Disusun Oleh :
Kelompok 02
Radia Magfirah 210407500035
Nur Asia Maharani 210407500034
Diva Alfathiha Maharani 210407502081
Nur Asisah 210407501065
Imma Febriani M 210407502078
Nurul Qiswa Rahma 210407501056
Kelas M21.5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Hakikat Filsafat Pendidikan”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah membimbing dan
mengarahkan kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Filsafat.........................................................................................3
2.2 Pengertian Pendidikan...................................................................................4
2.3 Pengertian Filsafat Pendidikan......................................................................6
2.4 Karakteristik Studi Filsafat Pendidikan.........................................................7
2.5 Objek Studi Filsafat.......................................................................................9
2.6 Cabang-Cabang Filsafat..............................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian Filsafat
2. Mengetahui pengertian Pendidikan
3. Mengetahui pengertian Filsafat Pendidikan
4. Mengetahui karakteristik studi Filsafat Pendidikan
5. Mengetahui objek studi Filsafat
6. Mengetahui cabang-cabang Filsafat
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat
juga disebut pandangan hidup. Pada bagian lain Harold Tisus mengemukakan
makna filsafat yaitu:
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta.
2. Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan penelitian penalaran.
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah.
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.
vii
berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar
pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan istilah
pendidikan”
viii
Jadi keseimpulannya pendidikan itu adalah proses atau kegiatan
yangsengaja diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia
menjadilebih baik atau memanusiakan manusia melalui upaya pengajaran
danlatihan.
Dari pendapat Kneller dapat dipahami bahwa filsafat dalam arti formal
berusaha untuk memahami kenyataan sebagai suatu keseluruhan dengan
menjelaskannya sedemikian rupa secara umum dan sistematis. Pernyataan
Kneller sejalan dengan pendapat Tafsir (2010: 5) yang mengatakan bahwa
objek yang diteliti filsafat ialah objek yang abstrak; paradigma yang
mendasari penelitiannya ialah paradigma rasional; metode penelitiannya
disebut metode rasional.
Demikian pula halnya dengan filsafat pendidikan yang berusaha untuk
memahami pendidikan secara lebih mendalam, menafsirkannya dengan
menggunakan konsep-konsep umum yang dapat menjadi petunjuk atau arah
bagi tujuan-tujuan dan kebijakan pendidikan. Dengan cara yang sama, filsafat
umum mengkoordinasikan temuan-temuan dari berbagai cabang ilmu, dan
filsafat pendidikan menafsirkan temuan-temuan ini untuk digunakan dalam
ix
bidang pendidikan. Teori-teori ilmiah tidak memiliki implikasi langsung
dalam pendidikan; teori-teori ini tidak dapat langsung diterapkan dalam
praktik pendidikan tanpa terlebih dahulu diuji secara filsafati (Kneller, 1971:
5). Teori filsafat pendidikan ialah teori rasional tentang pendidikan. Teori
tersebut tidak pernah dapat dibuktikan secara empiris. Di samping teori
filsafat pendidikan, ada pula teori ilmu pendidikan. Teori ini adalah teori
rasional dan ada bukti empiris tentang pendidikan (Tafsir, 2010: 6).
Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda
yang berhubungan dengan berbagai istilah-istilah yang banyak digunakan
dalam lapangan pendidikan seperti ”kebebasan”, ”penyesuaian”.
”pertumbuhan”, ”pengalaman”, ”kebutuhan”, dan ”pengetahuan”.
Penjernihan istilah-istilah akan sampai pada hal-hal yang bersifat hakiki,
maka kajian filsafati tentang pendidikan akan ditelaah oleh cabang filsafat
yang bernama metafisika atau ontologi. Ontologi menjadi salah satu landasan
dalam filsafat pendidikan. Selain itu, kajian pendidikan secara filsafati
memerlukan pula landasan epistemologis dan landasan aksiologis.
x
sistematis. Dari pengertian tersebut secara tidak langsung telah dijelaskan
tentang karakteristik filsafat yang meliputi radikal, integral dan sistematis.
Berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua berfikir adalah berfilsafat.
Berfikir filsafat mempunyai karakteristik atau ciri-ciri khusus. Bermacam-
macam buku menjelaskan cirri-ciri berfikir filsafat dengan bermacam-macam
pula. Tidak lain diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Radikal
Berfilsafat berarti berfikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang
radikal. Karena berfikir secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti
hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berfikirnya itu
akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan realitas
seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telah
termasuk ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar
pengetahuan tentang dirinya sendiri. Telah jelas bahwa artinya berfikir
radikal bisa diartikan berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu
tidak setengah-setengah, tidak berhenti di jalan tetap terus sampai ke
ujungnya.
Berfikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau
menjungkirbalikkkan segala sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya,
yaitu berfikir secara mendalam. Untuk mencapai akar persoalan yang
dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak memperjelas realitas.
2. Integral
Integral yang berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh
pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruha atau filsafat
memandang objeknya secara integral.
3. Sistematis
Sistematis disini artinya susunan dan urutan (hierarki), juga kaitan
suatu masalah dengan materi atau masalah lain yang terdapat pada
filsafat. Lantas, apa yang dimaksud dengan materi atau permasalahn
filsafat dan bagai mana susunan dan hubungan satu masalah dengan
xi
masalah yang terjadi? Menurut Langeveld (1959) mengajukan tiga
masalah pokok dalam filsafat yang melahirkan jenis jenis filsafat,
disebut dengan problematika filsafat. Ketiga masalah tersebut antara
lain:
a. Masalah mengenal dan mengetahui atau cognition
b. Masalah segala sesuatu atau metafisika
c. Masalah penilaian dan aksiologi
xii
material filsafat ini merupakan salah satu hal yang penting sebagai jalan
untuk menemukan hakekat yang sebenarnya.
2. Objek formal
Objek formal yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek
material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi
keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari
bidang-bidang yang lain. Suatu objek material dapat ditinjau dari berbagai
bidang sehingga menimbulkan ilmu-ilmu yang berbeda-beda. Misalnya
objek materialnya adalah manusia dan ditinjau dari berbagai macam sudut
pandang sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia
diantaranya, psikologi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya.
xiii
terdapat cabang-cabang filsafat lain yang bersifat khusus. Cabang filsafat
khusus itu antara lain adalah: filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat
alam (kosmologi), filsafat agama, filsafat sosial dan politik, filsafat seni,
filsafat politik, filsafat ekonomi dan filsafat pendidikan (Hanurawan,
2012).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat itu ialah suatu ilmu yang membahas dan mempersoalkan
tentangsegala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat raya ini secara
universal,sistematis, sedalam-dalamnya untuk menemukan kebenaran hakiki
atau hikmah yangtertinggi demi mencapai kebijaksanaan.
Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi
yangdianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang
diharapkanagar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan
kamil, manusia utuhatau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud
melalui proses pengajaran, pembelajaran (ta‟lim dan tadris), pembersihan dan
pembiasaan (tahdzib dan ta`dib),dan tadrib (latihan) dengan memperhatikan
kompetensi kompetensi berupa profesi,kepribadian dan sosial.
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi
tidakterpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan
pemeliharaandari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan,
sedangkan metodenya darifilsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut
suatu pemahaman yang tidak hanyatentang pendidikan dan persoalan-
persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri.
xiv
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua, akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah
proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan
perbaikan. Karena itu kami sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik
yang membangun demi sempurnanya makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
xv