidik itu harus membina, mengarahkan, menuntun dan
mengembangkan minat serta bakat anak didik, agar tujuan pendndikan dapat tercapai
dengan baik7.
Para pendidik adalah subjek yang melaksanakan pendidikan. Pendidik mempunyai
peran penting dalam berlangsungnya pendidikan, baik atau tidaknya pendidikan
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan. Para pendidik memikul tanggung jawab
yang berat untuk memajukan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, negara bertanggung
jawab untuk meningkatkan kinerja kerja para pendidik melalui berbagai peningkatan.
Contohnya, peningkatan kesejahteraan pendidik, meningkatkan tunjangan fungsional
pada pendidik, membantu dana pendidikan lanjutan hingga meraih peran doktor, dan
memberikan beasiswa untuk berbagai penelitian8.

2. Anak didik secara filosofis merupakan objek para pendidikan dalam melakukan
tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji dari beberapa segi seperti usia anak didik,
kondidi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat intelegensinya, itu
membuat seorang pendidik mengutamakan fleksibilitas dalam mendidik. Anak didik
meruapakan subjek pendidikan, yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan materi
pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya, maka jalan pendidikannya yang ditempuh harus sesuai dengan perkembangan
psikologis anak didik 9.

3. Materi pendidikan yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang


disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim dan logis) untuk disajikan atau
disampaikan kepada anak didik 10.

7
Nur Ubbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung:Pustaka Setia 2005),hal. 14
8
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia 2011), cet. Ke-10, hal. 24-25
9
Ibid, hal.25
10
Ibid, hal.25

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh

penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap

berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk

kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang

pendidikan, yakni pendidikan Islam.

Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif.

Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima

oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak

bertentangan. Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif

terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli

tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman

mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh

terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah

percaturan global.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta,

1990.

Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan, Cet. II, Pustaka Setia, Bandung, 2000

Titus, Smith, Nolan., Persoalan-persoalan Filsafat, Cet. I, Bulan Bintang, Jakarta,

1984.

Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional,

Surabaya, 1983.

Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.

Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu,

Jakarta, 1997

M. Ihsan Dacholfany adalah mahasiswa ISID 1997 – Staf Pengajar PP Gontor –

Perpustakaan Darussalam)

15
Pertanyaan Pembanding Kelompok 5

1. ruang lingkup mana yang menjadi pembahasan filsafat pendidikan islam ?

Jawaban :

1. Ruang lingkup yang menjadi pembahasan filsafat pendidikan Islam yaitu


meliputi aspek-aspek tujuan pendidikan, kurikulum, pendidik, peserta didik, metode,
materi, evaluasi, dan lingkungan pendidikan.

16

Anda mungkin juga menyukai