Anda di halaman 1dari 3

HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafah) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani
Kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan shopia atau sophos yang
berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk istilah philosophia. Dengan
demikian, berdasarkan asal usul katanya, philosophia (filsafat) berarti cinta kepada
kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Karena istilah philosophia dalam bahasa
Indonesia identik dengan istilah filsafat, maka untuk orangnya, disebut filsuf.

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran


ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang
dapatdiamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia
atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa. Pendidikan
adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam
lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi
tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik. Hubungan antara filsafat dan pendidikan
terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsip koherensi,
dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi.
Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan yang disebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-
akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat
pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat

Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut
pandangan hidup. Pada bagian lain Harold Tisus mengemukakan makna filsafat yaitu:
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta.
2. Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan penelitian penalaran.
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah.
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/pemikiran manusia yang memiliki peran yang
penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berfikir, tetapi
tidak semua berfikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berfikir yang dikatagorikan berfilsafat
adalah apabila berfikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis, dan universal.
Untuk itu filsafat menghendaki pikiran yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti
bahwa manusia menugaskan pikirannya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-
hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang berasal dari alam, baik yang berasal dari
dalam dirinya atu diluarnya.

B. Subjek dan Objek Filsafat


Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/memikirkan hakikat sesuatu dengan sungguh-
sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, maka filsafatpun (sudut
pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat.
Objek filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Objek material
Objek material yaitu segala sesuatu yang realitas.
a. Ada yang harus ada, disebut dengan absolut/ mutlak yaitu tuhan pencipta.
b. Ada yang tidak haruas ada, disebut dengan tidak mutlak, ada yang relative (nisby),
bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak ( Tuhan Pencipta
alam semesta).
2. Objek formal/sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan besifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian
realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh
pengalaman-penglaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika, teknik
ekonomi, sosial, budaya, relegius dan lain-lain harus dibawa kepada filsafat dalam
pengertian realita.

C. Pentingnya Filsafat bagi Manusia


Filsafat mencoba memadukan hasil-hasil dari berbagai sains yang berbeda ke dalam sesuatu
pendangan dunia yang konsisten. Filosof cenderung untuk tidak menjadi spesialis, seperti
ilmuan. Ia menganalisis benda-benda atau masalah dengan suatu pandangan yang
menyeluruh. Filsafat tertarik terhadap aspek-aspek kualitatif segala sesuatu, terutama
berkaitan dengan makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaikan setiap
aspek yang otentik dari pengalaman manusia.

Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia yaitu:


1. Dengan filsafat individu lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri
sendiri.
2. Seseorang semakin pantas disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan
kemanusiaan, semakin memiliki kebijaksanaan.
3. Filsafat mengajar dan melatih individu memandang dengan luas, jadi menyembuhkan
kita dan “aku-isme” dan “aku- sentrisme”.
4. Filsafat diharapkan menjadikan orang-orang yang dapat berfikir sendiri, tidak terlalu
berpangaruh oleh pendapat umum (ikut-ikutan).
5. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan, karena
dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan pegangan
yang semakin luas.
6. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat didalamnya memuat ide-ide itulah yang
akan membawa manusia kearah suatu kemampuan untuk merentang kesadarannya
dalam segala tindakan sehingga manusia akan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap
diri dan lingkungan, lebih sadar terhadap diri dan lingkungan.
7. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin ditentang
dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya,
pergeseran tata nilai dan akhirnya kita akan semakin jauh dari tata nilai moral.
SUMBER:
Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina Press
Djamaluddin Ahdar. 2014. Filsafat Pendidikan. Jurnal Filsafat Pendidikan. Vol 1
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/208/181
Resisca Yeni. 2015. Hakikat Filsafat Pendidikan
https://yeniresisca.blogspot.com/2015/11/hakikat-filsafat-pendidikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai